BAB II. Pendidikan Karakter di IKIP PGRI Semarang. Keadaan Indonesia saat ini sedang berada pada titik nadir. Kekerasan,

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAHASISWAAN PENGEMBANGAN MUSTAFID KOPERTIS WILAYAH VI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan di abad 21 menuntut perubahan peran guru. Guru

DAMPAK STATUS AKRIDITASI SEKOLAH, SARANA PRASARANA DAN KOMPETENSI SOSIAL TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS.

Smart, Innovative, Professional

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

UPAYA CALON TENAGA PENDIDIK (CALON GURU) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

TESIS Untuk memenuhi sebagian prasyaratan mencapai derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Ilmu Komunikasi. Teddy Dyatmika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

KERANGKA PRESENTASI CALON DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA BUDI SETIAWAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karakter agar terwujud mahasiswa yang berkarakter, berbudaya dan

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2014 TENTANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UST

Pengaruh Terpaan Kampanye Sosial dan Role Model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Transkripsi:

BAB II Pendidikan Karakter di IKIP PGRI Semarang Keadaan Indonesia saat ini sedang berada pada titik nadir. Kekerasan, pembunuhan, narkoba, korupsi dan tawuran menghiasi pemberitaan di media setiap hari. Kekacauan yang ada saat ini perlu segera diatasi agar tidak terus berlanjut. Selain itu pembinaan perlu dilakukan sejak dini salah satunya melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan saat ini hanya mengandalkan prestasi saja dan cenderung mengabaikan perilaku dari siswa siswinya. Itulah mengapa saat ini pemerintah kembali mencanangkan pendidikan karakter di setiap aspek pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. IKIP PGRI Semarang menjadi salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk oleh pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai model pendidikan karakter. Harapannya mahasiswa dan mahasiswi IKIP PGRI Semarang yang nantinya menjadi Guru dapat memberikan pendidikan karakternya kepada siswa dan siswinya. 2.1 Program Pendidikan Karakter Berdasarkan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh menyatakan pembentukan karakter peserta didik tidak bisa lepas dari peran guru. Bagaimana manusia Indonesia pada tahun 29

30 2045 mendatang (100 tahun Indonesia merdeka), ditentukan bagaimana guru membentuk peserta didik saat ini. Oleh karena itu guru adalah salah satu pilar penentu keberhasilan pendidikan karakter dan kepribadian mulia bangsa yang telah berada pada titik nadir. (Egar; 2011:1). Agar guru dapat melaksanakan dan menjalankan kegiatan tersebut secara profesional maka diperlukan sosok guru yang berkarakter kuat dan cerdas. Maka UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, PP No.19/2005 tentang standar Nasional Pendidikan dan UU No.14/2005 tentang guru dan dosen, mengamanatkan perubahan tentang kualifikasi akademik minimum guru SD/MI adalah DIV atau S1 dan guru memilki sertifikat profesi guru. Menurut Jalal dan Supriadi, peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari upaya mempersiapkan calon guru di perguruan tinggi. Kualitas guru pertama-tama ditentukan oleh pendidikan calon guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Semakin baik pembelajaran di LPTK semakin baik lulusannya dan berpeluang pada peningkatan kualitas pendidikan di persekolahan. (http://educare.efkipulna.net dalam egar ; 2011:2). Dalam rangka membentuk guru berkarakteristik unggul haruslah dilakukan baik pada saat calon guru menempuh proses pendidikan keguruan maupun pada saat ia sudah melaksanakan jabatannya sebagai guru. Mempertimbangkan hal itu, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), harus mampu menghasilkan guru profesional yang menguasai baik soft skill maupun hard skill, berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional, memiliki landasan kapasitas berupa karakter yang kuat, serta menghargai keragaman sebagai perekat integrasi bangsa. (egar ; 2011:3).

31 2.2 Pelaksanaan Pendidikan Karakter di IKIP PGRI Semarang IKIP PGRI Semarang adalah salah perguruan tinggi yang menerapkan pendidikan karakter di kampusnya. Tahun 2010 adalah awal pelaksanaan pendidikan karakter di kampus IKIP PGRI Semarang. Hal ini sesuai dengan visi IKIP PGRI Semarang yaitu menjadi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang Profesional dan Berjatidiri. Visi ini menjadi motivator bagi seluruh sivitas akademika untuk mewujudkannya. Kata jatidiri menjadi kata kunci pentingnya pendidikan karakter di lingkungan kampus IKIP PGRI Semarang. (egar ; 2011:6). Tahun 2011 IKIP PGRI Semarang dipercaya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional sebagai model pendidikan karakter bersama dengan 57 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di seluruh Indonesia. Tahun 2012 secara masif IKIP PGRI Semarang mengkampanyekan pendidikan karakter terhadap mahasiswa dan mahasiswinya. 2.2.1 Kampanye Sosial Pendidikan Karakter di IKIP PGRI Semarang Kampanye sosial pendidikan karakter di IKIP PGRI Semarang dilaksanakan mulai tahun 2010. Akan tetapi, dilaksanakan secara masif pada awal tahun 2012. Kampanye pendidikan karakter tidak hanya dilakukan melalui proses belajar mengajar. Kampanye juga dilakukan melalui pelatihan ESQ, media cetak, media online, dan media elektronik. 2.2.1.1 Proses Belajar Mengajar Kampanye sosial dilakukan melalui proses belajar mengajar di lingkungan kampus IKIP PGRI Semarang. Materi yang diajarkan kepada mahasiswa dan

32 mahasiswi IKIP PGRI Semarang telah dimodifikasi sehingga terintegrasi dengan materi perkuliahan. 2.2.1.2 Pelatihan ESQ Pelatihan ESQ di IKIP PGRI Semarang dilaksanakan pada saat orientasi mahasiswa dan mahasiswinya. Harapannya IKIP PGRI Semarang ingin memberikan pendidikan karakter sedini mungkin sebelum mahasiswa dan mahasiswinya menjalankan aktifitas perkuliahan. Pelatihan ESQ dilatih oleh trainer dari ESQ 165 pimpinan Ary Ginanjar. 2.2.1.3 Media Cetak Selain melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Kampanye sosial pendidikan karakter juga dilakukan melalui media cetak. Spanduk, standing banner, buku saku, stiker, poster dan juga melalui koran kampus menjadi media yang digunakan dalam menyebarkan kampanye pendidikan karakter di IKIP PGRI Semarang. Media tersebut secara masif disebarkan ditempat-tempat strategis yang mudah dijangkau dengan bahasa yang mudah dimengerti pula. 2.2.1.4 Media Online Media online yang digunakan oleh IKIP PGRI Semarang dalam mengkampanyekan pendidikan karakter adalah melalui facebook dan juga tweeter. Hal ini diperlukan karena melalui media online saat ini dianggap sebagai media yang paling efektif didalam menyebarkan kampanye pendidikan karakter. Kampanye pendidikan karakter yang selama ini dilakukan adalah melalui katakata mutiara tokoh yang bisa memberi inspirasi.

33 2.2.1.5 Media Elektronik Media elektronik yang digunakan oleh IKIP PGRI Semarang dalam mengkampanyekan pendidikan karakter adalah radio. Kebetulan IKIP PGRI Semarang sendiri saat ini mempunyai radio pendidikan yaitu Edu Top pada frekuensi 89,4 FM. 2.2.2 Role Model Pendidikan Karakter Role model pendidikan karakter di IKIP PGRI Semarang digunakan karena kampanye sosial pendidikan karakter ini bertujuan untuk mengubah perilaku akademik mahasiswa dan mahasiswi IKIP PGRI Semarang. Pegawai IKIP PGRI Semarang baik itu Dosen dan Karyawan harus menjadi model pendidikan karakter yang baik. Hal ini dikarenakan mahasiswa cenderung akan menirukan perilaku dosen maupun karyawan IKIP PGRI Semarang. Intensitas pertemuan anatara dosen dan karyawan dengan mahasiswa juga cukup tinggi. Inilah mengapa role model menjadi penting dalam mengubah perilaku akademik mahasiswa dan mahasiswi IKIP PGRI Semarang. Salah satu membentuk Role Model yang bagus di IKIP PGRI Semarang adalah dengan diadakannya Pelatihan Pra Jabatan Kepada seluruh Dosen dan Karyawan dan juga dilakukan pelatihan ESQ pada seluruh dosen dan karyawan IKIP PGRI Semarang. 2.2.3 Gati IKIP PGRI KU Gati IKIP PGRI KU adalah nilai-nilai utama yang dikembangkan oleh IKIP PGRI Semarang untuk menjadikan mahasiwa dan mahasiswinya memiliki perilaku akademik yang bagus. Gati IKIP PGRI KU sendiri mempunyai arti Iman dan Taqwa, Kejujuran, Integritas dan Komitmen, Peduli, Profesional, Gigih,

34 Responsif, Inovatif dan Kreatif, Kerjasama dan Unggul. Adapun penjelasan lebih rinci yang telah dikembang kan oleh (Egar,2011:75) sebagai berikut : 2.2.3.1 Iman dan Taqwa Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2.2.3.2 Kejujuran Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. 2.2.3.3 Integritas dan Komitmen Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 2.2.3.4 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan serta selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 2.2.3.5 Profesional Menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.

35 2.2.3.6 Gigih Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 2.2.3.7 Responsif Sikap dan tindakan peka terhadap lingkungan di sekitarnya baik itu di lingkungan kampus maupun di masyarakat. 2.2.3.8 Inovatif dan kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 2.2.3.9 Kerjasama Mengoptimalkan potensi yang dimiliki setiap orang untuk mencapai tujuan bersama, saling mendukung dalam menyelesaikan tugas bersama sesuai dengan pembagian tanggung jawab yang sudah disepakati. 2.2.3.10 Unggul Kepribadian yang berambisi percaya diri, berani menaggung resiko, berdaya tahan, ketidak tergantungan dan toleransi.