BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

dokumen-dokumen yang mirip
Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam)

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Perancangan Program Aplikasi untuk Analisis Pekerjaan Pengangkatan Berdasarkan Model Revised NIOSH Lifting Equation

APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X

Henri Winandar 1), Irwan Iftadi, ST, M.Eng 2) Ir. Lobes Herdiman, MT 2)

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ISBN:

Evaluasi Ergonomi Aktivitas Manual Material Handling pada Bagian Produksi di CV. GMS, Bangkalan

BAB 10. SHOULDER MOMENT ESTIMATION

PERBAIKAN FASILITAS PEMINDAHAN BAG PAKAN UDANG DI DEPARTEMEN PACKAGING GUNA MENGURANGI RESIKO CEDERA TULANG BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI

BAB 11 LIBERTY MUTUAL TABLES LIFTING LOWER TASKS

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

Frydom Nainggolan Dr. Ratna Purwaningsih, ST. MT.

Muhammad Zeki, Iskandar, dan Mohd Iqbal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Samudra Langsa, Aceh

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI BIOMEKANIKA DAN POSTUR KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Iskia Kristy Manurung

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

KAPASITAS ANGKAT BEBAN UNTUK PEKERJA INDONESIA

BAB 13 LIBERTY MUTUAL TABLES CARRYING LOWER TASKS

PERANCANGAN FASILITAS DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA STASIUN PENGEBORAN DI PT. PEPUTRA MASTERINDO

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

Analisis Manual Material Handling Berdasarkan Prinsip Biomekanika (Studi Kasus CV. Titian Mandiri)

EVALUASI MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) DI GUDANG BULOG NGABEYAN SURAKARTA MENGGUNAKAN METODE MULTITASK JOB ANALYSIS DAN FISIOLOGI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu bagian dari elemen sistem kerja yang dominan

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1)

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Biomekanika (2) Hanna Lestari, M.Eng

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

DESAIN STASIUN KERJA

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

BAB I PENDAHULUAN II-1

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Analisis Postur Kerja Manual Material Handling Menggunakan Biomekanika dan Niosh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN I-1

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

HUBUNGAN ANTARA COMPOSITE LIFTING INDEKS DENGAN KELUHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PEKERJA PALLETING AREA MIZONE DI PT TIRTA INVESTAMA PANDAAN PASURUAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

Metode dan Pengukuran Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION Metode ini digunakan untuk mmperkirakan risiko yang berhubungan dengan pekerjaan aktivitas lifting berdasarkan parameter NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) yang diperluas. NIOSH menerbitkan panduan kerja untuk aktivitas mengangkat manual pada tahun 1981, yang diberi judul Work Practices Guide For Manual Lifting. Panduan tersebut diterbitkan setelah NIOSH mengamati masalah cedera punggung yang berkaitan denmgan pekerjaan. Dalam panduan tersebut, dimuat persamaan matematis yang dapat digunakan untuk menghitung beban maksimum yang disarankan berdasarkan karakteristik tugas pengangkatan. Variabel-variabel yang diinput pada lembar kerjanya adalah: o Berat objek yang diangkat (W) o Jarak horizontal (H) o Jarak vertikal (V) o Jarak tempuh vertikal (D) o Frekuensi Lifting (F) o Durasi (DL) Pada tahun 1985 dan 1994, NIOSH melakukan kajian atas literatur yang telah ada mengenai aktivitas pengangkatan. Berdasarkan kajian tersebut, NIOSH merekomendasikan kriteria untuk mendefinisikan kapasitas pengangkatan oleh pekerja sehat dan merumuskan revisi persamaan pengangkutan, yang dinamakan Revised NIOSH Lifting Equation. Persamaan yang telah direvisi memiliki penerapan yang lebih luas daripada persamaan yang dirumuskan sebelumnya, yaitu: o Hasil penelitian lebih mutakhir o Pengangkutan asimetris o Kualitas dari pemegangan objek o Rentang durasi kerja dan frekuensi pengangkatan yang lebih lebar. Tool ini mengevaluasi risiko dari pekerjaan lifting dengan dua tangan dan akan merekomendasikan solusi untuk bahaya yang teridentifikasi. Model ini merupakan model yang lebih baik dengan kemampuan untuk menguji efek putaran tubuh, pergantian kerja tangan, dan multitask. Model ini juga memiliki range yang besar untuk durasi kerja dan frekuensi lifting dibandingkan dengan Work Practices Guide Manual Lifting Equation 1981 7

TAMPILAN APLIKASI Memperkirakan risiko ergonomis dari tugas mengangkat beban secara manual menggunakan dua tangan. Mengevaluasi pekerjaan yang mencakup banyak tugas mengangkat beban. Mengevaluasi pekerjaan mengangkut yang ditandai adanya perputaran batang tubuh, jenisjenis pemegangan objek, pengulangan, dan durasi yang berbeda-beda. Menentukan beban yang relatif aman dan kurang aman untuk suatu tugas tertentu. Memutuskan tindakan yang diperlukan untuk pekerjaan yang tergolong bahaya. Membandingkan risiko relatif antara dua tugas pengangkatan Menentukan prioritas pekerjaan-pekerjaan yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Catatan: Untuk pengangkatan dengan satu tangan, penerapan Revised NIOSH Lifting Equation menjadi tidak tepat. Sebaiknya, dilakukan evaluasi ergonomis yang lebih menyeluruh. Evaluasi dapat dilakukan melalui analisis metabolik, biomekanik, psikofisik, getaran, postur, pembebanan berulang, dan lingkungan. 8

DEFINISI ISTILAH Deskripsi berikut berguna dalam penerapan Revised NIOSH Lifting Equation. Semua ukuran dapat dinyatakan dalam satuan metrik atau Inggris. Angle of Asymmetry (A) Ukuran angular yang menyatakan seberapa jauh sebuah objek terletak dari depan tubuh pekerja pada awal atau akhir pengangkatan, dinyatakan dalam derajat. Composite Lifting Index Nilai lifting index keseluruhan untuk pekerjaan pengangkatan yang terdiri atas banyak tugas. Coupling Classification Kualitas dari pemegangan objek, digolongkan menjadi GOOD-misal menggenggam handle(pegangan), FAIR-misal menahan bagian bawah kotak, dan POOR-misal memegang sisisisi kotak. Duration of Lifting Klasifikasi durasi pengangkatan dilakukan berdasarkan distribusi waktu kerja dan waktu pemulihan. Durasi digolongkan menjadi SHORT (1 jam), MODERATE (1-2 jam), atau LONG (2-8 jam) tergantung pada pola pekerjaan. Frequency of Lifting (F) Rata-rata banyaknya pengangkatan per menit selama periode 15 menit. Horizontal Location (H) Jarak (kedua) tangan dari titik tengah antara kedua mata kaki. Load Weight (L) Berat objek yang diangkat, termasuk wadah objek. Neutral Body Position Posisi badan dengan kedua tangan tepat di depan tubuh dan terdapat perputaran minimum pada kaki, batang tubuh, atau bahu. Vertical Location (V) Jarak antara tangan dengan lantai diukur pada titil awal dan tujuan pengangkatan. Vertical Travel Distance (D) Nilai absolut dari perpindahan vertikal antra tujuan dan titik awal.pengangkatan. PERSAMAAN Persamaan di bawah ini mengikuti bentuk Work Practices Guide Lifting Equation (1981), terdiri atas konstanta beban dan beberapa faktor pengali. Faktor-faktor pengali dinyatakan sebagai koefisien yang berfungsi mengurangi konstanta beban. Persamaan tersebut adalah: RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM 9

RWL LC HM VM DM AM FM CM = Recommended Weight Limit = Load Constant = Horizontal Multiplier = Vertical Multiplier = Distance Multiplier = Asymmetric Multiplier = Frequency Multiplier = Coupling Multiplier Recommended Weight Limit Menyatakan berat badan yang dapat diangkat oleh hampir semua pekerja sehat selama rentang waktu yang cukup lama (sampai 8 jam), tanpa terjadinya peningkatan risiko sakit punggung yang berkaitan dengan pengangkatan. Load Constant Konstanta beban ini bernilai 51 lbs (23 kg). Besaran tersebut merupakan beban maksimum yang direkomendasikan untuk pengangkatan pada lokasi standar, yaitu posisi diam pada 30 in (76 cm) dari lantai dan berjarak horizontal 10 in (25 cm) dari titik tengah antara mata kaki, dan pada kondisi optimal, yaitu posisi sagital, pengangkatan yang tidak terus menerus, pemegangan yang baik, dan prpindahan vertikal kurang dari 10 in (25 cm). Beban seberat konstanta beban dapat diangkat oleh 75% pekerja wanita (90% menurut snook dan Ciriello (1991) dan 90% pekerja pria pada kondisi ideal. Horizontal Multiplier Faktor pengali horizontal ditentukan dari jarak horizontal dari titik tengah antara mata kaki dan titik hasil proyeksi titik tengah pegangan kedua tangan ke lantai. Faktor pengali horizontal dinyatakan dalam rumus: HM = 10/H (untuk inci) dan HM = 25/H (untuk cm) Batas-batas yang ditentukan untuk jarak horizontal adalah 10 in (25 cm) dan 25 in (63 cm). Objek pada jarak lebih dari 25 in (63 cm) pada umumnya tidak dapat diangkat tanpa terjadinya kehilangan keseimbangan. Vertical Multiplier Faktor pengali vertikal ditentukan dari jarak vertikal dari lantai ke titik tengah antara kedua pegangan tangan. Faktor pengali vertikal dinyatakan dalam rumus: VM = 1 (0.0075 V-30 ) (untuk inci) 10

VM = 1 (0.003 V-75 ) (untuk cm) Batas-batas yang ditentukan untuk jarak vertikal adalah 0 (Objek diangkat dari permukaan lantai) sampai 70 in (175 cm) (batas atas jangkauan vertikal untuk mengangkat). Distance Multiplier Faktor pengali jarak ditentukan dari perpindahan vertikal kedua tangan, mulai dari titik asal sampai ke tujuan pengangkatan. Faktor pengali jarak dinyatakan dalam rumus: DM = 0.82 + (1.8 / D) (untuk inci) DM = 0.82 + (4.5/D) (untuk cm) Batas-batas yang ditentukan untuk jarak perpindahan vertikal adalah 0 sampai 70 in (175 cm) Asymmetry Multiplier Faktor pengali asimetri dinyatakan dalam rumus: AM = 1 (0.0032 x A) Frequency Multiplier Faktor pengali frekuensi ditentukan berdasarkan banyaknya pengangkatan per menit (frekuensi), lamanya waktu untuk aktivitas pengangkatan (durasi), dan jarak vertikal pengangkatan dari lantai. Frekuensi pengangkatan dihitung dari rata-rata pengangkatan yang dilakukan per menit selama rentang waktu 15 menit. Pekerjaan digolongkan dalam durasi SINGKAT bila dilakukan selama 1 jam atau kurang, lalu diikuti waktu istirahat selama 1-2 kali waktu kerja. Pekerjaan digolongkan dalam durasi MODERAT bila dilakukan selama 1-2 jam, diikuti dengan waktu istirahat setidaknya 0.3 kali waktu kerja. Pekerjaan digolongkan dalam durasi PANJANG bila dilakukan selama 2-8 jam dengan kelonggaran istirahat standar. Coupling Multiplier Persamaan NIOSH membagi pemegangan berdasarkan kualitas pemegangan dan posisi vertikal beban. Pemegangan yang baik (GOOD) berarti kontainer memiliki pegangan yang dirancang secara optimal; cukup (FAIR) berarti pegangan kurang optimal; buruk (POOR) berarti kontainer berdimensi besar, sulit ditangani, atau memiliki sudut tajam. LIFTING INDEX Lifting Index (LI) merupakan estimasi relatif atas tekanan fisik yang berkaitan dengan pengangkatan secara manual. LI dihitung menggunakan persamaan: Lifting Index = Load weight/recommended Weight Limit 11

Interpretasi atas nilai LI: o LI dapat digunakan untuk memprioritaskan perancangan ulang secara ergonomis dengan cara mengurutkan pekerjaan berdasarkan besaran LI o LI dapat digunakan untuk mengestimasi besaran relatif dari tekanan fisik suatu tugas. o Tugas-tugas dengan nilai LI > 1.0 mengakibatkan peningkatan risiko cedera punggung bawah (akibat pengangkatan) pada sebagian pekerja. o RWL dapat digunakan untuk merekomendasikan berat beban yang akan membuat pekerjaan menjadi lebih aman. Seiring dengan peningkatan nilai LI, maka tingkat risiko cederapun meningkat, dan semakin besar persentase pekerja yang mungkin berisiko terkena sakit punggung bawah akibat pekerjaan mengangkat. Berdasarkan NIOSH, tugas pengangkatan dengan LI > 1.0 memiliki peningkatan risiko sakit punggung bawah akibat pengangkatan bagi sebagian pekerja. NIOSH menyarankan agar semua pekerjaan mengangkat dirancang agar memiliki LI bernilai 1.0 atau kurang. Para ahli sepakat bahwa hampir semua pekerja akan mengalami peningkatan risiko ketika nilai LI melebihi 3.0. 12