2008). Hal ini merupakan indikator memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

Cahyo Aji Sakti Nugroho* Pairun Roniwijaya** ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu. menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan hasil penelitian.

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. expost facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada jenis penelitian Ex-Post Facto. Menurut Sugiyono (2010:6) disebutkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil lokasi di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Swasta se-kabupaten. Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. industri, dan efektivitas praktek kerja industri. Ketiga variabel tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Sukardi (2008: 165)

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

B A B III. A. Desain Penelitian. B. Populasi dan Sampel Penelitian. Menurut Sugiono (dalam Riduwan, 2004) populasi adalah wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian.

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode penelitian ex-post facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2012:297).

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bagian metodologi penelitian ini akan diuraikan

III. METODE PENELITIAN. yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik

Debbie Ahmad Nusyera, Drs. Suparman M. Pd ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR DAN INFORMASI TENAGA KERJA TERHADAP MINAT SISWA MASUK DUNIA KERJA PADA SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI NUSAWUNGU,CILACAP TH 2011 Tingginya angka pengangguran di Indonesia tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 10,01 juta orang pada Agustus 2007 (Erafzon dalam http://agoenkblog.blogspot.com, 2008). Hal ini merupakan indikator rendahnya penyerapan tenaga kerja oleh dunia kerja serta masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM telah lama dilakukan dengan berbagai inovasi pada program pendidikan maupun pelatihan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga yang berpotensi untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang dapat dengan mudah terserap oleh dunia kerja, karena materi baik teori dan praktek yang bersifat aplikatif telah diberikan sejak dini, dengan harapan lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam pidato Dies Natalis ke-43 Unnes pada 31 Maret 2008, mengatakan bahwa idealnya secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung memasuki dunia kerja sekitar 80-85 %, sedangkan selama ini yang terserap baru 61 % dari lulusan SMK, lebih dilematis lagi ketika 61 % dari lulusan SMK tersebut tidak semuanya bekerja sesuai dengan jurusan yang ditekuni semasa SMK ( Samsudi dalam Pendidikan. Net, 2008). Melihat fenomena ini, tentunya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, diantaranya adalah kurangnya kesiapan kerja dari lulusan SMK, belum adanya kerja sama yang baik antara 1

2 SMK dengan dunia kerja, tidak teridentifikasinya kebutuhan dunia kerja oleh SMK, dan lain sebagainya. Kabupaten Cilacap sebagai calon kota industri tentunya membutuhkan banyak tenaga kerja dalam industri. Lulusan SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan merupakan calon tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau dunia kerja. Berdasarkan buku alumni SMK Negeri Nusawungu, Cilacap didapatkan bahwa masih banyak lulusan siswa SMK yang belum bekerja. Alumni siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri Nusawungu sebanyak 260 orang, tetapi hanya 108 orang yang bekerja atau hanya 41% yang terserap oleh dunia kerja (BKK SMK N Nusawungu). Rendahnya da ya serap dunia kerja terhadap lulusan SMK salah satunya disebabkan oleh rendahnya minat bekerja alumni SMK. Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikutsertaannya dalam suatu pekerjaan. Makin kuat minat dan perhatian seseorang, makin peduli yang bersangkutan dalam pekerjaan itu. Minat ( interest) merupakan suatu predisposisi, atau kecenderungan, atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung terus-menerus yang memolakan perhatian seseorang sehingga membuat dirinya menjadi selektif terhadap objek minatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dalam bekerja meliputi kondisi pekerjaan, sistem pendukung dalam bekerja dan pribadi pekerja. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam mengambil keputusan setelah lulus sekolah, untuk itu

3 sangatlah penting untuk dilakukan penelitian tentang Minat Siswa Masuk Dunia Kerja Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri Nusawungu, Cilacap Th 2011 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Siswa yang berminat untuk masuk dunia kerja akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap minat yang dituju tersebut. Perhatian yang diberikan dapat diwujudkan dengan rasa ingin mengetahui, mempelajari dan membuktikan seluk-beluk tenaga kerja yang diminatinya sehingga setelah siswa mengetahui tentang informasi dan seluk beluk tenaga kerja yang diinginkan maka diharapkan setelah siswa lulus dari sekolah sudah benar-benar siap beradaptasi dengan tenaga kerja tersebut. Arti dunia kerja adalah suatu lingkungan, kondisi/keadaan yang terdapat aktivitas-aktivitas untuk melakukan suatu perbuatan guna menghasilkan produk atau jasa. Dunia kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dunia kerja formal. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan minat masuk dunia kerja adalah suatu kondisi seseorang yang memiliki kesadaran untuk masuk dalam keadaan yang terdapat aktivitas-aktivitas untuk melakukan suatu perbuatan guna menghasilkan produk atau jasa. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN Nusawungu, Cilacap. Pengambilan keputusan aktivitas individu untuk bekerja berdasarkan isi informasi tenaga kerja melalui beberapa tahap secara berurutan. Pada tahap awal,

4 individu merasakan adanya kebutuhan yang dilanjutkan pencarian dan pemilihan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Setelah memperoleh informasi kerja yang diharapkan dilanjutkan dengan pemrosesan informasi tersebut, yaitu berupa pencatatan, penyesuaian dan pertimbangan dengan seksama. Setelah langkah tersebut individu akan menetapkan suatu keputusan yang sesuai dengan keyakinannya apakah ia akan mengisi lowongan kerja sesuai informasi yang ia dapatkan atau tidak. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Informasi tenaga kerja dapat disampaikan melalui berbagai media seperti informasi informasi. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto karena hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada diri responden sebelum penelitian ini dilakukan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Nusawungu yang berlokasi di Desa Klumprit Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap dan akan dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan selesai. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Pengambilan kelas II karena siswa kelas II akan

5 menghadapi praktek kerja industri dan siswa akan merasakan suasana dunia kerja, diduga akan menimbulkan minat pada diri siswa untuk bekerja. Siswa kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri Nusawungu Tahun 2011 dengan jumlah 109 siswa. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling, sedangkan untuk menentukan jumlah sampel menggunakan Nomogram Harry King. Berdasarkan tabel Nomogram Harry King, dengan tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil sebesar 71% dari jumlah populasi. Jumlah sampel yang diambil : 0,71 x 109 = 77 siswa. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, digunakan angket dan dokumentasi: Angket Angket merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu atau jangka waktu yang bersamaan. Cara untuk mendapatkan data dengan angket yaitu dengan menyebar angket kepada responden. Angket digunakan untuk mengambil data untuk variabel minat masuk dunia kerja dan informasi tenaga kerja. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang antara lain berupa catatan dalam bentuk tertulis dari instansi yang bersangkutan dengan objek penelitian dan sumber-sumber lain untuk mendapatkan teori yang mendukung penelitian

6 ini. Dokumentasi yang diperlukan pada penelitian ini adalah nilai rata-rata ulangan harian siswa. Dokumentasi digunakan untuk mengambil data untuk variabel hasil belajar. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode pengumpulan data (Suharsimi Arikunto, 2002: 126). Berdasarkan metode pengumpulan data, maka instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Suharsimi Arikunto (2002: 128) menyatakan bahwa kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Metode yang dipakai adalah angket atau kuesioner, sedangkan desain pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala dengan lima alternatif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Instrumen atau alat ukur harus memenuhi kriteria sebagai instrumen yang valid dan reliabel. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, maka perlu diadakan pengujian instrumen atau alat ukur dalam pengambilan data penelitian. Pengujian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010 : 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, dijelaskan sebagai berikut :

7 a. Validitas konstrak dapat dicapai bila terdapat kesesuaian antara bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain, validitas internal merupakan keragaman butir-butir pertanyaan dari indikator yang tersedia. Validitas ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan butir soal kepada ahlinya (expert judgment). b. Validitas eksternal dapat dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan informasi lain mengenai variabel penelitian tersebut. Validitas ini dilaksanakan dengan mengadakan seleksi terhadap butir-butir pertanyaan dalam rencana instrumen terpakai sehingga diketahui butir mana yang perlu dipertahankan, direvisi atau dihilangkan. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Momen: r XY Keterangan : N XY X Y 2 2 2 2 N X X N Y Y r XY N Σ X ΣY Σ XY Σ X 2 Σ Y 2 : Korelasi momen tangkar (Product Moment) : Jumlah sampel : Jumlah skor butir : Jumlah skor total : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total : Jumlah kuadrat skor butir : Jumlah kuadrat skor total (Suharsimi Arikunto, 2010 : 213)

8 Uji Reliabilitas Reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen yang digunakan dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya, tidak sekedar keabsahan instrumennya saja. Cara yang dipergunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen bimbingan di industri dan sikap kerja siswa adalah menggunakan rumus alpha. Rumus ini dipergunakan untuk instrumen dengan jawaban model skala likert dengan skala 1-4. Adapun rumus alpha adalah sebagai berikut : k r 11 1 2 2 b k 1 t Keterangan: : reabilitas instrumen : jumlah varian butir : varian total k : banyaknya butir pernyataan Hasil pengujian yang diperoleh di interpretasikan dengan tabel nilai r.interpretasi menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 319), yaitu : Tabel 4. Tabel Nilai r interpresepsi Besarnya nilai r 0,800 1,000 0,600 0,799 0,400 0,599 0,200 0,399 Kurang dari 0,200 Tingkat keterandalan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

9 Uji Coba Instrumen Pelaksanaan uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui kesahihan butir (validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen. Uji coba dilaksanakan di SMKN Nusawungu terhadap siswa yang tidak dijadikan sampel penelitian. Jumlah siswa yang dijadikan uji coba sebanyak 30 siswa yang karakteristiknya kurang lebih sama dengan sampel penelitian. Dengan taraf signifikasi 5% dan N = 30 pada uji coba instrumen bimbingan di industri dan sikap kerja siswa diperoleh harga r tabel sebesar 0,361. Harga r tabel tersebut digunakan sebagai patokan butir instrumen yang mempunyai harga r hitung sama atau lebih besar dari 0,361 dinyatakan sahih atau valid. Sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari 0,361, butir instrumen dinyatakan gugur. Hasil analisis menggunakan microsoft office excel 2007 untuk instrumen minat masuk dunia kerja memiliki indek korelasi antara 0,03 0,74. Instrumen informasi tenaga kerja memiliki indeks korelasi antara -0,07 sampai dengan 0,74. Berdasarkan olah data uji coba instrumen informasi tenaga kerja didapatkan hasil 0,823. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel tingkat keterandalan di atas sehingga tingkat keterandalan untuk instrumen informasi tenaga kerja pada kategori sangat tinggi. Instrumen minat masuk dunia kerja didapatkan hasil 0,879. Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas.

10 Pembahasan 1. Hubungan Antara Hasil Belajar dan Minat Masuk Dunia Kerja Hasil deskripsi data mengenai kecenderungan skor hasil belajar yang berada pada tingkat sedang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa hasil belajar yang belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 75-76 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 81-82. Hasil belajar yang diharapkan sebagai modal utama siswa setelah lulus belum tercapai secara keseluruhan. Hasil deskripsi data menunjukkan rata-rata minat masuk dunia kerja siswa berada pada kategori tinggi menunjukan bahwa minat masuk dunia kerja yang dimiliki siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa minat masuk dunia kerja yang dimilki siswa belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 85-88 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 93-96. Hasil perhitungan menggunakan korelasi Product Moment dan diperoleh harga r sebesar 0,465, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Hasil Belajar siswa maka semakin tinggi pula Minat Masuk Dunia Kerja. Hal ini berlaku untuk sebaliknya yaitu semakin rendah Hasil Belajar siswa maka semakin rendah pula Minat Masuk Dunia Kerja. Berdasarkan hasil perhitungan maka sampel dapat digeneralisasikan ke populasi karena terdapat hubungan yang linear antara hasil belajar dan minat masuk dunia kerja. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang pernah

11 dilaksanakan sebelumnya Tita Merisa (2010) Faktor Yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar Negeri Di Kota Semarang. 2. Hubungan Antara Informasi Tenaga Kerja dan Minat Masuk Dunia Kerja Hasil deskripsi data mengenai kecenderungan skor informasi tenaga kerja yang berada pada tingkat sedang menunjukkan bahwa informasi tenaga kerja yang didapat siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa informasi tenaga kerja yang belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 64-70 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 92-98. Informasi tenaga kerja yang diharapkan mampu memberi gambaran tentang dunia kerja siswa setelah lulus belum tercapai secara keseluruhan. Tidak maksimalnya informasi tenaga kerja yang didapat siswa dapat berasal dari siswa sendiri maupun dari lingkungan dan sekolah. Jika di BKK(Bursa Kerja Khusus) tidak ada informasi tenaga kerja, maka siswa tidak memiliki gambaran industri mana yang membutuhkan kemampuan kelak. Hasil deskripsi data menunjukkan rata-rata minat masuk dunia kerja siswa berada pada kategori tinggi menunjukkan bahwa minat masuk dunia kerja yang dimiliki siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa minat masuk dunia kerja yang dimiliki siswa belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 85-88 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 93-96. Hasil analisis menunjukkan bahwa Informasi Tenaga Kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan terhadap Minat Masuk Dunia Kerja. Hasil analisis dengan korelasi Product Moment dan diperoleh harga r sebesar

12 0,422 dan signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak Informasi Tenaga Kerja bagi siswa maka semakin tinggi Minat Masuk Dunia Kerja. Hal ini berlaku untuk sebaliknya yaitu semakin sedikit Informasi Tenaga Kerja bagi siswa maka semakin rendah Minat Masuk Dunia Kerja. Berdasarkan hasil perhitungan maka sampel dapat digeneralisasikan ke populasi karena sampel memenuhi syarat untuk digeneralisasikan dan terdapat hubungan yang linear antara hasil belajar dan minat masuk dunia kerja. Tita Merisa (2010) Faktor Yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar Negeri Di Kota Semarang). 3. Hubungan Antara Hasil Belajar dan Informasi Tenaga Kerja dengan Minat Siswa Masuk Dunia Kerja Hasil deskripsi data mengenai kecenderungan skor hasil belajar yang berada pada tingkat sedang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa hasil belajar yang belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 75-76 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 81-82. Hasil deskripsi data mengenai kecenderungan skor informasi tenaga kerja yang berada pada tingkat sedang menunjukkan bahwa informasi tenaga kerja yang didapat siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa informasi tenaga kerja yang belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 64-70 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 92-98. Informasi tenaga kerja yang diharapkan mampu memberi gambaran tentang dunia kerja siswa setelah lulus belum tercapai secara keseluruhan. Tidak maksimalnya informasi tenaga kerja yang didapat siswa dapat berasal dari

13 siswa sendiri maupun dari lingkungan dan sekolah. Jika di BKK(Bursa Kerja Khusus) tidak ada informasi tenaga kerja, maka siswa tidak memiliki gambaran industri mana yang membutuhkan kemampuan kelak. Hasil deskripsi data menunjukkan rata-rata minat masuk dunia kerja siswa berada pada kategori tinggi menunjukkan bahwa minat masuk dunia kerja yang dimiliki siswa belum maksimal. Histogram menggambarkan bahwa minat masuk dunia kerja yang dimiliki siswa belum maksimal, terlihat dari frekuensi tertinggi berada pada interval 85-88 bukan berada pada interval tertinggi yaitu 93-96. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh harga Ry (1,2) sebesar 0,535. Hasil analisis menunjukkan bahwa Hasil Belajar dan Informasi Tenaga Kerja secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan terhadap Minat Masuk Dunia Kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Hasil Belajar dan semakin banyak Informasi Tenaga Kerja maka semakin tinggi Minat Masuk Dunia Kerja. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dapat diketahui besarnya sumbangan efektif dari variabel Hasil Belajar dan Informasi Tenaga Kerja terhadap Minat Bekerja sebesar 28,6%. Berarti 71,4% minat masuk dunia kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor lain atau variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.