PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI
|
|
- Vera Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI Moh. Cholil Mahfud, Sarwono,Gunawan, dan I.R. Dewi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Adanya kelemahan-kelemahan implementasi komponen PHT, mendorong petani selalu menggunakan fungisida untuk mengendalikan penyakit bulai. Saat ini penggunaan fungisida tidak terjangkau oleh petani karena harganya meningkat sampai tiga kali, memacu perlunya dicari komponen PHT lain yang efektif, mudah diterapkan oleh petani, potensial meningkatkan produktivitas, dan berkelanjutan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pupuk hayati Petrobio GR dalam mengendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung. Kajian dilaksanakan di kabupaten Kediri dan Pasuruan, di lahan petani pada MK (Februari-Agustus 2011), menggunakan jagung hibrida varietas Pioner 21. Kajian dilaksanakan melalui percobaan, menggunakan rancangan acak kelompok dengan lima perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang lima kali. yang dikaji di Kabupaten Kediri adalah: (A) 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam (kontrol); (B) 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR; (C) 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR; (D) 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR; dan (E) 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR. Sebaliknya perlakuan yang dikaji d Kabupaten Pasuruan adalah: (A) 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam (kontrol); (B) 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR; (C) 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR; (D) 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR; dan (E) 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR. Data yang dikumpulkan meliputi tinggi tanaman, tingkat kerusakan tanaman oleh penyakit bulai, dan hasil panen. Data dianalisis menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap data yang dikumpulkan, dan analisis beda perlakuan menggunakan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%. Hasil kajian menunjukkan: (1) di lokasi Kediri penyakit bulai menurunkan produksi 12-80%, sedangkan di lokasi Pasuruan penyakit bulai menurunkan produksi 20-38%; (2) meskipun tidak berbeda nyata antara petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) dengan petak B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR), namun lebih cepatnya pertumbuhan tanaman jagung, lebih rendahnya intensitas penyakit bulai dan lebih tingginya hasil panen yang ditampilkan pada petak B mengindikasikan adanya potensi Petrobio GR dalam memperbaiki pertumbuhan jagung, menurunkan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan hasil panen jagung; dan (3) pertumbuhan tanaman jagung, intensitas penyakit bulai dan hasil panen jagung secara nyata dipengaruhi oleh dosis NPK dan perlakuan benih menggunakan Mefenoksam. Kata kunci: jagung, penyakit bulai, pengendalian, pemupukan, Petrobio GR PENDAHULUAN Peningkatan produktivitas jagung di Jawa Timur terhambat oleh adanya penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis. Infeksi dari konidia yang tumbuh di permukaan daun masuk jaringan tanaman melalui stomata 47
2 daun muda dan lesion lokal berkembang ke titik tumbuh menyebabkan infeksi sistemik. Pembentukan konidia jamur menghendaki air bebas, gelap dan suhu di bawah 24 o C (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Gejala penyakit bulai adalah bercak berwarna klorotik memanjang searah tulang daun dengan batas yang jelas. Pada bercak tumbuh konidia jamur menyerupai tepung berwarna putih (terlihat lebih jelas saat pagi hari). Daun sakit menjadi sempit dan kaku, tanaman tumbuh terhambat dan kadang-kadang tidak dapat membentuk tongkol. Bila penyakit terjadi pada tanaman muda (umur kurang satu bulan), tanaman akan mati. Tanaman sakit kadang-kadang membentuk anakan banyak, daunnya menggulung dan terpuntir. Dua tahun terakhir ini, gangguan penyakit bulai meningkat di semua sentra produksi jagung di Jawa Timur. Kabupaten Kediri dan Pasuruan merupakan sentra produksi jagung dan endemis penyakit bulai (BPTPH Prop. Jatim, 2004). Komponen pengelolaan hama secara terpadu (PHT) yang direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung antara lain: (a) sanitasi sisa tanaman jagung dan serealia lain; (b) pergiliran tanaman; (c) tumpangsari; (d) tanam tepat waktu; (e) pengolahan tanah, penggenangan air dan cara mekanis lainnya; (f) penggunaan varietas tahan; dan (g) penggunaan pestisida secara bijaksana. Implementasi PHT oleh petani belum memperlihatkan hasil yang memuaskan, karena kelemahan masing-masing komponen. Komponen pergiliran tanaman dan tumpangsari sulit diterapkan, sedangkan penggunaan varietas tahan tidak mampu menghadapi penyakit bulai apabila sudah membentuk strain baru. Adanya kelemahan-kelemahan ini, mendorong petani selalu menggunakan fungisida untuk mengendalikan penyakit bulai (Baco dkk., 2007). Dengan meningkatnya harga fungisida sampai tiga kali lipat, menyebabkan cara ini tidak terjangkau oleh petani. Memperhatikan kelemahan-kelemahan komponen PHT tersebut, perlu dicari komponen teknologi alternative pengendalian penyakit bulai yang efektif, mudah diterapkan oleh petani, potensial meningkatkan produktivitas, dan berkelanjutan. Saat ini telah diproduksi pupuk hayati Petrobio GR oleh PT. Petrokimia Kayaku Gresik. Pupuk ini dilaporkan mengandung mikroorganisme Pantoea sp dan Azospirillum sp, Aspergillus niger, Penicillium sp dan Streptomyces sp. Dengan kandungan mikroorganisme tersebut, petrobio GR dilaporkan dapat merubah unsur hara yang diperlukan tanaman secara teratur, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat masa panen dan meningkatkan hasil panen, serta tidak meracuni tanaman dan tidak mencemari lingkungan (Anonim, 2007). Dari kandungannya ini, pupuk hayati Petrobio GR berpeluang dapat mengendalikan penyakit bulai pada jagung. Untuk memastikan peluang ini, perlu dilakukan kajian untuk mengetahui efektifitas pupuk hayati Petrobio GR dalam mengendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung. 48
3 BAHAN DAN METODE Kajian dilaksanakan di dua lokasi sentra produksi jagung yang endemis penyakit bulai, yaitu kabupaten Kediri dan Pasuruan, di lahan petani pada MK (Februari-Agustus 2011). Kajian menggunakan jagung hibrida varietas Pioner 21 dengan pertimbangan varietas ini tergolong rentan terhadap penyakit bulai. Kajian dilaksanakan melalui percobaan, menggunakan rancangan acak kelompok dengan lima perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang lima kali (Tabel 1 dan 2). Baik di kabupaten Kediri maupun di kabupaten Pasuruan, perlakuan A adalah rekomendasi BPTP Jawa Timur, dan digunakan sebagai pembanding. Tabel 1. di lokasi Kabupaten Pasuruan No. A B C D E * 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam (kontrol) 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR * benih, 2,5 g/kg benih; dosis Petrobio GR = 35 kg/ha Tabel 2. di lokasi kabupaten Pasuruan No. A B C D E * 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam (kontrol) 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam * + Petrobio GR * benih, 2,5 g/kg benih; dosis Petrobio GR = 35 kg/ha Tanaman jagung ditanam mengikuti teknik budidaya Roesmarkam dan Arifin (1998) meliputi penyiapan lahan, tanam, pemupukan, pengendalian gulma, penggunaan mulsa jerami, pengairan, pengendalian hama-penyakit selain penyakit bulai, dan panen. Data yang dikumpulkan meliputi tinggi tanaman, tingkat kerusakan tanaman oleh penyakit bulai, dan hasil panen. Kerusakan tanaman oleh penyakit bulai dihitung berdasarkan pengamatan menggunakan skor seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Skor penyakit bulai Skala Luas gejala kerusakan 0 Tidak ada gejala 1 Luas gejala pada daun 1-5% 2 Luas gejala pada daun 6-25% 3 Luas gejala pada daun 26-50% 4 Luas gejala pada daun 51-75% 5 Luas gejala pada daun % 49
4 Kerusakan tanaman oleh penyakit bulai dihitung menggunakan persamaan yang dirumuskan oleh Kranz (1988) sbb: (n x b) P = x 100% (N-1)T dengan pengertian: P = kerusakan tanaman oleh penyakit karat daun; n = jumlah daun sakit; b = nilai skor (0-5); N = jumlah skor yang digunakan (konstan = 6); dan T = total jumlah daun yang diamati. Data dianalisis menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap data yang dikumpulkan, dan analisis beda perlakuan menggunakan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi tanaman Di lokasi Kediri, mulai awal pertumbuhan sampai berbunga, tanaman jagung di petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) tumbuh paling tinggi, dan pada umur 70 hari mencapai 173,4 cm, secara nyata lebih tinggi dari pada di petak lainnya (Tabel 4). Di lokasi Pasuruan, sejak tanaman umur 15 hari setelah tanam, perlakuan yang diuji menampilkan kecepatan tumbuh yang berbeda. Mulai umur 46 hari, perlakuan A (300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam) menghasilkan pertumbuhan paling cepat (Tabel 5). Tabel 4. Tinggi tanaman jagung di lokasi Kediri Tinggi tanaman (cm) pada umur (hari setelah tanam)* A 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam 46,1a 89,5a 173,4a B 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 44,5a 86,2ab 133,0b C 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 44,7a 82,7ab 121,9b D 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 42,6ab 78,1ab 112,9b E 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 40,3b 75,0b 107,3b * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95% Tabel 5. Tinggi tanaman jagung di lokasi Pasuruan Tinggi tanaman (cm) pada umur (hari setelah tanam)* A 300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam 48,02a 88,14a 177,92a B 300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam + Petrobio GR 49,56a 90,06ab a C 225 kg urea+75 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam+Petrobio GR 46,32a 79,66ab b D 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam+Petrobio GR 44,56ab 75,54b b E 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam+Petrobio GR 41,88b 71,72b b * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95% 50
5 2. Intensitas Penyakit Bulai Baik di lokasi Kediri maupun Pasuruan, penyakit bulai sudah tampak sejak tanaman jagung umur 15 hari setelah tanam, dan dijumpai di semua petak perlakuan. Di lokasi Kediri, perkembangan penyakit bulai paling rendah terjadi pada petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam), berbeda nyata dengan di petak lainnya (Tabel 6). Demikian juga di lokasi Pasuruan, intensitas penyakit bulai terendah ditunjukkan pada petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) meskipun tidak berbeda nyata dengan petak B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR). Sebaliknya intensitas tertinggi ditunjukkan pada petak E (75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR) tetapi tidak berbeda nyata dengan di petak D (150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR) dan C (225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR) (Tabel 7). Tabel 6. Intensitas penyakit bulai di lokasi Kediri Intensitas penyakit bulai (%) pada tanaman umur (hari) A 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam 4,1a 8,5a 8,7a B 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 16,3ab 30,1ab 40,0b C 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 22,5b 35,6bc 44,3b D 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 28,4bc 41,7bc 49,8b E 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 43,8c 56,4c 58,2b * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95% Tabel 7. Intensitas penyakit bulai di lokasi Pasuruan Intensitas penyakit bulai (%) pada tanaman umur (hari setelah tanam)* A 300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam 18,12a 27,18a 30,20a B 300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam + Petrobio GR 16,34ab 26,51ab 28,90ab C 225 kg urea+75 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam+Petrobio GR 28,49bc 42,73bc 47,48bc D 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam+Petrobio GR 31,88c 47,83c 53,14c E 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam+Petrobio GR 33,77c 50,65c 56,28c * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95% 3. Hasil panen Antar perlakuan memperlihatkan hasil panen berbeda. Di lokasi Kediri hasil panen tertinggi (6,82 ton pipilan kering/ha) ditampilkan pada petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam), berbeda nyata dengan petak (perlakuan) lainnya (Tabel 8). Demikian juga di lokasi Pasuruan, hasil panen tertinggi ditampilkan oleh petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Ridomil) meskipun tidak berbeda nyata dengan petak B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Ridomil + Petrobio GR). Sebaliknya hasil panen terendah ditampilkan oleh petak E (75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Ridomil + 51
6 Petrobio GR) dan tidak berbeda nyata dengan petak D (150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Ridomil + Petrobio GR), dan C (225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Ridomil + Petrobio GR) (Tabel 9). Tabel 8. Hasil panen jagung di lokasi Kediri Rata-rata hasil panen (t pipilan kering/ha) A 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam 6,82a B 300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 2,77b C 225 kg urea + 75 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 2,18b D 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 1,23b E 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Petrobio GR 0,88b * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95% Tabel 9. Hasil panen jagung di lokasi Pasuruan Rata-rata hasil panen (t pipilan kering/ha)* A 300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam 6,60a B 300 kg urea+100 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam + Petrobio GR 6,91ab C 225 kg urea+75 kg SP kg KCl/ha+Mefenoksam+Petrobio GR 4,98bc D 150 kg urea + 50 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam+Petrobio GR 4,44c E 75 kg urea + 25 kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam+Petrobio GR 4,12c * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95% Penyakit bulai merupakan penyakit jagung yang paling berbahaya, dan menurunkan kehilangan hasil sampai 90% (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Dari analisis hubungan antara intensitas serangan penyakit dan hasil panen, diperoleh persamaan regresi Y = 6,872 1,377x untuk lokasi Kediri, dan Y = 7,314 0, 678x untuk lokasi Pasuruan. Ini berarti makin tinggi intensitas penyakit bulai, hasil panen jagung makin rendah. Dari analisis regresi tersebut diketahui bahwa di lokasi Kediri penyakit bulai menurunkan produksi 12-80% sedangkan di lokasi Pasuruan menurunkan produksi 20-38%, tergantunga perlakuan. Dari penelitian ini tampak bahwa pemupukan NPK dosis seperti pada perlakuan A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha) dan perlakuan benih dengan Mefenoksam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung, menurunkan intensitas serangan bulai, sehingga meningkatkan hasil panen. Sebaliknya penggunaan Petrobio GR dosis 35 kg/ha belum tampak nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman jagung, intensitas penyakit bulai dan hasil panen jagung. Pemupukan NPK dengan dosis sesuai kebutuhan dimaksudkan agar tanaman jagung tumbuh optimal. Ini dibuktikan pada petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) di dua lokasi Kediri dan Pasuruan, memperlihatkan tanaman jagung tumbuh lebih tinggi, intensitas penyakit bulai lebih rendah dan hasil panennya lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Tanaman yang tumbuh optimal dapat menampilkan potensi genetiknya, dan dapat 52
7 mempertahankan diri dari infeksi penyakit (Palti dan Rotem, 1983). Tidak berbedanya pertumbuhan, intensitas penyakit bulai dan hasil panen antara perlakuan A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) dengan B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR) di lokasi Pasuruan membuktikan pernyataan ini. Pengurangan dosis NPK terbukti menurunkan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman), menambah kepekaan tanaman jagung terhadap infeksi penyakit bulai, sehingga menurunkan hasil panen, meskipun tanaman jagung mendapat tambahan 35 kg Petrobio GR/ha. Bahkan di lokasi Pasuruan, perlakuan benih menggunakan Mefenoksam tidak mampu menekan penyakit bulai apabila dosis pupuk NPK dikurangi (perlakuan C, D dan E). Seperti yang dikemukakan pada Tabel 1, di lokasi Kediri hanya perlakuan A yang menggunakan Mefenoksam untuk perlakuan benih, sedangkan di lokasi Pasuruan (Tabel 2) semua perlakuan menggunakan Mefenoksam untuk perlakuan benih. benih menggunakan Mefenoksam direkomendasikan oleh BPTP Jawa Timur pada budidaya jagung, karena tanaman jagung umur muda peka terhadap penyakit bulai. Dengan perlakuan benih menggunakan Mefenoksam, tanaman jagung mudah terlindungi dari infeksi penyakit bulai, sehingga pertumbuhan berikutnya menjadi baik (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Lebih cepatnya pertumbuhan, lebih rendahnya intensitas penyakit bulai dan dan lebih ingginya hasil panen jagung di lokasi Kediri pada petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) daripada petak lainnya (B, C, D dan E) membuktikan pentingnya penggunaan Mefenoksam untuk perlakuan benih dalam budidaya jagung. Hasil serupa ditunjukkan oleh intensitas penyakit bulai dan hasil panen di lokasi Pasuruan yang tidak berbeda antara petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) dengan B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR) membuktikan pentingnya penggunaan Mefenoksam untuk perlakuan benih dalam budidaya jagung. Hasil kajian di lokasi Pasuruan memperlihatkan bahwa di petak B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR) tanaman jagung tumbuh lebih cepat (lebih tinggi), intensitas penyakit bulai lebih rendah dan hasil panen lebih tinggi dari semua perlakuan meskipun tidak berbeda nyata dengan petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam). Fakta ini mengindikasikan adanya potensi Petrobio GR dosis 35 kg/ha dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman jagung, menurunkan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan hasil panen jagung. Tidak nyatanya pengaruh pemberian 35 kg Petrobio GR/ha terhadap pertumbuhan tanaman, intensitas penyakit bulai dan hasil panen diduga karena dosis Petrobio GR yang diberikan (35 kg/ha) kurang mencukupi kebutuhan tanaman jagung, adanya spesifikasi lokasi (lahan yang digunakan percobaan kurang sesuai bagi perlakuan Petrobio GR), atau karena kondisi cuaca saat penelitian sangat cocok bagi perkembangan penyakit bulai didukung oleh lokasi penelitian adalah endemis penyakit bulai dan varietas yang digunakan dalam penelitian (Pioner 21) tergolong peka terhadap penyakit bulai. 53
8 KESIMPULAN 1. Di lokasi Kediri penyakit bulai menurunkan produksi 12-80%, sedangkan di lokasi Pasuruan penyakit bulai menurunkan produksi 20-38%. 2. Meskipun tidak berbeda nyata antara petak A (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam) dengan petak B (300 kg urea kg SP kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR), namun lebih cepatnya pertumbuhan tanaman jagung, lebih rendahnya intensitas penyakit bulai dan lebih tingginya hasil panen yang ditampilkan pada petak B mengindikasikan adanya potensi Petrobio GR dalam memperbaiki pertumbuhan jagung, menurunkan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan hasil panen jagung. 3. Pertumbuhan tanaman jagung, intensitas penyakit bulai dan hasil panen jagung secara nyata dipengaruhi oleh dosis NPK dan perlakuan benih menggunakan Mefenoksam. DAFTAR PUSTAKA Anonim Pupuk hayati Petrobio. PT Petrokimia Kayaku. Gresik. 2p. Baco, D., M.M. Dahlan, Subandi, T.M. Lando, dan IGP Sarasutha Teknologi produksi dan penyimpanan jagung. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto dan Husni Kasim (penyunting): Teknisk Produksi dan Pengembangan Jagung, Puslitbang tanaman pangan, Bogor. BPTPH Prop. Jatim Laporan tahunan BPTPH Prop. Jatim, Surabaya. 61p. Diperta Prop. Jatim Rancangan program pembangunan sub sektor tanaman pangan Jawa Timur Pertemuan Tim Teknis dan Komisi Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Juli Balai pengkajian teknologi Pertanian Jawa Timur. 18p. Kranz, J Measuring plant disease. In Experimental Techniques in Plant Disease Epidemiology, eds. J. Kranz and J. Roterms, pp Berlin: Springler. Palti, J. and J. Rotem Cultural practices for the control of crop diseases. Plant Pathologis s Pocketbook. Second Edition. Commonwealth Mycological Isntitute. England Roesmarkam, S. dan Z. Arifin Rakitan teknologi budidaya jagung. Monograf Rakitan Teknologi. Balai Pengkajian teknologi Pertanian Jawa Timur. Malang Wakman, W dan Burhanuddin Pengelolaan penyakit prapanen jagung. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto dan Husni Kasim (penyunting): Teknisk Produksi dan Pengembangan Jagung, Puslitbang tanaman pangan, Bogor. 54
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciSUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG
Burhanuddin: Sumber Inokulum Penyakit Bulai. SUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penyakit bulai adalah
Lebih terperinciTINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)
TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Abdul Fattah 1) dan Hamka 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2) Balai Proteksi
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar
1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE
PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE Kuswanto Luqman Qurata Aini Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Makalah disampaikan pada acara Pengabdian Masyarakat Jurusan Budidaya Pertanian, di desa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah
Lebih terperinciKAJIAN JENIS FUNGISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA JAGUNG
J. Agrotan 1(2) : 5968, September 2015, ISSN : 24429015 KAJIAN JENIS FUNGISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA JAGUNG Study of Systemic Fungicide Types on
Lebih terperinciPengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L) Tanaman kacang panjang termasuk dalam famili papilionaceae yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciFUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Kalimantan
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciKeragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau
Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universtitas Lampung dari Desember
Lebih terperinciUJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH ABSTRACT
759. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciPengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik
TUGAS AKHIR - SB09 1358 Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik Oleh : Shinta Wardhani 1509 100 008 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian
11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap
Lebih terperinciKETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA
8 AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN 1979 5777 KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA (THE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kedelai di Indonesia merupakan tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Kedelai termasuk bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.
Lebih terperinciPeluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara
Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA
PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan dilaksanakan dari bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia
EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan
Lebih terperinciUmur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang
Lampiran 1. Deskripsi Jagung Varietas Bisma Golongan : Bersari bebas Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) Umur panen : ± 96 HST Batang : Tinggi sedang, tegap dengan tinggi ± 190 cm Daun
Lebih terperinciPENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17
PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 Khairatun Napisah dan Rina D. Ningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru,
Lebih terperinciUJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono 1), H. da Silva 1), C.Y.Bora 1) dan M. Azrai 2) 1) Balai Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL
Eko Srihartanto et al.: Penerapan Sistem Tanam Jajar PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto 1), Sri Wahyuni
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO
Prosiding BPTP Karangploso No. - ISSN: - PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciUJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan
Lebih terperinciPengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 (Nurhayati) PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA
Pengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA Oleh: Nurhayati (Dosen J urusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
Lebih terperinciKERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Serealia, 2013 KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR Amir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan
Lebih terperinciTinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik
42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciPenerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida
Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Oleh: Mildaerizanti, SP, M.Sc Peneliti Muda Ahli pada BPTP Balitbangtan Jambi Pendahuluan Kebutuhan terhadap jagung diproyeksikan
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Penelitian a Keterangan : a (Jarak antar blok) = 50 cm. b (Jarak antar plot) = 30 cm. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bagan Penelitian BLOK BLOK 222 201 a 222 122 U b 221 100 200 111 B 111 220 121 210 112 210 212 112 121 200 120 102 212 110 100 220 102 120 202 201 122 202 101 211 101 211 110 221 Keterangan
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciPendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung adalah salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman padi sawah di Desa Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ridwan et al.: Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Pelengkap 1 Vol. 5, No. 1: 1 6, Januari 2017 PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung semi adalah jagung manis yang dipanen saat masih muda. Di Asia, jagung semi sangat populer sebagai sayuran yang dapat dimakan mentah maupun dimasak. Budidaya jagung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kec. Natar Kab. Lampung Selatan dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia
APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG
8 Highlight Balitsereal 2008 INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG PTT Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal Untuk peningkatan produksi jagung, komponen-komponen teknologi yang telah dihasilkan dari penelitian
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciProgram Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author: ABSTRACT
1462. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS DAN PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw) PADA
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciPERANAN PUPUK NPK PADA TANAMAN PADI
No. O 1/LPTP/IRJAl99-00 PERANAN PUPUK NPK PADA TANAMAN PADI Disusun oleh: Abdul Wahid Rauf Syamsuddin. T Sri Rahayu Sihombing DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Loka Pengkajian
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), kebun percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dengan
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice
PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice Oleh : Darta Mulyana 1), Sakhidin 2) dan Achmad Iqbal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Jagung
18 TINJAUAN PUSTAKA Jagung Kebutuhan jagung di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Upaya peningkatan produksi jagung terus dilakukan melalui usaha secara ekstensifikasi dan
Lebih terperinciPELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN
PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN
PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tumbuh serta
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.
TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO Oleh Ir. Azri, MSi. Faktor pemupukan telah terbukti meningkatkan produksi tanaman. Namun demikian masih banyak masalah tentang pemupukan terutama dosis pemupukan, sebab
Lebih terperinciRESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS
RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH
Lebih terperinciPENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua ABSTRAK Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
Lebih terperinciUSAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT
USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT ABSTRAK Kebutuhan sayuran di Kabupaten Sikka khususnya untuk masyarakat Kota Maumere
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciPENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia
PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pranan terhadap
Lebih terperinciKONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE
KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE Made Ratnada, Bambang M. L., Ujang A. S. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini
Lebih terperinciTUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB
TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan
Pengaruh Sistem Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Varietas Jagung Hibrida Mendukung GP-PTT Jagung di NTB (Studi Kasus Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa) Yanti Triguna dan Bq. Tri Ratna Erawati Balai
Lebih terperinci