STANDARD OPERATION PROCEDURE PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PERJALANAN DINAS PROSEDUR MUTU PROSEDUR 11

STANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN

ISS INDONESIA KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN. Menetapkan : KEPUTUSAN MANAJEMEN TENTANG KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN

PROSEDUR PERJALANAN DINAS

STANDARD OPERATION PROCEDURE CUTI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Perencanaan Kegiatan dan Waktu Persiapan. tabel 5.1. Tahap perencanaan dan pelaksanaan terbagi atas 5 tahap, yaitu:

MANUAL PROSEDUR Proses Pengajuan Surat Perintah Perjalanan Dinas

Bagian Keempat. Jangka Waktu Perjalanan Dinas. Pasal 5

PROSEDUR BANTUAN RELOKASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Dian Haryani Manajemen Keuangan

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA

TATA KERJA ORGANISASI PERJALANAN DINAS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV PERJALANAN DINAS

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan Berikut prosedur perjalanan dinas di LP2MP apabila digambarkan dalam bentuk bagan

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. 4.1 Analisis Aplikasi Pembuatan Surat Perjalanan Dinas

Sumber: Harian Fajar, selasa 11 Agustus 2015, hlm. 13 dan hlm 19 PERJALANAN DINAS. Dasar Hukum

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2B TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

Walikota / Wakil Walikota, Ketua / Wakil Ketua DPRD. Pejabat Eselon III dan dibawahnya. Pejabat Eselon II

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

Tata Cara Pertanggungjawaban Kegiatan Penelitian & Kerjasama LPPM - ITS

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 2 TAHUN TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

KOP NASKAH DINAS PERANGKAT DAERAH SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR : Dasar :... MEMERINTAHKAN :

PERJALANAN DINAS DASAR HUKUM UMUM. 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang Standar Perjalanan Dinas Jabatan

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

I.1 Latar Belakang Masalah

Eselon III / Gol IV orang/hari Eselon IV/V/ Gol III orang/hari Gol II, I orang/hari

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

15 Oktober Visi dan Misi RSU Bhakti Rahayu Tabanan Renstra RSU Bhakti Rahayu Tabanan

Standard Operating Procedure BIAYA PERJALANAN DINAS

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42).

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

Karyawan PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada posisi dan bagian tertentu.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Prosedur Pengajuan Penugasan Perjalanan Dinas

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara :

BUKU PANDUAN STANDART OPERASIONAL PROCEDURE (SOP) KEUANGAN PENGELUARAN

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA BAGI PEJABAT NEGARA DALAM MELAKSANAKAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 571/Menkes/Per/VII/

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

PANDUAN LAPORAN KEMAJUAN & PENGGUNAAN DANA 70% PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DANA NON PNBP & BPPTN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PENERIMAAN & PENGELUARAN KAS MASJID ARROHMAH NGRECO KANDAT KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

Mampukah Auditor Internal Menjalankan Fungsinya Memberi Nilai Tambah dan Meminimalkan Terjadinya Kecurangan (Fraud) Pada Instansinya?

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat

TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3041),

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya HASIL SURVEI. Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG VISI MISI

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI, REPUBLIK INDONESIA

TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Manual Prosedur Pemakaian Laboratorium di Luar Jam Kerja untuk Penelitian

Transkripsi:

01 Halaman 1 dari 6 1. DASAR PEMIKIRAN 1.1 Tentang penggantian biaya perjalanan bagi pegawai PT. Formulatrix Indonesia yang melakukan perjalanan-perjalanan untuk keperluan dinas 1.2 Selain dari pada itu diterangkan pula, mengenai tarip-tarip yang berlaku. 2. TUJUAN 2.1. Memberikan pedoman untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas dengan memperhatikan segi kualitas, kuantitas, waktu, maupun anggaran. 2.2. Adanya standard prosedur pelaksanaan Perjalanan Dinas. 2.3. Sebagai pedoman pengelolaan dana yang baik dan terkendali menurut anggaran yang telah disetujui untuk menunjang aktivitas Karyawan yang melakukan perjalanan dinas 3. PENGERTIAN 3.1 Perjalanan dinas adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh pegawai dari tempat kerja yaitu PT. Formulatrix Indonesia ke suatu tempat di luar tempat kerja rutin untuk melaksanakan tugas dari Perusahaaan yang dilakukan dalam konteks bekerja. 3.2 Anggaran Perjalanan Dinas adalah Anggaran yang disediakan untuk menunjang kegiatan operasional pada kegiatan Perjalanan Dinas. 3.3 Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah Naskah Dinas sebagai alat pemberitahuan yang ditujukan kepada pejabat tertentu untuk melaksanakan Perjalanan Dinas serta pemberian fasilitas perjalanan dan pembiayaan. 3.4 Waktu Kerja adalah jumlah jam yang dipergunakan untuk bekerja selama melakukan perjalanan Dinas. 4. RUANG LINGKUP 4.1.Kebijakan serta prosedur Perjalanan Dinas ini berlaku untuk semua tingkatan karyawan di seluruh lingkungan PT. Formulatrix Indonesia. 4.2.Prosedur Perjalanan Dinas ini berlaku untuk Perjalanan Dinas yang dilakukan di dalam Wilayah Negara Indonesia. 5. BATASAN-BATASAN ANGGARAN: 5.1.Anggaran Makan adalah Rp 35,000 sekali makan per orang, apabila memperoleh fasilitas sarapan dari tempat penginapan, maka anggaran untuk makan pagi ditiadakan. 5.2.Anggaran Hotel/ Penginapan dibedakan dari tiap-tiap daerah, dengan anggaran maksimal seperti dibawah ini dengan memperhatikan lokasi penginapan untuk di dekat wilayah tujuan. Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Barat Jakarta Hotel/ Penginapan 400,000 400,000 500,000 550,000 5.3.Kendaraan/ Transportasi Area Jawa Tengah : 5.3..A. Sewa Mobil: dapat dilakukan dengan beberapa ketentuan sebagai berikut: Apabila membawa muatan/ beban yang berlebih Lebih dari 3 orang Berkeliling ke beberapa tujuan (minimal 2 lokasi) 5.3..B. Kendaraan Umum (Bis, Travel, dll) Sendiri

Halaman 2 dari 6 Tidak membawa muatan yang berlebihan 5.3..C. Kendaraan Pribadi Mobil : mendapatkan pergantian biaya Bensin dengan ketentuan perbandingan 10 KM=1 liter (maka wajib mencatat KM) Motor : Mendapatkan pergantian biaya Bensin Area di Luar Jawa Tengah : 5.3..A. Menuju ke lokasi daerah tujuan dapat menggunakan Pesawat/ Kereta/ Bus (untuk Bus dan kereta kelas Executive) 5.3..B. Di dalam kota : dapat menggunakan Taxi 5.4.Uang Saku Uang Saku maksimal adalah Rp 1,000,000 5.5.Entertaint Fee Entertaintment fee adalah anggaran yang dipergunakan untuk tujuan menjamu orang-orang tertentu yang dapat memberikan kemudahan dan atau fasilitas untuk tujuan dan kepentingan PT. FORMULATRIX (di luar Vendor), dana maksimal adalah Rp 500,000 6. Ketentuan waktu saat Perjalanan, Waktu Kerja dan Hari Libur saat Dinas 6.1.Dalam hal Karyawan masih dalam perjalanan menuju kota tujuan, jumlah jam kerja yang diperhitungkan dalam sehari dihitung dalam kurun waktu 24 jam saat melakukan Perjalanan Dinas. Contoh, jika Karyawan melakukan Perjalanan Dinas dari Salatiga ke kota tujuan (membutuhkan waktu kurang lebih 36 jam) dan Karyawan memiliki 10 jam kerja, 10 jam kerja Karyawan digunakan dalam kurun waktu 24 jam pertama perjalanan, dan 10 jam berikutnya untuk 12 jam perjalanan berikutnya. 6.2.Jika Karyawan dapat bekerja pada saat melakukan perjalanan menuju kota tujuan, akan tetapi Karyawan memilih untuk tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekrjaan, maka waktu tersebut tidak dapat dihitung sebagai jam kerja. Contoh, Pada saat penerbangan, Karyawan dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan (membaca surat, menulis ) akan tetapi Karyawan justru memilih untuk tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan (tidur atau menonton televisi), maka waktu tersebut tidak dapat dianggap sebagai jam bekerja. 6.3.Ketentuan waktu yang dianggap bukan merupakan jam kerja mengemudi dalam perjalanan, mengantri di bandara, atau duduk di tempat yang penuh sesak di mana tidak memungkinkan untuk menggunakan fasilitas untuk menunjang kegiatan bekerja. 6.4.Perjalanan ke dan dari zona waktu yang jauh wajib direncanakan terlebih dahulu untuk memaksimalkan jam kerja Karyawan di tempat yang hendak dituju. 6.5.Waktu perjalanan harus dihitung secara konsisten dengan menggunakan satu zona waktu. 6.6.Pengecualian apabila telah disetujui sebelumnya oleh Atasan, Karyawan dapat mengambil cuti /liburan pada saat melakukan Perjalanan Dinas. 6.7.Perjalanan ke kantor perusahaan lain harus dihindari pada saat kantor yang dituju libur, karena dapat membuat perjalanan menjadi kurang efisien dan menambah biaya perjalanan. Namun apabila telah disetujui sebelumnya oleh Atasan, karyawan dapat menggunakan hari tersebut untuk kegiatan di luar pekerjaan dan wajib mengganti waktu kerja di hari yang lain sesuai dengan jumlah jam kerja.

Halaman 3 dari 6 6.8.Jika Formulatrix memiliki hari libur dan Karyawan diwajibkan untuk bekerja pada hari libur tersebut, maka akan memperoleh kompesasi berupa uang lembur atau peralihan hari libur. 7. PROSEDUR 7.1. menerima Surat Perintah Perjalanan Dinas. 7.2. meminta perijinan untuk biaya perjalanan Dinas dengan menyerahkan proposal kepada leader/manager ybs dan kemudian direktur 7.3.Setelah mendapatkan persetujuan, menyerahkan form SPPD tersebut ke HR dengan dilengkapi dengan: Rincian perjalanan dinas Rincian Biaya untuk Perjalanan Dinas Fotocopy SPPD (SPPD asli dibawa oleh ) 7.4.HR Dept, wajib melaporkan hal ini ke bagian bagian terkait 7.5.Divisi Keuangan memberikan uang saku kepada Karyawan, sesuai dengan dana yang dianggarkan 7.6.Pergantian Dana / karyawan: o Diwajibkan memberikan laporan tertulis (disertai dengan Kwitansi Asli) selambat-lambatnya 1 minggu setelah kegiatan dilakukan. o Laporan dan kwitansi telah mendapatkan persetujuan dari Direktur o Apabila point di atas telah dapat dilengkapi, maka bagian Kasir dapat melakukan pencairan dana. Di luar ketentuan-ketentuan di atas maka Perusahaan tidak dapat mengganti dana yang telah dikeluarkan. 8. BAGAN ALIR BAGAN ALIR PENGAJUAN BIAYA PERJALANAN DINAS PIC Aktivitas Atasan Memberikan SPPD Menerima SPPD dan menandatangani Meminta persetujuan dana ke Direktur dilengkapi dengan: 1. Rincian dana 2. form SPPD Manager / Direktur Menyetujui atau tidak

Halaman 4 dari 6 Memberikan ke HR fotocopy SPPD yang telah ditandatangi HR Accounting Memverifikasi dan melaporkan kegiatan ke pejabat berwenang dan terkait Mencairkan dana dari persetujuan direktur Perjalanan Dinas Prepared By : Approved By Dina Christiana Ferry Haryadi Direktur

Halaman 5 dari 6 Nomor : Lembar ke : SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS (SPPD) 1. Pemberi perintah : 2. Nama : NIK yang diperintah : Untuk melakukan perjalanan dinas 3.Jabatan dari yang diperintahkan : 4. Perjalanan Dinas yang diperintahkan : dari : ke : Transportasi menggunakan : 5. Perjalanan Dinas direncanakan : A. selama ( ) hari dari tanggal : s/d tanggal : 6. Maksud mengadakan perjalanan dinas : 7. Perhitungan Biaya Perjalanan : total : : 8. K e t e r a n g a n : apabila ada Pemberi Perintah Karyawan yang ditugaskan Verifikasi HR, 20MM, 20MM, 20MM Nama Nama Nama