Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad Fahrurrozi

dokumen-dokumen yang mirip
The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN JUS BUAH SALAK (Salacca sumatrana Becc) DENGAN METODE DPPH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA...

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BIJI EDAMAME (Glycin max (L) Merril) DENGAN METODE DPPH

Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH

AKTIVITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (SONNERATIA CASEOLARIS L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

DAYA PEREDAM RADIKAL BEBAS EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU MENTE (Anacardium occidentale L.) TERHADAP DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

Anang Budi Utomo, Agus Suprijono, Ardan Risdianto. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

PENENTUAN KADAR TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, DAN KAROTENOID EKSTRAK METANOL KLIKA ANAK DARA. (Croton oblongus Burm.f.).

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP KADAR ANTOSIAN PADA KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)

Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Senyawa Fenolat Total dan Daya Antioksidan Dari Daun Kol (Brassica oleracea L. Var. capitata L,)

Rahmani Prastiwati, Wranti Sri Rahayu, Dwi Hartanti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR TANIN TOTAL EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

ETIL ASETAT DAN EKSTRAK METANOL

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KORTEKS KAYU JAWA (LANNEA COROMANDELICA HOUT MERR) DENGAN METODE DPPH

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val & Zijp) DENGAN METODE DPPH

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK. ETANOL DAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN KAWIS (Feronia. limonia (L.) Swingle) PADA UMUR DAUN BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi. Oleh : YULFANAH DIANY NIM M

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Transkripsi:

The Experiment Antioxidant Activity of Petai Cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) Leaves Ethanolic Extract With DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl) Method. Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad Fahrurrozi ABSTRACT Antioxidant can neutralize the free radical formation, one of substances cause cell or tissue damage. One of compound has antioxidant activity is flavonoid quersetin. Petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) leaves contains flavonoid quersetin content. This research aims to know the antioxidant activity of ethanol extract of petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) leaves with DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl)method.The ethanol extract was obtained with maceration methods. Antioxidant activity was examined by scavenger of DPPH radical using UV-Vis spectrophotometer at maximum wavelength 518 nm. Concentration of petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) leaves extract were 200 ppm, 400 ppm dan 600 ppm. And concentration of ascorbat acid were 2 ppm, 4 ppm dan 8 ppm. The result showed that IC 50 of petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) leaves ethanol extract of have ability to scavenge DPPH radical with IC50 value 86,309 ppm (strong antioxidan) and ascorbat acid with IC 50 value 10,25 ppm. Keyword : Petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.), flavonoid quersetin, Antioxidant activity, IC 50

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Petai Cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) Dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl). Jatmiko Susilo,Istianatus Sunnah, Lalu Ahmad Fahrurrozi INTISARI Antioksidan mempunyai aktivitas menetralisir senyawa radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab kerusakan sel dan jaringan. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah flavonoid quersetin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl). Ekstrak etanol diperoleh dengan mengekstraksi serbuk daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) dengan metode maserasi. Aktivitas antioksidan diukur dengan penangkapan radikal DPPH dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum 518 nm. Konsentrasi ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) adalah 200 ppm, 400 ppm, dan 600 ppm. Dan konsentrasi vitamin C sebagai pembanding adalah 2 ppm, 4 ppm dan 8 ppm. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas dengan nilai IC 50 86,309 ppm (aktivitas kuat) dan vitamin C dengan nilai IC 50 10,124 ppm (aktivitas sangat kuat). Kata Kunci: Petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.), flavonoid quersetin, Aktivitas antioksidan, IC 50. PENDAHULUAN Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas dapat mengalami tubrukan kaya energy dengan molekul lain, yang dapat merusak membrane sel, reticulum endoplasma, atau DNA sel yang rentan. Kesalahan DNA akibat kerusakan radikal bebas diduga berkontribusi terhadap perkembangan beberapa kanker ( Corwin, 2007). Antioksidan didefinisikan sebagai zat yang dalam jumlah kecil, mampu mencegah atau menunda oksidasi bahan mudah teroksidasi. Senyawa antioksidan yang mampu menghambat enzim pengoksidasi tertentu atau zat yang bereaksi dengan

oksidator sebelum menyebabkan kerusakan pada molekul lain atau zat yang disekap ion logam atau bahkan zat yang mampu memperbaiki sistem seperti besi yang mengangkut protein (Brewer, 2011). Salah satu tumbuhan yang mengandung flavonoid adalah daun petai cina. Menurut Hegarty (1976), menyatakan bahwa petai cina mengandung flavonoid dan alkaloid, yang sering ditemukan pada daun, polong dan biji. Selain senyawa flavonoid dan alkaloid, daun petai cina juga mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Secara tradisional daun petai cina biasa digunakan sebagai antibakteri, anti tumor (Soerdjotanojo, 1983). Adanya senyawa flavonoid yang terkandung pada daun petai cina dan beberapa khasiat yang terkait, memungkinkan adanya efek antioksidan, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun petai cina (Leucaenaglauca (L.) Benth.) dengan metode DPPH (2,2 Diphenyl-1-picrylhydrazyl). ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : Gelas ukur, cawan penguap, kain flanel, ayakan nomor 30 mesh, blender, timbanganelektrikdanwaterbath, Tabung reaksi, mikropipetdanspektrofotometer UV-VIS. Tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, kertas saring dan waterbath.simplisiakeringdaunpetai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.), Ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.), Etanol 70%, DPPH (2,2 Diphenyl-1-picrylhydrazyl),Etanolp.a, Vitamin C. Adapu cara kerja dalam penelitian dilakukan seperti di bawah ini : 1. Determinasi Tanaman Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi UNDIP Fakultas MIPA untuk mengetahui kebenaran dari daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.). 2. Pembuatan Simplisia Daun Petai Cina Penyiapan bahan baku daun petai cina dicuci dahulu dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan nomor 30 mesh. 3. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Petai Cina Pembuatan ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) menggunakan metode maserasi dengan perbandingan 1 : 10 bagian untuk 100% ekstrak murni. Maserasi pertama dengan perbandingan 1 : 7,5 bagian sebanyak 100 g serbuk

kering simplisia dimasukkan dalam wadah kemudian diberi pelarut etanol sebanyak 750 ml. Maserasi dilakukan selama 5 hari dalam ruangan yang terlindung dari cahaya matahari dan dilakukan pengadukan secara berkala minimal 3 kali sehari. Setelahituekstrak yang diperolehdisaringdenganmenggunakankain flannel, kemudian hasil sarinya di remaserasi menggunakan sisa dari pelarut etanol sebesar 250 ml dan didapatkan maserat II. Maserat I dan II digabung, hasil dari maserat tersebut diuapkan pada waterbath temperatur 50 0 C sehingga diperoleh hasil ekstrak kental (Anief, 2000). 4. IdentifikasiSenyawa Flavonoid Sebanyak 0,5 ml filtrat sampel dengan 5 ml amonia encer dan 5 tetes asam sulfat pekat. Terjadi perubahan larutan menjadi kuning menunjukkan adanya flavonoid. (Markham, 1988). 5. Pengujian Ativitas Antioksidan Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode (2,2 Diphenyl-1-picrylhydrazyl) (DPPH). Ekstrak daun petai cina dibuat dalam tiga konsentrasi (200 ppm, 400 ppm dan 600 ppm) dalam pelarut etanol p.a. Masing-masing ekstrak sampel sebanyak 50 µl dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0.4 mm dalam ethanol p.a, kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama antara 5-30 menit sesuai hasil operating time yang diperoleh. Selanjutnya serapan diukur dengan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 500-525 nm sesuai hasil penentuan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Sebagai pembanding digunakan vitamin C (konsentrasi 2 ppm, 4 ppm dan 8 ppm) dalam pelarut etanol p.a. Nilai IC 50 dihitung masing-masing dengan menggunakan persamaan regresi dan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil determinasi tumbuhan petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) sebagai berikut: 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-197b-208a-109b-211b-214b-215b- 216b-217b-218b...58. Farm. Fabaceae..1a-2b-3b-4b-5a.4. Leucaena glauca (L.) Benth. Pengujian kualiatif senyawa flavonoid dihasilkan seperti terlihat pada reaksi kimia dibawah ini:

1. Pengujian antioksidan a. Pembuatan seri konsentrasi ekstrak etanol daun petai dan vitamin C Ekstrak etanol daun petai cina dibuat dalam tiga seri konsentrasi yaitu 200 ppm, 400 ppm, dan 600 ppm yang diambil dari larutan stok ekstrak. Konsentrasi tersebut digunakan berdasarkan hasil orientasi yang dilakukan sebelum perlakuan. Pembuatan seri konsentrasi vitamin C juga dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu 2 ppm, 4 ppm, dan 8 ppm. b. Penentuan panjang gelombang (ƛ ) maksimum Pengujian antioksidan ekstrak etanol daun petai cina Leucaena glauca (L.) Benth. Diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum DPPH. Panjang gelombang maksimum larutan DPPH 0,4 mm yang diperoleh adalah pada panjang gelombang 518 nm dengan nilai absorbansi sebagai kontrol. c. Operating time (OT) Penentuan operating time dilakukan untuk menentukan waktu paling tepat larutan uji ekstrak etanol daun petai cina dalam meredam atau bereaksi dengan radikal bebas DPPH. Penentuan operating time dilakukan dengan mereaksikan ekstrak etanol daun petai cina dengan senyawa radikal DPPH kemudian dihomogenkan dan diukur dengan spektrofotometer pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30. Tabel I. Penentuan operating time d. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) dan vitamin C Menit Absorbansi 0 0,545 5 0,548 10 0,345 15 0,345 20 0,344 25 0,475 30 0,486 Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) dengan metode DPPH, dengan cara mereaksikan larutan DPPH dengan ekstrak etanol daun petai cina, yang dapat ditandai dengan perubahan warna dari warna ungu DPPH menjadi warna kuning. Aktivitas antioksidan didapatkan dari hasil pembacaan absorbansi pada spektrofotometer. Absorbansi yang terukur merupakan absorbansi sisa DPPH yang tidak bereaks idengan larutan uji ekstrak etanol daun petai cina. Semakin besar hasil absorbansi yang terbaca maka semakin kecil pula radikal yang dapat diredam

oleh larutan uji, dan nilai absorbansi yang dihasilkan akan berbanding terbalik dengan % aktivitas antioksidan. Tabel II: Hasil uji aktivitas ekstrak etanol daun petai cina dan vitamin C Konsentrasi Abs.Kontrol Abs.Ekstrak % Aktivitas Ekstrak etanol daun petai cina 200 ppm 0,350 0,349 0,384 0,324 55,975 56,101 51,689 59,245 Mean 0,366 55,752 SD 0,038 3,103 0, 140 82,390 0,141 82,264 0,125 84,277 0,161 79.748 Ekstrak etanol daun petai cina 400 ppm Mean 0,159 82,170 SD 0,040 1,859 0,100 87,421 0,099 87,547 0,089 88,805 0,090 88,679 0,096 87,925 Ekstrak etanol daun petai cina 600 ppm Mean 0,095 88,075 SD 0,005 0,638 0,763 4,030 0,771 3,020 0,764 3,900 0,773 2,770 0,753 5,280 Vitamin C 2 ppm Mean 0,765 3,800 SD 0,008 0,990 0,646 20,000 0,641 19,370 0,616 22,520 0,599 24,470 0,637 19,870 Vitamin C 4 ppm Mean 0,628 21,246 SD 0,020 2,178 0,501 36,980 0,499 37,230 0,492 38,110 0,459 42,260 0,562 29,310 Vitamin C 8 ppm Mean 0,503 36,778 SD 0,037 4,686

2. Inhibitor Concentration 50 (IC 50 ) Inhibitor Concentration 50 (IC 50 ) adalah konsentrasi efektif zat dalam sampel yang dapat menghambat 50 % absorbansi DPPH. Harga IC 50 berbanding terbalik dengan kemampuan zat. Nilai r dan nilai IC 50 ekstrak etanol daun petai cina dan vitamin C didapatkan dari persamaan regresi linier, dengan memasukkan data konsentrasi zat uji dengan nilai rata-rata % aktivitas antioksidan masingmasing zat uji, dan didapatkan nilai A, B, dan r. Kemudian dihitung nilai IC 50 nya. Tabel 4: IC 50 Ekstrak etanol daun petai cina dan vitamin C Kesimpulan Sampel Konsentrasi Rata-rata % aktivitas IC 50 200 ppm 55,752% Ekstrak etanol 400 ppm 82,170% daun petai cina 600 ppm 88,075% 86,309 ppm 2 ppm 3,800 % Vitamin C 4 ppm 19,750 % 10,25 ppm 8 ppm 37,440% Secara teoritis, katagori antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk nilai IC 50 50-100 ppm, sedang jika nilai IC 50 100-150 ppm, rendah jika nilai IC 50 151-200 ppm, dan sangat rendah jika IC 50 bernilai>200 ppm. Semakin kecil nilai IC 50 berarti semakin kuat daya aktivitas antioksidannya. Berdasarkan tabel di atas, bahwa ekstrak etanol daun petai cina memiliki nilai IC 50 86,309 ppm yang dikategorikan ke dalam antioksidan kuat atau 12,5 % dibandingkan dengan vitamin C sebagai pembanding dengan nilai IC 50 10,25 ppm yang dikategorikan dalam antioksidan sangat kuat. Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth) dengan metode DPPH (2,2Dyphenyl-1- picrylhidrazyl), dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth) memiliki aktivitas sebagai antioksidan. 2. Ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth) memiliki daya antioksidan 12,5 % dibandingkan dengan vitamin C, dengan nilai IC 50 ekstrak etanol daun petai cina 86,309 ppm dan vitamin C 10,25 ppm.

Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan senyawa lain yang terkandung dalam daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth) yang dapat berguna sebagai antiokidan. 2. Perlu dilakukan penelitian antioksidan daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth) dengan membandingkan metode yang berbeda. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Kepada Bapak Asaat Pitoyo. S.Kp., M.Kes, selaku ketua STIKES NgudiWaluyo. 2. Kepada Bapak Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes., selaku ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo dan sekaligus selaku dosen pembimbing I. 3. Kepada Ibu Istianatus Sunnah, S. Farm., Apt., selaku dosen pembimbing II. DAFTAR PUSTAKA 1. Corwin, Elizabeth J., 2007. Handbook of Pathofisiology, 3 rd Ed.: Lippincot Williams & Wilkins. USA, 33 2. Brewer, M.S. 2011. Natural Antioxidant. In: Biotechnology for Medical Plants: Antioxidan in Medical Plants. Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 295 3. Hegarty MP, schinkel RD. Reaction of sheep to the consumption of Leucaenaglaucabenth and to its toxic principle mimosine. 4. Soerodjotanojo, 1983. Membina Usaha Perkebunan Lamtoro Gung. PN BalaiPustaka, Jakarta. 5. Markham, K. R., 1988. Cara mengidentifikasi flavonoid, olehpadmawinata, K., 10, 15, Penerbit ITB, Bendung