KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

dokumen-dokumen yang mirip
Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BUDIDAYA PAKCHOY (Brassica rapa var. chinensis L.) DI PEKARANGAN RUMAH MENGGUNAKAN PUPUK DAUN GANDASIL D TUGAS AKHIR

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KELAYAKAN PAKET TEKNOLOGI USAHATANI TANAMAN PANGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) OESAO KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

ANALISIS USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

III. BAHAN DAN METODE

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

Abstrak

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI DATARAN TINGGI KERINCI PROVINSI JAMBI. Suharyon Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADOPSI TEKNOLOGI PHT PERKEBUNAN TEH RAKYAT. Oleh : Rosmiyati Sajuti Yusmichad Yusdja Supriyati Bambang Winarso

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENCATATAN USAHA TANI TANAMAN KEDELAI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

PAKET TEKNOLOGI TANAMAN KEDELAI VARIETAS LOKON, WILIS, DAN ORBA

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

STRATEGI PEMANFAATAN SAWAH BUKAAN BARU (Kasus di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

Transkripsi:

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE Made Ratnada, Bambang M. L., Ujang A. S. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA TIMUR ABSTRAK Petani miskin yang mengusahakan lahan kering masih mungkin ditingkatkan pendapatannya melalui budidaya tanaman sayuran mengingat tanaman sayuran memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi petani. Teknologi eksisting budidaya tanaman sayuran yang dipraktikkan petani lahan kering dimaksud masih sangat rendah dengan pengetahuan dan keterampilan seadanya sehingga hasil yang diperoleh juga rendah serta memiliki resiko tinggi gagal panen. Untuk itu perlu perbaikan teknologi sehingga dapat memberikan produksi yang lebih tinggi serta mengurangi resiko gagal panen. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara menyampaikan teknologi secara langsung kepada petani miskin dimaksud melalui kegiatan gelar teknologi. Gelar teknologi budidaya tanaman sayuran pada lahan kering telah dilaksanakan dari tahun 2005 sampai 2006 di desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko oleh kelompok tani Kema Sama dengan jumlah anggota 18 orang dengan total luas lahan 9.000 m2 dan di Desa Nduaria, kecamatan Kelimutu oleh kelompok Bunga Mekar jumlah anggota 22 orang dan kelompok Ajax jumlah anggota 20 orang, total luas lahan 21.000 m2. Hasil yang dicapai yaitu : 1) Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan existing teknologi, 2) Prosentase panen sayuran kol meningkat dari rata-rata 65 % ke rata-rata 80,78 %, dan petsai dari rata-rata 67 % ke rata-rata 85, 79 %, 3) Pendapatan yang diperoleh dari hasil tanaman sayuran dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sayuran eksisting teknologi, 4) Dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran dapat diperoleh tambahan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan petani yang berasal dari usahatani tanaman sayuran sebesar Rp. 709.442 (46,26 %) dari pendapatan dengan eksisting teknologi sebesar Rp. 1.692.863. Disarankan bahwa : 1) Guna meningkatkan pendapatan petani miskin di kabupaten Ende, pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menyebar luaskan teknologi budidaya tanaman sayuran dimaksud melalui program-program pembangunan pertanian, 2) Untuk lebih mempercepat penyebaran teknologi dimaksud hendaknya lebih meningkatkan peran serta penyuluh pertanian setempat, 3) Guna lebih mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen tanaman sayuran agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi dalam menciptakan tataniaga atau kondisi pemasaran hasil tanaman sayuran. Kata Kunci : Tanaman Sayur-Sayuran, Teknologi Budidaya, Pendapatan, Lahan Kering

BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Upaya yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur dalam mendukung pengentasan kemiskinan di Kabupaten Ende adalah melalui inovasi teknologi. Melalui inovasi teknologi petani ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga lebih mampu mengelola sumberdaya alam yang dimiliki untuk memperbaiki kehidupannya.. Salah satu dari upaya tersebut adalah perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran yang disampaikan kepada petani melalui Gelar Teknologi. Perlunya dilakukan perbaikan teknologi mengingat walaupun cukup banyak petani lahan kering dikabupaten Ende yang mengusahakan tanaman sayuran namun teknologi yang diterapkan masih tergolong rendah. Mereka hanya berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang sangat minim. Komponen teknologi mulai dari pengolahan lahan sampai pasca panen belum dikuasai dengan baik. Mereka belum dapat membedakan penyakit dengan hama, belum mengerti tentang unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga penggunaan pupuk tidak tepat jenis, dosis, waktu pemupukan. Lebih-lebih lagi tentang pestisida, pengetahuannya sangat rendah yang berakibat pada pengggunaannya dengan jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tidak tepat. Selain itu mereka juga memiliki motivasi yang rendah. Orientasi bisnisnya juga rendah, sebagian besar dari mereka berada pada pertanian semi ekstensif yang mengutamakan aspek sosial dari pada aspek bisnis. Melalui kegiatan gelar teknologi petani dapat secara langsung mempraktikkan teknologi yang dibimbing oleh pendamping teknologi dari BPTP-NTT dan dari penyuluh setempat. Gelar teknologi merupakan salah satu metode penyuluhan yang memungkinkan petani untuk berpartisipasi secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pengambilan keputusan, sehingga teknologi yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan kondisi yang dimiliki petani. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh perbaikan teknologi terhadap peningkatan produksi dan dampaknya terhadap peningkatan pendapatan petani yang bersumber dari tanaman sayuran. 3

BAB II. METODA/PROSEDUR KEGIATAN Untuk mengetahui dampak perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran maka telah dilaksanakan Gelar Teknologi pada tahun 2005, 2006, 2007 di Kabupaten Ende yaitu di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu dan Desa Wologai Tengah Kecamatan Detusoko. Lokasi tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan bahwa lokasi merupakan bagian dari wilayah desa miskin. Petani kooperator yang terlibat tergabung dalam tiga kelompok yaitu kelompok Ajax (jumlah anggota 20 orang) dan Bunga Mekar (jumlah anggota 22 orang) berlokasi di desa Nduaria dengan total luas lahan 21.000 m2, serta kelompok Kema Sama (jumlah anggota 18 orang) berlokasi di desa Wologai Tengah dengan total luas lahan 9.000 m2. Petani Kooperator ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu petani miskin di desa yang tergolong miskin, memiliki lahan usaha sendiri maupun bukan milik yang telah mendapat persetujuan dari pemilik lahan, menggunakan lahan seluas 200-500 m 2 per petani, mau menerapkan teknologi yang dianjurkan dan mengikuti segala ketentuan yang telah disepakati bersama. Sebelum pelaksanaann di lapangan, terlebih dahulu dilakukan Sosialisasi/pembekalan teknologi yaang dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang mendalam kepada petani tentang seluruh komponen teknologi yang digelar, analisis finansial usahatani dan pemupukan modal. Kemudian pada saat pelaksanaan di lapangan dilakukan pendampingan dan pengawalan teknologi yang dilakukan oleh para penyuluh, peneliti dan staf teknis BPTP NTT serta penyuluh lapangan. Paket teknologi yang digelar adalah budidaya tanaman sayuran pada lahan kering dengan komponen teknologi sebagai berikut. Tabel 1. Komponen teknologi budidaya tanaman sayuran untuk lokasi Desa Nduaria, Kecamatan Kelimutu dan Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Komponen Teknologi Kol/Kubis Petsai Varietas Unggul (Green Koronet, KK Unggul (F-1 Okinawa, Super Cross) King) Kebutuhan Benih 200-300 gr/ha 400-500 gr/ha Persemaian 5-6 mg (berdaun 4-6 helai) 4 mg (berdaun 4-6 helai) Jarak Tanam, 50 x 60 cm, 40 x 40 cm Ukuran bedeng Lebar 120 cm Lebar 120 cm Pemupukan Urea 150 kg/ha, ½ bag 2 mg st, dan ½ bag 4 mg st, Sp-36 100 kg/ha saat tanam. Pupuk daun sesuai kebutuhan Urea 100 kg/ha, ½ bag. 2 mg st, ½ bag. 4 mg st. SP-36 150 kg/ha saat tanam. Pupuk daun sesuai kebutuhan 4

Pengairan Setiap hari (pagi dan sore) Setiap hari (pagi dan sore) Penyiangan 2 dan 4 mg st 2 dan 4 mg st Pengendalian hama, penyakit PHT PHT Panen KK Cross 60 hst, Green Coronet dan Grand II 75 hst Umur 55-60 hst Data yang dikumpulkan meliputi penampilan pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, biaya produksi (input), penerimaan (output) dan pendapatan dari budidaya tanaman sayuran pada lahan kering. Data yang diperoleh dinalisis dengan statistik deskriptif dan analisis finansial. BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Perbaikan Teknologi terhadap Produksi Produksi sayuran yang dicapai dalam gelar teknologi ini bervariasi. Hal ini mencerminkan perbedaan dinamika petani kooperator itu sendiri disamping hasil tersebut juga ditentukan oleh faktor biofisik di lokasi gelar. Untuk semua jenis sayuran dan pada semua kelompok petani kooperator produksi rata-rata tanaman sayuran yang dihasilkan lebih tinggi dari produksi sayur-sayuran menggunakan teknologi eksisting. Produksi rata-rata tanaman sayuran kol dan petsai yang diusahakan oleh petani kooperator di desa Nduaria dan Wologai Tengah disajikan pada tabel berikut: Tabel 2. Rerata Produksi Sayuran dalam Gelar Teknologi pada Kelompok Petani Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria. Kelompok Rerata Produksi Sayuran (crop) Kol Petsai A. Kema Sama (Wologai Tengah) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.463 1.119 Per ha 29.252 44.760 B. Bunga Mekar (Nduaria) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.297 1.064 Per ha 25.942 42.545 C. Ajax (Nduaria) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.077 1.034 Per ha 21.532 41.375 D. Kontrol (Nduaria) Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.008 838 Per ha 20.150 33.500 5

Tabel 3. Prosentase Panen Sayuran dalam Gelar Teknologi pada Kelompok Petani Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria. Kelompok/Jenis Sayuran Prosentase Produksi (%) Rerata Minimum Maximum Kol A. Kema Sama (Wologai Tengah) 92,39 85,00 97,50 B. Bunga Mekar (Nduaria) 81,94 80,00 92,86 C. Ajax (Nduaria) 68,01 50,00 90,00 D. Kontrol (Nduaria) 65,00 50,00 70,00 Petsai A. Kema Sama (Wologai Tengah) 89,52 80,00 98,36 B. Bunga Mekar (Nduaria) 85,09 80,00 95,00 C. Ajax (Nduaria) 82,75 80,00 90,00 D. Kontrol (Nduaria) 67,00 60,00 72,00 Melalui kegiatan gelar teknologi ini, petani kooperator telah berhasil meningkatkan prosentase panen tanaman kol dan petsai. Prosentase panen yang dicapai petani kooperator juga bervariasi dan lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase yang dicapai petani non kooperator. Secara lebih terperinci prosentase panen yang dicapai petani kooperator dan non kooperator dapat dilihat pada tabel 3. 2. Dampak Perbaikan Teknologi terhadap Pendapatan Pendapatan yang diperoleh dari usahatani kol dan petsai dalam gelar teknologi di desa Wologai Tengah dan desa Nduaria lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dengan teknologi eksisting. Dilihat dari B/C rationya usahatani kol, petsai dengan teknologi anjuran gelar teknologi ini lebih layak atau memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani sayuran kol dan petsai menggunakan teknologi eksisting. Hasil analisis usahatani sayuran yang dilaksanakan petani kooperator kelompok Kema Sama, Bunga Mekar, Ajak dan petani non kooperator (control) berturut-turut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Kema Sama per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Komponen Kol (500 m2) Petsai (250m2) produksi/biaya Fisik Rp. Fisik Rp. A. Jumlah Penerimaan 1.463 crop 2.437.636 1.119 crop 1.865.011 B. Jumlah Pengeluaran 967.525 638.400 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 7,5 kg 11.250 3,75 kg 5.625 - SP-36 5 kg 10.000 2,5 kg 5.000 6

- Super ACI 150 ml 14.250 75 ml 7.125 - Curacron 100 ml 22.500 50 ml 11.250 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 80 gr 6.400 40 gr 3.200 - Tenaga Kerja 57,50 HOK 862.500 38,96 HOK 584.325 C. Pendapatan (A B) 1.470.111 1.226.611 D. B/C ratio (C/B) 1,52 1,92 E. R/C ratio (A/B) 2,52 2,92 Tabel 5. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Bunga Mekar per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Komponen Kol (500 m2) Petsai (250 m2) produksi/biaya Fisik Rp. Fisik Rp. A. Jumlah Penerimaan 1.297 crop 2.161.863 1.064 crop 1.772.727 B. Jumlah Pengeluaran 967.525 638.400 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 7,5 kg 11.250 3,75 kg 5.625 - SP-36 5 kg 10.000 2,5 kg 5.000 - Super ACI 150 ml 14.250 75 ml 7.125 - Curacron 100 ml 22.500 50 ml 11.250 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 80 gr 6.400 40 gr 3.200 - Tenaga Kerja 57,5 HOK 862.500 38,96 HOK 584.325 C. Pendapatan (A B) 1.194.338 1.134.327 D. B/C ratio (C/B) 1,23 1,78 E. R/C ratio (A/B) 2,23 2,78 Tabel 6. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Ajax per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Nduaria, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Komponen Kol (500m2) Petsai (250 m2) produksi/biaya Fisik Rp. Fisik Rp. A. Jumlah Penerimaan 1.077 crop 2.063.495 1.034 crop 1.723.958 B. Jumlah Pengeluaran 967.525 638.400 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 7,5 kg 11.250 3,75 kg 5.625 - SP-36 5 kg 10.000 2,5 kg 5.000 - Super ACI 150 ml 14.250 75 ml 7.125 - Curacron 100 ml 22.500 50 ml 11.250 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 80 gr 6.400 40 gr 3.200 - Tenaga Kerja 57,50 HOK 862.500 38,96 HOK 584.325 C. Pendapatan (A B) 1.095.970 1.085.558 D. B/C ratio (C/B) 1,13 1,70 E. R/C ratio (A/B) 2,13 2,70 7

Tabel 7. Analisis Usahatani Sayuran Petani Non Kooperator Per Luasan Tanam di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende Tahun 2006. Komponen Kol (500 m2) Petsai (250 m2) produksi/biaya Fisik Rp. Fisik Rp. A. Jumlah Penerimaan 1.008 crop 1.931.042 838 crop 1.395.833 B. Jumlah Pengeluaran 986.250 647.763 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 16 kg 24.000 8 kg 12.000 - SP-36 8 kg 16.000 4 kg 8.000 - Gandasil D, B 150 gr 15.000 75 gr 7.500 - Curacron 125 ml 28.125 62,5 ml 14.063 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 0 0 0 0 - Tenaga Kerja 57,50 HOK 862,500 38,96 HOK 584.325 C. Pendapatan (A B) 944.792 748.071 D. B/C ratio (C/B) 0,96 1,15 E. R/C ratio (A/B) 1,96 2,15 Perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran yang diterapkan dalam Gelar Teknologi ternyata dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dengan menerapkan teknologi eksisting. Dengan meningkatnya pendapatan yang diperoleh maka akan meningkatkan pula kontribusi pendapatan dari usahatani tanaman sayuran terhadap pendapatan petani. Pada tabel berikut dapat dilihat bahwa semua jenis sayuran dan di semua lokasi memberikan peningkatan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan dengan teknologi eksisting (kontrol). Tambahan pendapatan total per kelompok per lokasi diperoleh terendah Rp. 488.665 (28,87 %) di kelompok Ajax dan tertinggi Rp. 1.003.859 (59,30 %) di kelompok Kema Sama. Rata-rata tambahan pendapatan secara keseluruhan yang diperoleh adalah Rp. 709.442 (46,26 %) dari kontrol Rp. 1.692.863. Tabel 8. Analisis Kontribusi Pendapatan yang Bersumber dari Perbaikan Teknologi dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Wologai Tengah, Nduaria, Kabupaten Ende. Uraian Pendapatan Tek. eksisting Tek. Perbaikan Tambahan Kontribusi Prosentase A. Di Wologai Tengah Kol 944.792 1.470.111 525.319 55,60 Petsai 748.071 1.226.611 478.540 63,97 Total 1.692.863 2.696.722 1.003.859 59,30 B. Nduaria 1. Bunga Kemar 8

Kol 944.792 1.194.338 249.546 26,41 Petsai 748.071 1.134.327 386.256 51,63 Total 1.692.863 2.328.665 635.802 37,56 2. Ajax Kol 944.792 1.095.970 151.178 16,00 Petsai 748.071 1.085.558 337.487 45,11 Total 1.692.863 2.181.528 488.665 28,87 Grand Total 5.078.589 7.206.915 2.128.326 41,91 Rata-rata 1.692.863 2.402.305 709.442 46,26 BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1) Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan existing teknologi. 2) Prosentase panen sayuran kol meningkat dari rata-rata 65 % ke rata-rata 80,78 %, dan petsai dari rata-rata 67 % ke rata-rata 85, 79 %. 3) Pendapatan yang diperoleh dari hasil tanaman sayuran dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sayuran existing teknologi. 4) Dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran dapat diperoleh tambahan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan petani yang berasal dari usahatani tanaman sayuran sebesar Rp. 709.442 (46,26 %) dari pendapatan dengan eksisting teknologi sebesar Rp. 1.692.863. b. Saran 1) Guna meningkatkan pendapatan petani miskin di kabupaten Ende, pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menyebar luaskan teknologi budidaya tanaman sayuran dimaksud melalui program-program pembangunan pertanian. 2) Untuk lebih mempercepat penyebaran teknologi dimaksud hendaknya lebih meningkatkan peran serta penyuluh pertanian setempat. 3) Guna lebih mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen tanaman sayuran agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi dalam menciptakan tataniaga atau kondisi pemasaran hasil tanaman sayuran. 9

V. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluh Pertanian, Departemen Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian, Jakarta. Anonim, 1995. Petunjuk Pelaksanaan Program/Proyek Badan Litbang Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Anonim, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbangtan, Deptan, Jakarta. Anonim, 2000. Laporan Lima Tahun BPTP Naibonat, BPTP NTT, Kupang Anonim, 2001. Dinamika Pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Pemda TK. I NTT, Kupang. Anonim, 2002. Laporan Tahunan Diseminasi, BPTP NTT, Kupang. Hendro, Sunaryono, 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru, Bandung. Kusumo, Surachmat, Hendro S., 1992. Petunjuk Bertanam Sayuran. Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian Nusa Tenggara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Mardikanto, Totok, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Prawirokusumo, Soeharto, 1990. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta. Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta. Van den Ban, A.W., H.S. Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta. 10