MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Sifat Kodrat Manusia. Unsur-unsur Hakekat Manusia:

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

MANUSIA, NILAI DAN MORAL

Dalam bahasa latin Individu berasal dari kata individuum. Artinya : yang tak terbagi

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

MANUSIA SAIN, TEKNOLOGI DAN SENI

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

Dengan Nama Allah Azza wa Jalla

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

HAND OUT 9, 10, 11 BERBAGAI ALIRAN DAN TEORI TENTANG ETIKA

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 113 Pengenalan kepada Psikologi Islam

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PSIKOLOGI UMUM. Lidyasari, M.Pd. Pertemuan 1

mempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi, merespon, berfikir, dan

Modul 7 PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA USIA DEWASA

BAB VI REALISASI PANCASILA

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

PSIKOLOGI UMUM. Pertemuan 1

Oleh: Achmad Dardiri. (Dosen FIP IKIP YOGYAKARTA) A. Pendahuluan. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pendidikan adalah fenomena universal.

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

maupun perbuatan- perbuatan-nya Nya.

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB V ANALISIS. Akhlak Islami: Integrasi Struktur Jasmani, Nafsani, dan Ruhani

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Tiga macam nilai menurut Noto Negoro, antara lain: 1) Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa

KOSEP FITRAH DALAM ISLAM Oleh: Saepul Anwar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

Oleh: Regina Tamburian Gita Nur Istiqomah

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membuat kalangan lain merasa dirugikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA Sebagai Etika Politik

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ( Depdiknas, 2009 : 1 ) fisik, emosi, sosial, bahasa, dan koqnitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ^_^

PERTEMUAN 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

hsirait Hasanuddin Sirait/ / Phone:

RESUME MATA KULIAH DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat 3

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Republik Indonesia tahun 2003, Pendidikan

Mata kuliah : Filsafat Kebudayaan Pertemuan ke : 10 (K10) : Kebudayaan sebagai strategi: : Mahasiswea memahami konsep pentahapan kebudayaan dan

RISET DALAM PERSPEKTIF ISLAM. M. Nurul Yamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

MANUSIA DAN BUDAYA. A. MANUSIA 1. Pengertian Manusia. Ringkasan Tugas Ilmu Budaya Dasar:

Konsep Manusia Diajukan untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan (KDK)

Transkripsi:

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia dari sudut pandang filsafatnya masing-masing. Plato (427-347 s.m) dan Rene Descartes (1596-1950M) dan Van Peursen, menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua dimensi tubuh dan dimensi jiwa atau rohani dan jasmani. Diantara keduanya terdapat garis pemisah secara ketat. Namun diantara keduanya terdapat pula pertautan yang kuat. Menurut Plato tubuh seolah-olah bertolak dari jiwa. Tubuh dan jiwa mempunyai watak masing-masing.

Plato membagi watak manusia kedalam tiga bagian: pertama, bagian rasional tempatnya adalah otak. Unsur rasional manusia adalah suci dan harus dibedakan dari badan dimana akal itu terpenjara. Kedua, bahagian merasa, tempatnya di dada. Ketiga, bagian keinginan atau selera, tempatnya di perut, karena itu harus berada di bawah kontrol akal.

Dalam pandangan Descartes, jiwa dan tubuh dipertentangkan sebagai suatu rohani dan jasmani. Jiwa tidak pernah dapat dibagi sementara tubuh sebaliknya. Perbedaan antara menghendaki, menyadari dan merasakan itu bukan merupakan bagian-bagian dari jiwa, karena jiwa secara keseluruhan yang menghendaki, menyadari dan merasakan. Descartes menyatakan bahwa ada dua subtansi dalam jiwa yaitu subtansi berfikir dan subtansi bekeluasan, namun iapun melukiskan bahwa Allah membangunkan jiwa dengan mekanisme tubuh (Van Peursen. 1991:25).

Bagi Aristoteles, sitilah metafisik berarti filsafat pertama ( first philosophy ), yakni pembicaraan tentang prinsip-prinsip yang paling universal; kemudian istilah tersebut mempunyai arti: sesuatu diluar kebiasaan- beyond nature (meta-physikon). Metafisik membicarakan watak yang sangat medasar (ultimate) dari benda, atau realitas yang berbeda di belakang pengalaman yang langsung (immedite experience), (Harold H. Titus dalam Rasyidi: 1984:200, termasuk watak fisik dan psikis manusia.

Para ahli imu pengetahuan mencoba mendefinisikan manusia lebih operasional sesuai dengan bidang kajian dan spesialisasinya masing-masing. Kesimpulannya sangat tergantung pada metodologi yang mereka gunakan. Setiap ilmu memandang manusia dari sudut pandang ilmu tersebut, akibatnya manusia menjadi sesuatu benda yang tidak lagi sebagai suatu sosok yang utuh. Pandangan ini dapat dilihat dalam dasardasar ilmu Biologi atau Fisika.

Implikasi pedagogis dari rumusan-rumusan tentang manusia sebagaimana diuraikan di atas adalh konsep pendidikan sekuler, sebagaimana teori dan praktek pendidikan yang berkembang di abad modern dewasa ini. Manusia dipandang sebagai benda mati yang dapat dibentuk atau dicetak sesuai dengan keinginan seseorang. Teori-teori pendidikan sekuler merujuk pada pemahaman tentang manusia secara parsial, terpisah dari bagian esensial manusia itu sendiri. Apabila manusia dipandang dari aspek tertentu secara tajam sementara aspek lain yang lebih penting diabaikan, maka tidak akan ditemukan makna dan hakekat manusia yang sebenarnya.

Pembahasan konsep manusia dalam pandangan Islam berangkat dari suatu paradigma Ilahiyah yaitu bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Untuk mengetahui makna dan hakekat manusia secara utuh semestinya bertanya kepada Sang Pencipta melalui wahyu (Kitab Suci) dan Sunnah Rasul. Pencarian makna manusia seperti ini menggunakan pendekatan deduktif, yakni berangkat dari suatu keyakinan akan kebenaran informasi A-Quran dan As-Sunnah.

Untuk menelusuri pemahaman hakekat manusia dalam pandangan Islam, Asyaibani (1979 :101-156), menemukan delapan prinsip dasar pandangan Islam tentang manusia, yang digali dari Al-Quran dan As- Sunnah dengan memahami berbagai aspek penafsiran yang dapat dihayatinya. Dari kedelapan prinsip dasar tersebut, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan Islam yaitu : pertama, manusia sebagai makhluk Allah yang dimuliakan (QS,17 :70). Kedua, manusia sebagai makhluk yang memiliki tiga dimensi yaitu dimensi jiwa (QS,7 :172, QS,17 :85) dimensi Akal, (QS :2, :73,76, QS :2 :219 dan 266) dan dimensi Fisik (QS, 49 :28, QS,18 :110), Ketiga, manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi dasar yang cenderung menerima kebenaran Tuhan dan dapat verfikir positif, lurus atau Hanif (QS,30 :30), memiliki motivasi, kecerdasan, kebutuhan, perbedaan individual, dapat dipengaruhi dan suka berubah sehingga sangat memungkinkan untuk dapat dididik.

B. Manusia Sebagai Individu Secara Etimologis istilah Individu berasal dari bahasa Latin Individium artinya sesuatu yang tidak terbagi, atau satuan terkecil yang sangat terbatas. Ini menunjukkan bahwa pada hakekatnya seseorang manusia tidak dapat diurai, apa bila diurai maka bukan lagi menjadi manusia secara utuh sebagai individu.

Secara Termiologis istilah Individu berarti seorang manusia yang memiliki peranan dalam lingkungan sosialnya, memiliki kepribadian dan pola tingkah laku spesifik tentang dirinya sendiri. Individu lahir memiliki perbedaan antara satu sama lain «tidak ada dua orang manusia yang sama dalam segala hal sekalipun dia lahir dalam satu rahim seperti anak kembar. karena perbedaan inilah maka terjadi keharmonisan dalam dinamika kehidupan manusia.

Individu berkembang menjadi pribadi-proses perkembangannya disebut Individualitas. Individu yang baru lahir/bayi belum memiliki kepribadian, sedangkan individu yang berkembang melalui proses Individualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki kepribadian. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu sebagai hasil interaksi antara potensi-potensi BIO-Psikofisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari luar.

Kepribadian terbentuk oleh tiga unsur yaitu 1) Hereditas yaitu faktor keturunan, 2) Lingkungan Geografis yaitu lingkungan Alam, 3) Lingkungan Sosial Budaya yaitu nilainilai sosial budaya yang berada ada di sekitarnya

Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dalam teori ilmu sosial individu dipahami sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek Organik jasmani, aspek Psiko Rohani, dan aspek sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut berfungsi secara terintegrasi antara satu sama lainnya. Inilah ciri manusia sebagai mahluk sosial.

Individu tidak akan dapat bertahan hidup apabila tidak bersosialisasi dengan manusia lain. Manusia sebagai mahluk individu dan sebagai unsur masyarakat yang meliputi : pengertian individu ; individu sebagai anggota keluarga dan masyarakat ; hakikat manusia sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan ; bagaimana tugas manusia sebagai individu pada dirinya, pada masyarakat dan pada Tuhannya.

Hakikat masyarakat dan makna manusia sebagai mahluk sosial yang meliputi : pengertian society dan sosialisasi ; faktorfaktor penyebab hidup bermasyarakat ; faktorfaktor penghambat hidup bermasyarakat ; makna manusia sebagai mahluk sosial. Fungsi dan tugas manusia sebagai mahluk sosial meliputi : Fungsi manusia di masyarakat ; Tugas manusia dalam kemasyarakatan ; Masyarakat sebagai wadah pemanusiaan individu ; tugas keluarga membina individu sebagai mahluk sosial.

Bermasyarakat dalam berbagai jenis kehidupan yang meliputi : jenis-jenis tatanan hidup berkelompok ; sikap individu dalam setiap tatanan hidup kelompok sosial ; peranan, status, kepemimpinan dan kelompok ; Struktur dan sistem sosial ; Perubahan dan stratifikasi sosial ; dilema pribadi antara kebutuhan individu dan masyarakat dalam realitas sosial.