PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI KECAMATAN MOGA KABUPATEN PEMALANG

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KARTU TANI DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI. Oleh : Koko Widyat Moko H

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

ANALISIS KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN SEMARANG

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN

Perilaku Petani Terhadap Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

PERSEPSI PEREMPUAN TANI TERHADAP GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KABUPATEN SUKOHARJO

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2013 to user

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN SIKAP PETANI TERHADAP KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DI KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI

MINAT PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA PUTIH DI KABUPATEN GROBOGAN

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

PROFIL PETANI KELAPA SAWIT FOLA SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla) STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR PD RAMA PUTRA

III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA RAMBAH TENGAH BARAT KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KABUPATEN KAMPAR

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEREMAJAAN (REPLANTING) KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

III. METODE PENELITIAN A.

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

PEMAHAMAN PESERTA PADA PROGRAM MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) (Kasus pada peserta program MKRPL di Desa Singamerta)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

Contribution of Marginal Farmers to Support Accomplishment of Agricultural Development

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA USAHA PENGOLAHAN UBI MENJADI OPAK

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

Transkripsi:

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Eko Budi Hariyani, Totok Mardikanto, Hanifah Ihsaniyati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax.(0271) 637457 Email: ekobudihriyani@ymail.com Telp: 085725557697 Abstract: This study aims to 1) determine perceptually quality of farmers to GP3K program information, 2) identify the forming perceptions factors, 3) assess farmers 'perceptions of the GP3K program, 4) analyze the relationship between the factors forming the perception of farmers' perceptions of the GP3K program. The basic method of this study is descriptive survey technique. The research location is determined by the method of purposive the Jati Village Jaten subdistrict Karanganyar regency. Samples are choose by census, they are all of participant of GP3K program (40 Respondent). To determine the relationship between the forming perceptions factors with perceptions of farmers used partial correlation test.the results showed that 1) The perceptual farmers on the quality of information is high GP3K program, found that farmers information GP3K program have relevance, timely and accurate. 2) The forming perception factor is quite old age, formal education is medium, non-formal education is quite high, experience of respondents between medium and high, the motivation of respondents classified very high, the social environment of respondents is quite medium, the proximity of respondents to the program between low and medium. 3) Perception of farmers to GP3K program is high, both farmers' perceptions on the purpose, benefits and program activities 4) While based on the results of the partial correlation analysis (α = 0.05), there is a significant relationship between formal education and experience by farmers' perceptions of the program There is relationship which is not significant among age, formal education, motivation, social environment and proximity program with farmers' perceptions to GP3K program. However, significant at α = 0.2. Keyword: GP3K, Information, Perception, Farmers, Correlation. Abstrak: Penelitian bertujuan untuk 1) mengetahui perseptual petani terhadap kualitas informasi program GP3K, 2) mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk persepsi, 3) mengkaji GP3K, 4) menganalisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi program Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik survei. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive yaitu Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sensus yaitu peserta program kemitraan GP3K sebanyak 40 responden. Untuk mengetahui hubungan antara faktorfaktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani digunakan uji korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Perseptual petani terhadap kualitas informasi program GP3K tergolong tinggi yaitu petani berpendapat bahwa informasi program GP3K sudah relevans, tepat waktu dan akurat. 2) Faktor pembentuk persepsi yaitu umur tergolong tinggi, pendidikan formal tergolong sedang, pendidikan non formal tergolong sedang, pengalaman responden tergolong antara sedang dengan tinggi, motivasi responden tergolong sangat tinggi, lingkungan sosial responden tergolong sedang, kedekatan responden terhadap program tergolong antara rendah dengan sedang. 3) Persepsi petani terhadap program GP3K tergolong tinggi, baik persepsi petani pada tujuan, manfaat maupun kegiatan program 4) Sedangkan berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dengan (α=0,05), terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal dan pengalaman program Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara umur, pendidikan formal, motivasi, lingkungan sosial dan kedekatan program program Akan tetapi signifikan pada α=0,2. Kata Kunci: GP3K, Informasi, Persepsi, Petani, Korelasi.

PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk banyak yaitu mencapai 234,2 juta jiwa, angka ini mengindikasikan besarnya bahan pangan yang tersedia. Kebutuhan yang besar harus diimbangi peningkatan produksi pangan, namun saat ini terjadi penurunan produksi pangan karena produktivitas yang masih rendah dan peningkatan luas areal pertanian yang stagnan bahkan terus menurun. Program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi) adalah salah satu program ketahanan pangan yang bertujuan untukk mendorong produktivitas padi melalui penyediaan teknologi, modal, saprodi sesuai dengan kalender tanam dan jaminan harga serta jaminan hasil. Kabupaten Karanganyar adalah salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang telah menjalankan program Desa Jati merupakan desa yang pertama kali menjalankan program GP3K di Kecamatan Jaten, tidak semua anggota kelompok tani di Desa Jati mengikuti program Sebanyak 40 petani menjadi peserta program GP3K dari 338 jumlah petani yang ada di Desa Jati. Komunikasi antara penyuluh lapang dengan petani harus berjalan dengan efektif agar informasi tentang program GP3K mampu mendorong petani untuk mempersepsikan program GP3K dengan baik pula. Persepsi petani terhadap program GP3K sangat penting, karena petani adalah pelaku utama dalam kegiatan program Komunikasi antara penyuluh lapang dengan petani harus berjalan dengan efektif agar informasi tentang program GP3K yang telah diperoleh petani mampu mendorong petani dalam mempersepsikan suatu obyek atau peristiwa yang mereka alami dengan baik. Petani akan mengambil keputusan untuk mengikuti kegiatan program GP3K, dan akan membentuk sikap petani untuk berpartisipasi dalam program Persepsi petani terhadap program GP3K sangat penting, karena petani adalah pelaku utama dalam kegiatan program Tujuan dari penelitian ini untuk 1) Mengetahui kualitas informasi program GP3K secara perseptual yang diterima oleh petani di desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, 2)Mengidentifikasi faktor faktor pembentuk persepsi petani peserta program GP3K di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, 3) Mengkaji persepsi petani terhadap Program GP3K di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, 4) Menganalisis hubungan antara faktor faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap program GP3K di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang memusatkan pada pengumpulan datadata kuantitatif yang berupa angkaangka yang kemudian dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis kuantitatif yang berupa analisis statistika maupun dengan menggunakan perhitungan matematika (Mardikanto, 2001). Penelitian dengan menggunakan teknik penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Soffian Effendi (2006) teknik penelitian survei yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil dari suatu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Penentuan lokasi dengan metode purposive yaitu secara sengaja sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa Desa Jati merupakan desa yang pertama kali menjalankan program GP3K (Tahun 2011) di Kecamtan Jaten. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi peserta program kemitraan GP3K yang ada di Desa Jati sebanyak 40 petani. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sensus sesuai dengan tujuan penelitian yaitu 40 responden. Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari responden dengan alat bantu kuisioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.analisis data menggunakan median score dan korelasi parsial. Rumus median score, yaitu dengan menentukan nilai tengah dari data yang sudah diurutkan. Sedangkan rumus korelasi parsial sebagai berikut: r yxz =...(1) Dimana r yxz adalah korelasi antara X dengan Y mengendalikan Z, r yx adalah korelasi antara X dengan Y, r yz adalah korelasi antara Z dengan Y, r xz adalah korelasi antara X dengan Z. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Jati Kecamatan Jaten merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Karanganyar dengan luas wilayah 265,4700 Ha. Desa Jati memiliki 18 dukuh, 8 Rukun kampung (RK), dan 39 Rukun tetangga (RT). Kelembagaan petani yang ada di Desa Jati Kecamatan Jaten adalah Kelompok Tani (POKTAN) antara lain bernama Rukun Makaryo, Rukun Makarti dan Bangun Coro. Keberadaan 49 buah toko dan 2 unit Koperasi Simpan Pinjam merupakan indikasi bahwa perekonomian warga Desa Jati mengalami pertumbuhan hanya di sarana toko saja sedangkan di sarana koperasi simpan pinjam masih sangat sedikit. Kelembagaan yang ada antara lain sekolah, tempat ibadah dan sarana kesehatan. Sebanyak 8,5 % penduduk di Desa Jati bermata pencaharian sebagai petani, baik petani pemilik penggarap maupun sebagai buruh tani. Selain bercocok tanam di sawah, ada beberapa petani yang memelihara hewan untuk pekerjaan sampingan. Kualitas Informasi Tabel 1. Kualitas Informasi Program GP3K menurut Responden No Kategori Kualitas Informasi Total Skor Jumlah Median Responden Prosentase (%) 1 Sangat rendah 1 0 0 2 Rendah 2 0 0 3 Sedang 3 6 15 4 Antara sedang dan tinggi 3,5 6 15 5 Tinggi 4 21 52,5 4 6 Antara tinggi dan sangat tinggi 4,5 3 7,5 7 Sangat tinggi 5 4 10 Sumber: Analisis Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa kualitas informasi program GP3K yang diterima responden dalam kategori tinggi dengan nilai median 4 dan prosentase 52,5 %. Arti median ini adalah petani beranggapan bahwa informasi program GP3K relevan, tepat waktu dan akurat. Informasi ini dapat membantu petani dalam pengambilan keputusan terkait program Semakin beragam media informasi yang diperoleh petani terkait tentang program GP3K maka semakin baik pula persepsi petani terhadap program Untuk itu perlu adanya dukungan dari petani untuk menyampaikan informasi ini ke petani lain agar mereka dapat mempertimbangkan keikutsertaan mereka dalam kegiatan program Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Petani Tabel 2. Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi No Faktor-faktor pembentuk persepsi Median skor 1 Umur 4 2 Pendidikan formal 3 3 Pendidikan non formal 3 4 Pengalaman 3,5 5 Motivasi 5 6 Lingkungan sosial 3 7 Kedekatan program 2,5 Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa umur memiliki nilai median skor 4 yang artinya umur responden dalam penelitian ini antara 46 55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur mempengaruhi responden dalam merespon informasi dan kemampuan fisik dalam berusahatani. Ada beberapa petani yang ingin meningkatkan usahataninya dengan mengakses infromasi di bidang pertanian di luar kegiatan penyuluhan maupuan pelatihan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat soekartawi (1988) bahwa semakin muda petani mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang mereka belum ketahui sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan perubahan terhadap inovasi baru walaupun mereka belum berpengalaman dalam inovasi tersebut. Pendidikan formal memiliki median skor 3 yang artinya responden berpendidikan SMP, meskipun hanya berpendidikan SMP petani antusias untuk mengikuti suatu kegiatan baik yang dilakukan di kelompok tani maupun gapoktan. Tingkat pendidikan responden akan mempengaruhi kemampuan responden untuk menerima inovasi yang diberikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan (formal dan non formal), diharapkan pola berpikir semakin rasional (Prayitno, 1986). Pendidikan non formal memiliki nilai median skor 3 yang artinya responden mengikuti 4 6 kali pertemuan, dan tidak ada responden yang yang tidak pernah mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan pelatihan dan penyuluhan sangat penting bagi petani, karena melalui pertemuan yang rutin diadakan

petani dapat bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi, memperoleh informasi yang berguna bagi usahataninya, bimbingan, saran bahkan petunjuk yang berkaitan dengan budidaya tanaman, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan dalam mengelola usahataninya. Pengalaman responden terhadap program pemerintah memiliki nilai median skor 3,5 yang artinya minat petani terhadap program pemerintah tergolong baik. Pengalaman dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi petani dalam menambah pengetahuan dan inovasi akan teknologi baru yang belum pernah diterapkan oleh petani dalam usahataninya. Pengalaman juga dapat dijadikan petani sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Respon petani pun cukup baik terhadap program yang telah mereka jalankan. Motivasi responden memiliki nilai median skor 5 yang artinya responden memiliki motivasi atas dasar kemauan diri sendiri. Hal ini karena motivasi responden untuk maju dan meningkatkan produksinya. Responden merasa sangat terbantu dengan mendapatkan bantuan kredit modal bunga lunak sebesar 6% per tahun dan dibayar setelah panen. Selain itu, persyaratan untuk mengikuti program GP3K yang mudah yaitu dengan mengajukan diri ke ketua kelompok tani yang nantinya akan diajukan ke instansi yang bersangkutan oleh ketua kelompok tani. Lingkungan sosial petani memiliki nilai median skor 3 yang artinya responden memiliki lingkungan sosial yang cukup baik. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi petani untuk bisa menerima inovasi baru atau informasi baru yang mampu menambah pengetahuan dan wawasan petani tentang usahataninya. Lingkungan sosial mampu membentuk petani untuk menjadi petani yang lebih maju dan modern, sehingga petani dapat meningkatkan produktivitas usahataninya. Lingkungan sosial juga berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh petani. Kedekatan petani terhadap program memiliki nilai median skor 2,5 yang artinya kedekatan responden antara rendah dengan sedang. Responden mempunyai kedekatan secara geografis yang cukup baik terhadap program Namun frekuensi untuk mengakses informasi tentang program GP3K sangat rendah. Hal ini karena keberagaman media informasi yang masih terbatas. Persepsi Petani Terhadap Program GP3K di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Tabel 3. Tingkat Persepsi Petani terhadap Program GP3K No Kategori Skor Jumlah Median Responden Prosentase (%) 1 Sangat buruk 1 0 0 2 Buruk 2 0 0 3 Cukup baik 3 11 27,5 4 Baik 4 29 72,5 4 5 Sangat baik 5 0 0 Sumber: Analisis Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa persepsi petani terhadap program GP3K dalam kategori baik dengan nilai median 4 dan prosentase 72,5 %. Arti dari median ini adalah program GP3K merupakan program yang baik sesuai dengan kebutuhan petani. Petani beranggapan bahwa program GP3K adalah program yang baik. Hal ini dikarenakan ada kerjasama antara petani dengan PT Pertani. Petani sebagai pelaku dalam program GP3K sedangkan PT Pertani sebagai penyedia saprodi dan membeli hasil panen dari petani yang mengikuti program Petani juga berpersepsi baik pada tujuan, manfaat dan kegiatan program Hubungan Antara Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi Dengan Persepsi Petani Terhadap Program GP3K Hubungan Faktor Pembentuk Persepsi dengan Kualitas Informasi. Tabel 4. Hubungan antara Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi Dengan Kualitas Informasi. No Faktor pembentuk persepsi Kualitas informasi R t hitung 1 Umur.054 0.037 2 pendidikan formal.502 ** 2.802 3 pendidikan non formal.389 * 2.215 4 pengalaman.661 ** 3.584 5 motivasi.453 ** 2.250 6 lingkungan sosial.702 ** 3.777 7 kedekatan program.381 * 2.172 Sumber: Analisia Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa ada hubungan korelasi yang positif dan cukup kuat antara faktor pembentuk persepsi dengan kualitas infromasi yang diterima oleh petani. Akan tetapi tidak terlihat pada faktor umur responden, umur mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan korelasi yang sangat lemah terhadap kualitas informasi yang diterima oleh petani. Hal ini berarti umur responden berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas informasi yang diterima. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa baik petani yang berusia produktif maupun non produktif akan berperseptual baik terhadap informasi program Kualitas informasi yang diterima oleh petani dipengaruhi oleh keberagaman media informasi dan berita yang berkembang di petani terkait program

Fakt or Pem bent uk Pers epsi Controling Hubungan Faktor Pembentuk Persepsi dengan Persepsi Petani Terhadap Program Tabel 5. Hubungan Antara Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi Dengan Tingkat Persepsi Petani Terhadap Program Persepsi Petani Terhadap Program GP3K * controling kualitas informasi Y1 Y2 Y3 Ytotal No No No c No Controling Controling Controling controling controling ontroling controling R t hit R t hit R t hit R t hit R t hit R t hit R t hit R t hit X1.219 1.284.212 1.245.127 0.756.137 0.815.222 1.301.217 1.273.249 1.453.227 1.329 X 2.264 1.536.417 ** 2.643.313 ** 1.806.490 ** 2.741.118 0.704.351 * 2.021.276 1.603.502 ** 2.801 X3.465 ** 2.612.573 ** 3.157.487 ** 2.725.585 ** 3.216.329 * 1.891.463 ** 2.602.530 ** 2.945.624 ** 3.406 X4.527 ** 2.928.698 ** 3.759.171 1.010.449 ** 2.530.172 1.017.458 ** 2.576.350 * 2.007 6.20 ** 3.387 X5.162 0.959.374 * 2.135.222 1.301.403 * 2.289.154 0.913.356 * 2.039.226 1.324.442 ** 2.493 X6.212 1.245.519 ** 2.888 -.053-0.322.327 * 1.882 -.042-0.255.345 * 1.980.035 0.211.461 ** 2.592 X7.111 0.662.299 1.729.115 0.686.287 1.663.204 1.199.362 * 2.071.195 1.148.380 * 2.167 **. Correlation is significant at the 0,01 levels *. Correlation is significant at the 0,05 levels Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Keterangan X1 : Umur Y1 : Persepsi terhadap Tujuan program GP3K X2 : Pendidikan Formal Y2 : Persepsi terhadap Manfaat program GP3K X3 : Pendidikan Non-Formal Y3 : Persepsi terhadap Kegiatan program GP3K X4 : Pengalaman Ytotal : Persepsi petani terhadap program GP3K X5 : Motivasi Df : 37 ; = 0,05 ; t Tabel : 2,026 X6 : Lingkungan sosial Df : 37 ; = 0,1 ; t Tabel : 1,687 X7 : Kedekatan program Df : 37 ; = 0,2 ; t Tabel : 1,305 Hubungan antara umur dengan Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara umur program Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa umur belum terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan persepsi petani terhadap program GP3K, tapi terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa bertambahnya umur responden berpengaruh tidak signifikan dengan persepsi petani terhadap program Baik petani produktif maupun non produktif mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan aktif dalam program Umur di antara 25-34 tahun dan 40-45 tahun adalah merupakan umur yang bisa menimbulkan persepsi puas terhadap pekerjaan. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal baru dalam menjalankan usahataninya (As`ad dalam Hernanto, 1984).

Hubungan antara pendidikan formal program Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan formal program Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal belum terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan GP3K, tapi terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan responden berpengaruh tidak signifikan program Kondisi di lapang menunjukkan bahwa tingkat petani yang sedang dan memiliki tingkat persepsi yang cukup baik terhadap program Hubungan antara pendidikan non formal dengan persepsi petani terhadap program Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal dengan persepsi petani terhadap program Hal ini menunjukkan semakin banyak petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan maka akan semakin baik pula Karena dengan mengikuti kegiatan penyuluhan atau pelatihan, beragam informasi mudah didapatkan seperti program GP3K yang diperlukan petani dapat dengan mudah diperoleh, sehingga ikut mempengaruhi keputusan petani dalam memanfaatkan program Hubungan antara pengalaman program Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman program Hal ini menunjukkan semakin tinggi pengalaman responden dalam mengikuti program-program pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah maka akan semakin baik Rakhmat (2005) mengatakan bahwa pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi. Pengalaman dapat bertambah melalui rangkaiana peristiwa yang dialami selama mengikuti program-program pertanian, sehingga nantinya dapat mempengaruhi tingkat Hubungan antara motivasi program Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi program Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belum terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan persepsi petani terhadap program GP3K, tapi terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 80%. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa responden yang berpersepsi baik adalah petani yang memiliki motivasi tinggi dimana mereka mempunyai dorongan yang kuat dari diri mereka sendiri untuk mengambil keputusan atau tindakan dalam mengikuti program Petani memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk maju dam berkembang dalam usahataninya, karena itu petani selalu ingin mencoba hal-hal baru yang

mereka anggap dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini mendorong petani untuk mengikuti program Hubungan antara lingkungan sosial program Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara lingkungan sosial program Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belum terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan persepsi petani terhadap program GP3K, bahkan belum terdapat hubungan yang signifikan juga pada tingkat kepercayaan 80%. Lingkungan sosial dalam hal ini berasal dari banyaknya elemen masyarakat yang memberikan informasi terkait program GP3K maupun informasi pertanian lainnya kepada petani. Selain itu keberagaman media informasi yang dapat mendukung petani untuk memperoleh informasi tersebut. Hal ini membuat petani berpersepsi baik terhadap program GP3K, karena mereka beranggapan bahwa informasi yang diberikan untuk memanfaatkan program GP3K sudah cukup baik. Hubungan antara kedekatan program dengan persepsi petani terhadap program Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kedekatan program dengan persepsi petani terhadap program Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kedekatan program belum terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95% program GP3K, tapi terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 80%. Tingkat kedekatan yang dalam hal ini adalah mengetahui kedekatan secara geografis petani serta frekuensi petani dalam mengakses informasi program Informasi ini penting karena menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan petani untuk mengikuti program Dan informasi ini juga akan mempengaruhi pembentukan persepsi petani terhadap program Hubungan antara Kualitas Informasi sebagai Varibel Intervening dengan Persepsi Petani Terhadap Program Tabel. 6. Hubungan Antara Kualitas Informasi sebagai Variabel Intervening Dengan Persepsi Petani Terhadap Program Kualitas Persepsi petani terhadap program GP3K Informasi Y1 Y2 Y3 Y Total R.561 **.512 **.528 **.629 ** t hitung 3.098 2.852 2.933 3.430 **. Correlation is significant at the 0,01 levels *. Correlation is significant at the 0,05 levels Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Keterangan : Y1 : Persepsi terhadap Tujuan program GP3K Y2 : Persepsi terhadap Manfaat program GP3K Y3 : Persepsi terhadap Kegiatan program GP3K Ytotal : Persepsi petani terhadap program GP3K

Berdasarkan Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan korelasi yang positif, kuat dan signifikan antara kualitas informasi program Hal ini berarti persepsi petani terhadap program GP3K secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diterima oleh petani, sehingga semakin baik perseptual petani terhadap kualitas informasi yang diterima oleh petani maka semakin baik juga persepsi petani terhadap program Kondisi di lapang menunjukkan bahwa petani mempunyai perseptual yang baik terhadap kualitas informasi yang mereka terima. Petani juga mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap program GP3K, baik terhadap tujuan program, manfaat program maupun kegiatan program KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kualitas informasi program GP3K (perseptual) yang diterima oleh petani program tergolong tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi GP3K yaitu: umur tergolong tinggi (46-55 tahun), pendidikan formal tergolong sedang (SMP), pendidikan non formal tergolong sedang (4-6 kali), pengalaman responden tergolong antara sedang dengan tinggi, motivasi responden tergolong sangat tinggi, lingkungan sosial responden tergolong sedang, kedekatan responden terhadap program tergolong antara rendah dengan sedang. Persepsi petani terhadap program GP3K tergolong tinggi, baik persepsi petani pada tujuan, manfaat maupun kegiatan program Hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dan kualitas informasi dengan persepsi petani terhadap program GP3K yaitu: 1) terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan kualitas informasi. Akan tetapi tidak terlihat pada faktor umur. 2) hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap program GP3K dengan kualitas informasi sebagai variabel tetap. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal dan pengalaman dengan 3) terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas informasi program Saran 1)Bagi petani perlu lebih aktif dalam mencari informasi tentang program GP3K maupun informasi di bidang pertanian lainnya baik melalui penyuluhan maupun media lainnya agar menambah wawasan dan pemahaman, sehingga kualitas informasi petani secara perseptual menjadi lebih baik lagi, 2)Bagi pemerintah, PPL dan PT Pertani perlu meningkatkan keberagaman media informasi baik tentang program GP3K maupun program lainnya agar petani dapat memperoleh sumber informasi lebih banyak lagi yang sesuai dengan preferansi petani. DAFTAR PUSTAKA Hernanto, F. 1984. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Mardikanto, T.2001. Prosedur Penelitian Pembangunan. Prima Theresia Presindo : Surakarta. Mulyana, D. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Prayitno, H dan Lincolin. 1986. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta. Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Soekartawi. 1988. Prisip Dasar Komunikasi Pertanian. Bogor. IPB. Singarimbun, M dan S.Effendi. 2006. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. LP3ES : Jakarta.