PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

Neng Siti Nur Afifah., Edi Hernawan, Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd. ABSTRACT

*

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG GASAN JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

Economic Education Analysis Journal

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta


PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DISERTAI POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 5 SOLOK SELATAN.

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X MP SMK N 1 Rambah dengan model pembelajaran inquiri secara quasi-eksperimen. Sampel adalah siswa kelas X MP dan X TPHP SMK N 1 Rambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran biologi pada materi jamur dengan model pembelajaran inquiri tidak berpengaruh signifikan. Akan tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata posttest, kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan nilai sebesar 80,86 sementara kelas kontrol sebesar 78,59. Dapat disimpulkan, tidak ada pengaruh model pembelajaran inquiri terhadap hasil belajar siswa pada materi jamur kelas X MP SMK N 1 Rambah tahun pembelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Hasil Belajar Biologi, Model Pembelajaran Inquiri, Quasi Eksperimen. ABSTRACT The aim of this study was to determine learning outcomes of MP SMK N 1 Rambah students Class X by using inquiry learning model with quasi-experiment. Samples were the students in Class X. Result showed that studying biology in mushroom s topic by using inquiry model learning was not effect significantly. But from the posttest, the experiment class was higher than control class with value 80,86 and the control class was 78,59. It can be concluded that there is no effect from inquiry model learning toward result of learning students in mushroom s topic in Class X SMK N 1 Rambah in academic year of 2014/2015. Keywords: Result of Biology Learning Outcome, Inquiry Learning Model, Quasi Eksperimen. PENDAHULUAN Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia, sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan semua berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Tujuan pendidikan adalah memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa (Hamalik, 2001: 80). Beberapa masalah yang sering muncul pada saat proses kegiatan belajar mengajar adalah kebanyakan siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukakan pendapatnya, keadaan seperti ini tentunya akan mengganggu kelancaran pembelajaran dan juga kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Apabila hal ini dibiarkan terus akan menyebabkan siswa semakin mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar yang di harapkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat ini proses belajar mengajar banyak didominasi aktifitas menghafal. Menurut Suprijono (2009: 3) siswa sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajari. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas X di SMK Negeri 1 Rambah tanggal 15 September 2014 diperoleh informasi bahwa pembelajaran Biologi yang dilakukan, khususnya pada materi jamur hanya dengan menggunakan metode diskusi. Siswa diberikan penjelasan dan tujuan materi yang diajarkan kemudian siswa membentuk kelompok dan mendiskusikan kepada sesama teman satu kelompoknya untuk membahas materi jamur, namun masih banyak siswa yang kurang aktif dan malu untuk mengemukakan pendapatnya, hal tersebut mengakibatkan prestasi belajar Biologi kelas X semester satu sebelumnya menunjukkan hasil yang kurang memuaskan yaitu rata- rata hanya 30-40% yang mencapai kriteria *Hp : 085274152000 e-mail : Sixma8890@yahoo.com

ketuntasan minimal (KKM) dari jumlah 34 siswa dengan standar KKM 70. Kemudian adanya program remedial bagi siswa yang belum tuntas saat dilakukan ujian bab sehingga menjadikan siswa seakan menganggap mudah arti sebuah nilai. Selain itu motivasi siswa dalam belajar masih kurang dikarenakan mata pelajaran Biologi di SMK Negeri 1 Rambah dimasukkan ke dalam kategori peminatan, siswa lebih aktif di pelajaran kejuruannya. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diterapkan model pembelajaran lain yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa yaitu melalui pengajaran dengan model pembelajaran inkuiri. Menurut Slameto (2013: 156) keunggulan model pembelajaran inkuiri ialah memungkinkan siswa mengunakan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah dan banyak memberikan keuntungan antara lain meningkatkan inteligensi, membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, menghindari proses belajar mengajar secara menghafal, mengembangkan kreatifitas, meningkatkan aspirasi, membuat proses pengajaran menjadi student centered sehingga dapat membantu lebih baik ke arah pembentukan konsep diri, memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk menampung serta memahami informasi. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiri terhadap hasil belajara siswa pada materi jamur kelas X MP SMK N 1 Rambah tahun pembelajaran 2014/2015. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Rambah kelas X Mekanisasi Pertanian semester satu tahun pelajaran 2014/2015 bulan November dan Desember 2014. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X mekanisasi pertanian dengan jumlah siswa 30 orang dan siswa kelas X teknik pengolahan hasil pertanian dengan jumlah siswa 27 orang, total semuanya adalah 57 orang siswa yang di pilih secara langsung karena dikelas X yang belajar mata pelajaran Biologi hanya jurusan mekanisasi pertanian (MP) dan jurusan teknik pengolahan hasil pertanian (TPHP). Hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai Post-test siswa sesudah pembelajaran dengan mengunakan tes soal sebanyak 25 butir. Desain penelitian yang digunakan berbentuk (Non Randomized Pretest-Postest Control Group Design). Pada kelas kontrol diberi perlakukan menggunakan metode diskusi kelompok dan kelas eksperimen mengunakan model pembelajaran inkuiri. Untuk mengetahui tingkat pengaruh model pembelajaran inkuiri maka dilakukan dengan cara perhitungan menggunakan rumus uji t (t test). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebelum pembelajaran materi jamur dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, diperoleh nilai untuk kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi yaitu 89 dan nilai terendah 72 dengan nilai rata-rata 80,86 dengan Standar Deviasi 4,9. Sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 68 dengan nilai rata-rata 78,59 dengan Standar Deviasi 4,60. Tabel 1. Data nilai Post-test kelas Eksperimen No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1. 72 2 6,6 2. 76 5 16,6 3. 80 13 43,3 4. 82 4 13,3 5. 89 6 20 Jumlah 30 100 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini: 15 10 5 0 72 76 80 82 89 Gambar 1. Diagram Nilai Post-test Kelas Kontrol. Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa distribusi frekuensi nilai post-test kelas eksperimen 2 orang siswa memperoleh nilai 72,5 orang siswa memperoleh nilai 76,12 orang siswa memperoleh nilai 80,4 orang siswa memperoleh nilai 82, dan 6 orang siswa memperoleh nilai 89. Tabel 2. Data Nilai Post-test kelas Kontrol No. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif(%) 1. 68 2 7.4 2 72 1 3,7 3 74 3 11,1

4. 76 2 7,4 5. 78 2 7,4 6. 80 11 40,7 7. 82 1 3,7 8. 84 4 14,8 9. 86 1 3,7 Jumlah 27 100 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini: 12 10 8 6 4 2 0 68 72 74 76 78 80 82 84 86 Gambar 2. Diagram Nilai Post-test Kelas Kontrol Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa distribusi frekuensi nilai pre-test kelas kontrol 2 orang siswa memperoleh nilai 68, 1 orang siswa memperoleh nilai 72, 3 orang siswa memperoleh nilai 74, 2 orang siswa memperoleh nilai 76, 2 orarng siswa memperoleh nilai 78, 11 orang siswa memperoleh nilai 80, 1 orang siswa memperoleh nilai 82, 4 orang siswa memperoleh nilai 84 dan 1 orang siswa memperoleh nilai 86. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan hasil nilai pre-test dan post-test sebelumnya dari kelas kontrol dan kelas eksperimen maka diperoleh nilai dari masingmasing kelas. Dengan kriteria pengujian adalah ditolak (Ho) = L hitung > L tabel dan diterima (Ha) = L hitung < L tabel dengan taraf nyata α = 0,05. N = 30 dengan L tabel = 0,161 dan N = 27 dengan L tabel = 0,173. Hasil uji normalitas nilai pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Daftar Uji Normalitas Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Kelas L hitung L tabel Kriteria 1 Ekperimen 0,124 0,161 Normal 2 Kontrol 0,146 0,173 Normal Uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen. Pengujian homogen dilakukan dengan cara uji varians. Dikatakan homogen apabila F hitung < F tabel. Untuk α = 5% dengan dk pembilang = N 1-1 = 30-1 = 29 dan dk penyebut = N 2 1 = 27-1 = 26 diperoleh F tabel 1,90 dan diperoleh F hitung = 6,014 untuk niali pre-test. Karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan data pada nilai awal (pretest) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tidak homogen atau tidak mempunyai varians yang sama. Kemudian untuk nilai Post-test diperoleh F hitung = 1,084 maka dapat disimpulkan data pada nilai akhir (post-test) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai varians yang sama. Tabel 4. Daftar Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol No Kelas L hitung L tabel Keterangan 1 Ekperimen 0,135 0,161 Normal 2 Kontrol 0,122 0,173 Normal Setelah dilakukan uji prasarat pengujian, kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis. Data atau nilai yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah nilai post-test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir setelah peserta didik diberi perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t-test dalam pengajuan hipotesis kemampuan akhir adalah sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan t-test diperoleh hasil penelitian dari kemampuan akhir kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran inkuiri diperoleh rata-rata 80,86 sedangkan untuk kelompok kontrol dengan metode diskusi diperoleh rata-rata 78,59. Dengan dk = 30 + 27 2 = 55 dan taraf nyata 5% maka diperoleh t tabel = 2,021. Dari hasil perhitungan t-test maka diperoleh t hitung = 1,54. Karena t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Penelitian ini memiliki dua kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelas X MP sebagai kelas eksperimen dan kelas X TPHP sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran inkuiri dimana pembelajaran ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu (1) menyajikan masalah, (2) merumuskan masalah, (3) Pengajuan hipotesis, (4) melakukan observasi, (5) mengumpulkan dan menganalisis data dan mempresentasikan, dan (6) membuat kesimpulan. Sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan metode diskusi. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri, siswa pada kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol diberi soal pre-test untuk menguji kemampuan awal siswa dan soal post-test untuk menguji kemampuan akhir setelah diberi perlakuan.

Berdasarkan hasil pre-test yang didukung oleh uji perbedaan skor rata-rata pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan pada kemampuan awal kedua kelas. Selanjutnya setelah dilakukan proses pembelajaran dengan metode inkuiri pada kelas eksperimen, skor rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang melaksanakan proses pembelajaran dengan metode diskusi. Setelah dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t diperoleh hasil, Skor rata-rata post-test kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan skor rata-rata post-test rata-rata kelas kontrol dengan t hitung 1,54 > t tabel 2.021 untuk taraf signifikan 5%. Hasil penelitian eksperimen semu ini menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran biologi di SMK Negeri 1 Rambah terhadap hasil belajar telah terbukti belum berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sayekti, Sarwanto dan Suparmi (2012: 151) yang meneliti tentang pembelajaran IPA menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan Analisis dan sikap ilmiah siswa dan didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi belajar IPA siswa didapat nilai kelas eksperimen dengan rata-rata 70,62 dan kelas kontrol dengan rata-rata 69,44. Faktor utama yang mempengaruhi penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran biologi di SMK Negeri 1 Rambah adalah alokasi waktu. Alokasi waktu antara yang tertuang di RPP tidak bisa berjalan sesuai rencana, kemudian adanya keterbatasan pengalaman siswa dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, untuk memberikan perubahan pembelajaran dari pembelajaran diskusi ke pembelajaran inkuiri memerlukan proses atau bertahap sedikit demi sedikit. Sehingga hasilnya tidak bisa langsung dapat diamati dalam jangka waktu yang relatif singkat. Perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang belajar biologi melalui metode inkuiri dan siswa yang belajar biologi melalui metode diskusi dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya metode pembelajaran yang diterapkan guru. Oleh karena itu guru harus secara selektif memilih metode pembelajaran yang cocok untuk pokok bahasan tertentu agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan tercapai. Metode diskusi yang diterapkan pada kelas kontrol adalah metode untuk memecahkan permasalahan yang belum diketahui. Pada awal pelajaran guru melakukan tanya jawab yang sesuai dengan materi pelajaran. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendiskusikan materi pelajaran. Guru membimbing siswa melakukan diskusi sambil menyampaikan materi pelajaran. Selanjutnya siswa mengerjakan latihan soal-soal. Setiap siswa diminta mengerjakan soal. Selanjutnya diminta beberapa orang siswa memaparkan jawaban soal di depan kelas dengan menuliskannya di papan tulis/whiteboard. Kemudian dilakukan tanya jawab mengenai isi jawaban soal tersebut. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tidak ada perlakuan lain seperti melaksanakan percobaan ataupun kegiatan lapangan lainnya. Pembelajaran seperti ini mempunyai kelemahan antara lain (a) pengetahuan konsep/prinsip atau teori diperoleh siswa dari hasil membaca buku atau informasi dari guru, bukan merupakan hasil penemuan dari proses sains yang dilakukan siswa. Akibatnya pengetahuan yang diperoleh hanya sebatas mengetahui, bukan memahami. Informasi yang diperoleh dengan cara seperti ini akan lebih cepat terlupakan. (b) Siswa lebih cenderung mempelajari materi tertentu saja yang menjadi bagian tugasnya, sedangkan materi lainnya dipelajari sekedarnya saja; (c) Tidak menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan proses sains. Walaupun demikian interaksi antar siswa sangat baik, pembelajaran seperti ini dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang berbasis konstruktivis. Model pembelajaran ini memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, peran guru disini sebagai fasilitator dan mediator. Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja seperti ilmuwan diantaranya merumuskan hipotesis dan menguji hipotesis melalui percobaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Burner dalam Supriyati dan Sri (2007:1-6) siswa memiliki pengetahuan apabila menemukan sendiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya sendiri, yang memotivasinya untuk belajar. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan I berlangsung masih ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan karena metode ini termasuk baru diterapkan dikelas ini. Kebanyakan siswa tetap pasif dan belum beradaptasi dengan perubahan metode yang diajarkan guru. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Suryosubroto (2009:186) bahwa model inkuiri memiliki kelemahan antara lain dipersyaratkan keharusan persiapan mental untuk cara belajar ini. Namun setelah pertemuan selanjutnya siswa yang kurang aktif tersebut semakin menunjukkan kemajuan dengan ikut berpartisipasi dalam mempersentasikan hasil percobaan. Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri, menggunakan konsep-konsep

yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan kata lain siswa mempunyai kesempatan untuk mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang ada sehingga terjadi belajar bermakna. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam mengajar biologi dengan model inkuiri adalah tugas guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, yakni membantu siswa untuk belajar dan menggunakan keterampilan proses mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. Keaktifan siswa untuk mengamati, menduga, mengambil kesimpulan melalui kegiatan secara berkelompok dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan lebih ditekankan pada pembelajaran ini. Dengan adanya pembelajaran ini, selain kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor dan afektif siswa juga dapat dikembangkan. Melalui proses pengamatan akan diperoleh kemampuan kognitif sebab dengan pengamatan tersebut peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Melalui pembelajaran ini kemampuan psikomotor siswa dapat dikembangkan. Peserta didik dapat terlatih untuk melakukan pengamatan, menduga dan mengambil kesimpulan. Afektif siswa juga mengalami peningkatan, sebab dengan kegiatan tersebut akan terbina kerja sama antar siswa, dan kemampuan untuk berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2007:137) menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi siswa yang ada, termasuk pengembangkan emosional dan juga keterampilan. SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar Biologi siswa Kelas X MP SMK N 1 Rambah diperoleh hasil hipotesis dimana t hitung = 1,54 sedangkan t tabel = 2,021 karena t hitung < t tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi materi Jamur dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri tidak berpengaruh signifikan. Akan tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata, kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 80,86 dan nilai rata-rata kelas kontrol 78,59. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi Jamur kelas X MP SMK N 1 Rambah Tahun Pembelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Sayekti, Sarwanto dan Suparmi. 2012. Pembelajaran IPA menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing melalui Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Analisa dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Pendidikan 2(1):145-153. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Supriyati, Y. dan Sri. 2007. Strategi Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka. Suryosubroto. 2009. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beroreantasi Kontruktivisme. Jakarta: Bumi aksara.