11 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Yayasan Pendidikan dan Latihan The British Institute, lebih dikenal dengan nama TBI adalah sebuah yayasan yang didirikan sejak tahun 1984. Pada tahun 1994, manajemennya di ambil alih oleh Lembaga Pendidikan UniSadhuGuna yaitu sebuah Lembaga Pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Persaudaraan Bangbayang 66 (YPB 66), bersama dengan University of New South Wales, Australia. TBI memiliki visi, misi dan nilai-nilai perusahaan sebagai berikut: 1) Visi perusahaan adalah untuk membantu memungkinkan orang untuk meraih kesempatan global/dunia melalui penguasaan bahasa Inggris. 2) Misi perusahaan adalah untuk menjadi penyedia pelatihan bahasa Inggris terbaik di Indonesia dan Asia Tenggara dengan menawarkan pelatihan dan pelayanan pelanggan kelas dunia. Dalam melakukan hal ini, TBI bertujuan untuk membangun kapasitas pendidik, profesional, pengusaha dan siswa untuk berkomunikasi dengan komunitas global melalui media Bahasa Inggris. 3) Nilai-nilai perusahaan yaitu: a. Penyediaan kualitas pelatihan. b. Peluang untuk pengembangan sumber daya manusia. c. Saling menghormati dan membangun hubungan. d. Fleksibilitas dalam memenuhi kebutuhan pasar. 11
12 e. Kepercayaan dan integritas. f. Kerjasama antarbudaya. TBI berdiri pertama kalinya di Bandung, Jawa Barat kemudian pada tahun 1990 cabang/sekolah baru didirikan di Jakarta. Kemudian cabang-cabang atau sekolah-sekolah baru lainnya didirikan baik di Bandung, Jakarta dan Malang. Mulai 2004 perluasan usaha dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga melalui bisnis waralaba (franchise) yang tersebar di Bogor, Depok, Serpong, Semarang, Surabaya, Medan, Cibubur, Kelapa Gading dan Bekasi. Secara keseluruhan per tahun 2014 total cabang/sekolah yang dimiliki oleh TBI ada 8 cabang/sekolah dan 8 sekolah waralaba. 2.2. Lingkup Bidang Usaha Bidang usaha yang dilakukan oleh TBI adalah penyediaan pelatihan Bahasa Inggris kepada pelanggan baik secara perorangan maupun korporasi mulai dari tingkat anak-anak, remaja hingga dewasa melalui metode pengajaran berbasis pendekatan komunikatif (communicative approach), berfokus kepada siswa (student-centered) dan berdasarkan tugas (task-based) yang terdiri dari 1/3 pengajaran mengenai unsur bahasanya dan 2/3 adalah keahlian (skill) berbahasanya yang meliputi membaca, menulis, mendengar dan berbicara (reading, writing, listening dan speaking). Layanan lainnya yang diberikan oleh TBI adalah pelatihan guru (teacher training). TBI memiliki reputasi yang sangat baik dan berkualitas dalam memberikan pelatihan guru dan lokakarya untuk guru di seluruh Indonesia. TBI selain memberikan program pelatihan milik sendiri juga berafiliasi dengan Cambridge, ESOL - Inggris dan merupakan satu-satunya
13 penyedia CELTA (Certificate of English Language Teaching for Adult) dan YLE (Young Learner Extension) CELTA di Indonesia. Produk-produk TBI adalah sebagai berikut: 1) Very Young Learners. 2) Children 3) Teenagers 4) Global English 5) Conversation 6) Business Communication 7) International Examination Preparation: TOEFL Test IELTS Test TOEIC Test Untuk mengevaluasi kemajuan belajar siswa, TBI menggunakan berbagai praktik tes milik Cambridge ESOL (Inggris untuk Penutur Bahasa Lain) yang setara dengan kerangka acuan Eropa (The Common European Framework Reference) yang memungkinkan progress kemajuan siswa dengan pembandingan standard Internasional. 2.3. Sumber Daya Ditinjau dari fungsi pekerjaan secara garis besar karyawan di Yayasan Pendidikan dan Latihan The British Institute dikatagorikan dalam dua katagori yaitu:
14 1) Karyawan bidang akademis meliputi para guru baik orang asing maupun orang lokal dan tenaga kependidikan lainnya seperti Team Leader Akademis, perumus kurikulum dan posisi-posisi lain yang terkait langsung dengan pengelolaan bidang akademis. 2) Karyawan bidang non-akademis meliputi karyawan-karyawan yang mengelola fungsi-fungsi non-akademis seperti keuangan, akunting, penjualan, administrasi, pelayanan pelanggan dan lain-lain. TBI per Oktober 2014 mempunyai total karyawan sebanyak 181 orang yang terdiri dari 50 orang karyawan di bagian akademis dan 131 orang karyawan di bagian non-akademis. Demografinya adalah sebagai berikut: 1) Jakarta memiliki 69 karyawan non-akademis dan 22 karyawan akademis 2) Bandung memiliki 41 karyawan non-akademis dan 21 karyawan akademis 3) Malang memiliki 8 karyawan non-akademis dan 2 karyawan akademis 4) Bali memiliki 13 karyawan non-akademis dan 5 karyawan akademis 2.4. Tantangan Bisnis Perusahaan Selain tingkat kompetisi yang tinggi di pasar, tantangan utama dalam bisnis adalah pengadaan tenaga pengajar yang berkualitas dengan kemampuan berbahasa Inggris yang tinggi dan kemampuan mengajar yang baik yang sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam sistem perekrutan tenaga pengajar di dalam organisasi dengan tujuan utama menjaga kualitas hasil didik. Kebutuhan pasar terhadap permintaan tenaga pengajar asing semakin meningkat sementara pengadaannya merupakan suatu tantangan yang semakin berat bagi organisasi. Hal ini disebabkan oleh makin ketatnya peraturan
15 pemerintah tentang perekrutan tenaga pengajar asing untuk mengajar Bahasa Inggris dengan dikeluarkan dan diimplementasikannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 66 tahun 2009 tentang pemberian izin pendidik dan tenaga kependidikan asing pada satuan pendidikan formal dan nonformal di Indonesia. Dengan adanya tantangan bisnis ini mengharuskan organisasi untuk melakukan strategi-strategi yang tepat sehingga objektif organisasi tetap dapat tercapai termasuk peningkatan dan pengembangan dalam aspek human resourcesnya. Selain tantangan dari eksternal, dari internal juga terdapat tantangan yang selama ini menjadi fenomena yang perlu mendapatkan perhatian dari manajemen yaitu penurunan kinerja karyawan non-akademis, dengan terjadinya pelanggaran etika kerja dan kinerja karyawan yang belum optimal. Perusahaan telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja antara lain penyesuaian upah pekerja yang dilakukan setiap tahun sebagaimana layaknya yang dilakukan perusahaan lain, melakukan perbaikan kesejahteraan karyawan, memberikan kesempatan pelatihan dan promosi jabatan yang dilakukan secara obyektif terhadap seluruh karyawan. 2.5. Proses Bisnis Perusahaan Bisnis perusahaan berasal dari dua sumber yaitu pelanggan individu atau perorangan dan korporasi, oleh karenanya proses bisnis untuk keduanya berbeda meskipun target akhir adalah sama yaitu belajar dan memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris. Proses untuk pelanggan secara individu atau perorangan diawali dengan datangnya calon siswa ke sekolah-sekolah TBI kemudian dilayani oleh staff TBI
16 di bagian front line dimana staf tersebut akan memberikan konsultasi dan mencari info akan kebutuhan calon siswa yang datang. Setelah diketahui kebutuhannya maka langkah berikutnya adalah memberikan tes penempatan (placement test) dan wawancara untuk mengetahui tingkat kemampuan berbahasa dari calon siswa. Setelah diketahui tingkat kemampuannya kemudian staff front line kembali melakukan diskusi dan konsultasi dengan calon siwa terkait hasil tesnya. Staff front line kemudian memberikan saran kepada calon siswa kelas apa yang sesuai untuk diikuti calon peserta didik. Jika sudah disepakati oleh calon siswa didik segala sesuatunya termasuk harga, sistem pembayaran, waktu belajar dan materi pelajaran serta kelas dan guru pengajarnya, maka proses belajar mengajarpun dapat dilaksanakan. Selama masa belajar progress perkembangan belajar siswa terus dimonitor dan diukur dengan menggunakan berbagai praktik tes milik Cambridge ESOL (Inggris untuk Penutur Bahasa Lain) yang setara dengan kerangka acuan Eropa (The Common European Framework Reference) yang memungkinkan progress kemajuan siswa dengan pembandingan standard Internasional. Sedangkan untuk pelanggan dari korporasi, proses bisnis perusahaan dapat dilihat dalam gambar 2.1 dibawah ini.
17 Gambar 2.1 Alir proses bisnis dari korporasi Sumber: Divisi Corporate Sales, Yayasan Pendidikan dan Latihan The British Institute Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa proses di awali dengan melakukan kunjungan dan pertemuan ke perusahaan-perusahaan untuk membicarakan dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan calon siswa didik secara kelompok. Langkah berikutnya adalah melakukan tes penempatan (placement test) kemudian berdasarkan hasil tes penempatan TBI membuat proposal untuk direview dan dievaluasi oleh korporasi calon pelanggan. Setelah proposal disetujui, maka dibuatlah perjanjian secara legal untuk ditandatangani oleh kedua pihak. Selanjutnya pelatihan dilakukan dan melakukan assessment terhadap peserta didik serta melakukan monitoring dan memberikan umpan balik kepada peserta didik. Setelah menyelesaikan masa belajar yang disepakati, pihak TBI kemudian
18 membuat laporan dan sertifikat untuk tiap-tiap peserta didik untuk diberikan kepada pejabat berwenang yang ditunjuk oleh pihak klien. Tahap akhir adalah melakukan komunikasi dengan pihak klien untuk mengevaluasi dan mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengimplementasikan hasil belajarnya. Setelah kerjasama selesai, maka pihak TBI melakukan pemeliharaan hubungan dengan pihak klien dengan pendekatan baik melalui kunjungan, acara kebersamaan seperti diadakannya Corporate Gathering Event, lokakarya gratis, sesi sharing info dan sebagainya.