KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,

dokumen-dokumen yang mirip
Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. pandang yang berbeda. Pokok-pokok pembicaraan merupakan bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL OLEH GURU BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP LABORATORIUM UNDIKSHA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PRINSIP DISKUSI, DISKUSI KELOMPOK, DISKUSI KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)

Belajar Dan Pembelajaran Metode Based Learning

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru. Hal ini dikarenakan hampir seluruh materi mata

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

PENINGKATAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY (CRH)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

Oleh: Guru Besar Universita Riau

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Transkripsi:

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi kelompok kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Keterampilan guru membimbing diskusi kelompok kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru membimbing diskusi kelompok kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualititaf dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian sebanyak 6 orang guru yang mengajar di kelas 3a,3b,4a,4b,5a dan 5b yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi dan wawancara. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, seluruh guru sudah terampil dalam membimbing diskusi kelompok kecil sudah terlihat pada aspek menganalisis pandangan siswa, meningkatkan urunan siswa, menyebarkan kesempatan berpatisipasi dan juga menutup diskusi kelompok kecil dan sebagian guru sudah terampil dalam membimbing diskusi kelompok kecil terlihat pada aspek guru memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau urunan. Kata Kunci : Keterampilan Guru Membimbing Diskusi Kelompok Kecil. 175

PENDAHULUAN Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya meraih nilai yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang mudah. Hal itu dikarenakan keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Guru adalah seseorang yang mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Sama seperti yang dikatakan Djamarah (2000: 31) dalam pengertian sederhana, " guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik ". Guru dituntut memiliki empat aspek untuk mengarahkan diri sebagai tenaga profesional. Salah satu kompetensi yang berkaitan langsung dengan tugas guru mengajar, membimbing, dan mendidik siswa adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi ini menuntut kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, mulai dari merancang, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaranpun tercapai. Selain itu, mengajar bukan sekedar menanamkan, menyampaikan, menghubungkan pengetahuan saja, melainkan menyangkut kegiatan membimbing dan melatih siswa untuk belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, guru perlu menguasai keterampilan dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Di dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru juga memerlukan persiapan yang matang. Diskusi kelompok kecil itu sendiri merupakan suatu proses yang teratur melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah (Djamarah, 2000 : 157). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Garot Aceh Besar guru masih kurang dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga membuat siswa jenuh dalam belajarnya. Terkadang pada saat melakukan diskusi kelompok kecil guru masih kurang tegas dalam membimbing diskusi kelompok kecil sehingga masih banyak siswa yang sibuk sendiri yang mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif, guru senantiasa harus bekerja ekstra keras dalam membimbing siswa yang pendiam atau pasif dengan cara memotivasi siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Keterampilan guru membimbing diskusi kelompok kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar 176

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui keterampilan guru membimbing diskusi kelompok kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar Keterampilan dapat menunjukkan pada sifat khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini yang digunakan, maka kata keterampilan yang dimaksud adalah kata benda (Fauzi, 2010:7). Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Melibatkan kelompok arang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang) 2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain. 3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok. 4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu kesimpulan. Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka mencapai indikator. 177

Menurut Rusman ( 2013 : 89 ) "keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Untuk itu keterampialan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil". Menurut Sanjaya ( 2006 : 157 ) mengatakan bahwa "diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagikan siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah antara kelompok 3-5 orang pelaksanaannya dilakukan dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Setelah diskusi dalam kelompok kecil ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya". Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan dengan optimal. Menurut Mulyasa dalam Suwarna ( 2006 : 80 ) ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin diskusi adalah sebagai berikut : 1. Memusatkan perhatian Selama kegiatan diskusi kelompok kecil berlangsung, guru senantiasa harus berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siawa pada topik atau permasalahan yang di diskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pemimpin diskusi kelompok kecil harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan. Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi dengan memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan guru, antara lain dengan: a. Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya. Untuk membantu siswa memahami topik diskusi guru dapat membantu dengan mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan. Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang siswa untuk tahu banyak hal tentang topik tersebut. b. Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat melenceng, guru mengingatkan kembali tentang hal tersebut. c. Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan supaya setiap kelompok kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati, d. Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun pendapatpendapat siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan gagasan siswa di dalam kelompok bisa dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil diskusi kelompok 178

2. Memperjelas masalah atau urunan Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasil diskusi itu sendiri. Oleh karena itu guru atau pimpinan diskusi, harus segera memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi yang kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Dengan demikian melalui upaya guru atau pimpinan diskusi terlebih dahulu memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap peserta diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan oleh anggota kelompok diskusi. Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta didik. b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswa untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya. c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu. 3. Menganalisis pandangan siswa Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbing setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang didiskusikan. Di sinilah pentingnya melakukan analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi. Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok diskusi. Dengan 179

demikian semua peserta diskusi akan memahami dan menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya. Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama, sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama. 4. Meningkatkan urunan siswa Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka mengembangkan kemmapuan berfikir siswa secara optimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah fikirannya dalm forum diskusi tersebut. Untuk memfasilitasi keaktifam siswa ikut serta dalam kegiatan diskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh guru atau pimpinan diskusi, antara lain: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir. b. Memberikan contoh-contoh verbal atau non verbal yang sesuai dan tepat. c. Memberikan waktu untuk berpikir. d. Memberikan dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian. e. Menyebarkan kesempatan berpasipasi 5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang tertentu saja. Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Demikian 180

juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja. Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah fikirannya. b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara. c. Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua peserta diskusi. d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. 6. Menutup diskusi Keterampilan akhir yang harus dikuasi oleh guru adalah menutup diskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif dari pada rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru. b. Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang akan datang. c. Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang dicapai. Dari persyaratan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak setiap pembicaraan kelompok dapat disebut sebagai diskusi. Dalam kegiatan pembelajaran, diskusi kelompok kecil juga harus memenuhi keempat syarat diatas. Ini berkaitan bahwa setiap diskusi kelompok kecil harus mempunyai tujuan yang jelas yang ingin dicapai oleh kelompok, diskusi berlangsung secara sistematis, dan setiap siswa yang menjadi anggota kelompok mendapat kesempatan untuk bertatap muka dan mengemukakan pendapatnya secara bebas, dengan tidak mengabaikan aturan-aturan diskusi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Garot Aceh Besar Jl.Soekarno Hatta Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Aceh 181

Besar. Subjek penelitian ini adalah. Subjek penelitian berjumlah 6 orang yang terdiri dari kelas, III A, III B, IV A, IV B, V A dan V B, di SD Negeri Garot Aceh Besar dipilih dengan menggunakan teknik purpossive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, display data dan Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada kegiatan memusatkan perhatian sudah terlihat guru membimbing diskusi kelompok kecil, kegiatan memusatkan perhatian meliputi menyampaikan kembali tujuan diskusi, menyampaikan masalah-masalah, mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan membuat kesimpulan pada akhir sub permasalahan. Pada poin pertama yaitu menyampaikan kembali tujuan diskusi kelompok kecil sudah terlihat 3 orang guru pada saat proses belajar mengajar, sedangkan pada poin kedua yaitu menyampaikan masalah-masalah yang ada dalam diskusi kelompok kecil juga sudah terlihat 3 orang guru telah melakukan kegiatan tersebut. Pada poin ketiga yaitu pada saat mencermati setiap penyimpangan yang terjadi sudah terlihat 4 orang guru telah melakukan kegiatan tersebut, dan pada poin yang ke empat yaitu membuat kesimpulan pada akhir permasalah sudah dilakukan oleh 4 orang guru yang menjadi narasumber dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Pada kegiatan memperjelas masalah atau urunan dalam membimbing diskusi kelompok kecil kegiatan memperjelaskan masalah meliputi menguraikan kembali pendapat, mengajukan pertanyaan, memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat. Pada poin pertama yaitu menguraikan kembali pendapat sudah terlihat 4 orang guru telah melakukannya pada saat proses belajar mengajar, sedangkan pada poin kedua yaitu mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelompok kecil juga sudah terlihat 4 orang guru telah melakukannuya kegiatan belajar mengajar. Pada poin ketiga yaitu pada saat memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat sudah terlihat 5 orang guru telah melakukan kegiatan tersebut dalam proses belajar membimbing diskusi kelompok kecil. Pada kegiatan menganalisis pandangan siswa dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu pada kegiatan menganilisis pandangan tersebut sejumlah 6 orang guru telah menganalisis pandangan tersebut dengan menjadi pendorong dan pembimbing pada setiap kelompok untuk ikut berpatisipasi secara aktif dalam membimbing diksusi kelompok kecil. Pada kegiatan meningkatkan urunan siswa dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu pada kegiatan meningkatkan urunan siswa meliputi mengajukan pertanyaan, memberikan contoh verbal dan non verbal, memberikan waktu untuk berpikir, memberikan 182

dukungan dan ikut menyebarkan berpatisipasi. Pada poin pertama yaitu pada saat mengajukan pertanyaan sejumlah 6 orang guru yang menjadi narasumber dalam membimbing diskusi kelompok kecil sudah terlihat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Pada poin kedua yaitu pada saat memberikan contoh verbal dan non verbal juga sudah terlihat 6 orang guru yang mengajar di SD Negeri Garot Aceh Besar yang menjadi narasumber juga seduh terlihat dengan baik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Pada poin yang ketiga sejumlah 6 orang guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang materi yang akan dibahas dalam kegiatan diskusi kelompok kecil yang akan diadakan. Pada poin keempat semua guru yang menjadi narasumber yaitu 6 orang guru telah memberikan dukungan, motivasi dan arahan kepada siswa dengan penuh perhatian. Pada poin yang terakhir yaitu pada saat menyebarkan kesempatan berpatisipasi sejumlah 6 orang guru telah melakukan kegiatan tersebut untuk siswa dalam mengemukakan pendapat yang ada dalam jiwa siswa. Pada kegiatan menyebarkan kesempatan berpatisipasi dalam membimbing diskusi kelompok kecil meliputi pada kegiatan memberi stimulus, mencegah monopoli atau pembicaraan yang diluar diskusi kelompok kecil, mendorong siswa untuk merespon dan menghindari respon siswa yang serentak. Pada poin pertama yaitu pada saat memberi stimulus sudah terlihat 6 orang guru telah memberikan stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkemsepatan untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengaluarkan buah pikirannya. Pada poin yang kedua yaitu pada saat mencegah monopoli sejumlah 6 orang guru telah melakukan tahap tersebut dalam proses belajar mengajar. Pada poin ketiga yaitu mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi knterksi antar semua peserta diskusi sejumlah 6 orang guru telah melakukan tahap tersebut dalam proses belajar mengajar. Pada poin yang ke empat yaitu dalam menghindari respon sejumlah 6 orang guru telah melakukan menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa bisa mengemukakan pemikiran secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. Pada kegiatan akhir yaitu menutup diskusi kelompok kecil dalam meliputi tahap membuat rangkuman, memberikan gambaran dan mengajak siswa untuk menilai dalam mmebimbing diskusi kelompok kecil, pada poin pertama yaitu membuat rangkuman telah dilakukan oleh 6 orang guru yang menjadi narasumber dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Pada poin yang kedua yaitu 6 orang guru telah memberikan gambaran tentang tidak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang akan datang. Dan pada poin yang terakhir yaitu pada saat mengajar siswa untuk menilai sejumlah 6 orang guru telah 183

melakukan tahap menilai hasil diskusi yang dicapai dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Jadi dapat disimpulkan dari keseluruhan tahap keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, tidak seluruh guru mampu membimbing diskusi kelompok kecil dengan baik hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa dalam Suwarna (2006 : 80) bahwa memenuhi kriterial yaitu memusatkan perhatian, menjelaskan urunan pendapat, menganalisis pandangan siswa, meningkatkan urunan siswa, menyebarkan kesempatan berpatisipasi dan menutup diskusi kelompok kecil. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang keterampilan guru membimbing diskusi kelompok kecil di SD Negeri Garot Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa: Seluruh guru sudah terampil dalam membimbing diskusi kelompok kecil sudah terlihat pada aspek menganalisis pandangan siswa, meningkatkan urunan siswa, menyebarkan kesempatan berpatisipasi dan juga menutup diskusi kelompok kecil. Sebagian guru sudah terampil dalam membimbing diskusi kelompok kecil terlihat pada aspek guru memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau urunan dan disarankan Bagi guru untuk kedepannya lebih baik lagi dalam membimbing diskusi kelompok kecil sebaiknya sebelum proses pembelajaran berlangsung guru harus memberikan arahan dan menjelaskan materi yang akan di diskusi bersama-sama sehingga proses belajar mengajar mencapai tujuan yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Fauzi. 2010. Organisasi Pembelajaran. Bandung: Alumni Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung, Remaja Rosdakarya. Rusman, 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru Bandung: Rajawali Pers, hlm. 89 Samsul Bahri Djaman, 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 157. Usman Uzer, 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya, hlm.94-96 Wina Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran Orientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, hlm.157 184

185