POTENSI DAN DAYA SAING HILIRISASI PRODUK KALIMANTAN TIMUR MEMASUKI PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL *Bernatal Saragih Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Program Kegiatan Indagkop&UMKM Kab/Kota Se-Kalimantan Timur di Kabupaten Paser 23-25 Februari 2016 *Guru Besar (Prof.) THP Faperta Unmul
Out line PENDAHULUAN POTENSI KALTIM DAYA SAING STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING HILIRISASI PRODUK SHARING PENGALAMAN PENINGKATAN DAYA SAING PENUTUP
PENDAHULUAN Perkembangan Industri di Provinsi Kalimantan Timur mengalami kenaikan dari 15.398 unit pada tahun 2009 menjadi 16.574 unit pada tahun 2013, naik sebanyak 1.176 unit, dengan tingkat pertumbuhan 1,86% per tahun. Sejalan dengan pertumbuhan, jumlah tenaga kerja yang terserap, untuk kurun waktu yang sama meningkat dari 125.386 orang menjadi 153.286 orang (5,28 %) per tahun, demikian pula untuk investasi yang mengalami pertumbuhan rata-rata 4,91% pertahun dari nominal Rp.9,09 triliun menjadi Rp. 10,91 triliun. Tahun 2018: 10.000 UMKM Baru Kaltim
Pemerintah telah menetapkan tiga kawasan industri yang khusus mengelola hilirisasi dari produk kelapa sawit sebagai hasil kesepakatan Palm Oil Industrial Zone (POIZ) dengan Malaysia. Ketiganya yakni kawasan industri Sei Mangke, Sumatera Utara yang dikelola oleh PTPN III, Kawasan Industri Dumai di Riau yang dikelola oleh Grup Wilmar dan Kalimantan Timur Industrial Estate (KTIE) yang dikelola oleh PT Pupuk Kaltim. Diketahui, kesepakatan POIZ dilakukan sebagai upaya kedua negara untuk menguasai pasar produk hilir kelapa sawit di Asia berupa oleokimia Industri minyak goreng kelapa sawit merupakan penyumbang devisa terbesar pada periode Januari- November 2015, yaitu sekitar 43,57 persen dari total devisa yang dihasilkan industri makanan.
Kemenperin juga telah melaksanakan program yang menjadi prioritas Kementerian, yang terdiri dari: 1) Program Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas, dan Bahan Tambang Mineral 2) Program Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik, dan Ekspor; serta 3) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan. Revitalisasi Industri Pupuk, Revitalisasi Industri Gula, Pengembangan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit, serta Fasilitasi Pengembangan Zona Industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
POTENSI KALTIM Pemerintah telah memprioritaskan 9 (sembilan) sektor industri untuk dikembangkan dalam rangka mengisi pasar ASEAN, 1. Industri berbasis agro (CPO, kakao, karet), 2. Industri produk olahan ikan, 3. Industri alas kaki, 4. Kulit dan barang kulit, 5. Industri furniture, 6. Industri makanan dan minuman, 7. Industri pupuk dan petrokimia, 8. Industri mesin dan peralatannya serta industri logam dasar, 9. Besi dan baja. Industri tersebut diprioritaskan untuk dikembangkan karena memiliki daya saing yang relatif lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Untuk industri agro, program hilirisasi harus fokus pada komoditas-komoditas yang menjadi sumber kekuatan Kaltim. "Hilirisasi tetap harus jalan, tapi fokus pada komoditas yang kita kuasai. Tujuan hilirisasi adalah meningkatkan nilai tambah industri tersebut. Kaltim bukan hanya menjadi pedagang bahan baku. "Nilai tambahnya harus kita dapatkan secara optimal,"
POTENSI PERIKANAN DAN LAUT KALTIM
Komoditas Unggulan di Kalimantan Timur No Kabupaten/ Kota Komoditas Unggulan 1. Berau Kelapa Sawit, Terasi, Karet,Padi, Kedelai, Perikanan, Kelapa, Pariwisata dan Batubara 2. Kutai Timur Kelapa Sawit, Jagung, Pisang, Karet, HTI dan Batubara 3. Kutai Kartanegara Kelapa Sawit, Karet, Padi, Lada, Pisang, Nanas, Perikanan, Pariwisata, Batubara, HTI dan Gas 4. Kutai Barat Kelapa Sawit, Karet, Durian, Rambutan, Perikanan Darat, Batubara dan Emas 5. Mahulu Kelapa Sawit, Karet,Durian, Rambutan dan Perikanan Darat 6. Bontang Perikanan, Pupuk dan LNG 7. Samarinda Perikanan, Pariwisata, Lada, Sarung Tenun Batik dan Batubara 8. Balikpapan Perikanan, Pariwisata, dan Pengilingan Minyak Bumi 9. Penajam Paser Utara Kelapa Sawit, Durian, Karet dan HTI 10. Paser Kelapa Sawit, Karet, Padi, Pisang, Perikanan, Batu bara, dan HTI
Komoditas Produk Unggulan Industri Menengah Besar Kalimantan Timur 1. Kayu Lapis ( plywood ), Samarinda, Balikpapan, PPU, Kukar 2. Udang Beku Balikpapan, Kukar 3. Ind. Pengolahan kayu/sawmill Samarinda, Balikpapan, Kukar, Berau, Pasir,Kutim 4. Crude Palm Oil Kutai,Pasir,Kutim 5. Galangan Kapal Kukar,Pasir,Samarinda,Balikpapan 6. Pupuk urea & Amoniak Bontang 7. Moulding Samarinda, Balikpapan, Kukar 8. Gas Methanol Bulungan 9. Methanol Bontang 10. Hexamethylene Tetramine Bontang 11. Melamine Bontang 12. Ind. Lem Samarinda, Bontang 13. Ind. Minyak Kelapa Penajam Paser Utara 14. Pulp Berau 15. Bengkel Service Samarinda, Balikpapan, Kubar, Kukar 16. Ind. Pengolahan Rotan Pasir, Balikpapan 17. Kulit Buaya Balikpapan 18. Kain Tenun Ulap Doyo Kutai Kartanegara 19. Garmen Balikpapan
Sentra Industri Kecil Menengah di Kalimantan Timur No. Cabang Industri Sentra TK Investasi Rp. 000 Produksi Rp. 000 1. Pangan 2. Sandang dan Kulit 3. Kimia dan Bahan Bangunan 91 2,797 9,663,255 13,728,648 8 201 1,643,925 1,432,196 23 1,432 6,068,164 5,592,199 4. Kerajinan 47 1,144 8,904,436 5,405,114 5. Logam 21 1,307 39,240,574 7,646,781 6. Hasil Hutan 16 1,471 8,165,787 3,524,082 TOTAL 206 8,352 73,686,141 37,329,020
Daya Saing Selain itu, untuk mengamankan pasar dalam negeri terhadap masuknya produk sejenis dari negaranegara ASEAN lainnya, Kemenperin menilai perlunya ditingkatkan daya saing 7 (tujuh) sektor industri lainnya, seperti industri otomotif, industri elektronika, industri semen, industri pakaian jadi, industri alas kaki, industri makanan dan minuman, serta industri furniture.
Indonesia selama ini hanya menjadi pasar yang menarik bagi investor asing, khususnya dalam industri pangan, hal ini mengingat besarnya populasi penduduk tanah air. Keuntungan industri pangan mencapai Rp. 940 triliun Indeks daya kompetisi Indonesia masih dibelakang negara ASEAN lainnya (nomor 4) Neraca perdagangan untuk produk makanan olahan dan semi olahan masih defisit 1,62 milliar dolla AS pada 2013, angka tersebut membaik pada mei 2014 dengan nilai defisit 264 juta dollar AS Sektor industri pangan tanah air masih menguntungkan bahan baku impor yang volumenya mencapai 60 persen
Brasil Adukan RI ke WTO Soal Impor Daging Liputan 6 (18 Okt 2014)Pemerintah Brasil akhirnya mengadukan Indonesia pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pengaduan tersebut merupakan bagian dari aksi menentang aturan pembatasan ekspor daging unggas Brasil yang dikeluarkan Indonesia.
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING HILIRISASI 1. CAPITAL Biaya/Perbankan 2. INFRASTRUKTUR 3. SDM (SUMBERDAYA MANUSIA) 4. INOVASI Inovasi juga memicu para pebisnis untuk menghasilkan produk yang lebih baik, berdaya saing sehingga dapat setara melampui produk-produk pasar global
4. INOVASI Peningkatan daya saing UMKM Pangan Kaltim 1)Enhanced Quality 2)New Processing and Production Technologies 3)Branded Ingredients 4)New Product 5)Enhanced Safety 6)New Additives 7)Increase shelf life 8)Removal of Toxins/Allergens
5. MARKET Next Steps Now that themes and priorities have been identified, there is an opportunity to further analyze specific areas and identify the regulatory implications of bringing specific initiatives to market.
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING HILIRISASI PRODUK (LAJUTAN) Siapkan Market/Pasar Utamakan produk lokal (Permendag No 70/2013) permendag No.56/2014 (80% produk lokal diwajibkan bagi investor ritel baru)? Untuk Produk Pangan Autorisasi zat tambahan makanan, Izin Bahan tambahan makanan juga harus ditentukan Perlu memberi sertifikasi dan registrasi produk ekspor-impor
Penerapan Sistem Jaminan Mutu (ISO/SNI/HACCP) Mendorong peran ilmuan dan pakar dalam negeri (Kaltim) untuk menentukan standar keamanan makanan/sni produk baru (Spesifik Kaltim) Konsumen perlu mendapat sosialisasi yang baik mengenai standar Pangan dan Non Pangan Yang sehat Meningkatkan daya saing, perlu ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dan menciptakan efesiensi tanpa mengesampingkan kualitas (Mutu) produk SDM Penyerapan minimal bahan baku impor Inovasi Teknologi
DAYA SAING TINGGI