BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

APLIKASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Oleh Yoseph Andreas Gual

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB II KAJIAN TEORI. pula pada kehidupan antara umat beragama. 1

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA. bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penerbit buku. Dari keseluruhan jumlah itu, ada 800 yang dinyatakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON. (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

V. SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas serta

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL AGIL TALLCOT PARSONS. 1. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL : Talcots Parsons

BAB II KAJIAN TEORI. A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian. koran Kompas edisi 18 September 2007, bahwa setelah

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela

BAB II KAJIAN TEORI. dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak dahulu kala, hanya saja pada jaman sekarang perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai sosial, norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

YENI KURNIAWAN Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

Pendi Putro Universitas Sebelas Maret

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Adaptasi merupakan proses penyesuaian yang berkembang dalam sebuah struktur

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TEORI FUNGSIONAL STRUKTURAL. pokok persoalan dalam ilmu pengetahuan (Sosial) tertentu. 1 Dengan ungkapan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Materi Sosiologi SMA Kelas XII: Perubahan Sosial dan Dampaknya

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Kehidupan Masyarakat adalah Sistem Sosial

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

BAB II KERANGKA TEORI. kerangka teori/tinjauan menurut para ahli yang berkkaitan dengan penelitian yang

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

BAB II KAJIAN PUSTAKA Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh

KATA PENGANTAR Prof. Kamanto Sunarto Guru Besar Emeritus Departemen Sosiologi Universitas Indonesia

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terus sehingga diperlukan perubahan agar kebutuhan dan kepentingan tersebut dapat dipenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

Konsep Dasar Dalam Sistem Sosial Budaya. Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-3

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Berpikir

MENCOBA MENGULAS KETAHANAN SOSIAL

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III

Policy Brief Menghidupkan Keberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bantul. Disajikan oleh: Rusman R. Manik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

BUDAYA POLITIK ORGANISASI PEMERINTAH

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

KEKUASAAN DAN WEWENANG

BAB VII KEPEMIMPINAN

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

Dinamika Sosial Terhadap Rencana Pemekaran Wilayah Tanah Duri

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah. satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional

Pengantar FS Akar Teoritiknya dalam Sosiologi Klasik Asumsi Dasar Fungsionalisme-Struktural Fungsionalisme Parsons

Oleh: Mohammad Syawaludin. Abstrak

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) PASCA KEPULANGAN DARI LUAR NEGERI DI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI. Oleh. Agustin Puspa A.

Transkripsi:

35 BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS A. AGIL Suatu fungsi adalah suatu kompleks kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu. Menggunakan difinisi tersebut, parsons percaya bahwa ada empat imperatif yang perlu pada semua sistem Adaptation (A) (Adaptasi), Goal Attainment (G) (Pencapaian Tujuan), Integration (I) (Integrasi), dan Latency (L) (Latensi), atau pemeliharaan pola. Agar dapat bertahan, suatu sistem harus melaksanakan keempat fungsi tersebut. a. Adaptation (adaptasi), sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Artinya sebuah sistem yang ada pada masyarakat tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan tersebut dengan kebutuhannya. b. Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Artinya sebuah sistem sosial yang ada dalam masyarakat akan tetap langgeng selama pencapaian tujuan dari sistem sosial tersebut masih dapat terdefinisikan oleh anggota masyarakatnya. c. Integrasi pola nilai di dalam sistem adalah proses sosialisasi dan internalisasi yang kemudian menjadi bagian dari kedaran actor mengabdi pada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan. 35

36 d. Latency (Pemeliharaan pola) maksudnya sistem tersebut mungkin tetap survive jika sistem itu mampu memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki dirinya baik berupa motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Parsons menjelaskan konsep AGIL-nya melalui sistem struktur tindakan yang meliputi organisme perilaku, sistem sosial, sistem kultural dan sistem kepribadian. Organisme perilaku merupakan sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan cara beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan dan juga mengubah lingkungan eksternalnya. Sementara sistem kepribadian berfungsi untuk melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumberdaya untuk mencapainya. Kemudian sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Terakhir sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan cara menyediakan seperangkat nilai dan norma yang memotivasi aktor untuk bertindak. 1 Desain skema AGIL parsons di gunakan semua tingkat dalam sistem teorinya. Dalam bahasa tentang empat sistem tindakan parsons menggunakan skema AGIL. Sistem Tindakan Adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan dan mengubah lingkungan eksternal. Parsons 1 George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, terjemahan Alimandan, Jakarta : Kencana Prana Media Group, 2012, hal. 121

37 menemukan jawabannya bagi maslah ketertiban di dalam fungsionalisme struktural, yang menurutnya bekerja sama sekumpulan asumsi berikut: 1. Sistem memiliki keteraturan dan bagian-bagian yang tergantung. 2. Sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan. 3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan teratur. 4. Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian lain. 5. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya. 6. Alokasi integrasi merupakan proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan sistem. 7. Sistem cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagianbagian dengan keseluruhan sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan mengendalikan kecenderungan untuk merubah sistem dari dalam. Sistem Sosial Menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponenya. Parsons tertarik pada cara-cara pemindahan normanorma dan nilai-nilai suatu sistem kepada para actor di dalam sistem itu. Dalam proses sosialisasi yang berhasil, norma-norma dan nilai-nilai itu diinternalisasi

38 yakni: norma-norma san nilai-nilai itu menjadi bagian dari suara hati para actor. Akibatnya di dalam mengejar kepentingan-kepentingannya sendiri, para actor sebenarnya melayani kepentingan-kepentingan sistem sebagai suatu keseluruhan. Pada umumnya, Parsons berasumsi bahwa para aktor biasanya adalah penerima pasif di dalam proses sosialisasi. Anak-anak mempelajari bukan hanya cara bertindak, tetapi juga norma-norma dan nilai-nilai, moralitas, masyarakat. Dia melihat sosialisasi sebagai pengalaman seumur hidup. Oleh karena itu, norma-norma dan nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak-anak cenderung sangat umum, mereka tidak mempersiapkan anak-anak untuk berbagai situasi spesifik yang mereka hadapi di masa dewasa. Oleh karena itu, sosialisasi harus dilengkapi di seluruh siklus kehidupan dengan serangkaian pengalaman bersosialisasi yang lebih spesifik. Meskipun dibutuhkan belakangan di dalam kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang di pelajari di masa kanak-kanak cenderung stabil dan dengan sedikit penguatan yang lembut, cenderung tetap berlaku seumur hidup. Sejumlah mekanisme pengendalian sosial, dapat digunakan untuk menghasilkan penyesuaian. Akan tetapi, pengendalian sosial secara ketat adalah garis pertahanan yang kedua. Oleh karena itu suatu sistem berjalan dengan baik bila pengendalian sosial digunakan dengan cara yang hemat.

39 Sistem Budaya Melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotifasi mereka untuk bertindak. Di dalam sistem sosial kebudayaan terwujud dalam norma-norma dan nilai-nilai dan di dalam sistem kepribadian kebudayaan diinternalisasi oleh sang aktor. Akan tetapi, sistem budaya bukan hanya satu bagian dari sistem-sistem lainnya, ia juga mempunyai suatu eksistensi terpisah berupa persediaan sosial pengetahuan, simbol-simbol, dan ide-ide. Sistem Kepribadian Melaksanakan fungsi pencapain tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya. Kepribadian didefinisikan sebagai sistem orientasi dan motivasi tindakan aktor individual yang terorganisasi. Komponen dasar kepribadian adalah watak yang dibutuhkan. Sistem kepribadian dalam pandangan Parson erat kaitannya dengan personalitas yang komponen dasarnya ialah disposisi kebutuhan. Disposisi kebutuhan merupakan dorongan hati yang dibentuk oleh lingkungan sosial. 2 Disposisi kebutuhan memaksa aktor menerima atau menolak objek yang tersedia dalam lingkungan atau mencari objek baru bila objek yang tersedia tidak 2 George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, terjemahan Alimandan, Jakarta: Kencana Prana Media Group, 2012, hal. 131

40 dapat memuaskan disposisi kebutuhan secara memadai. Anggapan tersebut menimbulkan citra aktor yang sangat pasif dimana tindakan yang dilakukan oleh mereka dipaksa oleh dorongan hati yang didominasi oleh kultur. Parson melihat sistem sosial sebagai sebuah interaksi, namun ia menggunakan status dan peran sebagai unit fundamental dalam studi sistem sosialnya. Status mengacu terhadap suatu posisi struktural aktor dalam sistem sosial. Sementara peran merupakan apa yang harus dilakukan oleh aktor dalam posisi tersebut. Aktor tidak dilihat dari sudut pikiran dan tindakan, tetapi dilihat dari beberapa status dan peran yang dimilikinya. Disamping itu, ia juga memusatkan perhatian pada komponen sistem sosial berskala luas seperti kolektivitas, nilai dan norma. Perbedaan individual tidak akan menjadi problem dalam sistem sosial, jika sistem sosial tersebut memberikan toleransi penyimpangan-penyimpangan tertentu, kemudian adanya pengendalian sosial serta adanya ruang yang memungkinkan adanya perbedaan kepribadian. B. Perubahan Sosial Masyarakat adalah obyek kajian utama dalam sosiologi. Setiap masyarakat selama hidup tidak akan terus menerus bersifat statis, tetapi dinamis, mengalami perubahan dengan berbagai faktor yang mendorong maupun yang menghambat proses perubahan tersebut. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi,

41 susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. 3 Setiap masyarakat pasti akan mengalami suatu perubahan baik itu yang berdampak luas atau sempit serta ada juga perubahan yang berjalan cepat dan lambat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat bisa mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembagan kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, serta interaksi sosial. Banyak penyebab perubahan dalam masyarakat yaitu ilmu pengetahuan (mental manusia) kemajuan teknologi serta penggunaannya oleh masyarakat, komunikasi dan transportasi, urbanisasi, perubahan atau peningkatan harapan dan tuntunan manusisa semua ini mempengaruhi dan mempunyai akibat terhadap masyarakat yaitu perubahan masyarakat melalui kejutan dan karenanya terjadilah perubahan masyarakat. Perubahan sosial sendiri mempunyai beberapa bentuk di antaranya: 1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat Perubahan yang lambat biasa disebut evolusi, perubahan ini memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini terjadi karena usahausaha masyarkat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan yang baru. Perubahan cepat atau revolusi, perubahan ini menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat dan terjadinya dapat direncanakn terlebih dahulu atau tanpa rencana. Ukuran 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 301

42 kecepatannya perubahan ini bersifat relatif, karena dapat menekan waktu lama. 2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar Batas-batas perubahan ini relatif, perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Sebaliknya perubahan yang terjadi pada masyarakat agraris menjadi masyarakat industrialisasi misalnya, itu adalah perubahan besar karena berpengaruh pada masyarakat. 3. Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang diperkirakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan yang terjadi tanpa kehendak serta berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Perubahan dari aspek sosial merupakan suatu proses perubahan yang terjadi di dalam masyarakat yang meliputi, aspek kehidupan sosial, interaksi sosial, status sosial dan tindakan sosial lainnya. Perubahan kendatinya terjadi karena adanya perubahan sikap dan perasaan bahwa ingin merubah struktur yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

43 Dalam kehidupan masyarakat manusia, ada pandangan segolongan atau sekelompok yang mempunyai rasa membangun di mana selalu menginginkan adanya kemajuan-kemajuan dan perombakan-perombakan sesuai dengan tuntutan zaman. Di samping itu pula, didukung oleh pandangan segolongan masyarakat yang bersifat optimis yang mempunyai keyakinan bahwa besok di kemudian hari ada kehidupan yang lebih cerah, sehingga didorong oleh rasa kejiwaan faham optimis tersebut mereka selalu berhati-hati dalam membawa arus masyarakat cenderung untuk maju dan berubah. Seperti penjelasan singkat oleh Samuel Koenig yang menyebutkan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal. Perubahan sosial melibatkan tiga dimensi waktu, yaitu: dulu, sekarang, dan masa depan. Ketiga dimensi waktu ini merupakan kunci untuk mengamati jalannya perubahan sebuah masyarakat. Dalam rangka menguraikan dan membahas suatu gejala kehidupan manusia yang disebut perubahan sosial, akan dapat bermanfaat bila berasumsi perubahan adalah normal, wajar. Pada dasarnya tidak mengandung trauma, terdapat pola perubahan yang beraneka ragam, dan terbuka bagi setiap masyarakat. Dapat dilihat bahwa bangsa-bangsa dan masyarakat selalu terjadi perubahan-perubahan besar, antara lain misalnya: 4 4 Jacobus Ranjabar, Perubahan Sosial, Bandung: ALFABETA, 2015, hlm. 54

44 Tabel 2.1 Sebelum Perubahan Buah-buahan dan tumbuhan liar dikumpulkan. Ikan ditangkap dengan tangan. Binatang-binatang buas diburu. Manusia hidup di dalam gua-gua. Dari pulau ke pulau dengan sampan. Tanah dikerjakan dengan cangkul Pabrik-pabrik menggunakan peralatan sederhana. Pemujaan kepada dewa-dewa. Suku bangsa sebagai kesatuan politis yang tertinggi. Pendidikan yang sederhana, hanya terdiri atas satu macam sistem sekolah. Sesudah Perubahan Padi, jagung, ketela pohon ditanam. Ikan ditangkap dengan jala dan kail. Binatang-binatang dipelihara. Manusia tinggal dirumah. Dari pulau ke pulau dengan perahu layar dan kapal-kapal bermotor. Tanah dikerjakan dengan bajak dan traktor. Pabrik-pabrik menggunakan mesinmesin. Kepercayaan pada satu Tuhan. Negara sebagai kesatuan politis yang tertinggi. Sistem pendidikan yang luas dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Perubahan-perubahan yang besar dalam masyarakat terjadi di semua bidang kehidupan yang di bidang-bidang ekonomi, politik, bahasa, kesenian, hiburan, adat dan lain-lain. dalam beberapa abad tertentu, perubahan-perubahan ini terjadi dengan sangat lambat sehingga tidak terasa oleh manusia, oleh karenanya orang lalu berpendapat, bahwa waktu tetap tenang dan semua berlangsung seperti biasa, seperti sekarang. Perubahan sosial dapat juga terjadi oleh karena suatu masyarakat mempunyai hubungan dengan masyarakat lainnya, seperti seorang tokoh masyarakat dari luar pulau Jawa tinggal selama beberapa tahun di pulau Jawa dan kemudian pulang ke desanya atau beberapa tahun tinggal di daerah yang jauh dari tempat tinggalnya untuk melaksanakan tugas dan sekolah. Pikiran-

45 pikiran dan informasi-informasi yang dibawa pulang, dapat mengubah ekonomi, adat dan cara berfikir orang. Biasanya masyarakat dipengaruhi oleh masyarakat yang lebih maju. Lebih lanjut, apakah terjadinya perubahan sosial itu selalu menguntungkan? Tidak selalu. Masyarakat harus mampu memilih secara kritis dan menilai apa yang harus diubah demi kemajuan, dan apa yang harus dipertahankan, supaya tidak timbul suatu pengaruh yang merugikan. Dengan demikian dapat dikatakan secara umum, bahwa pengetahuan dan teknologi modern, etika modern, dan lain-lain kesemuanya sangat berguna bagi manusia. Hanya ada satu jalan untuk semua masyarakat di dunia, yaitu: terjadi perubahan untuk kemajuan. Dengan perkataan lainnya, harus menciptakan manusia baru, yang mampu menguasai kemungkinan teknis yang luas, yang tidak bingung dalam proses terjadinya perubahan sosial, tetapi memahami dan mampu mengurus terjadinya proses perubahan sosial itu. Gagasan Parsons yang berkaitan dengan studi perubahan sosial dapat dianalogikan dengan pemikiran Tonnies mengenai konsep gameinschaft dan gessellschaft. Berkaitan dengan studi ini, Parsons menjelaskan adanya dua kategori tindakan individu dalam sistem sosial. Parsons menyebutkan the pattern variables, yang meliputi lima kategori. Apabila kelima variable tersebut di silangkan dengan konsep gameinschaft dan gesellschaft versi Tonnies, makan

46 hubungan konsep Tonies dan Parsons tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. 5 Gemenschaft Gesellschaft Sifat: 1. Affective 2. Collective orientation 3. Particularism 4. Quality 5. Diffuse Sifat: 1. Affective neutrality 2. Self orientation 3. Universalism 4. Performance 5. Specifity Gambar 2.2 perubahan tipe tindakan individu dalam sistem sosial Pertama, Affective dan Affective neutrality (afektif dan netralitas afektif). Individu dalam sebuah hubungan sosial dapat bertindak atas dasar pemenuhan kebutuhan afeksi atau kebutuhan emosional atau bertindak tanpa unsur afeksi. Tindakan yang didasarkan pada faktor afeksi misalnya hubungan antar anggota keluarga, sedangkan hubungan antara penjual didasarkan pada faktor afeksi misalnya adalah hubungan antara penjual dan pembeli. Kedua, Self orientation dan Collective orientation. Pada tindakan individu yang bersifat Self orientation, individu bertindak hanya untuk kebutuhan pribadi. Pada Collective orientation, individu bertindak atas dasar kebutuhan atau kepentingan kelompok. 5 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012, hlm 51

47 Ketiga, Universalism dan Particularism. Hubungan yang bersifat Universalism, perilaku individu saling berhubungan menurut kriteria yang dapat diterapkan pada semua orang, sedangkan pada hubungan yang bersifat Particularism, perilaku individu didasarkan pada ukuran-ukuran tertentu. Keempat, Quality dan Performance. Variabel Quality mengacu pada konsep ascribed status, yaitu status yang didasarkan atas kelahiran. Contohnya adalah seorang yang kaya hanya mau berhubungan dengan sesame orang kaya. Variabel Performance menunjuk pada perilaku individu yang didasarkan atas prestasi yang telah diraih. Contohnya adalah terbentuknya kelompok persahabatan yang di dasarkan atas rasa suka atau tidak suka atas anggota kelompok tersebut. Kelima, specifity dan diffusness. Pada hubungan yang specifity, individu berhubungan dalam situasi yang terbatas, sedangkan pada hubungan yang bersifat diffusness, setiap individu dapat terlibat dalam proses interaksi. 6 Teori diatas sangat relevan dengan pembahasan skripsi ini, empat fungsi AGIL merupakan fungsi imperative atau prasyarat berlangsungnya sistem sosial. jadi pada intinya pondok pesantren Al Ishlah 1 dapat melaksanakan empat sistem perubahan sosial tersebut berdasarkan pola-pola pada santri yang bertempat tinggal di pondok. Terdapat dua pokok penting yang termasuk dalam kebutuhan adalah, pertama yang berhubungan dengan kebutuhan sistem internal atau kebutuhan sistem ketika berhubungan dengan lingkungannya. Kedua, yang 6 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012, hlm 52

48 berhubungan dengan sistem sasaran atau tujuan serta sarana yang perlu untuk mencapai tujuan tersebut.