PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI MADRASAH

dokumen-dokumen yang mirip
Ma ruf Yuniarno MTs Muhammadiyah Kasihan, Bantul Keywords: Cooperative Learning, Motivation, Achievement, Fiqh.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

ENDANG SARINI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

PROSIDING ISBN :

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PROSIDING ISBN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pembimbing Penelitian, P.Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN KELISTIKAN OTOMOTIF DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI MADRASAH Ma ruf Yuniarno ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan motivasi dan prestasi siswa melalui model cooperative learning tipe STAD (Student Team Achievement). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Resarch) dalam pembelajaran Fiqh menggunakan model cooperative learning tipe STAD (Student Team Achievement). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX A MTs Muhammadiyah Kasihan, Bantul tahun pelajaran 2015-2016. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar secara signifikan. Prosentase motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 26%, siklus I pertemuan I sebesar 30%, pertemuan II naik menjadi 59%. Siklus II pertemuan I naik menjadi 60% kemudian pada pertemuan II menjadi 78%. Siklus III pertemuan I naik menjadi 79% dan pada pertemuan II naik menjadi 85%. Prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus I pertemuan I sebesar 84,2%, pertemuan ke II naik menjadi 88,1%. Namun pada siklus II pertemuan I turun menjadi 85,1%, pertemuan II turun secara signifikan menjadi 62,9%. Siklus III pertemuan I penerapan cooperative learning tipe STAD ditingkatkan kembali sehingga prosentase yang diperoleh naik menjadi 97,8% dan pada pertemuan II naik menjadi 98,4%. Penerapan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan prestasi dengan melakukan modifikasi dalam hal; penggunaan media yang menarik, pengaturan tempat duduk, dan strategi pengelolaan kelas yang efektif. Kata kunci : Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, motivasi dan prestasi PENDAHULUAN Ketercapaian tujuan pembelajaran tidak lepas dari peran seorang guru. Mulyasa (2013:9) mengatakan bahwa aspek sikap, nilai, perasaan, motivasi, kepribadian, keteladanan, kebiasaan tidak akan mungkin dapat dihadirkan dalam sebuah pembelajaran kecuali kehadiran seorang guru Senada dengan hal tersebut, salah satu peran guru sebagai pelaksana pendidikan yaitu menjadi motivator dalam pembelajaran. Musfah (2012: 42) mengatakan bahwa guru harus bisa menjadi motivator bagi para muridnya, sehingga potensi mereka berkembang maksimal. Realita yang terjadi di MTs Muhammadiyah Kasihan motivasi siswa kelas IX A terhadap mata pelajaran fiqh masih rendah. Terbukti melalui hasil observasi masih terdapat siswa yang bermalas-malasan dalam pembelajaran, dari 34 siswa hanya 5 siswa yang aktif menjawab pertanyaan, sedangkan beberapa siswa tidur di kelas dan berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga suasana kelas menjadi gaduh dan pembelajaran tidak kondusif. Sikap seperti ini menunjukkan

74 Ma ruf Yuniarno, Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqh.. motivasi siswa tergolong rendah yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa. Prestasi akademik yang diperoleh siswa Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena jika guru mampu menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe merupakan istilah yang menunjukkan STAD dan dapat membangkitkan motivasi kualifikasi yang diperoleh siswa setelah siswa terhadap pembelajaran Fiqh, maka siswa mengikuti proses pembelajaran dalam suatu program yang telah ditentukan oleh sekolah. akan bersungguh-sungguh dalam belajar tanpa merasa jenuh dan bermalas-malasan. Apabila Djamarah (2012: 19) mengungkapkan motivasi belajar tinggi, maka prestasi akademik Prestasi adalah hasil dari sesuatu yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara indivual maupun kelompok. yang diraih siswa akan meningkat. Penelitian ini dapat menjadi acuan pendidik lain untuk menggunakan model pembelajaran cooperative Data yang menunjukkan rendahnya learning tipe STAD pada saat mengajar di prestasi akademik adalah : kelas. 1. Rata-rata nilai tugas adalah 70 Berdasarkan latar belakang masalah dengan prosentase 58% siswa tersebut dirumuskan masalah penelitian yakni : berprestasi rendah dan 42% siswa 1. Apakah model cooperative berprestasi tinggi learning tipe STAD (Student 2. Rata-rata nilai ulangan harian adalah Teams Achievement Divisions) 79 dengan prosentase 17% siswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi rendah dan 83% siswa berprestasi tinggi, namun prestasi tinggi tersebut juga masih saja ada belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh? 2. Apakah model cooperative learning beberapa siswa yang mencontek tipe STAD (Student Teams teman saat mengerjakan ulangan. Achievement Divisions) dapat 3. Rata-rata nilai ulangan tengah meningkatkan prestasi belajar siswa semester adalah 78 dengan prosentase 32% siswa berprestasi rendah dan 68% siswa berprestasi tinggi. Berdasarkan data di atas penting untuk pada mata pelajaran Fiqh? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi model cooperative dilakukan penelitian terhadap mata pelajaran learning tipe STAD (Student Fiqh. Motivasi dan prestasi pada mata Teams Achievement Divisions) pelajaran Fiqh perlu ditingkatkan karena dalam meningkatkan motivasi merupakan implementasi Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh.

JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 75 2. Mengkaji model cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh. Adapun kegunaan penelitian ini secara teoritis maupun praktis adalah: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat memperkuat landasan teori pembelajaran model cooperative learning tipe STAD. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. b. Bagi guru Penelitian ini dapat menjadi referensi penggunaan metode cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Bagi sekolah Penelitian ini dapat menumbuhkembangkan iklim pembelajaran yang berkualitas dan memotivasi guru lain untuk melakukan penelitian tindakan kelas. d. Bagi peneliti lain Memberikan wawasan dan informasi bagi penelitian berikutnya berkaitan dengan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD (student Teams Achievement Divisions) METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research- CAR). Menurut Arikunto, Suhardjono, Supardi (2015: 1-2) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan dan memaparkan seluruh proses awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah, dikelurahan Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul, Yogyakarta. C. Subjek Penelitian Pada penelitian tindakan kelas ini (classroom action research) subjek yang akan diteliti yaitu siswa dan siswi kelas IX A, dengan jumlah sebanyak 34 anak. Terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 13 siswi perempuan. D. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data tersebut selengkapnya sebagai berikut:

76 Ma ruf Yuniarno, Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqh.. 1. Observasi Observasi ini dilakukan oleh pengamat (kolaborator) yang bertugas mengamati proses pembelajaran dibantu guru mata pelajaran Fiqh (Peneliti). Hal ini dilakukan, untuk mempermudah pengamatan dan menjaga obyektifitas peneliti. 2. Tes Fungsi dari tes yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain yang merupakan tujuan dari pembelajaran cooperative learning yaitu pembelajaran berbasis sosial. Dalam penelitian ini digunakan instrument tes tertulis untuk mengetahui prestasi siswa pada mata pelajaran Fiqih setiap siklusnya. 3. Wawancara Hal itu dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai sekolah dan situasi kelas sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran cooperative learning tipe STAD. 4. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari data observasi, tes dan wawancara serta untuk mengetahui data yang terkait dengan sejarah sekolah, jumlah guru, jumlah murid, presensi siswa, kumpulan soal yang dibuat guru, daftar nilai, catatan siswa, pekerjaan tulis siswa dan lain sebagainya. 5. Definisi Konsep dan Variabel Konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: X Y Z Gambar : Hubungan Tiga Variabel, Sumber dari Noor (2011: 57) Konsep dari penelitian tindakan kelas ini adalah membuktikan adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh melalui model cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) di MTS Muhammadiyah Kasihan Bantul. Sedangkan variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas atau yang biasa disebut dengan variabel independen adalah model cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Adapun indikator-indikator untuk model cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), adalah sebagai berikut: 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 2) Penyajian informasi atau penyajian kelas 3) Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar 4) Membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar 5) Melakukan diskusi antar kelompok 6) Evaluasi serta pemberian penghargaan (Suprijono, 2013: 65).

JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 77 b. Variabel terikat atau yang biasa disebut dengan variabel dependen yaitu Motivasi Belajar (Y) dan Prestasi Belajar (Z) 1) Adapun indikator untuk motivasi belajar adalah sebagai berikut : a). Selalu mencatat penjelasan guru b). Mendengarkan dan memperhatikan saat guru menerangkan c). Berani bertanya pada guru d). Berani mengemukakan pendapat/ide e). Menjawab pertanyaan guru f). Tekun mengerjakan tugas dari guru g). Mengerjakan tugas sesuai perintah h). Antusias saat pembelajaran berlangsung i). Berpartisipasi saat diskusi berlangsung j). Disiplin saat pembelajaran berlangsung Tabel : Skor Instrumen Skor Predikat Persyaratan 4 Motivasi Sangat Tinggi Memenuhi 10 Syarat 3 Motivasi Tinggi Memenuhi 6 Syarat 2 Motivasi Kurang Memenuhi 2 Syarat 1 Tidak Termotivasi Tidak Ada Syarat yang Terpenuhi 2) Indikator prestasi belajar dapat dilihat dari skor yang diperolehnya. Jika skor dibawah KKM yaitu 75 maka siswa tersebut belum tuntas mengikuti pembelajaran dan prestasinya masih rendah. Sedangkan siswa yang mendapat lebih dari 75 misalnya 95 maka siswa tersebut sudah tuntas dalam mengikuti pembelajaran serta prestasi belajar yang diperoleh sudah tergolong bagus karena skor yang diperoleh sudah bagus. 6. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif yakni: 1. Analisis Data Observasi Data hasil observasi dianalisis dengan menggambar hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran serta respon siswa terhadap pembelajaran. Sedangkan untuk menilai bagaimana aktivitas siswa, skor perolehan dibuat persentase kemudian dikualifikasikan untuk mengukur sejauh mana aktivitas belajar yang dicapai dalam pembelajaran. Hasil analisis data observasi ini kemudian disajikan secara deskriptif. Prosentase motivasi belajar dihitung dengan rumus: Analisis kualititaf, adapun langkah-langkahnya: a. Pengumpulan data Pada penelitian ini mengumpulkan data untuk membuat pemecahan masalah.

78 Ma ruf Yuniarno, Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqh.. Adapun cara pengumpulan secara mendalam. Kesimpulan data adalah semua data dari ini masih dapat berubah hasil observasi, wawancara seiring dengan penelitian yang dan dokumentasi dilakukan. dikumpulkan kemudian 2. Analisisi data wawancara dianalisis. Analisis wawancara b. Penyajian data digunakan untuk merencanakan Hasil analisis data, beberapa tindakan selanjutnya kemudian data disajikan yang telah dievaluasi terlebih kedalam tabel, grafik dengan dahulu dengan tujuan untuk menggunakan rumus-rumus meningkatkan motivasi dan penelitian kuantitatif. c. Reduksi data prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran Fiqh. Reduksi data adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan datadata yang masih mentah yang HASIL PENELITIAN 1. Prasiklus didapatkan dari hasil Sebelum memasuki Siklus I terlebih observasi aktivitas di lapangan dahulu peneliti melakukan penelitian awal (Nurwidayati, 2012: 41). yang disebut dengan prasiklus. Pada prasiklus d. Triangulasi Data ini peneliti menggunakan metode konvensional Tringulasi adalah salah satu yaitu ceramah. cara yang dilakukan untuk Presentase motivasi belajar siswa pada menguji keabsahan data dari pembelajaran Fiqh adalah 26%. Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian. daftar nilai dan analisis hasil evaluasi MTs Teknik tringulasi merupakan Muhammadiyah Kasihan semester gasal tahun pemeriksaan keabsahan data pelajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut: yang memanfaatkan sesuatu rata-rata nilai tugas adalah 70 jika yang lain. Data itu untuk dipresentasikan menjadi 58% siswa berprestasi keperluan pengecekan atau rendah dan 42% siswa berprestasi tinggi, sebagai pembanding terhadap ulangan harian rata-rata 79 jika data itu. dipresentasekan sebanyak 17% siswa e. Kesimpulan sementara berprestasi rendah dan 83% siswa berprestasi Kesimpulan yang tinggi. diambil sebelum meneliti 2. Siklus I

JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 79 a. Pertemuan I Perencanaan yang dilakukan dengan pertama, membuat RPP dan alat pembelajaran. Kedua mempersiapkan lembar observasi atau lembar pengamatan. Pelaksanaan Tindakan dilakukan dengan mengajarkan materi jual beli dengan durasi waktu 2X40 menit. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Kegiatan awal yang diawali dengan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti dilakukan pertama; Pembagian kelompok secara heterogen, kedua; Penjelasan guru tentang materi jual beli, ketiga; siswa mengerjakan LKS dengan cara diskusi, keempat; presentasi dari masing-masing keolompok. c) Kegiatan akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi klasikal (guru membantu memfasilitasi), mengerjakan tugas individu berupa tes, memajang hasil tugas kelompok serta refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran. Hasil pengamatan pada pertemuan I adalah guru sudah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD yang identik dengan pengelompokan siswa. Motivasi siswa pada pertemuan I ini sebesar 30 % sedangkan prestasi belajar yang diraih sebesar 84,2 %. b. Pertemuan ke II Perencanaan pada pertemuan II dilakukan seperti pada pertemuan pertama serta memberikan modifikasi dengan menggunakan media berupa kertas yang didalamnya terdapat lembar pengamatan siswa. Pelaksanaan Tindakan dengan mengajarkan materi Qiradh melalui langkah a) Kegiatan awal dilakukan dengan melakukan apersepsi b) Kegiatan inti melakukan proses; pembagian kelompok secara heterogen. Selanjutnya siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat penjelasan guru tentang materi yang dibahas guru. Siswa mengambil tugas kelompok yang diberikan guru berupa LKS. Siswa mendiskusikan tugas dalam LKS untuk mendapat kesepakatan bersama. Melaporkan hasil diskusi kelompok secara klasikal. c) Pada kegiatan akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi, siswa mengerjakan tugas individu berupa tes, memajang hasil tugas kelompok serta refleksidan memberikan reward pada siswa yang aktif dan berprestasi. Hasil pengamatan pada pertemuan II adalah guru sudah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD.

80 Ma ruf Yuniarno, Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqh.. Motivasi siswa pada pertemuan II ini sebesar 59 % sedangkan prestasi belajar yang diraih sebesar 88,1%. Perencanaan pada siklus II pertemuan II ini adalah dengan modifikasi seperti pada siklus II pertemuan I. c. Refleksi Siklus I Pelaksanaan tindakan dilakukan Berdasarkan pengamatan siklus I seperti pada siklus II pertemuan I pertemuan pertama dan kedua dapat dengan modifikasi dengan materi disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas tentang jual beli. IX A dengan materi jual beli dan qirad telah Berdasarkan pengamatan, pertemuan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut II siklus II ini diperoleh data motivasi belum signifikan, maka dari itu perlu siswa sebesar sebesar 78% sedangkan dilanjutkan pada siklus ke II. Refleksi siklus I prestasi belajar yang diraih siswa ini akan digunakan untuk meningkatkan sebesar 62,9%. pembelajaran pada siklus ke II. 3. Siklus II c. Refleksi Siklus II a. Pertemuan I Perencanaan pada siklus II pertemuan I ini adalah seperti pada siklus I dengan modifikasi penambahan media pembelajaran menggunakan slide presentasi power point, menyajikan video pendek berkaitan dengan materi dan mengubah design kelas menjadi leter U. Pelaksanaan Tindakan dilakukan seperti pada siklus I dengan modifikasi sesuai perencanaan siklus II yang membahas materi tentang qirad. Berdasarkan pengamatan pertemuan I siklus II ini diperoleh data motivasi siswa sebesar 60% sedangkan prestasi belajar yang diraih sebesar 85,1%. b. Pertemuan II Berdasarkan pengamatan siklus II pertemuan I dan II dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas IX A dengan materi Jual beli,qirad, Riba telah mengalami penurunan sedangkan motivasi belajar siswa tetap mengalami kenaikan. Refleksi siklus II ini akan digunakan untuk meningkatkan pembelajaran pada siklus ke III 4. Siklus III a. Pertemuan I Perencanaan pertemuan ini peneliti telah mempersiapkan perangkatperangkat perbaikan dari siklus II, yaitu: RPP yang lebih terperinci langkah dan waktu pelaksanaannya, media dan strategi pengelolaan tempat duduk serta variasi soal tes yang

JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 81 dibuat lebih menyenangkan dengan model teka-teki silang. Pelaksanaan Tindakan dilakukan seperti pada siklus II pertemuan II dengan modifikasi dengan materi pinjam meminjam dan utang-piutang. Hasil pengamatan pada pertemuan I ini adalah presentase motivasi belajar siswa terjadi kenaikan yaitu menjadi 79% sedangkan prestasi belajar siswa mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 97,8%. Hal itu menandakan siswa semakin termotivasi dalam pembelajaran fiqh, sehingga prestasi belajar yang diraih meningkat. b. Pertemuan II Perencanaan pertemuan ini peneliti telah mempersiapkan perangkatperangkat perbaikan dari siklus III pertemuan I, khususnya pada pemberian ice breaking pada saat kondisi motivasi siswa mulai menurun. Pelaksanaan Tindakan sesuai dengan perencanaan dengan menerapkan modifikasi penerapan ice breaking dalam pembelajaran materi tentang muamalah di luar jual beli (upah, jaminan dan gadai) 85% sedangkan prestasi belajar siswa mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 98,4%. Hal itu menandakan siswa semakin termotivasi dalam pembelajaran fiqh, sehingga prestasi belajar yang diraih meningkat. c. Refleksi Siklus III Berdasarkan pengamatan siklus III pertemuan I dan II dapat disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IX A dengan materi muamalah di luar jual beli telah mengalami kenaikan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis setiap siklus, dapat di perbandingan antar siklus dalam satu grafik sebagai berikut: a. Motivasi Belajar Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus yang berfungsi meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh di kelas IX A dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD. Presentase motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus Hal tersebut digambarkan pada grafik dibawah ini, yaitu: Grafik : Persentase motivasi belajar siswa pada masing-masing siklus dan pertemuan Hasil pengamatan pada pertemuan II ini adalah presentase motivasi belajar siswa terjadi kenaikan yaitu menjadi

82 Ma ruf Yuniarno, Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqh.. meningkat dari siklus sebelumnya menjadi 79%. Selanjutnya pada pertemuan II presentase motivasi belajar siswa meningkat menjadi 85%. Pada siklus III ini masih sama dengan siklus II yaitu model pembelajaran yang dipakai dikolaborasikan dengan sarana dan prasarana yang ada, memberikan video pendek di awal pembelajaran serta memberikan ice breaking agar siswa tidak jenuh dengan pelajaran. Grafik tersebut menunjukkan motivasi Hasil akhir dari pembelajaran dengan belajar siswa semakin meningkat. Prasiklus menggunakan model cooperative learning tipe menunjukkan presentase motivasi sebesar 26%. STAD dapat meningkatkan motivasi belajar Pada prasiklus presentase motivasi siswa siswa pada mata pelajaran fiqh. rendah sehingga perlu ditingkatkan padasiklus b. Prestasi Belajar Siswa I. Siklus I pertemuan I menunjukkan presentase sebesar 30%, dilanjutkan pada pertemuan ke II motivasi belajar siswa naik menjadi 59%. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selain meningkatkan motivasi belajar juga Siklus I, siswa mulai termotivasi pada meningatkan prestasi belajar siswa yang pembelajaran fiqh yang dilaksanakan meskipun masih ada beberapa siswa bermotivasi rendah bahkan belum termotivasi. Siklus II pertemuan I motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, menjadi 60%, kemudian pada pertemuan ke II berlangsung di kelas menjadi lebih baik. Hasil presentase masing-masing pertemuan yang terdapat dalam siklus dapat dilihat dibawah ini, yaitu: Grafik: Persentase prestasi belajar siswa pada masing-masing siklus dan pertemuan menigkat menjadi 78%. Pada siklus II ini model pembelajaran yang digunakan dikolaborasikan dengan sarana dan prasarana yang ada yaitu dengan memakai slide powert point dan menampilkan video pendek pada awal pembelajaran, sehingga siswa tertarik dengan materi yang dipelajari. Banyak siswa yang antusias, aktif dan memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Kemudian dilanjutkan pada siklus III pertemuan I, presentase motivasi belajar siswa Grafik diatas menunjukkan prestasi belajar siswa pada siklus I pertemuan I sebesar

JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 83 84,2%, dilanjutkan pada pertemuan ke II prestasi belajar siswa naik menjadi 88,1%. Pada siklus I ini siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik sehingga prestasi yang diraih tinggi. Meskipun presentase secara keseluruhan tinggi, namun masih terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 6 orang. Siklus II pertemuan I prestasi belajar siswa mengalami penurunan dari siklus I, menjadi 85,1%, kemudian pada pertemuan ke II mnurun secara signifikan menjadi 62,9%. Pada siklus II ini siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sehingga prestasi belajar yang diraih menjadi menurun, hal itu terbukti 25 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Kemudian dilanjutkan pada siklus III pertemuan I, presentase prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan dari siklus sebelumnya menjadi 97,8%. Selanjutnya pada pertemuan II presentase motivasi belajar siswa menurun menjadi 98,4%. Berdasarkan hasil diatas model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh. Dengan catatan setiap pertemuan dalam satu siklus harus memiliki berbagai modifikasi agar siswa memiliki ketertarikan. Modifikasi dapat berupa perubahan tata ruang kelas, posisi duduk, media dan alat pembelajaran, instrumen tes bahkan penggunaan ice breaking untuk menghindarkan siswa dari kejenuhan. Jadi kata kunci signifikansi keberhasilan peningkatan motivasi dan prestasi siswa dibutuhkan sentuhan kreatifitas guru terhadap penerapan metode Cooperative Learning Tipe STAD. Simpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian dari bab I sampai bab IV mengenai peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh melalui model cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul yang dilakukan pada siswa/i kelas IX A, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan presentase masing-masing siklus. Presentase motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 26%, siklus I pertemuan I sebesar 30%, pertemuan II naik menjadi 59%. Siklus II pertemuan I naik menjadi 60% kemudian pada pertemuan II menjadi 78% sedangkan pada siklus III pertemuan I naik menjadi 79% dan pada pertemuan II naik menjadi 85%. 2. Model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh. Peningkatan tersebut dilihat dari presentase masing-masing siklus. Prestasi belajar siswa yang

84 Ma ruf Yuniarno, Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Fiqh.. diperoleh pada siklus I pertemuan I sebesar 84,2%, pertemuan ke II naik menjadi 88,1%. Namun pada siklus Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. II pertemuan I turun menjadi Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning 85,1%, pertemuan II turun secara Teori Dan Aplikasi PAIKEM. signifikan menjadi 62,9%. Siklus III pertemuan I penerapan cooperative Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syaodih, Nana. 2012. Metode Penelitian learning tipe STAD ditingkatkan kembali sehingga presentase yang diperoleh naik menjadi 97,8% dan pada pertemuan II naik menjadi 98,4%. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. Pendidikan Rosdakarya. : Bandung, Remaja 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Mulyasa, E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Musfah, Jejen. 2012. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Nurwidayati, Putri. 2012. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Dengan Menggunakan Alat Peraga Di MI Makukuhan Krajan Temangguang. Yogyakarta : Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.