FORTlFlKASl ZAT BESl PADA MIE KERING YAMG DllBblAT DARl CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUMG SlNGKONG

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

PEMANFAATAN TEPUNG TULANG IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN BISKUIT (CRACKERS) Oleh : Nurul Maulida C

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

SKRIPSI. KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) dan TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN SUSU KAMBING

PEMBUATAN DAN ACBAllSiS KIHIA, 086iANOhEPTIK KUE KER1)(16 ( 600K1ES DARi CAMPUBAN SAGU DAN BEPUN6 lkan CUCUT

PEMBUATAN DAN ACBAllSiS KIHIA, 086iANOhEPTIK KUE KER1)(16 ( 600K1ES DARi CAMPUBAN SAGU DAN BEPUN6 lkan CUCUT

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

PEMBUATAM BAKSO DAN SOSlS DARI BAHAN DASAR DAGIMG IKAN EUEUT HASlL PEMASAKAN EKSTRUSI SERTA EVALUASI MUTUMYA

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

OPTIMASI PROSES PENGERINGAN GRITS JAGUNG DAN SANTAN SEBAGAI BAHAN BAKU BASSANG INSTAN, MAKANAN TRADISIONAL MAKASSAR HERNAWATY HUSAIN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

METODE. Waktu dan Tempat

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

SUPLEMENTASI IKAN PADA NIAKANAN RlNGAN PRODUK EKSTRUSl DENGAN BAHAN DASAR BERAS

SUPLEMENTASI IKAN PADA NIAKANAN RlNGAN PRODUK EKSTRUSl DENGAN BAHAN DASAR BERAS

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

Oleh. FAIIPlbTAS TEKNOLOGI PERTACIIMI IMSTITUT PERTANIAN BOaOR LYNDA SUZANA F

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

KOMPLEMENTASI KEDELAI DEBIGAN BERAS; UNTUK PEMBUATAN TEMPE

PERUBAHAN MUTU YOGHURT OENGAN PENAMBAHAN BUAH-BUAHAN SELAMA PNYIMPANAN DINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I d ',, [ ciqy d. occp,... TERHADAP MOfO K nona muricata L 1 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU GAR1 YANG DIHASILKAN

Gambar 12.(a) Persentase Responden yang Memilih Makanan Ringan dan Makanan Berat, (b) Persentase Produk Makanan Ringan

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Seperti tinggrnya langit dari bumi. demikianlah tingginya ialank~( dari jalanmu. dan rancangank~i dari rancanganmu f Yesaya

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

SKRIPSI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG KACANG METE (Annacardium occidentale L.) DAN TEPUNG KULIT SINGKONG (Manihot esculenta)

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERlSTlK PRODUK EKSTRUSI GAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SISKA SANITA

PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN. Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

TEMPE JAMUR MERANG : KARAKTERlSTIK FISIKOKIMIA, MlKROBIOLOG! DAM ORGWNQLEPTDZB

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

SKRIPSI PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DAN VARIASI PENAMBAHAN LESITIN TERHADAP MUTU ROTI TAWAR. Disusun oleh: Galing Krisna Putra NPM :

SIFAT FISIK, SERAT KASAR DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE KERING SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG SUWEG (Armophopallus paeoniifolius) SKRIPSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

METODE. Bahan dan Alat

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

Perlakuan ph yang semakin tinggi memberikan nilai kadar air yang semakin tinggi. Kadar abu semakin tinggi dengan semakin tingginya ph.

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

PENGARUH lenls DAM KOMSENTRASl BANAN PENGlSl TERMADAP DESAlN PRODUK TEPUNG INSTAW SARl BUAH HENAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C

PENGGUNAAN BUAH LABU KUNING SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PEWARNA ALAMI PADA PRODUK MIE BASAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

Transkripsi:

FORTlFlKASl ZAT BESl PADA MIE KERING YAMG DllBblAT DARl CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUMG SlNGKONG Oleh ENDANG PRANGDIMURTI F 23.1743 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Endang Prangdimurti. F23.1743. Fortifikasi Zat Besi pada Mie Kering yang Dibuat dari Campuran Tepunq Terigu dan Tepung Singkong. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS dan Ir. Nurheni Sri Palupi. Dalam penelitian ini dipelajari cara pembuatan tepung singkong dengan kadar HCN serendah munqkin. Selain itu juga dipelajari peningkatan nilai tambah tepung singkong sebagai pensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan mie, serta fortifikasi zat besi ke dalam mie tersebut. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap pemilihan proses pembuatan tepung singkong yang baik. Tahap kedua merupakan tahap formulasi dan pembuatan mie. Dan pada tahap ketiga diamati pengaruh penyimpanan terhadap mutu mie yang dipilih dari tahap kedua, yang dilakukan setiap dua minggu selams delapan minggu (dua bulan). Parameter yang diamati pada tahap pemilihan proses pembuatan tepung sinqkong yaitu kadar HCN dan derajat putih tepung singkong. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diterapkan dalam metode pembuatan tepung sinqkong tidak berpengaruh nyata terhadap derajat putih tepung singkong. Namun, umbi singkong yang

tepung singkong dengan kadar HCN terendah (10.01 ppm), atau penurunan sekitar 76% dari kadar awal (41.04 menjadi 10.01 ppm). Pada tahap kedua diterapkan dua macam perlakuan, yaitu variasi rasio tepung terigu : tepung singkong (100:0, 95:5# 90:lO: 85:15, 80:20) dan variasi jumlah FeS04 yang ditambahkan pada adonan rnie (0, 50, 100, 150 pprn). Parameter yang diamati terhadap rnie kering yang dihasilkan meliputi : kadar zat besi total, derajat putih, daya serap air, jumlah padatan yang hilang selama perebusan (cooking loss), serta penilaian organoleptik yang meliputi uji kesukaan terhadap rasa, warna, tekstur, aroma, dan penerimaan secara umum (akseptabilitas). Perlakuan-perlakuan yang diterapkan pada penelitian tahap kedua tidak berpengaruh terhadap daya serap air, jumlah padatan yang hilang selama perebusan, dan skor kesukaan rasa, warna, tekstur dan penerimaan secara umum yang diberikan oleh panelis. Skor kesukaan terhadap aroma mie yang difortifikasi dengan zat besi lebih tinggi dibandingkan dengan mie yang tidak difortifikasi. Pada tahap penelitian pengaruh penyimpanan, parameter yang diamati yaitu kadar zat besi total (sebelum dan setelah perebusan), ketersediaan zat besi secara in vitro (sebelum dan setelah perebusan), derajat putih, aktivitas air (aw:, dan jumlah total kapang pada rnie kering. Zat besi yang ditambahkan sewaktu pembuatan adonan

rnie hampir 100% tetap tertahan setelah menjadi rnie kering, namun perlakuan ini menurunkan derajat putih mie. Sedangkan tepung singkong yang digunakan sebagai pensubstitusi tepung terigu menurunkan kadar zat besi total setelah rnie direbus dan aktivitas air (a,) kering. rnie Hasil pengamatan selama penyimpanan menunjukkan bahwa terjadi penurunan ketersediaan zat besi dan derajat putih mie, tetapi kadar zat besi total, nilai a, dan jumlah to- tal kapang tidak berubah. Dari hasil uji-organoleptik ternyata hingga pada tingkat-20% substitusi tepung terigu oleh tepung singkong dan penambahan 150 ppm FeS04, rnie yang dihasilkan masih dapat diterima oleh panelis.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN FORTIFIKASI BAT BESI PADA MIE KERING YANG DIBUAT DARI CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SINGKONG SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh ENDANG PRANGDIMURTI F 23.1743 nilahirkan pada tanggal 23 Juli 1968 di Bogor

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah S.W.T, karena hanya dengan ridlo dan rahmat-nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS sebagai dosen pembimbing utama, yang telah banyak memberi dorongan dan pengarahan sejak penulis berada di tingkat 111. 2. Ibu Ir. Nurheni Sri Palupi sebagai dosen pembimbing kedua, yang juga telah banyak memberi dorongan dan pengarahan selama penelitian. 3. Ibu Ir. Ni Luh Puspitasari, MSc sebagai dosen penguji. 4. Bapak Ir. Muchtar Argasasmita selaku Kepala UPT ~erkebunan IPB -dan Bapak Suparjan, yang telah menyediakan bahan baku singkong untuk penelitian ini. 5. Pegawai AP-4, Pusbangtepa, dan Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, yang telah menyediakan fasilitas selama penelitian, 6. Rekan-rekan Jurusan TPG yang setingkat, yang telah banyak membantu selama penelitian. Akhirnya kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan tulisan selanjutnya. Bogor, Mei 1991 Penulis iii

DAFTAR IS1 KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... I1. TINJAUAN PUSTAKA... A. SINGKONG... 1. Gambaran Umum... 2. Sianogenik Glukosida... 3. Tepung Singkong... B. ZAT BESI... 1. Zat Besi dalam Bahan Pangan... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Zat Besi 3. Zat Besi dalam Tubuh...... 4. Fortifikasi Zat Besi... C. MIE... Halaman iii vii viii ix 1 3 3 3 6 9 11 11 1. Bahan-bahan untuk Pembuatan Mie... 2. Proses Pembuatan Mie... 24 I11. BAHAN DAN METODE PENELITIAN... 27 A. BAHAN DAN ALAT... 27 1. Bahan... 27 2. Alat... 28 B. METODE PENELITIAN... 29.... C PERLAKUAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN 33

D. METODE ANALISIS... 1. Kadar Air... 2. Kadar Abu... 3. Kadar Protein... 4. Kadar Serat Kasar... 5. Kadar Lemak... 6. Kadar HCN... 7. Uji Organoleptik... 8. Daya Serap Air dan Padatan yang Hilang selama Perebusan... 9. Aktivitas Air (aw)... 10. Derajat Putih... 11. Ketersediaan Zat Besi Secara In Vitro 12. Kadar Zat Besi Total... IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... A. PENELITIAN TAHAP PERTAMA... 1. Tepung Singkong... a Kadar HCN... b. Derajat Putih... 2. Tepung Terigu... B. PENELITIAN TAHAP KEDUA... 1. Kadar Zat Besi Total... 2. Derajat Putih... 3. Daya Serap Air... 4. Padatan yang Hilang selama Perebusan 5. Uji ~rganoleptik... a. Warna...

b Rasa... c Tekstur... d Aroma... e. Penerimaan Secara Umum (Akseptabilitas)... 6. Pemilihan Mie yang Akan Digunakan dalam Tahap Penyimpanan... C. PENELITIAN TAHAP KETIGA... 1. Kadar Zat Besi Total... 2. Ketersediaan Zat Besi Secara In Vitro 3. Derajat Putih... 4. Aktivitas Air (a. )... 5. Jumlah Total Kapang... V. KESIMPULAN DAN SARAN... A. KESIMPULAN... B. SARAN... DAFTAR PUSTAKA...

Halaman Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produksi rata-rata singkong tahun 1984-1988 di Indonesia... Tabel 2. Komposisi kimia rata-rata umbi singkong manis... Tabel 3. Kadar HCN umbi segar beberapa varietas singkong... Tabel 4. Komposisi kimia tepung singkong (Departemen Perindustrian)... Tabel 5. Kadar zat besi dalam beberapa bahan pangan... Tabel 6. Penyebaran zat besi dalam tubuh manusia Tabel 7. Komposisi kimia tepung singkong... Tabel 8. Komposisi kimia tepung terigu "Cakra Kembar"... Tabel 9. Pengaruh penambahan zat besi terhadap derajat putih mie... Tabel 10. Komposisi kimia tiga macam mie yang akan digunakan dalam percobaan penyimpanan... Tabel 11. Pengaruh rasio tepung terhadap kadar zat besi total setelah mie direbus... Tabel 12. Permeabilitas plastik polipropilen dan polietilen... Tabel 13. Persentase zat besi yang larut (dari jumlah zat besi total) pada rnie yang akan disimpan... Tabel 14. Pengaruh rasio tepung terhadap aktivitas air (aw) mie kering selama penyimpanan... vii