Reinhard Pardede Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir - BAT AN JAMINAN MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PL TN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP DESAIN UNTUK INST ALASI NUKLIR. Ir. Agustiar

2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET

IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

Manajemen Konstruksi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

BID EVALUATION SYSTEM

BAB II TINJAUAN UMUM

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INST ALASI P2TBDU


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

1. PROJECT MANAGER (PM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Teknik Lingkungan. Sistem Manajemen Mutu

UAS REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Software Quality Assurance HANSI ADITYA KURNIAWAN


KAJI ULANG SISTEM MUTU PRPN

SASARAN PENERAPAN SISTEM MUTU PAD A KEGIATAN DISAIN RINCI IRADIA TOR ISG 500

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN

Disusunoleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

QUALITY ASSURANCE (QA) vs QUALITY CONTROL (QC)

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

A. KRITERIA AUDIT SMK3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

ID IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INSTALASI P2TBDU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM. pertamina SELECTION. April Bangkitkan Energi Negeri

AUDIT TEKNOLOGI UNTUK EVALUASI PEMASOK PLTN SESUAI STRUKTUR PEREKAYASAAN BATAN

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

LAPORAN PERJALANAN DINAS

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Layanan Operasi, ITIL v3, proses bisnis, teknologi informasi.

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-63/PJ/2011 TENTANG : PENJAMINAN KUALITAS PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR. Oleh NOOR IDA HAYATI

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

Project Stakeholder Management merupakan proses untuk. Identify Stakeholders Proses mengidentifikasi individu, kelompok,

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

BASIC DESIGN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PABRIK YELLOW CAKE DARI URANIUM HASIL SAMPING PABRIK ASAM FOSFAT

Persyaratan Dokumentasi

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan


BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

Persyaratan Dokumentasi

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta. digunakan.

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

PERANGKAT LUNAK & REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Scanned by CamScanner

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

Transkripsi:

JAMINAN MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PL TN BERBASIS PP N0.43/2006 Reinhard Pardede Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir - BAT AN ABSTRAK JAMINAN MUTU BIS P ADA PROYEK PEREKA YASAAN PL TN INDONESIA BERBASIS PP N0.43/2006. Telah dilakukan perancangan Jaminan Mutu untuk BIS (Bid Invitation Specification) pada paket EPCC (Enginering, Procurement, Construction, Comissioning) untuk proyek rencana PLTN Indonesia. Jaminan Mutu meliputi proses evaluasi pemasok yang akan menjalankan PJM (Program Jaminan Mutu)-BIS. PJM tersebut meliputi I.General; 2.Quality Grade Classification; 3.Extent of Quality Assurance and Control; 4.Quality Assurance Organization; 5.Documentation Retention and Retrieval; 6. Quality Assurance Program; 7. Coordination between Contractor and Owner. PJM berbasis PP(Peraturan Pemerintah) No. 43/2006 perlu untuk paket EPCC guna menghindari adanya penyimpangan terhadap disain awal yang dapat mempengaruhi mutu, jadwal dan biaya konstruksi PLTN. Penerapan PJM untuk BIS dilakukan sejak awal proses tender, sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antara owner PLTN dengan pemasok EPCC yang terpilih untuk mengkonstruksikan PLTN. Dengan demikian terhindar adanya penyimpangan spesifikasi pada pad a saat PLTN dioperaskan dikemudian hari. Kata Kunci: PL TN, PP No. 43/2006, EPPC, BIS, PJM ABSTRACT QUALITY ASSURANCE'S OF BIS FOR ENGINEERING NPP's INDONESIAN BASE ON PP No 43/2006. The Indonesian Nuclear Power Plant construction planning project's have designed Quality Assurance Program (QAP) for the BIS (Bid Invitation Specification) for EPCC package's (Engineering, Procurement, Construction, Commissioning. Those QAP throughout I.General; 2.Quality Grade Classification; 197

Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir 3.Extent of Quality Assurance and Control; 4.Quality Assurance Organization; 5.Documentation Retention and Retrieval; 6.Quality Assurance Program; 7. Coordination between Contractor and Owner. Because of many deviances design be found on the construction project which influence quality, schedule, and cost. Those how come need to be implemented quality assurance systems base to PP (Government Rule) No 43/2006. Implementation quality assurance systems for the BIS which critical is doing in the early of tender those project is to communicate in between owner the NPP and EPCC suppliers which chosen to construct the NPP. By implementing quality assurance systems to this construction NPP project's, it is hoped that it will be no deviation between specification design and operation the Nuclear Power Plant in the future. Key Words: NPP, PP No. 43/2006, EPPC, BIS, QAP. PENDAHULUAN Saat ini sedang dikerjakan proyek perencanaan PLTN Indonesia yang menurut rencana akan dikonstruksikan pada tahun 20 I O. Aktifitas kini sudah memasuki tahap pembuatan dokumen BIS (Bid Invitation Specification), URD (Owner Requirement Document) dan PSAR (Prelimenary Safety Analysis Report). BIS terdiri dari 1) Information provided by the owner (informasi yang disampaikan oleh owner) dan Information requested from the bidder (informasi yang dibutuhkan oleh pemasok). URD adalah dokumen yang memuat alasan-alasan atas hal-hal yang kurang jelas tentang sesuatu masalah EPCe. Sedangkan PSAR adalah (Laporan Analisa Keselamatan Pendahuluan) untuk kegiatan siting/pra-konstruksi 2) Namun pada makalah ini yang dibahas hanyalah Jaminan Mutu untuk persiapan pembikinan dokumen BIS yang diawali dengan proses pemilihan pemasok EPCe. Dengan dibuatnya dokumen Jaminan Mutu berbasis PP No 43/2006 pada BIS ini maka tender PL TN Indonesia diharapkan dapat berjalan sesuai persyaratan Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). Dengan adanya komunikasi dua arah antara pemasok dan owner yang tertuang dalam BIS maka semua keinginan owner dapat dipahami secara jelas, karena tertuang jelas dalam dokumen tender BIS yang terdiri dari: Instruction to the Bids (Instruksi Kepada Pemasok/Kontraktor); General Terms and Conditions (Persyaratan Umum) ; Scope of Supply and Services (Ruang lingkup Pasokan dan Servis); Technical 198

Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Specifications (Spesifikasi Teknis); Specification for the Nuclear Fuel (Spesifikasi untuk Elemen Bakar Nuklir); Site Data and Information (Informasi dan data Lapangan) dan Site Drawing (Gambar-gambar Lapangan). Untuk mempersiapkan rencana konstruksi PLTN tersebut penting dilakukan langkah-iangkah sistematis yang berbasis Jaminan Mutu. Jaminan Mutu terhadap seluruh perencanaan dan kegiatan sistematik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa paket EPee PLTN memenuhi persyaratan mutu.. Jaminan Mutu diterapkan antara lain juga karena seringnya ditemukan penyimpangan disain pada saat konstruksikan dilakukan yang dapat mempengaruhi cost, jadwal dan mutu yang secara keseluruhan dapat merugikan owner. Dengan diterapkannya manajemen Jminan Mutu sejak awal maka diharapkan akan diperoleh konstruksi PLTN yang beroperasi berbasis keselamatan. Tahapan kegiatan perencanaan pembangunan PLTN pertama Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut. No. Tabel-l Aktifitas Rencana PLTN Indonesia terbaru 30 Perencanaan Tender, Keputusan Perizinan Proses Penyiapan Up-date SosialisasilPemasyaraktan Pengembangan danfeasibility 2004-2007 Study penyiapan negosiasi Tapak draf disain Pemerintah Energi manajemen URO, (SER) dan perizinan Deskripsi Nasional Rekayasa penyiapan BIS dan Idan Konsultasi lisensi kepemilikan/utilitas2005-2006 Tahun dengan PSAR kontrak Tapak opsi DPR PLTN2004-2008 Nuklir 2003-2016 2001 2006-2007 2008-2011 2007-2008 2008-2009 - 2002 5. 199

11. 10. Rekomendasi Proses Komisioning Operasi dan 2010-2017 (ORO) konstruksi (PSAR), Pengadaan Konstruksi (ORK) AMOAL, dan Operasi material, Komersial peralatan dan jasa 2016-2017 2009-2016 2011-2016 TATAKERJA Tata-kerja Jaminan Mutu yang diterapkan pad a BIS sesuai PP N0.43/2006 adalah penerapan elemen-elemen Safety Standard Series IAEA No. GS-R-3 (2005) yang terdiri dari:: I. Latar Belakang, meliputi I. Latar belakang; 2. Tujuan; 3. Ruang lingkup; 4. Struktur II. Sistem manajemen meliputi kultur, pemeringkatan dan dokumentasi, meliputi : 5. Persyaratan umum; 6. Budaya keselamatan; 7. Pemeringkatan penerapan persyaratan sistem manajemen; 4. Ookumentasi sistem manajemen; III. Tanggungjawab manajemen senior untuk pengembangan dan implementasi sistem mutu, meliputi 8. Kontrol rekaman; 9. Komitmen manajemen; 10. Kepuasan stakeholder; I I. Kebijakan organisasi; 12. Perencanaan; 13. Tanggung-jawab dan wewenang untuk sistem manajemen; IV. Manajemen sumber daya; meliputi 14. Penyediaan sumber daya; 15. Sumber daya manusia; 16. Infrastruktur dan lingkungan kerja; V. Proses organisasi meliputi 17. Pengembangan proses; 18. Manajemen proses; 19. Proses sistem manajemen umum; VI: Pengukuran,penilaian dan perbaikan yang meliputi 20. Monitoring dan pengukuran; 21. Penilaian diri; 22. Penilaian independen; 23. Kaji-ulang sistem manajemen; 24. Ketidaksesuaian dan tindak-perbaikan dan pencegahan; 25. Perbaikan. Elemen-elemen Safety Standard Series IAEA No. GS-R-3 (2005) tersebut di atas adalah merupakan kerangka PJM yang menjadi bagian dari dokumen BIS. QAP adalah dokumen volume ke 14 dari 18 volume dokumen yang tersedia dalam BIS 4), 200

Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Tata-kerjanya adalah dengan mengembangkan dokumen BIS yang telah dibuat oleh konsultan NEWJEC 5), pada tahun 1996. Pembikinan dokumen perancangan Jaminan Mutu BIS meliputi I.General; 2. Quality Grade Classification; 3.Extent of Quality Assurance and Control; 4. Quality Assurance Organization; 5. Documentation Retention and Retrieval; 6. Quality Assurance Program; 7. Coordination between Contractor and Owner. HASIL DAN BAHASAN Evaluasi pemasok EPCC dapat dilihat pada Lampiran I, dengan 5 langkah-iangkah yaitu: I. Persiapan persyaratan pengadaan EPCC; 2. Evaluasi calon Pemasok; 3. Penyerahan kontrak; 4. Evaluasi kinerja pemasok; 5. Penerimaan barang EPCe. Di mana pemasok EPCC yang terpilih akan bekerja di bawah pengawasan wakil owner di lapangan konstruksi (Konsultan Manajemen Konstruksi). Dalam evaluasi pemasok, pihak owner akan diyakinkan bahwa pemasok telah menjalankan Jaminan Mutu dengan baik dapat dibuktikan melalui PJMnya. Evaluasi dapat dilakukan terhadap rekaman daftar-periksa hasil audit, surveillance, dan monitoring, sehingga dapat diambil keputusan untuk mengevaluasi pemasok. Dari evaluasi tender yang kompetitif akandiperoleh pemasok yang paling handal. Pengendalian EPCC meliputi item-item yang berhubungan dengan kelas keselamatan (safety-class) 6). Pengendalian untuk menjamin agar disain benar-benar diverifikasi oleh personal yang memiliki persyaratan. Dari gambar flowchart pada lampiran-l dapat dilihat aliran kerja dari mulai persiapan pengadaan, seleksi pemasok, evaluasi pemasok, penetapan kontrak, sampai pemberi-tahuan barang untuk dikonstruksikan oleh wakil owner (konsultan manajemen). Apabila konsultan manajemen menolaknya dapat diverifikasi kembali, kalau sudah disetujui diteruskan ke PM (Project Management), untuk kemudian diteruskan ke owner untuk mendapat persetujuan sebelum dikonstruksikan, namun kalau tidak disetujui di kembalikan lagi ke konsultan manajemen. Semua aktifitas mutu EPCC dikendalikan melalui rekaman mutu. Rekaman Mutu meliputi: pengumpulan, penyimpanan dan pemeliharaan dokumen desain. Sehingga dokumen dapat dikontrol dan mudah dikaji-ulang oleh yang berwenang untuk memenuhi persyaratanpersyaratan dasar PL TN yang meliputi persyaratan fungsi, persyaratan kinerja, kondisi 201

lingkungan, persyaratan keselamatan, persyaratan struktur dan material, persyaratan perundang-undangan, standar dan kode yang berlaku. Jaminan Mutu meliputi semua aspek EPCC seperti basic disain, detil disain, pengadaan material, manufakturing, worksop, konstruksi dan uji fungsi, komisioning, dokumentasi, dsb terhadap semua perangkat (keras dan lunak) sesuai spesifikasi, standar dan kode yang ditentukan dalam kontrak paket EPCC. PJM dalam BIS pada paket EPCC PLTN meliputui elemen-elemen I. General; 2. Quality Grade Classification; 3. Extent of Quality Assurance and Control; 4. Quality Assurance Organization; 5. Documentation Retention and Retrieval; 6. Quality Assurance Program; 7. Coordination between Contractor and Owner. Pada item PJM BIS poin I di atas, secara umum pemasok melakukan aktifitas untuk menjamin mutu struktur, sistem dan komponen yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dalam bentuk kode, standard, spesifikasi, gambar, dan program uji. Pada item PJM BIS poin 2: Quality Grade Classification, di mana semua perangkat diperingkat oleh pemasok EPCC berdasarkan keselamatan dan keandalan. aktifitas konstruksi yang dilakukan peringkat meliputi: kualifikasi personal yang akan melaksanakannya; rincian dan kebutuhan untuk perencanan inspeksi; tingkat telusur; tingkat kontrol in-proses dan hold-point; rekaman dan sampel yangdiperingkat harus mendapat persetujuan dari owner. Pada poin 3 QAP BIS, Extent of Quality Assurance and Control, Eksten dari QA dan QC ditetapkan oleh pemasok EPCC terhadap perangkat yang berhubungan dengan klasifikasi pemeringkatan di atas Selanjutnya pada poin 4. Quality Assurance Organization, pemasok EPCC menetapkan organisasi yang akan melaksanakan PJM. Pemasok EPCC memberikan rincian informasi mengenai organisasi subkontraktomya. Departemen QA/JM pada organisasi pemasok adalah independen terhadap departemen EPCC yang lain yaitu enjineering, disain, manufakturing dan konstruksi. Otoritas dan tugas pada personal yang diberikan pemasok EPCC harus jelas. 5. Documentation Retention and Retrieval, pemasok EPCC memiliki tanggung-jawab penanganan semua rekaman dokumen, termasuk dokumen inspeksi, dokumen laporan uji dan sertifikat uji material dari semua sub-kontraktor EPCe. Semua dokumen dan spesifikasi perangkat yang berhubungan dengan keselamatan nuklir harus disampaikan ke owner untuk mendapatkan komen dan persetujuan. Pemasok EPCC akan menyediakan 202

sistem fail semua dokumen. Quality Assurance Program/PJM. Di dalam BIS diisyaratkan bahwa pemasok EPC menyampaikan program QA/QC pada owner, dan owner mensurvei semua implementasi QA yang telah dinyatakan dalam kontrak. Rincian skedul di workshop yang penting harus disaksikan oleh owner. Selanjutnya dalam BIS dinyatakan, bahwa pemasok EPCC harus menyampaikan ke owner sebanyak 3 kopi sertifikat perangkat nuklir. Hasil uji harus mendapatkan persetujuan owner paling lambat satu bulan setelah penguj ian. Agar hasil konstruksi sesuai dengan perencanaan maka dilakukan manajemen pengendalian disain. Pengendalian disain yang dijelaskan dalam BIS meliputi pengendalian terhadap proses disain, yaitu dari mulai pemilihan input disain sampai dihasilkannya spesifikasi item (output disain) EPCC yang diinginkan oleh pihak owner. Pemasok EPCC harus membuktikan bahwa setiap tahap proses disain dilakukan tindakan PJM BIS yang meliputi persipan, evaluasi pemasok, seleksi awal pemasok, evaluasi, penetapan kontrak, persetujuan saling-pengertian, kaji-ulang dan pengesahan, eksekusi kontrak, pengendalian ketidak-sesuaian, inspeksi penerimaan, kendali rekaman sampai pemberitahuan barang untuk dikonstruksikan sebagai langkah terakhir paket EPCe. (Lihat Lampiran 1). Berdasarkan IAEA Safety Series mengenai disain 7), proses untuk persiapan, modifikasi dan pengendalian informasi disain meliputi: standar gambar; simbol standar; sistem identifikasi; status identifikasi metode pengecekan; persyaratan untuk cek-ulang dan pengesahan; penerbitan, distribusi dan penyimpanan. Sedangkan dokumen level-2 berdasarkan IAEA 8) mengenai konstruksi adalah: Receipt and registration of contract document; - Site contract review meeting; Site contract startup meeting; Confirmation of inspection levels; Suppliers site safety and security; Review of supplier control arrangements; Review of supplierlsubsupplier; Instruction to supplier; Progress meeting; Supplier monitoring; Soil and concrete sampling; Queries and changes to design; Handover/transfer of responsibilitie; Emergency preparedness (for sites in close proximity to operational plant); Housekeeping during construction. Sedangkan dokumen level-2 yang tercantum dalam PJM BIS harus memuat: input disain; analisa persyaratan disain; model disain; cek-ulang disain; verifikasi disain; kalkulasi alternatif; kualifikasi pengetesan; validasi disain; kontrol perubahan' disain; output disain. Semua dokumen enjinering 203

tersebut terisi subjek yang meliputi originator, review, dan aproval berikut tanggal, nomor dan revisi terhadap dokumen enjinering. Pada saat pemasangan item prokurmen pada saat konstruksi, sering terjadi perbenturan interface antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga progres harus dipantau personal Jaminan Mutu untuk menghindarkan adanya kerugian. Akibat ketidakmampuan pemasok dapat pula ditemukan fakta adanya penyimpangan terhadap disain terdahulu. Namun ada juga penyimpangan yang tidak terhindarkan (bukan karena kesalahan perencana) yaitu akibat situasi dan kondisi lapangan maupun akibat interfes antar divisi, yang merupakan jenis penyimpangan yang dibenarkan, sepanjang tidak mengubah subtansi dan perubahan inipun harus mengisi formulir field change request (FCR) dan non conformance report (NCR) sehingga semua pihak membubuhkan persetujuannya sebagai pertanggungjawaban. Namun apabila penyimpangan terjadi juga, maka harus dilakukan analisa disain karena terjadinya perubahan yang mendasar dalam persyaratan disain. Analisa disain dilakukan untuk menjamin bahwa disain tersebut telah memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam code dan standard yang digunakan. Lalu dilakukan verifikasi dan validasi yang meliputi disain keseluruhan untuk mengetahui dan memperbaiki segal a akibat penyimpangan disain yang terjadi, untuk menjawab apakah terjadi keterpengaruhan dalam fungsi penggunaannya, dan dievaluasi untuk membuktikan unjuk kerja keselamatannya termasuk aspek-aspek keselamatan nuklir dan lingkungan,. 204

KESIMPULAN 1. Dengan diterapkannya PJM yang berbasis PP No.43/2006 ini maka akan diperoleh lisensi dari regulator yaitu Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) juga merupakan deklarasi bahwa proyek PLTN Indonesia ini terbuka terhadap peraturan-peraturan, standar maupun code yang direkomendasikan IAEA. 2. PJM BIS dapat memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah dilaksanakan secara tepat, dan memastikan bahwa studi, evaluasi, dan analisis untuk keselamatan dilaksanakan secara benar sehingga dapat menjadi acuan bagi pengambil keputusan. 3. BIS akan menjadi bagian dari dokumen tender. Salah dalam membuat spesifikasi, dan bill of quantity procurement akan berdampak pad a biaya dan jadwal. Oleh karena itu, dalam membuat BIS harus dilakukan dengan high prudencual (kehati-hatian yang tinggi) untuk mempertinggi keberterimaan publik (public acceptance). 4. Bila sistem mutu diterapkan sejak awal pembuatan BIS, maka penyimpangan apapun yang terjadi dapat terdeteksi secara dini (early warning detection). Sehingga semua kegiatan mutu dapat direkam sejak awal dan apabila diperlukan akan segera dilakukan tindak perbaikan (corrective action). PUST AKA 1. Technical Report Series, No. 275: Bid Invitation Specification for Nuclear Power Plants, IAEA, 1987. 2. Safety Guide No. GS-G-4.1, Format and Content of the Safety Analysis Report for Nuclear Power Plants, IAEA, 2004. 3. SOETRISNANTO Y, ARNOLD, "Program Persiapan Pembangunan PLTN di Indonesia", 4. Idem 1. Seminar Transfer Teknologi, 21 Juli 2005, BAT AN, Jakarta. 5. BIS (Bid Invitation Specification) NEWJEC-BATAN 1996. 6. IAEA-50-SG-DI: "Safety function and component classification for BWR, PWR and PTR", Wina, 1979. 7. IAEA, Safety Series SG-QIO (In Design), Vienna 1996. 8. IAEA, Safety Series SG-Qll (In Construction), Vienna 1996. 205

Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Lampiran 1 Proses uotuk Evaluasi Pemasok EPCC (Enginering, Procurement, Construction, eomissioning) Seleksi Pemasok EPee Evaluasi Pemasok EPee Verifikasi Pemasok EPee PM = Project Management KMK= Konsultan Manajemen Konstruksi 206