BAB II DESKRIPSI SEKTOR PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Sektor Pertambangan Sektor pertambangan (mining) di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sektor yang cukup diandalkan Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Secara umum potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia, berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation, menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang dengan rincian sebagai berikut : 1. Potensi Batubara Indonesia Cadangan batubara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia, namun produksi Indonesia posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton, setelah China (2761 juta ton), USA (1007 juta ton), India (490 juta ton), Australia (325 juta ton), dan Rusia (247 juta ton). 2. Potensi Minyak dan Gas Indonesia - Peringkat 25 sebagai negara dengan potensi minyak mentah terbesar yaitu sebesar 4,3 milyar barrel. - Peringkat 21 penghasil minyak mentah terbesar dunia sebesar 1 juta barrel/hari. - Peringkat 13 negara dengan cadangan gas alam terbesar sebesar 92,9 trillion cubic feet. 15
16 - Peringkat 8 penghasil gas alam terbesar dunia sebesar 7,2 trillion cubic feet. 3. Potensi Emas Indonesia - Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3 % dari cadangan emas dunia. - Menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar di dunia. - Menduduki peringkat ke-6 dalam produksi emas di dunia sekitar 6,7 %. 4. Potensi Timah Indonesia - Menduduki peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1 % dari cadangan timah dunia. - Menduduki peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia. 5. Potensi Tembaga Indonesia - Peringkat ke-7 untuk cadangan tembaga dunia sekitar 4,1%. - Peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 10,4% dari produksi dunia. 6. Potensi Nikel Indonesia - Peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia). - Peringkat ke-4 dunia dari sisi produksi sebesar 8,6%. - (Sumber: UNCOMTRADE, BP Statistical, ESDM)
17 2.2. Jenis-jenis sektor mining (pertambangan) terdiri dari 4 sub sektor: 1. Sub sektor coal mining (pertambangan batubara), 2. Sub sektor crude petroleum & natural gas production (minyak mentah & produksi gas alam), 3. Sub sektor metal & mineral mining (pertambangan logam & mineral), dan 4. Sub sektor land/stone quarrying (pertambangan tanah/batu). 2.2.1. Sub Sektor Coal Mining (pertambangan batubara) Sejarah pertambangan batubara di Indonesia dimulai tahun 1849 di daerah Pangaran, Kalimantan Timur. Pada tahun 1888, sebuah perusahaan bernama N.V. Oost Borneo milik belanda memulai kegiatannya di Pelarang, yang terletak 10 km sebelah tenggara Samarinda, Kalimantan Timur. Hingga Perang Dunia II, terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang bergerak dalam penambangan batubara dan pada saat ini (tahun 2005) di Kalimantan terdapat puluhan perusahaan penambangan batubara baik skala besar maupun skala kecil. Demikian bagus pemasaran batubara saat ini (tahun 2005), membuat orang berkeinginan untuk mendapatkan Ijin Usaha Penambangan Batubara. Di Sumatra kegiatan penambangan batubara secara besarbesaran dimulai tahun 1880, di daerah Sungai Durian Sumatera Barat. Usaha ini kurang berhasil, karena mengalami kesulitan dalam pengangkutan hasil penambangan. Pada tahun 1868,
18 ditemukan keberadaan batubara di daerah Ombilin, selanjutnya pada tahun 1868-1873 dilakukan penelitian seksama, dan akhirnya pada tahun 1892 dibuka pertambangan batubara di Ombilin, dikenal sebagai Tambang Batubara Ombilin. Penelitian tentang keberadaan batubara dilakukan pula di Bukit Asam pada tahun 1915-1918, dan pada tahun 1919 dibuka Tambang Batubara Bukit Asam. Tambang Batubara Bukit Asam dan Tambang Batubara Ombilin merupakan tambang batubara yang berperan penting saat itu. Demikian pentingnya perusahaan tambang batubara di Indonesia, Pemerintah pada saat itu memandang penting segera didirikan PN. Batubara, yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 23. Tahun 1968, dengan embrio Tambang Batubara Bukit Asam (disebut Unit I), Tambang Batubara Ombilin (disebut Unit II), keduanya berada di pulau Sumatra, dan Tambang Batubara Mahakam (disebut Unit III) yang berada di pulau Kalimantan. Di Indonesia, sampai bulan Agustus 2005 terdapat 138 perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, antara lain Perusahaan Terbatas (PT) Allied Indo Coal, PT. Aneka Tambang, PT. Antang Gunung Meratus, PT. Arutmin, PT. Bahari Cakrawala Sebuku, PT. Bentala Coal Mining, PT. Berau Coal, PT. Bukit Baiduri Enterprise, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Adaro Indonesia, PT. Fajar Bumi Sakti, PT. Gunung Bayan
19 Pratama Coal, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Tanito Harum. Dari jumlah yang semula hanya 3 perusahaan pada tahun 1968 menjadi 138 perusahaan pada tahun 2005, memberikan petunjuk bahwa usaha dalam bidang pertambangan batubara memberikan prospek usaha yang cukup bagus. Demikian mudahnya melakukan kegiatan penambangan batubara, ditunjang dengan prospek yang menguntungkan, maka tidak mengherankan apabila di Indonesia banyak terdapat kegiatan Penambangan Tanpa Ijin (PETI) berkembang cukup pesat. Kegiatan yang tersebut terakhir ini merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan disamping mutu batubara tidak terjamin. Apabila hasil kegiatan tambang batubara tanpa ijin, dipasarkan tanpa mengalami pengolahan lebih lanjut, dapat dipastikan bahwa mutu batubaranya tidak memenuhi persyaratan penggunaan batubara untuk pemanfaatan tertentu. Sebagai akibatnya, apabila hal ini dipaksakan peralatan sebagai pemegang peran utama dalam kegiatan industri mengalami gangguan, yang pada akhirnya lama waktu pakai peralatan menjadi lebih singkat, dan akhirnya akan menimbulkan kerugian yang tidak ternilai. Kejadian ini yang memberikan inspirasi perlunya pengetahuan tentang teknologi batubara bersih.
20 2.2.2. Sub Sektor Crude Petroleum and Natural Gas Production (Minyak Mentah dan Produksi Gas Alam) a. Keunggulan Minyak Bumi Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon bersifat cair sehingga mudah diwadahi dan mudah dipindahkan ke tempat yang lain baik dengan diwadahi dalam mobil tanki, kapal tanker atau dialirkan melalui pipa baik yang dirangkit di darat maupun di laut. Pipa minyak yang dibangun mulai dari Irak- Rusia sebagai bukti kemudahan untuk mengalirkannya. Indonesia membeli minyak mentah dari Timur Tengah diangkut dengan kapal tanker. Negara-negara Eropa menginginkan jalan masuk ke ladang minyak Laut Kaspia untuk mengurangi ketergantungannya dari Rusia dan Iran akan minyak. Mereka menyokong pembuatan jaringan saluran pipa di Baku-Tsili-Ceyhan (BTC). Jaringan ini terbentang sejauh 1.776 km dari Laut Kaspia di Azerbaijan ke pantai Mediterania di Turki melalui Geogia, yang sudah selesai dikerjakan pada tahun 2006. Diselesaikan di tahun 1977, Trans-Alaska Pipeling System (TAPS) terentang sepanjang lebih dari 1.280 km melintas Alaska. Jaringan saluran pipa ini membawa minyak mentah dari daerah-daerah penghasil di bagian utara ke pelabuhan Valdez di sebelah selatan. Dari sanalah minyak dikapalkan ke
21 seluruh penjuru dunia. Kondisi yang sangat dingin dan kebutuhan untuk melintasi pegunungan dan sungai-sungai besar menjadikan suatu tantangan besar bagi para insinyur konstruksi. Hampir seluruh saluran pipa di Amerika Serikat berada di bawah laut, namun banyak TAPS yang harus dibangun di atas daratan karena tanah yang subur di beberapa bagian Alaska selalu membeku. Minyak dan gas bumi, mempunyai nilai kalori tinggi, sebagai contoh bensin (gasolin) 11528 kal/gram; minyak tanah (kerosin) 11006 kal/gram; solar (diesel fuel) 10667 kal/gram; minyak bunker (10283-10764) kal/gram; minyak mentah (10429-10839) kal/gram; sedang pada alkohol 6456 kal/gram; minyak nabati (9300-9500) kal/gram; dan pada kayu hanya (3990-4420) kal/gram. Kelebihan ini yang orang selalu memburu minyak mulai dari daratan sampai di laut dalam. Minyak dan gas bumi, menghasilkan bermacam bahan bakar setelah melalui berbagai macam fraksi destilasi. Hasilnya merupakan bahan bakar untuk keperluan berbagai mesin penggerak, bensin untuk motor, kerosin untuk mesin jet, solar untuk mesin diesel, minyak tanah untuk rumah tangga. Minyak bumi menghasilkan berbagai macam pelumas, memungkinkan pembuatan berbagai macam mesin mulai dari
22 mesin 2-tak, mesin diesel, mesin pesawat jet, mesin persneling dan lain sebagainya. Setiap hidrokarbon dalam minyak mentah memliki sifat yang berbeda. Untuk membuat sifat fisik ini memiliki manfaat, minyak mentah disuling untuk memisahkannya menjadi kelompok-kelompok hidrokarbon yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok ini bisa diidentifikasi secara esensial melalui kekentalan dan sifat rekatnya. Hasil tersebut berturut-turut dari yang paling lengket hingga yang paling encer adalah bitumen, minyak bahan bakar untuk pembangkit listrik dan kapal, minyak pelumnas berat, minyak pelumnas sedang, minyak pelumnas ringan, minyak diesel, bahan bakar jet dan minyak tanah. Minyak bumi tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga merupakan bahan baku yang luar biasa potensinya. Minyak yang kaya dengan campuran hidrokarbon dapat diproses untuk menghasilkan zat yang berguna dengan proses petrokimia. Pengolahan biasanya mengubah hidrokarbon sepenuhnya sehingga sulit untuk mengenali asal-usul minyak dari produk petrokimia. Berbagai bahan dan benda dapat dibuat dari petrokimia, dari plastik hingga parfum. b. Mengenal Gas Alam Gas alam adalah campuran dari berbagai gas, namun sebagian besar mengandung gas methana (CH4)-senyawa
23 hidrokarbon dengan jumlah atom C terkecil dan paling ringan. Seperti halnya minyak, gas alam terbentuk di bawah tanah dari sisa-sisa organisme di lautan, dan sering kali terbawa ke atas menuju sumur yang sama dengan sumur minyak mentah. Gas alam tersebut dapat juga berasal dari sumur-sumur yang hanya mengandung gas, atau dari sumur-sumur alam yang menghasilkan minyak dan gas itu sendiri. 2.2.3. Sub Sektor Metal and Mineral Mining (Pertambangan Logam dan Mineral) Pada awalnya orang mengenal logam sebagai bahan perhiasan misalnya emas, yang konon didapatkan di alam sebagai emas murni, logam sebagai alat berburu atau sebagai senjata. Manusia paleolitik yang hidup 100.000 hingga 7000 tahun sebelum Masehi baru mengenal 13 jenis mineral, tetapi saat itu mereka belum mengenal logam. Manusia neolitik yang lebih maju dan mulai mengenal logam antara lain emas dan tembaga. Logam emas dikenal oleh manusia lebih dahulu dibandingkan logam tembaga. Bangsa Yunani mulai menambang emas dan perak yang terdapat di urat-urat kuarsa pada batuan keras kurang lebih 2500 sampai 356 tahun sebelum Masehi. Banyak para filosof mendapatkan berbagai macam logam, kemudian mereka mengamati dan akhirnya membuat suatu teori. Teori kuno yang berhasil dirangkum oleh Van Cotta (1859) mengemukakan 3 prinsip utama,
24 yang menjelaskan terjadinya bijih di alam yang akhirnya diikuti para muridnya yaitu: Teori disensionis, yang mengatakan bahwa endapan bijih berasal dari air permukaan yang meresap kedalam bumi kemudian dipanaskan oleh panas alami, mengakibatkan logam yang terdapat pada batuan larut dan masuk ke dalam celah-celah batuan. Teori sensionis, mengatakan bahwa endapan bijih berasal dari cairan yang ada hubungannya dengan kegiatan magma yang naik ke atas, kemudian mengendapkan bijih-bijih pada dinding celah- celah. Teori pemisahan sekresi lateral, yang mengatakan bahwa bijih terbentuk karena adanya sekresi yang berjalan secara mendatar. Teori baru terus bermunculan, seperti yang dikemukakan oleh Kemp (1901), Lidgren (1901), Vogt dan Schneiderhon. Yang tersebut terbentuknya bijih, yaitu selalu berkaitan dengan batuan. Proses-proses tersebut melibatkan, pemisahan bijih atau injeksi gas- gas dan uap mineral, air bermineral pada suhu tinggi. Deposit mineral, baik yang mengandung logam atau tidak adalah hasil konsentrasi satu atau lebih unsur-unsur yang berguna. Pada umumnya unsur-unsur tersebut tersebar dengan konsentrasi yang sedikit di kulit bumi. Dari lebih 104 unsur kimia yang dikenal manusia, hanya 8 unsur saja yang umum dijumpai dan terikat sebagai mineral dikulit bumi, yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg.
25 Unsur-unsur tersebut terdapat lebih dari 1% dan keseluruhannya mencapai lebih dari 99,5% dalam kulit bumi bagian atas. Lebih dari 92 unsur lainnya terdapat dalam sisa 0,5 %, didalamnya termasuk unsur-unsur yang diperlukan oleh manusia seperti Au, Ag, Cu, Zn, Sn, Ni, dan lain-lainnya. Lebih dari 16.000 mineral yang dikenal orang, kira-kira hanya 50 mineral merupakan pembentuk batuan utama, dan kurang lebih 200 mineral yang dapat digolongkan sebagai mineral yang mempunyai arti ekonomi (Sukandarrumidi, 2009). 2.2.4. Sub Sektor Land/Stone Quarrying (Pertambangan Tanah/Batu) Penggalian adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan segala jenis barang galian. Barang galian adalah unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan endapan alam (tidak termasuk logam, batubara, minyak dan gas bumi dan bahan radioaktif). Bahan galian ini biasanya digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong sektor industri maupun konstruksi. Hasil kegiatan penggalian antara lain, batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Kegiatan pemecahan, peleburan, pemurnian, dan segala proses pengolahan hasil pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian. Hasil pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian, akan tetapi digolongkan kedalam
26 kegiatan industri. Kegiatan persiapan tempat penambangan penggalian seperti pembuatan jalan, jembatan dari dan ke arah lokasi penambangan, pengerukan, pemasangan pipa penyaluran dan sebagainya termasuk ke dalam kegiatan konstruksi. Sedangkan kegiatan eksplorasi dan penelitian mengenai prospek barang tambang dan mineral termasuk kedalam jasa pertambangan. Kegiatan pengambilan, pembersihan dan pemurnian air untuk dijadikan air bersih termasuk dalam air minum (www.bps.co.id).