BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERILAKU INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, tujuan utama perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB 1 PENDAHULUAN. Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah

BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. Rokok memang menjadi suatu dilema hingga saat ini. Fakta yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya perusahaan merupakan salah satu kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan kesejahteraan umum bagi rakyat Indonesia. Perlu. kepada eksekutif untuk kesejateraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan, pengeringan tembakau dan cengkeh, perajangan tembakau dan pelintingan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Karena pasar modal menjalankan dua fungsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

Daftar Pertanyaan. Mengenai Aktivitas Penjualan. No Daftar Pertanyaan Ya Tidak Penjelasan

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga

BAB 1 PENDAHULUAN. (kondisi ekonomi, keadaan politik, dan bencana alam) dan faktor internal (kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang perekonomian negara, hal ini senada dengan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, dalam. terhadap penerimaan negara. (Bapeda Bandung, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan keuntungan maksimal dengan risiko minimal. hilangnya kesempatan perusahaan untuk mencari keuntungan.

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada

BAB I PENDAHULUAN. dengan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB I PENDAHULUAN. para investor untuk berinvestasi. Sektor industri makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

BAB I PENDAHULUAN. adalah beberapa faktor yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. lain untuk mengidentifikasi peluang investasi, untuk menganalisis dan menilai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, jika hal itu terjadi akan memberikan kehawatiran pada pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana pemerintah mempercepat pembangunan ekonomi dengan melakukan pembangunan dalam dunia bisnis sebagai tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara. Beragam perusahaan yang bergerak dalam sektor pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, industri property, trasportasi, keuangan, perdagangan, dan industri jasa dan investasi. Industri barang konsumsi terdiri dari industri makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan keperluan rumah tangga, dan peralatan rumah tangga. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China, AS, dan Rusia. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 341,9 miliar batang (Sumber: Bappeda Jatim, Maret, 2014). Industri rokok merupakan salah satu penyumbang pendapatan negara cukup besar,baik negara berkembang atau negara maju. Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan 2009 Rp. 55 Triliun 2010 Rp. 57 Triliun 2011 Rp. 65 Triliun 2012 Rp. 85 Triliun 2013 Rp. 140,84 Triliun Sumber: Diolah Peneliti 2014 Dilihat dari tabel 1.1 diatas, industri tembakau di Indonesia telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari 10 industri prioritas. Ini mencerminkan tingginya daya serap tenaga kerja dan kontribusi industri terhadapat pendapatan negara. Menurut data pemerintah, sektor tembakau

memiliki lebih dari 6 juta tenaga kerja, termasuk petani, serta sektor manufaktur, penjualan dan distribusi. Tahun 2009, penerimaan bea dan cukai tembakau menyumbangkan Rp 55 Triliun cukai kepada negara, atau 6,4% dari total pendapatan negara. (Sumber: PT. Hm Sampoerna,Januari 2012). Adannya rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan cukai, tidak sepenuhnya mengurangi konsumsi rokok, pada faktanya bukan saja produksi rokok meningkat tetapi juga mengancam industri rokok skala kecil dan menengah, tentu saja industri rokok berskala besar akan semakin besar, industri rokok yang berskala kecil semakin menciut karena konsumen rokok berskala kecil tidak mampu lagi untuk membeli rokok. Kebijakan tersebut tidak mengurangi pendapatan negara, tahun 2010 penerimaan bea dan cukai sebesar Rp 57 triliun dari cukai tembakau (Sumber: http://www.majalahgempur.com/2012/09/kenaikan-cukai-tingkatkan-pendapatan html). Pada Tahun 2011 melejit total pendapatan cukai Rp 68,075 triliun, dari jumalah itu sebesar Rp 65 triliun kontribusi dari cukai tembakau, dan sisanya Rp 3,075 triliun kontribusi dari cukai minuman alkohol. (Sumber: Pentaaromindo, Desember 2011). Pada tanggal 1 januari 2012 pemerintah menaikan cukai rokok antara 8,3 51,1 % atau rata rata 16,3% tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 167/2011 tentang Tarif Cukai Tembakau. Kenaikan tarif cukai tembakau merupakan kebijakan pemerintah untuk melindungi masyarakat dan dampak kebiasaan merokok, terutama pada perokok pasif, serta melindungi anak anak dari kebiasaan merokok. Meskipun pemerintah sudah menaikkan cukai, tetapi tidak mengurangi pendapatan cukai tahun 2012. Tahun ini melejit dari sebelumnya pendapatan sebesar Rp 85 Triliun pendapatan dari cukai tembakau. (Sumber: Harian Terbit, Desember, 2013).Pada tahun 2013 terjadi kenaikan signifikan penerimaan Direktorat Jendral Bea dan Cukai (BC) sebesar Rp 140,84 triliun penerimaan negara terbesar dari cukai tembakau atau rokok sekitar 95%, Setiap tahun penerimaan bea dan cukai terus naik dari sektor rokok walaupun pemerintah sudah menaikan tarif cukai, tidak sepenuhnya dapat mengurangi jumlah penerimaan pendapatan cukai 2

(Sumber : http://www.antaranews.com/berita/409960/penerimaan-bea-dan-cukaicapai). Meningkatnya permintaan rokok di pasar dapat meningkatkan penjualan rokok,dan memberikan kontribusi pada penerimaan bea dan cukai. Sehingga dengan adanya industri rokok dapat memberikan kontribusi untuk perekonomian nasional. Tabel 1.2 Jumlah Perusahaan Rokok Di Indonesia Tahun Jumlah Pabrik Rokok 2009 3.225 unit 2010 2.600 unit 2011 2.540 unit 2012 1.000 unit 2013 800 unit Sumber: Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia Dilihat dari tabel 1.2 diatas, perusahaan rokok yang listing di Bursa Efek Indonesia yaitu H.M Sampoerna Tbk, Gudang Garam Tbk, Bentoel Internasional Investama Tbk, dan Wismilak Inti Makmur Tbk. Pabrik rokok di Indonesia mengalami penyusutan yang cukup signifikan, data Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia(GAPPRI) memaparkan pabrik rokok tahun 2009 yang jumlahnya mencapai 3.225 unit. Jumlah itu menurun menjadi 2600 unit pada tahun 2010. Pada tahun 2011 terjadi penurunan pabrik rokok kembali menjadi 2540 unit. Penurunan signifikan pabrik rokok pada tahun 2012 menjadi 1000 unit. Penurunan kembali di tahun 2013 tersisa di Indonesia 800 unit pabrik rokok. Kian menyusutnya populasi industri rokok nasional menjadi fenomena tersendiri, karena umumnya berkurangnya populasi industri akan berdampak pada penurunan produksi dan pendapatan cukai yang diperoleh pemerintah. Meski populasi industrinya menurun dratis, kinerja produksi dan kontribusi cukai yang disumbangkan rokok nasional terus mengalami pertumbuhan yang positif. Tutupnya industri rokok berskala kecil dan menengah karena produknya kalah bersaing. Sebaliknya industri berskala besar semakin berkembang melakukan expansion perusahaan. 3

Resiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan di ukur melalui laporan keuangan, laporan keuangan sangat berguna bagi pihak berkepentingan yaitu pihak internal dan pihak eksternal, untuk mengetahui kondisi perusahaan. Kebangkrutan merupakan masalah yang harus diwaspadai oleh perusahaan. Maka dari itu perusahaan harus melakukan berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang harus dilakukan. Analisis kebangkrutan berfungsi untuk memberikan informasi kepada pihak pihak yang bersangkutan, mengenai keadaan kinerja perusahaan yang sedang menghadapi kesulitan atau tidak, serta memberikan gambaran dimasa yang akan datang. Bagi pemilik perusahaan analisis kebangkrutan digunakan untuk membuat pengambilan keputusan dalam mempertahankan kepemilikanya atau menjual asetnya sebagai penanaman modal. Sedangkan bagi investor dan kreditur sebagai bahan pertimbangan untuk menambah atau mengurangi investasi dan untuk mengetahui perkembangan dalam perusahaan tersebut. Wismilak Inti Makmur merupakan industri rokok yang termuka di Indonesia. Di Indonesia, dapat dikatakan tidak banyak perusahaan yang mampu tumbuh besar dalam waktu yang lama. Wismilak Inti Makmur sudah berumur 51 Tahun. Pada tanggal 18 Desember 2012 perusahaan ini melakukan go public dan resmi listing di Bursa Efek Indonesia dengan nama Wismilak Inti Makmur Tbk. dengan kode WIIM. Pangsa pasar rokok tahun 2013 masih didominasi oleh tiga produsen perusahaan yaitu, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, Gudang Garam, dan Djarum. Wismilak Inti Makmur Tbk. hanya menguasai 1 % dari total pasar yang ada di Indonesia. Pangsa pasar Wismilak Inti makmur Tbk masih tergolong kecil, produksi rokok hanya mampu cukup besar di wilayah Sumatera yang dapat mencapai 5%. Berdasarkan dengan latar belakang tersebut diatas, maka penulis dalam pengerjaan Laporan Tugas Akhir ini memilih judul ANALISIS KEBANGKRUTAN METODE SPRINGATE PADA INDUSTRI ROKOK WISMILAK INTI MAKMUR TBK. 4

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah yang dapat diambil sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan pada Wismilak Inti Makmur Tbk. tahun 2009 2013? 2. Bagaimana perhitungan Analisis Kebangkrutan Metode Springate pada Wismilak Inti Makmur Tbk. pada tahun 2009 2013? 1.3 Maksud dan tujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suatu kondisi perusahaan di sektor industri rokok. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian yang dilakasanakan pada Wismillak Inti Makmur Tbk. adalah : 1. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan pada Wismilak Inti Makmur Tbk. tahun 2009 2013. 2. Untuk mengetahui perhitungan dan analisis kebangkrutan metode Springate pada Wismilak Inti Makmur Tbk. pada tahun 2009 2013. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik dari segi praktis maupun teoritis yaitu : 1. Kegunaan Teoritis Untuk memberikan informasi pemikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di sektor keuangan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sebagai bahan masukan guna mengembangkan dan sebagai bahan evaluasi untuk para karyawan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 5

b. Bagi Penulis Penelitian ini sebagai satu syarat menempuh Ujian Sidang Diploma III Jurusan Bisnis Dan Manajemen pada Universitas Widyatama, dan diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan nyata mengenai aplikasi teori dengan praktek praktek yang diperoleh dari perkulihan dan kenyataan yang ada di Perusahaan untuk menambah pengetahuan khusunya mengenai penggunaan analisis kebangkrutan metode springate pada perusahaan rokok Wismilak Inti Makmur Tbk. c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang tertarik dalam bidang ini demi terciptanya suatu karya ilmiah. 1.5 Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian sejak tanggal 12 Maret 2014 sampai dengan selesai pada PT. Gawih Jaya JL. Caringin 273 Bandung PT Gawih Jaya merupakan perusahaan yang mendistribusikan produk Wismilak anak perusahaan Wismilak Inti Makmur Tbk. dan data diambil dari website www.wismilak inti makmur dan www.idx.co.id 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah Metode Deskriptif menurut Moh Nazis (2007:11) menjelaskan sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Pelaksanaan metode deskriptif ini tidak terbatas pada pengumpulan atau penyusunan data saja tetapi meliputi analisis dan interprestasi mengenai arti data tersebut. Setelah diperoleh data data, penulis mencoba mengolah data tersebut 6

dengan cara diproses dan dianalisis lebih lanjut kemudian dibandingkan dengan dasar dasar teori yang telah dipelajari di perkuliahan. 1.6.1 Teknik Penelitian Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini, yaitu dengan data sekunder. Data sekunder adalah merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung tetapi melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dengan cara sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu mengumpulkan data atau melakukan peninjauan secara langsung meneliti pada objek pada bagian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh data primer yang diperlukan, yang meliputi kegiatan : a. Wawancara (Interview) Yaitu komunikasi langsung berupa Tanya jawab pada staf PT. Gawih Jaya secara lisan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan perkembangan perusahaan. b. Studi Dokumen Yaitu mencari data dari catatan catatan dan dokumen dokumen seperti struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian. c. Pengamatan (Observasi) Yaitu melakukan pengamatan langsung kegiatan operasional pada PT. Gawih Jaya. 2. Penelelitian Kepustakaan(Library Research) Yaitu pengumpulan data yang relevan secara teoritis melalui buku buku diklat dan litelature lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian. 3. Mencari data data melalui internet Yaitu diperoleh dari berbagai sumber seperti website perusahaan, laporan, jurnal,dan lain lainnya. 7