Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem Penghargaan dan Rasio Perawat Pasien dengan Kinerja Perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

IVANA KUSUMA PARAHITA J

BAB III METODE PENELITIAN

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MUTU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SKRIPSI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. METODE PENELITIAN

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

Transkripsi:

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Mohamad Judha INTISARI Latar Belakang: Pelaksanaan pemasangan kateter urin mengacu pada suatu standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap agar mendapatkan hasil yang sama sesuai standar pelayanan rumah sakit/institusi sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat buruk bagi klien misalnya infeksi yang terjadi akibat trauma pada pemasangan kateter urin. Setelah di laksanakan wawancara pada kepala ruang intalansi rawat inap, menyatakan sebagian besar pada saat pelaksanaan tindakan perawat belum sepenuhnya menjalankan pemasangan kateter sesuai dengan standart operating procedure (SOP) yang ditetapkan. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan kateter urin di Bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode Penelitan: Studi deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah total sampling dengan sampel 31 perawat. Alat pengumpulan data yang menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data Chi square dengan α < 0,05. Hasil: Tingkat pengetahuan perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar dalam kategori baik sebesar 77,4%. Kepatuhan perawat diruang rawat inap sebagian besar dalam kategori patuh sebesar 77,4%. Umur perawat di ruang rawat inap sebagian besar berumur 20-30 tahun sebesar 71,0%. Jenis kelamin perawat di ruang rawat inap sebagian besar adalah perempuan sebesar 83,9%. Lama kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar 1-5 tahun sebanyak 58,1%. Hasil analisis fisher exact diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin. Kata kunci: Kepatuhan perawat, Tingkat pengetahuan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan kateter. A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini profesi keperawatan dituntut memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional, hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan masyarakat akan informasi kesehatan semakin meningkat yang didapat dengan seiring banyaknya sumbersumber informasi kesehatan. Apalagi sekarang marak munculnya kejadian malpratek yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terjadi karena ketidaksesuaian pelaksanaan tindakkan

dengan standar operating prosedur (SOP), dalam pelaksanaan tindakkan seharusnya mengacu pada suatu standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap yang telah ditetapkan sesuai standar institusi maupun standar nasional, penetapan standar dimaksudkan agar pada setiap tindakan mendapatkan hasil yang sama sesuai standar pelayanan rumah sakit sehingga dalam upaya memenuhi tuntutan tersebut maka perawat harus terus meningkatkan pengetahuannya dengan cara belajar. Berdasarkan studi pendahuluan di bangsal rawat inap di RSUD Penembahan senopati Bantul pada bulan Juni Juli 2011 didapatkan data angka pemasangan kateter urin mencapai 30% dari total pasien yang masuk. Setelah di laksanakan wawancara pada kepala ruang intalansi rawat inap, menyatakan sebagian besar pada saat pelaksanaan tindakan perawat belum sepenuhnya menjalankan pemasangan kateter sesuai dengan standart operating procedure (SOP) yang ditetapkan oleh RSUD Penembahan senopati Bantul. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik suatu perumusan masalah adalah Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul 2. Tujuan Khusus a. Diketahui tingkat pengetahuan perawat dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin perawat di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. b. Diketahui kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Terhadap Perkembangan Layanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi profesi keperawatan untuk menerapkan berbagai konsep dan teori pendidikan kesehatan tentang

pentingnya Pengetahuan dalam pemasangan kateter urin agar sesuai standart operating prosedur (SOP). 2. Manfaat Terhadap Perkembangan Ilmu Keperawatan a. Institusi rumah sakit Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi instansi rumah sakit dalam memperhatikan Pengetahuan perawat yang bekerja di rumah sakit dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin. b. Bagi perawat Bertambahnya pemahaman dan pengetahuan perawat, tentang pentingnya pengetahuan yang berguna dalam meningkatkan keterampilan khususnya pelaksanaan standart operating procedure (SOP) pemasangan kateter urin. c. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa di perpustakaan kampus serta dapat menambah wawasan dan informasi bagi perserta didik dalam hal ini bagi mahasiswa program studi S-1 keperawatan, dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan pemasangan kateter sesuai dengan standar asuhan keperawatan. d. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai langkah awal penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan Kepatuhan pelaksanaan standart operating prosedur (SOP) pemasangan kateter urin di Bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 10 April 2012 sampai bulan 2 Juni 2012 di bangsal rawat inap ruang Bakung dan Melati Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Pemilihan Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul sebagai tempat penelitian adalah karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit negeri dan juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Bantul. Dengan itu peneliti tertarik untuk menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul sebagai tempat penelitian dengan harapan dapat memenuhi sampel penelitian. Kedua bangsal Bakung dan Melati ini dipilih karena sering

melaksanakan pemasangan kateter uretra dibanding ruang rawat inap lain dan pada studi pendahuluan. Berdasarkan peryataan kepala ruang, perawat belum sepenuhnya mematuhi standart operating prosedur (SOP) pemasangan kateter urin, dikarenakan pada pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan pasien, kelengkapan alat. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan menentukan keakuratan hasil penelitian (Saryono, 2008). Pada penelitian ini, Populasi yang diambil adalah seluruh tenaga perawat yang bertugas dalam memberikan pelayanan keperawatan di kedua bangsal rawat inap yang telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebelumnya bahwa kedua bangsal tersebut melakukan pemasangan kateter urin. Kedua bangsal rawat inap yaitu Ruang Bakung terdiri dari 12 orang perawat dan Ruang terdiri dari Melati 19 orang perawat di RSUD Panambahan Senopati Bantul. Total keseluruhan populasi diruang rawat inap tersebut adalah 31 orang perawat. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2007). Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Arikunto, 2006). Sampel pada penelitian ini adalah 31 Perawat yang bertugas di Bangsal rawat inap Bakung dan Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul dan ditentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti (Nursalam & Siti Pariani, 2001). a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Perawat yang bersedia untuk menjadi responden dan mengisi informed consent terlebih dahulu. 2) Perawat pelaksana baik Laki-laki maupun Perempuan yang bertugas di kedua bangsal rawat inap Bakung dan Melati. 3) Perawat dengan latar belakang pendidikan D3. b. Variabel Pengganggu dan Cara Pengendaliannya 1) Pendidikan perawat Pendidikan merupakan variabel yang bisa dikendalikan dengan cara status pendidikan sampel disamakan. 2) Prosedur rumah sakit Prosedur rumah sakit dapat dikendalikan karena prosedur yang digunakan di setiap bangsal memiliki

standar yang sama dari rumah sakit dan telah sesuai dengan SOP Institusi rumah sakit setempat. 3) Fasilitas Rumah Sakit Fasilitas rumah sakit dapat dikendalikan karena peralatan dari setiap bangsal yang ada di rumah sakit untuk melakukan pemasangan kateter memiliki standar yang sama. 4) Keterampilan Tenaga kesehatan yang tidak kompeten tidak dapat dikendalikan, karena setiap perawat memiliki latar belakang institusi pendidikan, serta standart keterampilan yang berbeda. 5) Sikap Sikap tidak dapat dikendalikan, karena sikap tiap individu satu dan yang lain berbeda beda. c. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel ini menggunakan total sampling dengan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel karena pertimbangan sedikitnya jumlah populasi dan tindakan pemasangan kateter urin tidak dilakukan disemua bangsal. A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Rumah sakit berlokasi di Jl. Wahidin Sudiro Husodo No 14 Bantul. Ijin pendirian RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan surat No 445/9539/V.2 Tanggal 21 Desember 2009. Ijin penyelenggaran berdasarkan surat No 445/1835/V.2 tanggal 22 Desember 2009. Visi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi pilihan utama masyarakat Kabupaten dan sekitarnya. Misi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah memberikan pelayanan prima, meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan, meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait dan melengkapi sarana prasarana secara bertahap. Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul terdiri dari 13 jenis yaitu Edelwies (VVIP), Wijaya kusuma dan mawar (VIP), Nusa Indah (Klas utama), Isolasi, Alamanda (nifas), Anggrek (rawat anak), Perinatal (rawat bayi risiko tinggi), Bakung (rawat penyakit dalam), Bougenvile (rawat penyakit dalam), Flamboyan (rawat penyakit dalam) dan Melati (rawat kasus bedah). Penelitan difokuskan pada ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati bangsal Bakung dan Melati. 2. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman kerja,

pengetahuan, sikap dan pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra. Hasil analisis distribusi frekuensi data umur, jenis kelamin, lama bekerja, pengetahuan dan sikap variabel penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, jenis kelamin dan Lama bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Variabel Kategori Jumlah Frekuensi (n) Prosentase (%) Umur 20-30 tahun 31-39 tahun 40-50 tahun 22 5 4 71,0 % 16,1 % 12,9 % Jenis kelamin Perempuan Laki-laki 26 5 83,9 % 16,1 % Lama bekerja 1-5 tahun 6-8 tahun 9 tahun 18 5 8 58,1% 16,1% 25,8% Dari data tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa umur sebagian besar responden masuk dalam kategori 20-30 tahun sebagian besar responden bekerja 1-5 tahun sebanyak 18 orang (58,1 %). a. Pengetahuan sebanyak 22 orang (71,0 %), Jenis Data tingkat pengetahuan kelamin responden sebagian besar dikategorikan menjadi Pengetahuan responden berjenis kelamin baik dan Kurang baik. Hasil analisis perempuan sebanyak 26 orang (83,9 tingkat pengetahuan responden dapat %). Sedangkan Masa kerja dilihat pada gambar 4.1. berdasarkan hasil analisis diketahui Gambar 4.1 Diagram Pie distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. (22,6%) (77,4%) Baik Kurang baik

Dari gambar 4.1 diatas diketahui sebagian besar perawat mempunyai Pengetahuan dalam kategori Baik sebanyak 24 orang (77,4 %) sedangkan pengetahuan kurang baik sebanyak 7 orang (22,6%). b. Kepatuhan Pelaksanaan SOP Pemasangan Kateter Kepatuhan pelaksanaan SOP pemasangan kateter dikategorikan menjadi patuh dan tidak patuh. Hasil analisis deskriptif kepatuhan dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kepatuhan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. (22,6%) Patuh Tidak Patuh (77,4%) Dari gambar 4.2 diatas kateter sebanyak 24 orang (77,4%), diketahui sebagian besar perawat sedangkan yang tidak patuh sebanyak patuh melaksanakan SOP pemasangan 7 orang (22,6%). 3. Analisis Bivariat a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Analisis bivariat dalam dengan Kepatuhan perawat dalam penelitian ini berfungsi untuk Pelaksanaan SOP Pemasangan menganalisis dua variabel penelitian Kateter pada tabulasi silang berikut sekaligus. Hasil analisis bivariat ini. penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.2. Hasil Analisa Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Sop Pemasangan Kateter Di Ruang Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Pengetahu Kepatuhan P OR CI 95%

an Patuh Tidak Patuh F % F % Lowe r Baik 2 3 74,2 Kurang 1 3, Baik 2 Total 2 77 4,4 1 3, 2 6 19,4 7 22,6 0,00 0 138,0 Upper 7,489 2542,86 1 Berdasarkan tabel di atas diketahui sebagian besar perawat dengan Pengetahuan Baik dan patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 23 orang (74, 2%). Sedangkan perawat dengan pengetahuan Kurang baik sebagian besar tidak patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Nilai Odd Ratio sebesar 138,00 dapat diartikan bahwa perawat pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 6 orang (19, 4%). Berdasarkan hasil analisis Fisher s Exact Test diperoleh p value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai p 0,05 artinya ada hubungan Tingkat Pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan SOP yang berpengetahuan baik berpeluang patuh melaksanakan SOP pemasangan kateter uretra sebanyak 138,00 kali dibandingkan dengan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik. B. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Perawat Dari gambar 4.1 menunjukkan tingkat pengetahuan perawat yaitu perawat mempunyai pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 24 orang (77,4 %) sedangkan pengetahuan kurang baik sebanyak 7 orang (22,6%). Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, seperti menururut Handayani (2005), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) terutama bagi seorang perawat dengan berpengetahuan baik diharapkan perawat dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih profesional sehingga dapat menghindari kesalahan dalam setiap melakukan tindakkan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 2. Kepatuhan dalam Pelaksanaan SOP pemasangan Kateter urin Sebagian besar perawat patuh melaksanakan SOP pemasangan kateter sebanyak 24 orang (77,4%),

sedangkan yang tidak patuh sebanyak 7 orang (22,6%). kepatuhan dalam melaksanakan tindakkan sesuai SOP sangat penting seperti menurut Novi dalam Handayani (2005) Tingkat kepatuhan adalah kepatuhan petugas dalam pelayanan yang sesuai dengan standart pelayanan kesehatan. Dengan patuh pada SOP diharapkan dapat mengurangi kesalahan pada saat melaksanakan setiap tindakkan. Tindakkan yang benar melindungi pasien dari kesalahan yang dapat memperparah penyakitnya maupun bagi perawat, dengan tindakkan yang baik dan sesuai SOP dapat terhindar dari jeratan hukum yang didapat jika melakukan kesalahan yang fatal pada saat melaksanakan suatu tindakkan. 3. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan SOP Pemasangan Kateter Pengetahuan merupakan hasil mengingat sesuatu hal, termasuk ah penmengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak dkk, 2007). Pengetahuan perawat tentang SOP pemasangan kateter uretra merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebelum melaksanakan tindakan pemasangaan kateter, dengan begitu diharapkan pada pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan prosedur. Berdasarkan hasil analisis frekuensi pada gambar 4.1, diketahui sebagian besar perawat mempunyai pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 24 orang (77,4 %) yang dapat diartikan bahwa perawat mempunyai pemahaman yang baik tentang SOP pemasangan kateter uretra. Pengetahuan sendiri dapat mempengaruhi seseorang, dalam hal ini seorang perawat, dalam melaksanakan suatu tindakan. Perawat yang mempunyai pengetahuan yang baik maka akan mampu melakukan tindakan yang benar sesuai dengan aturan dan SOP yang ada. Hal ini disebabkan karena pengetahuan merupakan dasar pembentukan perilaku seseorang seperti menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Berdasarkan hasil tabulasi bivariat pada tabel 4.2 diketahui sebagian besar perawat yang mempunyai pengetahuan kategori baik, patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 23 orang dengan persentase sebesar

74,2%, Sedangkan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebagian besar tidak patuh dalam melaksanakan pemasangan kateter sesuai SOP sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 19,4%. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik pengetahuan maka akan semakin patuh perawat dalam melaksanakan pemasangan kateter uretra sesuai SOP. Data ini didukung oleh hasil analisis fisher exact yang menunjukkan p value sebesar 0,000 (p< 0,05), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis penelitian ini dapat diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Odd Ratio sebesar 138,00. Nilai Odd Ratio lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor resiko kepatuhan pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra. Nilai Odd Ratio sebesar 138,00 dapat diartikan bahwa perawat yang berpengetahuan baik berpeluang patuh melaksanakan SOP pemasangan kateter uretra sebanyak 138,00 kali dibandingkan dengan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Handayani (2005). Dalam penelitiannya Handayani menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan dan dressing kateter, hasil yang didapat peneliti terdahulu dengan nilai p 0,069 (p>0,05), sedangkan peneliti memperoleh nilai signifikansi 0,000 menyatakan ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan SOP pemasangan kateter uretra. Perbedaan hal ini dapat dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi misalnya kondisi fisik perawat saat diobservasi sedang tidak baik sehingga konsentrasi berkurang, maupun beban kerja yang terlalu berat yang mempengaruhi psikologis. Berdasarkan hasil analisis frekuensi sampel dari segi usia didominasi usia 20-30 tahun, dimana jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki dengan lama kerja perawat rata-rata 1-5 tahun masa kerja dibangsal. Faktor usia, lama kerja serta jenis kelamin bisa saja mempengaruhi kepatuhan seseorang, berdasarkan analisis pada penelitian ini 13 responden memiliki lama bekerja >5 tahun (41,9 %), dengan lama bekerja

seseorang bisa mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan pengetahuannya baik teori maupun dalam hal praktik dengan begitu individu tersebut diharapkan mampu meningkatkan kepatuhannya dalam melaksanakan tindakkan sesuai prosedur hal ini sesuai dengan teori Hartono dkk dalam Sugiartono (2007), yang menyebutkan semakin lama masa kerja petugas maka akan semakin bertambah keterampilannya dalam mematuhi peraturan, dari frekuensi usia responden memliliki usia 20-30 tahun sebanyak 22 orang (71,0%), individu dengan usia muda punya keinginan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dari sebelumnya untuk itu individu tersebut akan bekerja dengan baik agar suatu saat bisa mencapai keinginannya tersebut, namun berbeda dengan Robbins, Robbins (2007) yang mengatakan bahwa mereka melihat sejumlah kualitas positif yang KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. dibawa orang tua kedalam pekerjaan mereka, khususnya : pengalaman, pertimbangan etik kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Sedangkan dari frekuensi jenis kelamin, lebih banyak perempuan yang patuh berjumlah 20 orang (64,5%) dapat dikatakan Perempuan mempunyai keunggulan dalam melakukan pekerjaan tertentu karena sifat perempuan yang lebih teliti dibandingkan dengan laki-laki, sedangkan laki-laki juga mempunyai keunggulan tertentu terutama yang berkaitan dengan fisik dan keberanian. Massong dalam Rakos (1991) yang menyebutkan pria lebih asertif, dan kompetitif sedangkan wanita lebih pasif dan konformis. Namun pendapat berbeda dari Robbins (2007) yang menyebutkan tidak terdapat perbedaan yang konsisten pada pria dan wanita dalam hal memecahkan masalah, keterampilan analisis, motivasi, sosiabilitas dan kemampuan belajar. 1. Tingkat pengetahuan perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar dalam kategori baik sebesar 77,4%. 2. Kepatuhan perawat diruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul sebagian besar dalam kategori patuh sebesar 77,4% 3. Umur perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar berumur 20-30 tahun sebesar 71,0%. 4. Jenis kelamin perawat di ruang B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi Institusi Rumah Sakit Diharapakan perlunya upaya untuk meningkatkan dan rawat inap Bakung dan melati di mempertahankan kepatuhan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar adalah perempuan sebesar 83,9%. 5. Lama kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati perawat dalam pelaksanaan Standart Operating Prosedur (SOP) pemasangan kateter uretra melalui pemberian pendidikan dan pelatihan tentang SOP Bantul sebagian besar sebanyak 58,1%. 1-5 tahun pemasangan kateter uretra maupun prosedur tindakkan 6. Ada hubungan pengetahuan perawat dengan kepatuhan pelaksanaan SOP pemasangan kateter uretra di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil analisis fisher exact lainnya dan pentingnya untuk mematuhi prosedur sesuai dengan yang di tetapkan oleh rumah sakit untuk menjaga keselamatan pasien dan petugas serta mengadakan perbaikan sistem diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05). pengawasan memperhatikan dengan prosedur pelaksanaan pemasangan kateter uretra di lapangan dalam rangka

meningkatkan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan mengikuti prosedur pemasangan kateter uretra serta mengevaluasi kinerja perawat dan petugas kesehatan dalam melaksanakan Standart Operating Prosedur (SOP) pemasangan kateter dengan melibatkan populasi dan sampel yang lebih luas. tugasnya agar dicapai kualitas pelayanan yang maksimal. 2. Bagi Perawat Diharapkan meningkatkan pengetahuan terus menerus dan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik dengan melakukan asuhan keperawatan dengan selalu melaksanakan tugasnya secara professional sesuai dengan Standart Operating Prosedur (SOP) pemasangan kateter uretra yang telah ditetapkan oleh institusi terkait. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan mengembangkan untuk penelitian dengan meneliti faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan