BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi Jiwa merupakan salah satu industri dibidang jasa yang memberikan perlindungan pada calon pemegang polis apabila terjadi risiko di masa mendatang. Pihak asuransi akan memberikan ganti rugi sebesar nilai yang sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada satu anggota keluarga yang menghadapi cacat atau meninggal dunia. Risiko merupakan suatu keadaan yang tidak pasti. Ketidak-pastian yang dominan adalah ketidak-pastian yang akan dihadapi selalu dihadapi semua manusia dalam seluruh aktivitas kehidupannya, baik kehidupan pribadi maupun kegiatan usaha. Ketidak-pastian yang dominan adalah ketidak-pastian akan terjadinya peristiwa dan ketidak-pastian akan dialaminya kerugian. (AAMAI, 2011). Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat melepaskan diri dari ketidakpastian. Baik secara individu ataupun kelompok kita selalu dikelilingi oleh ketidakpastian tersebut. Pertama, Ketidak-pastian ekonomi (economic uncertainty), yaitu kejadian yang timbul sebagai akibat dari perusahaan sikap konsumen. Misalnya perubahan selera minta konsumen atau terjadinya perubahan 1
2 harga, teknologi, dan lain sebagainya. Kedua, Ketidak-pastian yang disebabkan oleh alam (uncertainty of nuture). Misalnya kebakaran, badai topan, banjir, dan lain-lain. Ketiga, Ketidak-pastian yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainty), misalnya peperangan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan. (Salim, 2007). Di antara ketiga jenis ketidak-pastian diatas, yang bisa dipertanggungkan ialah ketidak-pastian alam dan manusia. Sedangkan yang pertama tidak bisa diasuransikan karena bersifat spekulatif (unsur ekonomis) dan sulit untuk diukur keparahannya (severity). (Salim, 2007). Dalam pertanggungan jiwa diadakan seleksi terlebih dahulu untuk meminimalisir risiko kerugian finasial pada perusahaan, apakah seorang calon tertanggung bisa atau tidak bisa diterima sebagai calon tertanggung. Setiap perusahaan mempunyai syarat-syarat tersendiri untuk menerima atau menolak tertanggung. Pada perusahaan asuransi ada bagian underwriting tersendiri untuk mengecek syarat-syarat tersebut. (Mehr dan Osler dalam AAMAI, 2011). Diperlukannya underwriting dikarenakan individu yang memiliki status kesehatan buruk cenderung lebih tertarik untuk membeli produk asuransi kesehatan dengan paket jaminan yang lebih komprehensif, sedangkan individu dengan status kesehatan baik cenderung menolak untuk membeli produk asuransi tersebut, karena tarip preminnya relative mahal. Fenomena ini dalam istilah asing disebut adverse selection. (AAMAI, 2011). Adverse selection (seleksi berlawan) ialah penyaringan yang tidak menguntungkan yang dilakukan individu berdasarkan pilihan mereka sendiri;
3 misalnya, dalam teori upah-efisiensi, ketika pemotongan upah mendorong para pekerja yang baik keluar dan pekerja yang buruk tetap bekerja di perusahaan. (Mankiw, 2006). Adverse selection terjadi karena tidak seimbangnya informasi yang dimiliki antara perusahaan asuransi dengan calon tertanggung atau peserta asuransi. Informasi tentang kondisi status kesehatan calon peserta asuransi biasanya hanya diketahui dengan benar oleh calon peserta, sedangkan perusahaan asuransi biasanya kurang atau bahkan tidak menahami dengan baik informasi tersebut. (AAMAI, 2011). Motivasi utama perorangan membeli asuransi kesehatan karena memiliki status kesehatan yang buruk dan jika permohonan dikabulkan oleh perusahaan asuransi, maka akan memiliki probabilitas yang lebih tinggi alam mengkonsumsi pelayanan kesehatan dibandingkan dengan peserta yang berstatus kesehatannya lebih baik. (AAMAI, 2011). Pada tarif premi jika tidak disesuaikan dengan tingkat risiko pemohon maka dapat membahayakan kelangsungan bisnis perusahaan asuransi. Untuk itu perusahaan asuransi harus melakukan kajian atas setiap permohonan asuransi calon tertanggung diterima atau ditolak disebut underwriting. (AAMAI, 2011). Alasan mendasar mengapa perusahaan asuransi melakukan underwriting adalah untuk menimalkan terjadinya adverse selection. Pada situasi pasar sukarela, orang cenderung membeli polis asuransi kesehatan jika mereka yakin dan paham kalau di masa depan akan memerlukan biaya tinggi sehubungan dengan risiko sakit yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat resiko sakit yang
4 dihadapi oleh seseorang maka semakin tinggi pula permintaan orang tersebut terhadap produk diterima dengan premi yang tidak sebanding dengan tingkat resiko yang dimiliki. Jika hal ini terjadi maka perusahaan asuransi bisa mengalami kebangkrutan. (AAMAI, 2011). Perusahaan asuransi dengan teknik underwriting dapat memprediksi apakah calon tertanggung akan membutuhkan biaya tinggi atau tidak yaitu dengan melihat pengalaman-pengalaman, kasus-kasus kesehatan masa lalu dari calon tertanggung. (AAMAI, 2011). Didalam menetapkan kondisi suatu pertanggungan, maka bagian underwriting akan mengumpulkan informasi dari calon tertanggung selengkap mungkin. Persyaratan underwriting bisa tergantung dari besarnya Uang Pertanggungan dan usia calon tertanggung, dan dalam hal kasus tertentu biasanya underwriter akan mengingingkan pemeriksaan tambahan untuk dapat menentukan kondisi kesehatan calon secara akurat. (Divisi Reasuransi Jiwa, 2012). Dilain pihak, bagian marketing menginginkan agar informasi tersebut dapat dibatasi, sehingga keputusan underwriting dapat selesai secara cepat, juga dalam mengumpulkan informasi tersebut akan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga bagi underwriter perlu untuk mempertimbangkan biaya underwriting dengan mengumpulkan informasi-informasi yang benar-benar diperlukan. (Divisi Reasuransi Jiwa, 2012). Oleh karena itu, perusahaan perlu menganalisis risiko-risiko apa saja yang ada pada calon tertanggung sesuai prosedur yang berlaku. Mengingat risiko yang ada pada calon peserta yang akan menjadi tolak ukur ditolak atau diterimanya
5 permohonan polis asuransi. Perusahaan yang kurang memberi perhatian terhadap persyaratan underwriting akibatnya adalah kerugian bagi perusahaan karena penetapan kondisi underwriting tidak seimbang. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dilakukan penelitian tentang Peranan underwriting dalam Meminimalisir Resiko Kerugian Finansial Asuransi Jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Informasi apakah yang diperlukan oleh underwriter dalam menetapkan kondisi pertanggungan underwriting pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang? 2. Bagaimana menilai risiko dengan menggunakan underwriting manual dan Jenis-jenis risiko apakah yang mempengaruhi penetapan underwriting pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang? 3. Bagaimana proses financial underwriting pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang? C. Batasan Masalah Maksud dari adanya pembatasan masalah adalah untuk lebih memfokuskan pada sasaran masalah yang dihadapi agar tidak menyimpang dan mengembang dari permasalahan yang sesungguhnya serta dapat membantu dalam pemecahan masalah, maka penulis perlu membatasi permasalahan.
6 Dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai Peranan Underwriting dalam Meminimalisir Risiko Kerugian Finansial Asuransi Jiwa Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang D. Tujuan Dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan. Tujuan dalam penulisan tugas akhir mengenai Asuransi Jiwa adalah sebagai berikut: a. Mengetahui informasi yang diperlukan oleh underwriter pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang. b. Mengetahui risiko dengan menggunakan underwriting manual dan jenisjenis resiko yang mempengaruhi penetapan underwriting pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang. c. Mengetahui proses financial underwriting pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Celaket Malang. 2. Manfaat Penulisan. Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: a. Bagi Penulis selanjutnya. Penulis berharap hasil penulisan tugas akhir ini mampu memberikan sumbangan pengetahuan mengenai underwriting agar masyarakat dapat mengerti proses menilai perkiraan angka kematian seseorang untuk menetapkan tarif yang dikenakan kepadanya untuk polis asuransi jiwa.
7 b. Bagi Instansi Asuransi. Hasil penulisan tugas akhir yang disusun oleh penulis diharapkan juga mampu: 1) Memberikan wacana akademik dan masukan bagi para pihak yang terlibat dalam proses underwriting. 2) Menambah bahan-bahan informasi dari berbagai permasalahan yang terdapat dalam underwriting. Selain itu pembahasan mengenai ini mudah-mudahan dapat menambah masukan bagi pihak bank yang bersangkutan.