PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI VERBAL. JURI LOMBA DEBAT SMA TINGKAT NASIONAL DI CISARUA BOGOR (26 November s.d. 1 Desember 2012) oleh Setyawan Pujiono, M.Pd.

Waktu Kegiatan Pemateri Daftar ulang Panitia Pembukaan Panitia Bahasa Indonesia yang Cermat, Apik, dan Santun

PANDUAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun Oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

PERATURAN UMUM LOMBA DEBAT PANGAN 3 BEM FTP 2016 TINGKAT SMA/SEDERAJAT KETENTUAN UMUM

PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT SEKOLAH MENENGAH ATAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

TERM OF REFERENCE DEBAT NASIONAL KEFARMASIAN PHARMACIOUS 2017

PETUNJUK TEKNIS KOMPETISI DEBAT HUKUM SEKOLAH MENENGAH ATAS ANTAR SISWA SMA TINGKAT NASIONAL SCIENCESATIONAL 2016 BAB I KETENTUAN UMUM.

TERM OF REFERENCE DEBAT NASIONAL KEFARMASIAN PHARMACIOUS 2017

PETUNJUK TEKNIS LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA OLIMPIADE ILMIAH MAHASISWA (OIM) 2013 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA KETENTUAN UMUM

CONTACT PERSON: Zaki ( )

PETUNJUK TEKNIS DAN PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA DEBAT BAHASA INGGRIS ITECHNO CUP TAHUN 2017 TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JABODETABEK

Kompetisi Debat Nasional MMO 2015 Himpunan Mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran Telkom University

Tema : Perobosan pemuda Indonesia terhadap kebjakan birokasi publik di era persaingan global.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS LOMBA DEBAT BAHASA INGGRIS TEENAGER ENGLISH COMPETITION IN SMANSASI (TENSES) 2017 SMAN 1 BEKASI

PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX

SMA NEGERI 1 BEKASI ENGLISH CONVERSATION CLUB (ECC)

Petunjuk Teknis Pendaftaran Kompetisi Debat Daerah Tertinggal dan Perbatasan Universitas Borneo Tarakan

DEBAT NASIONAL KEFARMASIAN PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE DEBAT BAHASA INDONESIA PEKAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PEDOMAN PENDAFTARAN PESERTA

Booklet D E B A T I S U N A S I O N A L

KOMPETISI DEBAT HUKUM

PERATURAN UMUM SASANA DEBAT MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS TAHUN 2015 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Technical Meeting MEDICAL DEBATE COMPETITION

Hari, tanggal : Selasa, 5 April 2016 Kamis, 7 April 2016 Tempat : Aula BKS, UNIKA Atma Jaya, Jakarta : Pukul WIBB

TOR ( Term Of References ) LOMBA DEBAT NASIONAL KEFARMASIAN PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA( PIMFI ) 2017 UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PERATURAN UMUM DEBAT SOSIAL POLITIK NASIONAL 2016 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN UMUM ECONOMICS DEBATE COMPETITION BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PETUNJUK TEKNIS. 1 st Social Debating Competition: Upgrading Social Identity through Social Issue in Society

PETUNJUK TEKNIS LOMBA DEBAT LINGKUNGAN FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1.

Materi TM Debat FRESH 10 Nasional

PEDOMAN KOMPETISI DEBAT MAHASISWA INDONESIA (KDMI)

Menimbang: a. Bahwa kompetisi hukum bisnis antar mahasiswa fakultas hukum tingkat

KETENTUAN LOMBA DEBAT BAHASA ARAB

Ketentuan Kompetisi Debat Politic and Governance 2012

JUKLAK JUKNIS LOMBA DEBAT EKONOMI BISNIS GEBYAR ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

PETUNJUK TEKNIS LOMBA DEBAT LINGKUNGAN FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR KETENTUAN UMUM

GUIDE BOOK ENGLISH DEBATE COMPETITION. English and Research Community Faculty of Social Science Semarang State University

PANDUAN LOMBA DEBAT SOCRATES NATIONAL COMPETITION 2017

Ketentuan Kompetisi Debat Politic and Government 2012

Youth Debate Competition II 2017

PETUNJUK TEKNIS LOMBA DEBAT BAHASA INGGRIS OLIMPIADE ILMIAH MAHASISWA (OIM) 2013 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA KETENTUAN UMUM

BOOKLET NATIONAL ECONOMIC DEBATE COMPETITION (NEDCO) 2017

Kerangka Acuan Kompetisi Debat Hak Asasi Manusia Dalam Rangka Perayaan Hari HAM Internasional 3-6 Desember 2009

A. KETENTUAN UMUM KOMPETISI SSC 2016

PEDOMAN KOMPETISI DEBAT MAHASISWA INDONESIA (KDMI)

Speaker Talent Speech Contest (7 menit) Peraturan:

PETUNJUK TEKNIS LOMBA DEBAT BAHASA INGGRIS TEENAGER ENGLISH COMPETITION IN SMANSASI (TENSES) 2016 KETENTUAN UMUM

TOR (Term Of References) Debat Nasional ANFEST 2016 Surakarta, Oktober 2016

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.

BAGIAN I : DESKRIPSI KEGIATAN. A. Tema Kegiatan Tema kegiatan: Indonesia Sciencepreneur for Asian Economics Community.

KETENTUAN UMUM LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TEKNIS BABAK SEMIFINAL DAN FINAL APOTEMA 2017

ISIC 2014 Debate Competition

Ekonomi Digital Dalam Perspektif Akuntansi

Konfirmasi 16 finalis Maret Technical Meeting 7 April Debat dan Field Trip 8 April Seminar dan Final debat 9 April 2017

KETENTUAN UMUM KOMPETISI SSC 2018

merasa perlu untuk menawar kembali

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

GUIDE BOOK ENGLISH DEBATE COMPETITION. English and Research Community Faculty of Social Science Semarang State University

Petunjuk Pelaksanaan English Debate Competition The Magnificent ESA s Fair 2017

LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: DEBAT BAHASA INDONESIA LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA SISWA SMK TINGKAT NASIONAL

Peraturan Ambassador Cup Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008

HASIL TECHNICAL MEETING LOMBA DEBAT WORLD AIDS DAY 2015 KMPA FK UNUD. Sabtu, 31 Oktober 2015

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS SYARIAH

A. Tujuan. B. Peserta

Menyiapkan Presentasi Usaha.

PETUNJUK PELAKSANAAN ACCOUNTING DEBATE COMPETITION NATIONAL LEVEL Gambaran Umum. Pelaksanaan Acara. Rangkaian Acara

MENEGUHKAN BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA PERADABAN DAN PEMERSATU UMAT ISLAM SEDUNIA

WEB INNOVATION COMPETITION

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

2

Bab II Pengembangan Area Emosional

Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia

TATA TERTIB KOMET 2018

Buku Panduan Lomba OIM FT 2013

PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA. Oleh. Abas Yusuf. (IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Kata kunci: Sikap, persuasi, model pendidikan HAM.

LOMBA PROGRAM KREATIF MAHASISWA (PKM) TAHUN 2017

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

TATA TERTIB MATHEMATICS EVENT XVIII

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

PANDUAN LOMBA BABAK PENYISIHAN

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

KEWIRAUSAHAAN II MENYUSUN BUSINESS PLAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Bagaimana Cara Menulis Review Sebuah Artikel

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Menyajikan Presentasi Seminar

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode

Ketentuan Lomba KIC 2013

A. KETENTUAN PENDAFTARAN

Perlombaan dilakukan antar SMA/sederajat se-sumatera Barat, Riau dan Jambi dengan ketentuan sebagai berikut:

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

Transkripsi:

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5 i. Struktur dan Penggunaan Waktu hal. 6 ii. Pemahaman Isu hal. 6 d. Penyelesaian Masalah hal. 7 2. Argumen Logis hal.7 a. Contoh Kasus hal. 7 b. Satu Kasus atau Lebih hal. 8 c. Sanggahan atau Pertentangan hal. 8 d. Pidato Tanggapan hal. 9 3. Tiga Pembicara dalam Satu Tim hal. 9 a. Pembagian Kasus hal. 9 b. Kasus Tim Oposisi hal. 10 c. Peran dari tiap pembicara hal. 10 4. Topik/Mosi hal. 11 5. Interupsi hal. 12 2 H alaman

PENGANTAR Setiap debat mempunyai dua Tim. Setiap Tim terdiri atas tiga anggota. Setiap tim mempunyai kesempatan tiga kali pidato utama dan satu kali pidato kesimpulan. Pembicara kesimpulan dapat dilakukan oleh pembicara pertama atau pembicara kedua dari Tim tersebut. Panjang pidato kesimpulan adalah setengah dari pidato utama. Selama pidato utama Tim lawan bisa menawarkan poin sanggahan. Tapi, poin sanggahan tidak bisa ditawarkan selama pidato kesimpulan. Topik-topik yang dipakai untuk berdebat adalah topik umum. Contohnya di dalam topik tentang euthansia, Tim pemerintah bisa berargumentasi mendukung euthanasia secara prinsip: Tim tersebut tidak perlu menyediakan proposal spesifik mengenai implementasi euthanasia kecuali, mungkin, mendefinisikan topik atau menunjukkan pengaturan euthanasia yang mungkin dilakukan. Debat terjadi antara 2 Ti,m bukan antara pembicara. Setiap pembicara mempunyai tugas spesifik, yaitu harus menyanggah argumen lawan, dan membela argumen Tim dari serangan lawan. Seiring berjalannya debat, pembicara harus mengalokasikan lebih banyak waktu untuk membicarakan isu yang sudah ada, dan lebih sedikit waktu untuk membicarakan argumen dan isu baru. Setiap Tim harus meyakinkan penonton bahwa argumen Tim mereka lebih baik dari argumen lawan. Oleh karena itu, argumen yang dibawakan haruslah logis, serta dibawakan dengan cara menarik dan persuasif, serta terdapat struktur argumen yang baik. Ketiga aspek debat tersebut perlu diperhatikan di dalam membuat argumen. Kompetisi ini tidak hanya menghargai argumen murni maupun retorika murni, melainkan perpaduan yang efektif antara keduanya. Kompetisi ini berskala nasional. Isu-isu yang dibawa tidak terbatas di daerah tertentu, atau setidaknya telah terekspos ke seluruh Indonesia, dan tingkat toleransi yang dipakai harus lebih tinggi daripada yang dipakai lomba di tingkat daerah. Secara khusus aksen yang berbeda haruslah dimaklumi. Bahasa Indonesia harusnya menyatukan bukan memisahkan kita. Kompetisi ini diikuti oleh tim dari latar belakang berbeda, tidak hanya dalam hal debat tapi juga dalam Bahasa Indonesia. Meskipun setiap tim berharap dapat memenangkan babak final, partisipasi semata sudah bisa menjadi pengalaman berharga bagi semua tim. Kesuksesan dalam kompetisi bisa dinilai bukan hanya dari siapa yang memenangkan babak final tetapi juga kehadiran dan munculnya ide-ide baru. Juri perlu memahami kedua aspek kesuksesan tersebut. Sebelum mendiskusikan hal-hal spesifik tentang penjurian, ada 3 prinsip mendasar yang perlu diingat: 3 H alaman

1. Argumen yang bagus tidak terkait dengan asal tim 2. Semua orang mempunyai aksen berbeda-beda. 3. Setiap tim mempunya gaya berdebat berbeda-beda. Perbedaan bukan berarti kesalahan. Prinsip pertama menekankan bahwa logika bersifat universal: daerah tertentu tidak mempunyai monopoli akan logika tersebut. Dengan kata lain, jangan melakukan penjurian berdasarkan daerah asal atau latar belakang tim yang anda juri. Tim dari daerah kecil pernah mengalahkan beberapa tim-tim besar. Tim-tim dari daerah kecil juga bisa memenangkan babak final, dan timtim dari daerah yang baru baru mengenal debat bisa mengalahkan tim dengan banyak pengalaman debat. Prinsip kedua menekankan bahwa anda perlu menyiapkan diri untuk menghadapi perbedaan signifikan dari apa yang anda biasa alami di daerah asal, seperti aksen, terminologi, bahkan contoh-contoh yang dipakai untuk ilustrasi argumen. Prinsip ketiga menekankan bahwa tidak semua yang biasa dilakukan di daerah asal mengindikasikan debat yang bagus. Setiap daerah mempunyai gaya debat sendiri. (1) LEMBAR PENILAIAN Nilai diberikan kepada tiap pembicara seperti di bawah ini Isi 40 Gaya 20 Strategi 40 Total 100 Di pidato kesimpulan, nilainya setengah dari pidato utama. Tidak ada standar penilaian untuk kerja sama. Harap diingat bahwa standar penilaian ini mungkin berbeda dengan apa yang biasa anda gunakan di daerah asal anda. Anda tidak bisa menilai debat-debat di kompetisi ini dengan mengadaptasi standar nasional terhadap lembar penilaian yang anda biasa lakukan. Berikut contoh lembar penilaian: 4 H alaman

Tim Pemerintah: 1 2 3 Nama Pembicara Pidato Kesimpulan Tim Oposisi : Isi 40 Gaya 20 20 10 20 strategy 40 Total nilai Waktu Total 100 1 2 3 Nama Pembicara Pidato Kesimpulan Isi 40 Gaya 20 20 10 20 strategy 40 Total nilai Waktu Total 100 1.1 ISI Isi meliputi argumen-argumen yang digunakan. Anda bisa membayangkan seolah-olah sedang membaca argumen-argumen tersebut (bukannya mendengarkan). Anda harus membandingkan bobot dari tiap argumen tanpa terpengaruh oleh kepiawaian berorasi pembicara yang membawakan argumen tersebut. Isi juga akan mempertimbangkan bobot dari sanggahan atau interupsi. Pertimbangan ini harus dilakukan sebagai orang dengan kemampuan rata-rata dalam memberikan alasan. Tugas juri adalah menilai kekuatan argumen terlepas dari apakah tim lawan bisa menyanggahnya. Apabila sebuah tim membawa argumen yang lemah, argumen tersebut tidak akan mendapat nilai yang tinggi di kategori isi walaupun tim lawan tidak menyanggahnya. Namun, ada dua konsekuensi dari hal ini: Pertama, apabila argumen terbesar dari suatu tim pada dasarnya lemah, tim lawan yang tidak menyanggahnya melakukan kesalahan yang lebih besar daripada tim yang membawa argumen tersebut. Efeknya, tim lawan tersebut telah membiarkan tim lawannya menang dengan argumen yang lemah. Konsekuensi ini tidaklah otomatis, tapi sering terjadidi banyak situasi. Tentu saja, 5 H alaman

argumen tersebut adalah argumen yang besar, bukan contoh kecil yang tim lawan tidak sanggah karena ada argumen lebih besar yang perlu disanggah. Kedua, juri harus berhati-hati untuk tidak terpengaruh oleh kepercayaan dan prasangka pribadi, maupun pengetahuan spesifik. Sebagai contoh, kalau anda adalah seorang ahli pendidikan, maka anda tidak bisa menggunakan ilmu/pendekatan spesisfik terhadap argumen tim. Teori-teori spesisfik dkhawatirkan akan menjadikan juri bias. 1.2 GAYA Kategori penilaian gaya mempertimbangkan cara bicara peserta. Ada beberapa hal yang perlu anda cermati : Ada beberapa tim yang berbicara dengan sangat cepat maupun dengan sangat lambat. Ada juga orang yang menggunakan kertas kecil untuk mencatat, ada juga yang menggunakan buku ukuran besar. Gaya berbicara ini tidak boleh anda masukkan dalam pertimbangan. Anda perlu mentolerir perbedaan dan hanya mengurangi penilaian dalam kategori gaya apabila gaya berbicara seseorang sudah melebihi batas toleransi orang pada umumnya. 6 H alaman 1.3 STRATEGI Strategi membutuhkan perhatian khusus. Pada dasarnya, strategi meliputi 2 konsep: 1. Struktur dan penggunaan waktu seseorang, dan 2. Apakah pembicara mengerti isu-isu dalam debat Dua konsep ini akan dibahas lebih lanjut di bawah ini. 1.3.1 STRUKTUR DAN PENGGUNAAN WAKTU Pidato yang bagus mempunyai pendahuluan, isi, dan kesimpulan yang baik. Ada beberapa tim yang menggunakan poin-poin untuk membantu anda melihat arah pidato tersebut. Urutan pembawaan haruslah logis dan bergerak secara natural dari satu poin ke poin lainnya. Hal ini penting saat pembicara pertama memberikan outline kasus tim pemerintah dan penting juga saat pembicara ketiga menyanggah kasus tim lawan. Struktur pidato yang baik, adalah suatu komponen dari strategi. Penggunaan waktu juga penting, tetapi tidak boleh dipertimbangkan secara ekstrim. Ada dua aspek dalam penggunaan waktu. 1. Berbicara tidak melebihi batas waktu 2. Memberikan alokasi waktu yang pantas kepada setiap isu yang dibicarakan dalam pidato.

Di dalam aspek pertama, seorang pembicara yang melebihi batas waktu secara signifikan (sebagai contoh, berbicara lebih dari 2 menit dari waktu yang diberikan) harus mendapatkan hukuman. Begitu juga dengan pembicara yang berbicara kurang dari batas waktu secara signifikan (sebagai contoh, berbicara hanya 3 menit dari waktu yang diberikan) akan mendapatkan hukuman. Perlu diingat, bahwa penggunaan waktu hanyalah satu elemen dari strategi. Pembicara yang kesalahannya hanya melebihi sedikit waktu masih mungkin mendapat nilai rata-rata dalam kategori strategi apabila aspek-aspek lain dalam kategori strategi dipenuhi dengan baik. Nilainya mungkin tidak terlalu tinggi tapi nilainya tidak akan menjadi sangat rendah secara otomatis. Semua ini tergantung terhadap seberapa baik pembicara memenuhi aspek lain dalam kategori strategi. Untuk yang kedua, seorang pembicara harus memberikan prioritas untuk isu-isu penting dan membicarakan isu-isu yang kalah penting belakangan. Sebagai contoh, pada umumnya sanggahan lebih baik disampaikan sebelum argumen. Hal ini wajar mengingat argumen akan terdengar lebih logis apabila semua argumen lawan sudah disanggah. Seorang pembicara juga harus mengalokasikan lebih banyak waktu untuk isu-isu yang lebih penting. Apabila ada poin yang berpengaruh besar kepada keseluruhan kasus tim, tim harus mengalokasikan lebih banyak waktu untuk mengukuhkan poin tersebut. Sebaliknya, poin yang bersifat tidak terlalu penting sebaiknya diberikan alokasi waktu lebih sedikit. Kesimpulannya, juri harus menimbang bukan hanya kekuatan argumen dari segi isi, tapi juga alokasi waktu yang pantas dan prioritas yang diberikan kepada poin tersebut dalam kategori strategi. 1.3.2 PEMAHAMAN ISU Berkaitan isu, pembicara harus mengerti isu apa yang merupakan isu penting dalam debat. Pembicara sanggahan yang menghabiskan waktu untuk menyanggah poin-poin tidak penting sementara poin-poin penting diabaikan dapat dikatakan menghabiskan waktu. Pembicara tersebut tidak mengerti isu mana yang penting dalam debat dan tidak berhak mendapat nilai tinggi dalam kategori strategi. Sebaliknya, pembicara yang paham isu mana yang penting dalam debat berhak mendapat nilai tinggi dalam kategori strategi. Juri perlu mengerti perbedaan antara strategi dan isi. Apabila seorang pembicara membahas poin penting dengan sanggahan yang lemah, dia berhak mendapat nilai rendah dalam kategori isi, tapi nilai tinggi dalam kategori strategi. 1.4 PENYELESAIAN MASALAH Dalam kategori penyelesaian masalah, pembicara diharapkan bisa mengidentifikasi akar masalah, mengajukan solusi yang bisa menjawab akar masalah tersebut, dan menjelaskan mengapa solusi tersebut merupakan solusi terbaik dibanding solusi lain yang ada di dalam tersebut. 7 H alaman

(2) ARGUMEN LOGIS Ada dua cara membuktikan kebenaran kasus sisi pemerintah 1. Anda bisa melihat semua contoh yang ada dan membuktikan apakah sisi pemerintah terbukti di semua contoh 2. Anda bisa menganalisa sisi pemerintah dan tunjukkan bahwa sisi pemerintah tersebut didukung prinsip umum Dalam debat, cara berargumen yang pertama biasanya tidak mungkin dilakukan, karena kita berdebat tentang jutaan contoh. Jadi, kita harus menggunakan cara berargumentasi yang kedua. Namun, banyak pembicara tidak mengerti perbedaannya. 2.1 CONTOH KASUS Dua tim sedang mendebatkan topik "Kami percaya bahwa kami semua adalah feminis". Tim sisi pemerintah mendefinisikan topik secara harafiah: Bagaimana cara tim mendefinisikan kasus. Tentu saja tim tidak bisa bertanya kepada semua orang di dunia "apakah anda feminis?", topik debat biasanya tidak sesederhana itu. Yang biasa tim lakukan adalah membuat generalisasi dari topik untuk menyajikan argumen yang koheren dalam batas waktu yang diberikan. Sebagai contoh, tim bisa menganalisa perilaku dari institusi-institusi penting di masyarakat seperti pemerintah, perusahaan besar, sekolah, agama, media, dan dunia olahraga. Penjelasan yang disajikan bisa mengenai bagaimana institusi merubah perilaku mereka untuk merefleksikan perubahan perilaku masyarakat, atau perubahan perilaku institusi akan mengubah perilaku masyarakat. Pembicara pertama tim sisi pemerintah dapat memberikan kerangka seperti: Institusi-institusi di era ini memimpin cara pikir masyarakat (seperti media) atau merefleksikan pandangan sebagian besar masyarakat (seperti parlemen atau perusahaan besar). Dari kerangka tersebut, juri bisa mendapat bayangan tentang apa yang tim sisi pemerintah hendak buktikan. Saat tim mendiskusikan peran dan perilaku setiap institusi besar, juri sudah mendapat gambaran arah dari argumen tersebut. Tesis yang sama akan dibawakan oleh ketiga pembicara tim pemerintah. Suatu tim harus mempresentasikan kasus generalisasi dan dibuktikansecara logis, dan tidak sepenuhnya bergantung kepada sebanyak mungkin contoh. 2.2 SATU KASUS ATAU LEBIH? 8 H alaman

Suatu tim tidak boleh mempunyai dua kasus yang kontradiktif satu sama lain, debat terjadi antara dua tim, bukan diskusi antara 6 orang. Semua pembicara dalam satu tim harus membangun kasus yang sama, bukan kasus yang berbeda. Dengan menggunakan contoh feminis tersebut, pembicara kedua tidak bisa membuat contoh mengenai semua orang hanya ingin kelihatan baik dengan berpura-pura menjadi feminis. Meskipun kasus ini merupakan kasus yang valid untuk dibawa tim pemerintah, kasus tersebut tidak bisa konsisten dengan kasus yang dibawakan pembicara pertama. Apabila semua orang hanya berpura-pura mendukung feminisme, institusi-institusi besar di masyarakat tidak bisa merefleksikan perilaku umum masyarakat yang mendukung feminisme. 2.3 SANGGAHAN ATAU PERTENTANGAN Penggunaan kasus yang digeneralisasi akan menghasilkan sanggahan atau pertentangan. Tim oposisi tidak bisa hanya menyerang contoh-contoh dari tim pemerintah. Contoh yang digunakan mungkin lemah, tapi kasus utama masih tetap berdiri. Tim oposisi harusnya menyerang kasus utama, karena di situlah kontroversi berada. Dari contoh feminisme di atas, misalkan tim pemerintah menggunakan contoh perilaku profeminisme dari suatu koran di kota kecil. Apabila tim oposisi hanya menyerang contoh tersebut, yang tim oposisi berhasil buktikan adalah seberapa lemah contoh yang digunakan oleh tim pemerintah. Namun, kasus utama tim pemerintah masih berdiri. Media pada umumnya mungkin saja sudah berperilaku pro-feminisme meskipun contoh yang digunakan tidak tepat. Oleh karena itu, tanggapan yang baik dari tim oposisi adalah tanggapan yang menunjukkan bahwa perilaku media pada umumnya tidaklah pro-feminisme. Hal penting lain mengenai sanggahan, apabila semua contoh bisa dihancurkan dengan satu sanggahan, tim oposisi tidak perlu menyerang contoh satu-persatu. Sebagai contoh, apabila tim pemerintah dalam debat feminis menganalisa perilaku agama-agama utama terhadap feminisme. Tim oposisi mempunyai dua alternatif cara memberikan tanggapan. Tim oposisi dapat menyanggah dengan menganalisa perilaku agama terhadap feminisme. Selain itu, tim oposisi dapat berkata bahwa agama memainkan peranan yang kecil di masyarakat dan pandangan agama terhadap feminisme tidak akan berdampak signifikan kepada pandangan masyarakat terhadap feminisme. Oleh karena itu, tim oposisi tidak perlu menyanggah contohcontoh perilaku agama utama yang dibawa tim pemerintah, karena semuanya sudah dibuktikan tidak relevan. 9 H alaman 2.4 PIDATO TANGGAPAN Pendekatan tematik terhadap kerangka argumen seperti dijabarkan di atas merupakan hal yang kritis dalam pidato tanggapan. Pidato tanggapan bisa dideskripsikan sebagai "cara terkahir memenangkan suatu tim" dan menyimpulkan isu-isu utama di dalam debat.

Pembicara tanggapan tidak mempunyai waktu untuk membahas argumen-argumen maupun contoh-contoh kecil. Pembicara ini harus membahas dua atau tiga isu utama dalam debat secara menyeluruh, untuk menunjukkan bagaimana isu-isu utama tersebut dibahas secara lebih baik oleh tim pembicara dan gagal dijelaskan oleh tim lawan. Aturan umumnya, pembicara tanggapan yang membahas contoh secara mendetail kemungkinan tidak memahami isu-isu dalam debat tersebut. (3) TIGA PEMBICARA DALAM SATU TIM Perlu ada perkembangan kasus dari pembicara pembuka yang membawa kasus yang benar-benar baru dan pembicara penutup yang harus membahas isu-isu yang telah dibicarakan lima pembicara sebelumnya. Setiap anggota tim harus bekerja sama satu dengan yang lain dan memahami bahwa mereka anggota satu tim, bukan hanya pembicara kasus individual. 3.1 PEMBAGIAN KASUS Dengan adanya tiga pembicara, argumen positif harus dibawakan pembicara pertama dan pembicara kedua (dan mungkin pembicara ketiga tim sisi pemerintah). Hal ini terdengar sangat sederhana, tapi ada satu prinsip utama yang perlu diperhatikan. Pembagian kasus bukanlah satu kasus yang dibawakan oleh dua pembicara, melainkan beberapa argumen berbeda yang dibagikan ke lebih dari satu pembicara. 3.2 KASUS TIM OPOSISI Tim oposisi tidak diwajibkan membawa kasus dalam bentuk argumen. Tim ini bisa hanya menyanggah kaus tim pemerintah tanpa membawa argumen sendiri. Namun, strategi ini biasanya lemah, dan tim oposisi pada umumnya membawa argumen mereka sendiri. Cara tim oposisi membawa argumen pada dasarnya sama dengan cara tim pemerintah. Namun, ada satu perbedaan penting. Tugas utama pembicara ketiga oposisi adalah menyanggah apa yang sudah dibawakan sebelumnya. Pembicara ini bisa membawa argumen kecil yang sudah disinggung oleh pembicara pertama dan kedua dari tim oposisi. Tapi pembicara ini tidak boleh membawa argumen yang benar-benar baru. Alasannya jelas: tim pemerintah hanya bisa menyanggah argumen tersebut di pidato tanggapan. Hal ini bukan hanya tidak adil, tapi juga membuat debat menjadi tidak terlalu penting karena argumen-argumen utama tidak mendapat waktu diskusi yang cukup. Kasus tim oposisi juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap masalah yang diajukan, baik itu dalam menyatakan bahwa masalah tersebut sudah dalam proses perbaikan, 10 H alaman

ataupun mengajukan solusi baru yang dianggapnya lebih baik dari solusi tim pemerintah dalam menyelesaikan masalah. 3.3 PERAN DARI TIAP PEMBICARA Debat dimulai dengan pembicara yang argumen-argumennya sepenuhnya baru. Pada akhir debat tidak ada argumen baru lagi dan pembicara-pembicara di akhir hanya mendiskusikan apa yang sudah dibawakan sebelumnya. Pembicara pertama tim pemerintah mendefinisikan topik/mosi, memberikan kerangka kasus tim pemerintah, menjabarkan pembagian kasus, dan mempresentasikan argumen tim pemerintah yang menjadi bagiannya. Pembicara pertama tim oposisi membahas definisi topik/mosi, apabila terdapat masalah, menjelaskan perbedaan-perbedaan mendasar antara tim pemerintah dan tim oposisi, lalu memberi kerangka kasus / sanggahan tim oposisi, menjabarkan pembagian kasud dan / atau sanggahan tim oposisi, dan menjelaskan poin-poin tim oposisi yang dibawakan pembicara pertama. Pembicara kedua tim pemerintah mempertahankan definisi mosi menurut tim pemerintah (apabila diperlukan) dan kasus tim dari serangan tim oposisi, menyanggah argumen tim oposisi, dan berlanjut ke argumen tim pemerintah yang menjadi bagian pembicara kedua. Pembicara ini biasanya akan mulai membawakan argumen pada menit ketiga atau keempat. Pembicara kedua tim oposisi melakukan hal yang sama dengan pembicara kedua tim pemerintah. Pembicara ini akan mulai membawakan argumen di menit ketiga atau keempat. Pembicara ketiga tim pemerintah mengalokasikan sebagian bear waktu pidatonya untuk menyanggah argumen tim oposisi. Namun, pembicara ini dapat membawa argumen baru untuk mendukung pihak pemerintah.namun, hal ini tidak dianjurkan. Pembicara ketiga tim oposisi akan fokus menyanggah argumen tim lawan dan tidak diperbolehkan membawa argumen yang benar-benar baru. (4) TOPIK/MOSI 11 H alaman 4.1 TOPIK/MOSI YANG TIDAK IMBANG Apabila juri menganggap topik/mosi tidak berimbang, anda sebaiknya tidak memberikan dispensasi ke suatu tim yang menurut anda tidak diuntungkam dalam topik tersebut. Hal ini dikarenakan juri lain mungkin mempunyai pendapat yang berbeda tentang keberimbangan topik/mosi tersebut dengan anda. Perbedaan tersebut bisa menyebabkan

penjurian menjadi tidak adil karena suatu tim bisa mendapat hasil yang berbeda secara signifikan dengan juri yang berbeda. Anda bisa mengasumsikan tim yang berdebat sudah merasa topik yang mereka debatkan adalah adil karena tim masih memilih topik tersebut saat preferensi topik. 4.2 TOPIK YANG UMUM DARI PERSEPSI NASIONAL Mengingat lomba debat ini berskala nasional, perlu diingat bahwa definisi yang adil adalah definisi yang tidak memerlukan pengetahuan khusus dari daerah untuk membuat debat berjalan. 4.3 PENJURIAN SECARA OBJEKTIF Anda semua pasti sudah tahu bahwa penjurian harus dilakukan secara objktif. Yang perlu ditekankan di sini adalah hanya ada tiga hal yang boleh mempengaruhi penjurian anda: isi, gaya, dan strategi. Faktor-faktor lain di luar ketiga hal tersebut tidak boleh menjadi pertimbangan dalam penjurian. Satu hal lagi yang perlu ditekankan di dalam objektivitas adalah beberapa topik mengharuskan tim untuk mengambil pilihan yang tegas dan tidak setengah-setengah. Sebagai contoh, apabila topik yang didebatkan adalah "Kami harus menghapus hutang negara dunia ketiga". Tim oposisi harus berargumen bahwa setiap pemerintahan negara perlu memiliki dan menghormati tanggung jawab finansial internasional, meskipun hal ini mungkin kedengaran keras dan tidak berperasaan. Debat yang terbaik adalah debat antara dua argumen yang berlawanan jauh satu sama lain, bila dibandingkan dengan dua kasus yang berkompromi di setiap kesempatan. (5) INTERUPSI Interupsi ditawarkan saat pembicara sedang membawakan pidato oleh anggota tim lawan. Pembicara bisa menerima atau menolak interupsi tersebut. Apabila diterima, lawan bisa membuat pernyataan atau pertanyaan singkat mengenai suatu isu dalam debat (sebaiknya mengenai isu yang sedang dibawakan oleh pembicara yang bersangkutan). 12 H alaman 5.1 DEBAT BUKANLAH PERLOMBAAN PIDATO Dalam parlemen ini, setiap pembicara harus ambil bagian dalam debat dari awal hingga akhir, tidak hanya saat pidato mereka. Pembicara pertama tim pemerintah terus memainkan peranan aktif bahkan sampai saat pembicara ketiga tim oposisi sedang berpidato. Sebaliknya, pembicara ketiga tim oposisi harus berperan aktif bahkan dari saat pembicara pertama tim pemerintah sedang berpidato. Pembicara bisa berperan aktif dengan menawarkan interupsi. Apabila interupsi ditolak, pembicara tersebut harus tetap menunjukkan peran aktif mereka, paling tidak dengan

menawarkan. Pembicara yang hanya berkontribusi dalam debat dengan pidato mereka perlu mendapat pengurangan nilai di kategori isi dan strategi-di kategori isi karena tidak menunjukkan sanggahan terhadap tim lawan, di kategori strategi karena tidak mengerti peranan pembicara di parlemen ini. Sebaliknya, pembicara-pembicara harus memastikan mereka menerima setidaknya beberapa interupsi sepanjang pidato mereka. Dalam pidato 7 menit, pembicara diharapkan menerima setidaknya satu interupsi (tentu saja bergantung kepada banyak interupsi yang ditawarkan). Pembicara yang tidak menerima interupsi sama sekali harus mendapat pengurangan nilai di kategori isi (karena mengurangi jumlah pertentangan langsung antara dua tim) dan strategi pada khususnya (karena tidak memahami peran pembicara dalam parlemen ini). Tentu saja, pembicara yang mengambil terlalu banyak interupsi akan hampir pasti kehilangan kendali akan pidatonya dan mendpat pengurangan nilai di kategori gaya dan kemungkinan di strategi juga (struktur yang berantakan) begitu juga pada isi. 5.2 ETIKA DALAM INTERUPSI Interupsi ditawarkan dengan berdiri dan berkata "interupsi" atau kata-kata semacam itu. Pembicara di podium tidak diwajibkan menerima semua poin interupsi. Pembicara tersebut boleh meminta penyela untuk duduk dulu selagi pembicara tersebut menyelesaikan kalimatnya lalu menerima interupsi setelah kalimatnya selesai, atau kapanpun pembicara tersebut merasa siap. Poin interupsi boleh ditawarkan oleh lebih dari satu pembicara dari pihak lawan. Pembicara di podium bisa menolak semuanya ataupun beberapa, dan bisa memilih penyela mana yang dia izinkan, sehingga yang lain harus duduk. Meskipun parlemen ini menuntut keaktifan pembicara, tawaran interupsi tidak boleh mengganggu pidato pembicara. Interupsi harus ditawarkan dengan sopan dan harus ada jarak setidaknya dua puluh detik setelah satu poin interupsi ditolak. Interupsi juga tidak boleh ditawarkan saat lawan sedang menjawab interupsi yang baru saja diterima. Interupsi dapat berupa pertanyaan/pernyataan, bisa ditujukan kepada pembicara yang sedang berpidato ataupun kepada juri. Kedua format interupsi tersebut merupakan interupsi yang valid. Interupsi harus disampaikan secara singkat, sepuluh sampai lima belas detik adalah waktu yang wajar. Apabila interupsi sudah melebihi waktu wajar tersebut, pembicara yang sedang berpidato harus meminta lawan yang sedang menginterupsi untuk duduk. Selain itu, apabila pembicara yang sedang berpidato sudah mengerti arti dari interupsi, pembicara tersebut boleh meminta lawan yang sedang menginterupsi untuk duduk. Pembicara tidak harus selalu mengizinkan interupsi sampai selesai. Perlu diingat bahwa pembicara yang sedang berpidato punya kemdali penuh atas interupsi, kapan interupsi diterima, apakah interupsi akan diterima, dan berapa lama interupsi diizinkan. 13 H alaman

14 H alaman