Diagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang

Statistical Process Control

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Upaya Penurunan Tingkat Kecacatan Produk dengan Metode DMAIC di PT. X

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. membuat suatu keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan tersebut

BAB 3 METODE PENELITIAN

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

BAB I PENDAHULUAN. (need) dan inginkan (want) dengan menciptakan, menawarkan, dan secara. bebas mempertukarkan produk dengan pihak lain.

BAB III DIAGRAM SEBAB AKKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM) Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun

III. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

Bab 3 METODE KAJIAN. 3.1 Metode Pengambilan Data

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

BAB III ANALISA PERANCANGAN DAN PEMODELAN SISTEM

BAB V HASIL DAN ANALISA

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN STUDI KASUS TOKO MUTIARA SERAGAM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Riset Tujuan. Metode. Penelitian. T2 Kualitatif Survei Individu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki. Dimana dengan diberlakukannya Asean Free Trade

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HASIL

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya peningkatan perkembangan industri dan perubahan secara

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan Diagram Fishbone FISHBONE ANALYSIS

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PROSES 81

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Proses Dokumentasi. Area utama dokumentasi ada empat :

Transkripsi:

Diagram Fishbone Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua faktor penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang kadang disebut diagram Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, atau diagram fishbone atau tulang ikan" karena tampak mirip dengan tulang ikan. Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu: Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat, masalah, atau kondisi tertentu Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai faktor yang mempengaruhi akibat atau proses tertentu Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat dapat diambil Manfaat menggunakan diagram fishbone ini: membantu menentukan akar penyebab masalah dengan pendekatan yang terstruktur Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan memanfaatkan pengetahuan kelompok tentang proses yang dianalisis Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi atau perbedaan yang terjadi dalam suatu proses Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan membantu setiap orang untuk mempelajari lebih lanjut berbagai faktor kerja dan bagaimana faktor faktor tersebut saling berhubungan Mengenali area dimana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian lebih lanjut Cara menggunakan diagram fishbone: Ketika Anda menggunakan diagram ini, sebenarnya Anda sedang menyusun sebuah tampilan bergambar yang terstruktur dari daftar penyebab yang terorganisir untuk menunjukkan hubungannya terhadap sebuah akibat tertentu. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut: 1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis Hasil atau akibat disini adalah karakteristik dari kualitas tertentu, permasalahan yang terjadi pada kerja, tujuan perencanaan, dan sebagainya. Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibat agar mudah dipahami. Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau negatif (suatu masalah, akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu berupa masalah biasanya lebih mudah untuk

dikerjakan. Lebih mudah bagi kita untuk memahami sesuatu yang sudah terjadi (kesalahan) daripada menentukan sesuatu yang belum terjadi (hasil yang diharapkan). Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu menentukan hasil atau akibat yang akan dianalisis 2. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang belakang. Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat yang dihasilkan oleh proses yang akan dianalisis Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut perusahaan boros * * : Untuk keperluan diagram digunakan contoh kasus penggunaan bahan bakar perusahaan yang boros. 3. Identifikasi penyebab penyebab utama yang mempengaruhi hasil atau akibat. Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi kategori yang akan berisi berbagai penyebab yang menyebabkan penyebab utama. Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan menulis daftar seluruh penyebab yang mungkin. Kemudian penyebab penyebab tersebut dikelompokkan berdasarkan hubungannya satu sama lain. Untuk membantu mengelompokkan atau mengkategorikan penyebab ini ada beberapa pedoman yang dapat digunakan. Berikut ini beberapa panduan yang sering digunakan: o Industri jasa, biasanya menggunakan pengkategorian 4S, yaitu: surrounding, supplier, system, skill. o Di bidang administrasi dan pemasaran, biasanya menggunakan 8P, yaitu: product atau service, price, people, place, promotion, procedures, processes, policies. o Industri manufaktur, biasanya menggunakan 6M, yaitu: Man (pelatihan, manajemen, sertifikasi, dan sejenisnya), Machine (perawatan, pemeriksaan, pemrograman, pengujian, update perangkat lunak dan keras), (bahan mentah, barang konsumsi, dan informasi), Method (pemrosesan, pengujian, pengendalian, perancangan, instruksi), Measurement (kalibrasi), Mother Nature (kondisi lingkungan seperti bising, kelembaban, temperatur) Masih ada lagi jenis pengkategorian yang lain. Dalam menerapkannya, kita bebas untuk menentukan pengkategorian disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, ada variasi lain dalam menentukan penyebab penyebab. Dalam hal ini, daripada berusaha untuk menggolongkan seluruh penyebab kedalam berbagai kategori,

tentukan saja penyebab berdasarkan urutan proses yang digunakan. Jadi, pada garis horisontal tulang punggung ikan, tuliskan semua proses utama dari kiri ke kanan. Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau akibat, beberapa tulis diatas garis horisontal, selebihnya dibawah garis. Buat kotak untuk masing masing penyebab utama tersebut Contoh: perusahaan boros * 4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor faktor yang menjadi penyebab dari penyebab utama Identifikasi sebanyak mungkin faktor penyebab dan tulis sebagai sub cabang utama Jika penyebab penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari satu penyebab utama, tuliskan pada semua penyebab utama tersebut. Contoh: kebiasaan oktan BBM salah pelumasan tidak benar perusahaan boros

5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan lanjutkan mengorganisasikannya dibawah kategori atau penyebab yang berhubungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan mengapa. Contoh pertanyaan untuk contoh kasus disini, adalah: Contoh pertanyaan: Pertanyaan: Mengapa pengemudi menggunakan gigi yang salah? Jawaban: Pengemudi tidak mendengar suara mesin Pertanyaan: Mengapa pengemudi tidak mendengar suara mesin? Jawaban: Radio dinyalakan dengan suara terlalu keras Jawaban: pendengaran tidak bagus Pertanyaan: Mengapa ban sering kempes? Jawaban: Tidak ada catatan ukuran tekanan ban Jawaban: Ban sering bocor halus Pertanyaan: Mengapa ban sering bocor halus? Jawaban: kualitas ban tidak bagus Pertanyaan: Mengapa perawatan tidak baik? Jawaban: Kekurangan dana Jawaban: tidak ada kesadaran Pertanyaan: Mengapa menggunakan BBM dengan kandungan oktan yang tidak tepat? Jawaban: Tidak mengetahui kandungan oktan yang direkomendasikan Pertanyaan: Mengapa tidak ada rekomendasi kandungan oktan Jawaban: Tidak ada buku manual kepemilikan kebiasaan selalu terlambat ingin cepat pulang tidak sabar pelatihan tiada kesadaran pendengaran radio terlalu keras tidak dengar suara mesin Rp perawatan oktan BBM salah oli salah tiada penggantian oli tidak ada manual kepemilikan perusahaan boros pelumasan tidak benar tidak tahu oli yg benar

Catatan: Jika sebuah cabang memiliki banyak sub cabang dapat dipecah menjadi diagram yang lebih kecil.diagram diatas belum semua penyebab minor digambarkan. 6. Menganalisis diagram Analisis membantu kita mengidentifikasi penyebab yang menjamin pemeriksaan lebih lanjut. Diagram fishbone ini hanya mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Diagram pareto dapat digunakan untuk membantu kita menentukan penyebab yang akan pertama kita fokuskan. Lihat keseimbangan diagram: o Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat mengindikasikan perlunya pengkajian lebih lanjut o Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat mengindikasikan perlunya indentifikasi lagi penyebab minornya. o Jika ada beberapa cabang kategori utama hanya memiliki sedikit sub cabang, mungkin kita perlu mengkombinasikannya dalam satu kategori. Cari penyebab yang muncul berulang, mungkin penyebab ini adalah penyebab akar Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat mengkuantitaskan hasil atau akibat dari setiap perubahan yang kita lakukan Dan yang terpenting, identifikasi penyebab penyebab yang dapat diambil tindakan Dari contoh kasus, hasil analisisnya adalah: Tingkat detail sudah seimbang Tidak ada penyebab yang berulang Perawatan sepertinya menjadi penyebab yang dapat dilakukan pengukuran terhadapnya Perawatan sepertinya juga menjadi penyebab yang dapat dilakukan tindakan terhadapnya. Latihan Analisis Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi arus informasi dalam suatu organisasi?