BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENILAIAN KINERJA JASA KONSULTANSI CORE TEAM JALAN NASIONAL PADA SNVT-P2JN PROVINSI GORONTALO

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

perencanaan jalan... 86

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. Pra-studi kelayakan Studi kelayakan Rencana induk DED (Detail Engineering Design) Studi AMDAL...

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN JALAN NASIONAL BERBASIS INDIKATOR SIDLACOM

IDENTIFIKASI KINERJA SATUAN KERJA (SATKER) PROYEK PENANGANAN JALAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KINERJA KONTRAKTOR BERBASIS PENERAPAN SIDLACOM (Studi Kasus: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional-I)

1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP PENERAPAN MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI PROFESIONAL RUKO DI KAWASAN BUSSINESS PARK KOTA GORONTALO

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

ANALISIS KINERJA KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK JALAN DAN JEMBATAN DI SULAWESI UTARA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Disusunoleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara perusahaan dengan pelanggan secara langsung. Hal ini menjelaskan

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

BAB II GAMBARAN UMUM BBPJN VIII. 2.1 Sejarah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENSTRA VISI dan MISI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 603/PRT/M/2005 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

BAB I PENDAHULUAN. bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

perhatian khusus oleh pemerintah. Hal ini menjadi sebuah kewajaran mengingat tanah atau lahan terkait secara langsung dengan kepentingan masyarakat

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. Di masa globalisasi ini, perkembangan pembangunan konstruksi semakin

-1- BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengembangan SOP..., Inton Cokronegoro, FT UI, 2010

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

Bab 5 Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

K E R A N G K A A C U A N K E G I A T A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. organisasi, melalui proses manajemen planning, organizing, leading dan

BAB III LANDASAN TEORI Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MATERI POK BULAN MARET 2017

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. xiii

*15819 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 38 TAHUN 2004 (38/2004) TENTANG JALAN

Manajemen Konstruksi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 8 TAHUN 2013

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong perkembangan di segala

Survei Kebutuhan Data, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan

Rancangan Teknokratik RENSTRA BAB I. Kondisi Umum dan Permasalahan Satker

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini diamanatkan di dalam Undang Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menyatakan bahwa jalan sebagai sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional. Peran jalan yang sangat penting memerlukan upaya dan kerja keras pemerintah dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan yang harus memenuhi aspek - aspek handal, aman, selamat, efisien, efektif dan berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan sesuai pasal 30 UU Nomor 38 tahun 2004 adalah penyediaan anggaran pembangunan jalan setiap tahun untuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan dan pembangunan jalan umum. Kegiatan penyelenggaraan jalan di Indonesia menurut UU No 38 tahun 2004 terbagi atas tiga kewenangan yaitu pemerintah pusat yang berwenang dalam penyelenggaraan jalan nasional dan jalan tol, pemerintah daerah provinsi yang berwenang dalam penyelenggaraan jalan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang berwenang dalam penyelenggaraan jalan kabupaten/kota. Kirmanto (2005) menyatakan bahwa agar penyelenggaraan jalan dapat memenuhi standar pelayanan minimal, pemerintah pusat berwenang dalam hal mengatur penyusunan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman maupun pengawasannya. Infrastruktur jalan harus mampu melayani pergerakan penumpang dan barang yang aman, nyaman, dan selamat serta memerlukan biaya pembangunan 1

2 dan pemeliharaan yang efektif dan efisien. Bangunan jalan harus dibangun dengan dukungan SDM, material, peralatan yang berkualitas serta metode kerja yang tepat dengan pendananaan yang optimal. Fakta lapangan menunjukkan konstruksi mengalami kerusakan dini pada awal umur rencana, yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan karakter dan perilaku SDM yang terlibat langsung dalam perencanaan, pembangunan dan pengawasan. Pengaruh faktor internal di lapangan, antara lain : (1) ketidaktepatan penempatan SDM terhadap kebutuhan kompetensi ketrampilan dan keahlian; (2) ketidaktepatan penggunaan material terhadap persyaratan mutu; (3) ketidaklaikan fungsi peralatan berat; (4) metode kerja tidak sesuai dengan persyaratan teknis; dan (5) kelemahan pengendalian mutu, waktu, biaya, risiko, dan administrasi proyek. Faktor eksternal berkaitan dengan beban angkutan kendaraan barang yang sering mengalami kelebihan beban sumbu kendaraannya serta banjir spasial yang menggenangi permukaan jalan. Salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap capaian mutu jalan nasional adalah konsultan perencanaan, pengawasan, dan pendampingan teknis. Konsultan pendamping atau core team bertugas membantu SNVT-P2JN dalam mengendalikan kinerja konsultan perencanaan dan pengawasan jalan nasional. Fakta di lapangan menunjukkan capaian kinerja core team di Provinsi Gorontalo lebih mengutamakan progres penyerapan nilai kontrak jasa konsultansi pendampingan daripada dampak tugas dan fungsinya terhadap capaian mutu konstruksi jalan. Pada Gambar 1.1 ditunjukkan data mengenai nilai kontrak core team dari tahun 2009-2014. Rp 2500000000,,00 Rp 2000000000,,00 Rp 1500000000,,00 Rp 1000000000,,00 Rp 500000000,,00 Rp,,00 Nilai kontrak 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 1.1. Nilai Kontrak Core Team tahun 2009-2014

3 Peningkatan nilai kontrak core team dari tahun 2013 sebesar Rp. 1.903.000.000,00 menjadi Rp. 2.310.660.000,00 pada tahun 2014 menimbulkan keraguan apakah kinerja core team ini dapat meningkat sebanding dengan nilai kontraknya. Hasil Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SNVT P2JN Gorontalo tahun 2013, indikator kinerja dengan output Detailed Engineering Design (DED) dan Pengawasan Teknis memperoleh nilai 89,42%. Sedangkan pada tahun 2012, indikator kinerja tersebut memperoleh nilai 96,54%. Sementara Kaming dan Riano (2013) menyatakan bahwa konsultan memiliki peran penting dalam melakukan koordinasi pekerjaan proyek jalan dari tahap perencanaan, pembangunan dan pengawasan hingga tahap pemeliharaan. Kinerja konsultan sangat membantu pemilik proyek dalam peningkatan kinerja pelaksanaan proyek agar pelaksanaanya tepat waktu, biaya, mutu dengan risiko yang minimal. Mulyono (2013) menyatakan bahwa perencanaan dan pengawasan pekerjaan jalan nasional harus berbasis SIDLACOM, artinya hasil desain dan pengendalian mutu di lapangan harus mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Action Program, Construction, Operation, Maintenance. Tiap aspek dalam SIDLACOM memiliki atribut-atribut yang berpengaruh secara langsung terhadap capaian kinerja core team dalam mengendalikan penerapan hasil perencanaan dan pengawasan mutu di lapangan. Aspek Survey memiliki atribut akurasi dan validasi data serta tingkat kemudahan akses sumber data. Aspek Investigation memiliki atribut ketepatan pengendalian masalah serta akurasi analisis yang dilakukan. Aspek Design memiliki atribut relevansinya terhadap kondisi lapangan. Atribut Land Acquisition berkaitan dengan ketepatan kebutuhan biaya pengadaan lahan jalan. Atribut Construction berkaitan dengan capaian mutu dan ketepatan metode kerja. Atribut Operational berkaitan dengan estimasi volume kendaraan dan pengendalian beban sumbu kendaraan. Penentuan pemilihan terhadap kinerja konsultan sangat diperlukan karena sebagian besar keputusan strategis dan biaya proyek bergantung pada kinerja konsultan yang diimplementasikan dalam dokumen perencanaan proyek (Kaming

4 dan Riano, 2013). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka diperlukan analisis untuk mengetahui pengaruh atribut SIDLACOM terhadap penilaian kinerja core team di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah yang terkait dengan pengaruh atribut SIDLACOM terhadap penilaian kinerja core team, adalah: (1) bagaimana pengaruh atribut indikator survei data dan informasi terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (2) bagaimana pengaruh atribut indikator investigasi permasalahan di lapangan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (3) bagaimana pengaruh atribut indikator penyusunan DED untuk perencanaan jalan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (4) bagaimana pengaruh atribut indikator bantuan pengadaan lahan untuk perencanaan jalan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (5) bagaimana pengaruh atribut indikator action program untuk perencanaan jalan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (6) bagaimana pengaruh atribut indikator penyusunan planning pelaksanaan pekerjaan jalan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (7) bagaimana pengaruh atribut indikator penyusunan planning operasional pekerjaan jalan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo? (8) bagaimana pengaruh atribut indikator penyusunan planning pemeliharaan jalan terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo?

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian pengaruh atribut SIDLACOM terhadap penilaian kinerja core team, adalah untuk: (1) mengetahui atribut indikator survei data dan informasi apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (2) mengetahui atribut indikator investigasi permasalahan di lapangan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (3) mengetahui atribut indikator penyusunan DED untuk perencanaan jalan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo (4) mengetahui atribut indikator bantuan pengadaan lahan untuk perencanaan jalan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (5) mengetahui atribut indikator action program untuk perencanaan jalan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (6) mengetahui atribut indikator penyusunan planning pelaksanaan pekerjaan jalan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (7) mengetahui atribut indikator penyusunan planning operasional pekerjaan jalan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (8) mengetahui atribut indikator penyusunan planning pemeliharaan jalan apa saja yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja coreteam di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. D. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian pengaruh atribut SIDLACOM terhadap penilaian kinerja core team, adalah:

6 (1) peningkatan pemahaman dan pengembangan metode analisis pemetaan problem penyelenggaraan jalan nasional yang berbasis integrasi SIDLACOM. (2) peningkatan pemahaman dalam menganalisis pengelompokan akar masalah yang menjadi prioritas penanganan. Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian analisis kinerja core team terhadap pengendalian teknis penanganan jalan nasional, adalah: (1) pedoman dan pembelajaran kepada SNVT P2JN Gorontalo dalam mengetahui akar masalah dari sisi core team. (2) pedoman dan pembelajaran kepada SNVT P2JN Gorontalo dalam penilaian kinerja core team guna perbaikan dan peningkatan kinerja di masa yang akan datang. E. Batasan Penelitian Batasan penelitian pengaruh atribut SIDLACOM terhadap penilaian kinerja core team, adalah: (1) penelitian dilakukan di wilayah kerja SNVT P2JN Gorontalo. (2) status pekerjaan penanganan jalan yang ditinjau adalah jalan nasional di wilayah SNVT P2JN Gorontalo. (3) objek penelitian merupakan pihak atau pelaku yang terlibat / terkait langsung dengan core team yaitu konsultan pengawas (supervisi) dan konsultan perencana yang saat ini sedang menangani paket-paket pekerjaan jalan nasional tahun 2014 dan pihak SNVT P2JN Gorontalo. (4) penelitian ini tidak memperhitungkan hari atau waktu pelaksanaan survei. F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan adalah : (1) Diputra (2009) telah melakukan penelitian mengenai sistem penilaian kinerja konsultan perencana yang menangani proyek perencanaan bangunan gedung.

7 Penelitian ini dilakukan di Denpasar, Bali yang bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja konsultan perencana dalam menangani proyek perencanaan bangunan gedung. Sistem penilaian terhadap kinerja konsultan perencana ini menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). (2) Kaming dan Riano (2013) telah melakukan penelitian mengenai fakotr penentu kinerja efektif bagi konsultan manajemen proyek. Penelitian ini dilakukan Kalimantan Tengah yang bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja efektif konsultan, khususnya bagi konsultan manajemen proyek. Metode penelitian ini yaitu dengan melakukan pengumpulan angket melalui survey pada awal. (3) Tomigolung dkk (2013) telah melakukan analisis kinerja konsultan pengawas pada proyek jalan dan jembatan. Penelitian ini dilakukan di Sulawesi Utara yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya kinerja konsultan pengawas jalan dan jembatan. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data lewat kuesioner dan mengolah datanya menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). (4) Wala dkk (2103) telah melakukan penelitian mengenai penilaian kinerja konsultan perencana bangunan. Penelitian ini dilakukan di Manado, Sulawesi Utara yang bertujuan untuk menemukan pengaruh kualitas rencana pelaksanaan terhadap kinerja konsultan perencana konstruksi. Metode yang digunakan dalam analisis data menggunakan metode Analysis Hierarchy Process (AHP). Perbedaan yang mendasar dari penelitian ini, dengan penelitian terdahulu adalah metode yang digunakan dalam pengolahan datanya. Penelitian terdahulu oleh Diputra (2009) dan Wala et al (2013) menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process dan Tomigolung et al (2013) mengolah datanya menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Penelitian yang dilakukan oleh Kaming dan Riano (2013), mengolah data dari hasil kuesioner. Sedangkan penelitian ini, berlokasi di Gorontalo dan dalam pengolahan datanya mencari pengaruh atribut SIDLACOM

8 terhadap penilaian kinerja coreteam dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis), metode CSI (Customer Satisfaction Index), analisis faktor dan analisis regresi sehingga dari keempat analisis tersebut diketahui atribut SIDLACOM yang mempengaruhi penilaian terhadap kinerja core team.