BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan kualitatif ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, (7) Keabsahan Data, (8) Teknik Analisa Data.

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus pada perusahaan yang memberikan gambaran mengenai obyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menggambarkan locus of control pada pasangan suami isteri yang hamil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut. Poerwandari ( 2011, h. 42) penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

III. METODE PENELITIAN. Cresswell (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan metode -metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah fenomenolgis. Menurut Moleong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIHAN. Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos dan "logos". Kata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah praktik Murabahah yang ditujukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti dapat dianalisis secara tepat dan terjamin kesahihannya. 42

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang meningkatkan aplikasi didalam mencegah masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. individual maupun kelompok (Sukmadinata: 2011: 60).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan (field

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pengembangan Mesjid (YPM) Bidang Dakwah, Salman ITB. Sedangkan tempat wawancara penelitian bersifat situasional, disesuaikan dengan perjanjian terhadap subjek penelitian. Pemilihan lokasi yang terletak di kawasan YPM Salman ITB dikarenakan YPM Salman ITB merupakan suatu lembaga keagamaan yang cukup berkembang dan menjadi pusat rutinitas keagamaan sebagian besar masyarakat di kota Bandung bahkan sudah familiar di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah Bidang Dakwah YPM Salman ITB, sebagai pusat kajian para mualaf. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang mualaf yang melakukan konversi agama ke Islam. Pemilihan subjek dilakukan secara purposif berdasarkan karakteristik subjek yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu: a. Wanita atau Laki-laki berusia lebih dari 20 tahun. Menurut Erikson (Santrock, 2003) individu pada rentang usia tersebut telah memiliki kematangan fisik, psikologis, kognitif dan sosial. b. Telah melakukan konversi agama selama minimal 1 tahun. Menurut Zakiah Daradjat (1970) individu yang melakukan konversi agama mengalami proses kejiwaan yang cukup panjang sehingga individu tersebut bisa merasakan ekspresi dari konversi yang dilakukannya. 44

45 c. Pendidikan minimal SMA, untuk memudahkan subjek memahami pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara. B. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif, yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Kirk & Miller, dalam Moleong, 2000). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010). Penelitian kualitatif menurut Bogdan & Taylor (Poerwandari, 2001) adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan karena adanya kenyataan-kenyataan sebagai suatu keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya, serta dilakukan dalam situasi yang wajar karena dilakukan dalam situasi alamiah/natural setting (Lincoln & Guba, dalam Poerwandari, 2001).

46 C. Metode Penelitian Dalam upaya mengeksplorasi kesadaran dan pengalaman-pengalaman subjektif manusia terutama yang berkaitan dengan proses konversi agama, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologis. Fenomenologi adalah metode yang bisa membantu kita untuk mendekati gejala sebagaimana kita menghayati, menghidupi, atau mengalami gejala itu secara sebenarnya (Abidin, 2002:69). Penelitian fenomenologis menggambarkan makna pengalaman subjek akan fenomena yang sedang diteliti. Fenomenologi berusaha memahami manusia dari segi kerangka berpikir maupun bertindak orang-orang itu sendiri. Hal terpenting dalam penelitian fenomenologi adalah kenyataan yang terjadi sebagaimana yang dibayangkan atau dipikirkan oleh individu-individu itu sendiri (Moleong, 2004:35). Husserl (Bagus, 2002: 236) memahami fenomenologi sebagai suatu analisis deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman langsung, seperti religius, moral, estetis, konseptual, serta indrawi. Peneliti dalam penelitian fenomenologis berusaha menggungkap esensi atau makna terdalam dari pengalaman-pengalaman subjek. Husserl (Moustakas & Natanson dalam Creswell, 1998: 52) menekankan empat hal dalam penelitian fenomenologis, yaitu: 1) Peneliti mencari makna inti (essence/invariant structure) pada suatu fenomena atau apa yang dialami subjek.

47 2) Penelitian fenomenologis menekankan intensionalitas kesadaran (intentionality of conscioucness) dimana kesadaran akan sesuatu selalu bersifat intensional atau mengarah pada sesuatu, sehingga realitas suatu objek hanya dilihat menurut makna pengalaman pada individu. 3) Analisa data fenomenologis melalui beberapa langkah yaitu reduksi data, menganalisis kata-kata kunci serta tema yang muncul dari pernyataan subjek, serta mencari makna yang mungkin muncul. 4) Peneliti menyingkirkan semua prasangkanya tentang fenomena yang diteliti, disebut epoche dalam bahasa Yunani ( artinya meletakkan dalam kurung) atau bracketing dalam bahasa Inggris. Dengan demikian peneliti mampu bersikap netral dan memahami subjek dalam dunianya. D. Definisi Operasional Gambaran Spiritual pada mualaf ini akan diungkap melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang dirumuskan berdasarkan dimensi-dimensi spiritualitas berdasarkan hasil penelitian Lisa M. Lewis tentang assessment spiritual di Afrika-Amerika yang meliputi: (1) selftranscendence, (2) identifikasi makna dan tujuan hidup, dan (3) keterkaitan dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi (Koenig dkk 2001; Levin 2001;. Meraviglia 1999). 1. Self Transendence (transendensi diri) Transendensi diri merupakan keadaan yang disitu rasa tentang diri meluas melampaui definisi-definisi sehari-hari dan citra-citra diri kepribadian

48 individual bersangkutan. Transendensi diri mengacu pada pengalaman langsung akan suatu koneksi, harmoni atau kesatuan yang mendasar dengan orang lain dan dengan alam semesta. 2. Identification of Meaning and Purpose in Life Mengidentifikasi makna dan tujuan hidup, dimana makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga, serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga ( Bastaman, 1996). Pengertian mengenai makna hidup menunjukan bahwa didalamnya terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Makna hidup ini benar-benar terdapat dalam kehidupan itu sendiri, walaupun dalam kenyataannya tidak mudah ditemukan, karena sering tersirat dan tersembunyi di dalamnya. Bila makna hidup ini berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan bermakna dan berharga yang pada giliranya akan menimbulkan perasaan bahagia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebahagiaan adalah ganjaran atau akibat samping dari keberhasilan seseorang memenuhi makna hidup. 3. Interconnectedness with God or a Higher Power Keterkaitan dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Dimana seseorang yang memiliki spiritualitas yang tinggi akan merasakan adanya keterkaitan dan kedekatan dengan Tuhan.

49 E. Instumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (human instrument). Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri (Satori & Komariah, 2010: 61-62). Lincoln dan Guba (1985: 43) menjelaskan bahwa manusia sebagai instrumen pengumpulan data memberikan keuntungan, dimana ia dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan keseluruhan alat indera yang dimilikinya untuk memahami sesuatu. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2007: 60). Menurut Nasution (1988), peneliti sebagai instrumen penelitian sesuai untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3) Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

50 4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. 5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan dan perbaikan. 7) Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti. Selain peneliti sebagai instrumen penelitian, dibantu juga dengan menggunakan semi structure interview guide, serta alat perekam. F. Objektivitas dan Keabsahan Data Dengan mengacu pada Moleong (1994), untuk pembuktian validitas data penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian. Agar kondisi tersebut dapat terpenuhi dengan cara memperpanjang observasi, pengamatan yang terus menerus, triangulasi dan membicarakan hasil temuan dengan orang lain serta menggunakan bahan referensi. Adapun untuk reliabilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sistematis, berulang dan dalam situasi yang berbeda.

51 Objektivitas dan keabsahan data yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah dengan : 1. Menggunakan bahan referensi, yaitu data hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara. 2. Mengadakan member check, yaitu pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada sumber informan. Tujuan dari member check ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh informan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para informan berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam (in depth interview) dan dengan menggunakan pedoman wawancara. a. Wawancara Metode wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap peristiwa yang dialami dan dirasakan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mengungkap gambaran spiritualitas mualaf yang melakukan konversi agama ke Islam. b. Pedoman wawancara Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk tentang garis besar proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat

52 tercakup seluruhnya. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya (Moleong, 2010). Pedoman wawancara dibuat berdasarkan teori konversi agama dan spiritualitas terutama tentang komponen yang ada di dalamnya, yaitu selftranscendence, identifikasi makna dan tujuan hidup, dan keterkaitan dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Pertanyaan-pertanyaan ini nantinya masih dapat berkembang sesuai dengan kondisi subjek di lapangan. Wawancara akan dilakukan dengan bantuan tape recorder dan alat tulis berupa buku dan pulpen. H. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman (1992), yaitu terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan Diagram 3.1 Proses Analisis Data Model Interaktif Miles & Huberman (1992)

53 Selanjutnya Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, lalu dicari tema dan polanya. Apabila hal tersebut telah dilakukan, maka akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah mendisplaykan data. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010) menjelaskan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan display data, maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dalam permasalahan hal yang diteliti dan dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif hipotesis, atau teori.

54 I. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta mencari infomasi yang berkaitaan dengan masalah yang akan diteliti b. Melakukan pengamatan pada lingkungan sekitar maupun lingkungan tertentu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. c. Merumuskan masalah yang akan diteliti d. Menentukan subyek penelitian e. Menentukan lokasi penelitian f. Mengurusi segala macam yang berhubungan dengan administrasi penelitian seperti SK Pembimbing, Surat Izin Penelitian, dan lain-lain 2. Tahap Pelaksanaan a. Membuat surat izin pengambilan data di lokasi penelitian, yaitu di YPM Salman ITB. b. Pemilihan subyek penelitian di YPM Salman ITB dengan melakukan sedikit wawacara dengan pembina mualaf untuk menyesuaikan dengan kriteria subjek yang telah ditentukan. c. Melakukan pendekatan dengan dua orang subyek penelitian dengan melakukan perjanjian pertemuan di suatu tempat untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. d. Pengambilan data dengan cara wawancara dan observasi terhadap dua orang subjek penelitian. e. Melakukan pengecekan kebenaran data (member check).

55 3. Tahap pengolahan data a. Membuat verbatim hasil wawancara. b. Mengklasifikasikan hasil wawancara sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. c. Mereduksi data hasil wawancara. d. Mendisplay data yang telah direduksi dalam bentuk uraian naratif. e. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai hasil yang telah diperoleh peneliti. 4. Tahap pembahasan a. Menguraikan display data yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan landasan teori yang sesuai. b. Menarik kesimpulan dari pola dan tema yang dihasilkan oleh subyek penelitian. c. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai hasil yang telah diperoleh peneliti. 5. Tahap akhir Membuat laporan sebagai pertanggungjawaban dari data-data dan pembahasan terhadap hasil penelitian.