PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA ILMIAH PADA MATAKULIAH MIKROBIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA ILMIAH PADA MATAKULIAH MIKROBIOLOGI

PENINGKATAN KERJA ILMIAH DALAM PRAKTIKUM BIOLOGI DENGAN KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains khususnya biologi sangat penting perannya dalam mendorong kemajuan

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ratu Dita Dwi Hedianti, 2013

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Nurhada,2013

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

PENGGUNAAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Biologi adalah salah satu ilmu sains yang mempelajari fakta-fakta,

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

2015 PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melek terhadap sains dan teknologi (UNESCO,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, manual, dan sosial yang digunakan. Gunungsitoli, ternyata pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII, masih

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I MAKASSAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi

PENGARUH KONDISI LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 11 SEMARANG (DESKRIPTIF KUALITATIF)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN MUATAN KPS PADA LKS BIOLOGI SMA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Tujuan pendidikan diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Praktikum adalah pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS VI SDN 011 KERUMUTAN

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA DI SMP SATU ATAP PULAU TUNDA

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES MAHASISWA PGMI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA MI

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITY PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

Belajar =? Behaviorism (Pavlov, dkk ): belajar adalah proses perolehan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mendidik generasi penerus bangsa

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

Transkripsi:

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA ILMIAH PADA MATAKULIAH MIKROBIOLOGI Oleh: Yanti Hamdiyati dan Kusnadi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains mahasiswa dan persepsi mahasiswa pada pembelajaran berbasis kerja ilmiah pada praktikum Mikrobiologi. Subjek penelitian adalah mahasiswa jurusan Biologi thn ajaran 2006/2007 sebanyak 45 orang. Pada pelaksanaan penelitian, setiap mahasiswa diobservasi keterampilan menggunakan alat dan keterampilan mengobservasi oleh observer dengan menggunakan lembar observasi kinerja.. Satu observer akan mengobservasi 5-6 orang dalam satu kelompok. Setelah melakukan penelitian, setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian secara berkelompok dan melaporkan hasilnya secara individu. Terakhir, diberikan soal tes tertulis yang memuat semua indikator keterampilan proses yang diidentifikasi, kecuali keterampilan proses menggunakan alat dan mengobservasi. Angket digunakan untuk melihat persepsi mahasiswa tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Penelitian ini memberikan hasil bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa pada masing-masing jenis keterampilan proses termasuk ke dalam kategori sedang, yaitu 63,10%. Aspek kemampuan keterampilan proses yang baik penguasaannya yaitu keterampilan klasifikasi ( 83,33%), sedangkan yang paling rendah penguasaannya yaitu keterampilan memprediksi (32,94%). Secara berurut penguasaan keterampilan proses dari hasil penelitian, yaitu keterampilan klasifikasi (83,33%), merencanakan percobaan (74,18%), komunikasi (72,62%), interpretasi (64,29%), menerapkan konsep/prinsip (51,39%), dan keterampilan memprediksi (32,94%). Dari lembar kinerja, persentase tertinggi diperoleh pada aspek sterilisasi alat/bahan/medium, yaitu sebesar 91.11%, sedangkan persentase terendah diperoleh pada aspek yang spesifik (28.44%). Persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Mikrobiologi berbasis kerja ilmiah sangat baik. Kata Kunci : Keterampilan proses sains, Pembelajaran berbasis kerja ilmiah, Mikrobiologi PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus globalisasi yang cepat, menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu, pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan. Guru bukan orang yang serba tahu dan peserta didik bukan orang yang 36

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 10 No. 2 Desember 2007 ISSN: 1412-0917 serba tidak tahu (Gulo, 2002:5), sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Biologi sebagai salah satu cabang sains merupakan proses dan produk. Proses yang dimaksud di sini adalah proses melalui kerja ilmiah, yaitu: kritis terhadap masalah, sehingga peserta didik mampu merasakan adanya masalah, mengembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan, merancang percobaan atau melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Produk dalam IPA adalah konsep-konsep, azas, prinsip, teori dan hukum. Proses melalui kerja ilmiah ini dapat dikembangkan oleh guru, antara lain melalui pendekatan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial (Rustaman, 1995:3). Dengan mengembangkan keterampilan proses, peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut (Semiawan et al., 188:18). Dengan melakukan sendiri peserta didik akan lebih menghayati, berbeda halnya jika hanya mendengar atau sekedar membaca. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka perlu identifikasi kemampuan keterampilan proses sains sehingga dapat memperoleh gambaran perolehan konsep-konsep sains pada peserta didik berdasarkan proses. Menurut Colburn (2000) pembelajaran berbasis kerja ilmiah merupakan pembelajaran dimana peserta didik dilibatkan pada permasalahan yang terbuka, bersifat student centered dan melibatkan aktivitas hands-on. Lebih lanjut Tobing (1981) menyatakan bahwa dalam pembelajaran model kerja ilmiah peserta didik dibantu untuk menyusun fakta, membentuk konsep yang kemudian menghasilkan penjelasan atau teori yang menerangkan fenomena yang sedang diselidiki. Dengan kata lain, dalam pembelajaran berbasis kerja ilmiah peserta didik diperkenalkan seperangkat prosedur yang biasa dilakukan oleh para ahli dalam mengorganisasikan pengetahuan sampai menghasilkan prinsip yang menjelaskan sebab akibat. Matakuliah Mikrobiologi (BI 408) merupakan matakuliah wajib bagi mahasiswa jurusan pendidikan Biologi dan Biologi FPMIPA UPI, berbobot 3 sks dengan praktikum. Mulai tahun 2000, pelaksanaan praktium selain memuat konsep-konsep dasar Mikrobiologi dan keterampilan-keterampilan praktikum yang harus dimiliki mahasiswa, juga diberikan kemampuan untuk kerja ilmiah mulai dari menentukan masalah, mengembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan, merancang percobaan, melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Selama ini, dosen belum pernah melakukan identifikasi semua indikator-indikator keterampilan proses sains yang muncul selama kegiatan praktikum Mikrobiologi. Penilaian terhadap proposal, laporan, dan presentasi hasil kerja ilmiah mahasiswa sudah dilakukan, tetapi belum teridentifikasi kemampuan keterampilan proses yang sudah dimiliki mahasiswa. Pendekatan keterampilan proses sains masih perlu dikembangkan dijenjang pendidikan tinggi, karena pada kenyataannya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah tidak semua sekolah mengembangkan pendekatan ini. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi kemampuan keterampilan proses sains mahasiswa melalui pembelajaran berbasis kerja ilmiah pada praktikum Mikrobiologi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang data awal untuk dilakukan penelitian lebih 37

lanjut tentang kemampuan dasar kerja ilmiah di perguruan tinggi, yaitu kemampuan dasar generik. Sehingga UPI, khususnya jurusan Pendidikan Biologi dan jurusan Biologi, dapat melahirkan guru-guru sains dan sainstis yang memahami dan mengembangkan kerja ilmiah, terutama melalui pendekatan keterampilan proses sains. METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah mahasiswa jurusan Biologi thn ajaran 2006/2007 sebanyak 45 orang. Mahasiswa dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan akan mendapatkan materi praktikum yang memuat konsep-konsep dasar dan keterampilanketerampilan dasar praktikum Mikrobiologi Pada pertemuan selanjutnya akan ditentukan tema-tema penelitian dan melakukan penelitian secara berkelompok Setelah mendapatkan satu tema, mahasiswa dalam kelompoknya menentukan permasalahan yang akan diteliti, kemudian dibuat proposal penelitian. Pada pelaksanaan penelitian, setiap mahasiswa diobservasi keterampilan menggunakan alat dan keterampilan mengobservasi oleh observer dengan menggunakan lembar observasi kinerja.. Satu observer akan mengobservasi 5-6 orang dalam satu kelompok. Setelah melakukan penelitian, setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian secara berkelompok dan melaporkan hasilnya secara individu. Terakhir, diberikan soal tes tertulis yang memuat semua indikator keterampilan proses yang diidentifikasi, kecuali keterampilan proses menggunakan alat dan mengobservasi. Angket digunakan untuk melihat persepsi mahasiswa tentang pembelajaran berbasis kerja ilmiah untuk menggali kemampuan keterampilan proses pada matakuliah Mikrobiologi. Selanjutnya data keterampilan proses hasil tes tertulis dan hasil observasi diolah dengan cara dipersentasekan dan dianalisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata kemampuan mahasiswa pada masing-masing jenis keterampilan proses termasuk ke dalam kategori sedang, yaitu 63,10 %. Dari gambar 1, jenis keterampilan proses yang paling baik penguasaannya yaitu keterampilan klasifikasi (83,33%), sedangkan yang paling rendah penguasaannya yaitu keterampilan memprediksi (32,94%). 38

Kemampuan Siswa (%) Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 10 No. 2 Desember 2007 ISSN: 1412-0917 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 83,33% 64,29% 72,62% 51,39% 73,81% PP (%) 20,00% 32,94% 10,00% 0,00% 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jenis Keterampilan Proses Gambar 1 Persentase Kemampuan Mahasiswa pada Setiap Jenis Keterampilan proses Keterangan : 1. Mencari persamaan dan perbedaan (klasifikasi) 2. Menginterpretasikan 3. Menggunakan grafik untuk menyajikan informasi (komunikasi) 4. Prediksi 5. Menerapkan konsep/prinsip 6. Merencanakan percobaan PP = persentase penguasaan Persentase penguasaan mahasiswa pada setiap aspek keterampilan proses yang dijaring melalui tes tertulis dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel 1. kemampuan menemukan dan menuliskan 3 persamaan berada pada kategori baik sekali, sedangkan kemampuan menemukan dan menuliskan 2 perbedaan berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan mahasiswa sudah mampu menemukan ciri, karakter atau sifat khusus yang sama dan berbeda dari isolat A,B, dan C. Menurut Moedjiono dan Dimyati (1991:17), mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek dan berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek yang dimaksud. Kemampuan menginterpretasikan dengan membuat kesimpulan dari data pengamatan berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan mahasiswa sudah cukup mampu menginterpretasikan tabel perbandingan kelompok mikroorganisme tanah rizosfer dan tanah kontrol dengan cara mengambil kesimpulan. Gega (dalam Saminan, 1995) menyarankan cara untuk membantu seseorang agar dapat menginterpretasi dengan baik, salah satunya yaitu dengan membiarkan mereka melatih diri menarik kesimpulan hanya berdasarkan petunjuk-petunjuk atau bukti-bukti yang tidak langsung. Kemampuan berkomunikasi dengan cara menggunakan grafik untuk menyajikan informasi termasuk kategori baik. Hal ini berarti bahwa mahasiswa sudah mampu menggunakan informasi yang terdapat pada grafik untuk menjawab pertanyaan. 39

Kemampuan memprediksi berada pada kategori kurang. Hal ini berarti bahwa mahasiswa kurang mampu menggunakan pola-pola hasil pengamatan yang terdapat pada grafik untuk menjawab pertanyaan. Disamping itu juga kemampuan memprediksi erat kaitannya dengan kemampuan nalar mahasiswa dan kurangnya pengalaman mahasiswa mendapatkan soal-soal yang dapat mengukur kemampuan memprediksi. Kemampuan menerapkan konsep/prinsip berada pada kategori kurang. Hal ini berarti bahwa mahasiswa kurang mampu menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Menurut Semiawan et al. (1988) keterampilan menerapkan konsep adalah kemampuan yang umumnya dimiliki oleh para ilmuwan. No. Soal 40 Tabel 1 Persentase Kemampuan Keterampilan Proses Mahasiswa pada Setiap Aspek Keterampilan proses Indikator 1. Mencari persamaan dan perbedaan (klasifikasi) 2. Menginterpretasikan 3. Menggunakan grafik untuk menyajikan informasi (komunikasi) Aspek Yang Dinilai Menemukan dan menuliskan 3 persamaan Menemukan dan menuliskan 2 perbedaan Dapat membuat kesimpulan dari data pengamatan Menemukan jawaban berdasarkan grafik yang disediakan 4. Prediksi Menggunakan pola-pola hasil pengamatan 5. Menerapkan konsep/prinsip 6. Merencanakan percobaan Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Skor Maks (Sm) 3,00 JSA PPA Kategori 120,0 0 95,24% Baik Sekali 2,00 55,00 65,48% Sedang 2,00 54,00 64,29% Sedang 2,00 61,00 72,62% Baik 3,00 41,50 32,94% Kurang 3,00 64,75 51,39% Kurang Menentukan tujuan 0,50 15,25 72,62% Baik Menentukan alat 2,00 68,50 81,55% Baik Sekali Menentukan bahan 1,25 46,25 88,10% Baik Sekali Menentukan variabel bebas, terikat dan yang dikendalikan 0,75 10,00 31,75% Kurang Menentukan cara kerja 1,50 43,25 68,65% Baik Menentukan judul 0,50 19,25 91,67% Baik Sekali Total Siswa (N) : 42 Siswa Keterangan : Sm = skor maksimal Jsa = Jumlah seluruh aspek yang diharapkan muncul PPA = Persentase penguasaan pada suatu aspek

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 10 No. 2 Desember 2007 ISSN: 1412-0917 Kemampuan menerapkan konsep pada kategori kurang menunjukkan kurangnya pemberian soal-soal dari matakuliah sebelumnya yang melatih keterampilan menerapkan konsep. Kemampuan merencanakan percobaan berada pada kategori baik. Aspek yang mempunyai persentase tertinggi adalah menentukan judul ( 91,67 %) dan yang terendah adalah aspek menentukan variabel bebas, terikat, dan yang dikendalikan ( 31,75 %). Rendahnya persentase penentuan variabel, kemungkinan disebabkan mahasiswa belum bisa membedakan apa itu variabel bebas, terikat dan yang dikendalikan. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban yang masih tertukar antara variabel bebas dan terikat. Dari penelitian ini juga terlihat mahasiswa belum bisa menentukan variabel yang harus dikendalikan yang akan mempengaruhi hasil penelitiannya. Dari hasil penelitian tentang merencanakan percobaan, mahasiswa harus lebih sering dilatihkan melakukan praktikum yang bersifat eksperimen bukan praktikum yang berupa resep masakan. Persentase penguasaan mahasiswa pada keterampilan proses menggunakan alat dan melakukan observasi melalui lembar kinerja menunjukkan hasil persentase tertinggi diperoleh pada aspek sterilisasi alat/bahan/medium, yaitu sebesar 91.11%, sedangkan persentase terendah diperoleh pada aspek yang spesifik (28.44%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering keterampilan menggunakan alat tertentu dilatihkan akan semakin trampil dalam menggunakannya. Pembuatan medium merupakan kegiatan praktikum yang relatif paling sering dibanding kegiatan lainnya. Aspek yang spesifik mempunyai nilai rendah karena kegiatan tersebut lebih jarang dilakukan. Pengamatan mikroba dan hasil pembiakan mikroba juga termasuk kategori kurang. Berarti dalam hal kemampuan mengobservasinyapun ternyata masih perlu sering dilatihkan. Persepsi siswa tentang pembelajaran berbasis kerja ilmiah pada praktikum Mikrobiologi melalui kegiatan berbasis kerja ilmiah memberikan respons yang baik, terlihat dari jawaban setuju rata-rata di atas 60 %. Sehingga pembelajaran berbasis kerja ilmiah perlu dikembangkan untuk melatih mahasiswa dalam kemampuannya berfikir ilmiah. KESIMPULAN Kemampuan mahasiswa pada setiap jenis keterampilan proses berbeda-beda, sehingga kemampuan keterampilan proses mahasiswa termasuk ke adalam kategori yang berbedabeda pula. Rata-rata kemampuan mahasiswa pada masing-masing jenis keterampilan proses termasuk ke dalam kategori sedang, yaitu 63,10%. Aspek kemampuan keterampilan proses yang baik penguasaannya yaitu keterampilan klasifikasi ( 83,33%), sedangkan yang paling rendah penguasaannya yaitu keterampilan memprediksi (32,94%). Secara berurut penguasaan keterampilan proses dari hasil penelitian, yaitu keterampilan klasifikasi ( 83,33%), merencanakan percobaan (74,18%), komunikasi (72,62%), interpretasi (64,29%), menerapkan konsep/prinsip (51,39%), dan keterampilan memprediksi (32,94%). Dari lembar kinerja, persentase tertinggi diperoleh pada aspek sterilisasi alat/bahan/medium, yaitu sebesar 91.11%, sedangkan persentase terendah diperoleh pada aspek yang spesifik (28.44%). Persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Mikrobiologi berbasis kerja ilmiah sangat baik. 41

DAFTAR PUSTAKA Colburn, Alan (2000). How To Make Lab Activities More Open-Ended. www.exploratorium.edu/ifi/resources/workshop/lab-activities.html. Gloster, K.(-). Process Skill. [Online]. Tersedia : http://kmoisegloster.tripod.com/ processskills.htm. [1 Januari 2005]. Gulo. W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Rustaman, N. (1995). Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung : tidak diterbitkan. Rustaman, N. dan Rustaman, A. (2002). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah IPA. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI : tidak diterbitkan. Rustaman, N., et al. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung : IMSTEP JICA. Saminan,. (1995). Kemampuan Memahami Grafik dalam Fisika. Tesis Pascasarjana FPMIPA IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan. Semiawan, C (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT Gramedia. Tobing, RL. (1981). Model Pengajaran IPA di Sekolah Lanjutan. Jakarta : P3G Depdikbud. 42