Analisis Rangkaian Listrik

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Rangkaian Listrik

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Analisis Rangkaian Listrik

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Analisis Rangkaian Listrik

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

Universitas Medan Area

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

KONSTRUKSI GENERATOR DC

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

TUGAS PERTANYAAN SOAL

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

atau pengaman pada pelanggan.

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MENGUKUR RESISTANSI BELITAN MEDAN DAN ROTOR

Klasifikasi Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB II GENERATOR SINKRON

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tegangan Gerak Listrik dan Kaidah Kirchhoff

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Transkripsi:

Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik ()

Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis rangkaian yang dapat memberikan gambaran keadaan nyata. Rangkaian yang akan kita bahas meliputi rangkaian-rangkaian pemrosesan energi. Pemrosesan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu teknologi arus searah, teknologi arus bolak-balik, dan teknologi pulsa. Mengenai teknologi yang terakhir ini, tidak termasuk dalam cakupan buku ini; kita dapat mempelajarinya pada pelajaran lain. Teknologi arus bolak-balik dengan sinyal sinus merupakan teknologi yang sangat luas dipakai dalam pembangkitan maupun penyaluran energi listrik, namun rangkaian arus bolak-balik ini akan kita pelajari di bab lain; di bab ini kita hanya akan melihat rangkaian pemroses energi dengan tegangan dan arus searah, yang kita sebut rangkaian arus searah. Dalam rekayasa praktis, rangkaian pemroses energi yang pada umumnya merupakan rangkaian berbentuk tangga, digambarkan dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan diagram satu garis. agaimana diagram ini dikembangkan, akan kita lihat pula di bab ini. akupan bahasan dalam bab ini meliputi alat ukur dan pengukuran arus searah, saluran dan jaringan distribusi daya arus searah, penyediaan batere sebagai sumber tenaga arus searah. Dengan mempelajari rangkaian pemroses energi ini, kita akan mampu menghitung parameter penyalur daya arus searah. mampu melakukan perhitungan penyaluran daya arus searah. mampu melakukan analisis rangkaian arus searah yang diberikan dalam bentuk diagram satu garis. mampu melakukan perhitungan dalam susunan batere... Pengukur Tegangan dan rus Searah Salah satu jenis alat pengukur tegangan dan arus searah adalah jenis kumparan berputar yang terdiri dari sebuah kumparan yang berada dalam suatu medan magnetik permanen. Kumparan yang disangga

oleh sumbu dan dilengkapi dengan pegas ini akan berputar apabila ia dialiri arus. Perputaran akan mencapai kududukan tertentu pada saat momen putar yang timbul akibat adanya interaksi medan magnetik dan arus kumparan, sama dengan momen lawan yang diberikan oleh pegas. Sudut pada kedudukan seimbang ini kita sebut sudut defleksi. Defleksi maksimum terjadi pada arus maksimum yang diperbolehkan mengalir pada kumparan. Karena kumparan harus ringan, ia harus dibuat dari kawat yang halus sehingga arus yang mengalir padanya sangat terbatas. Kawat kumparan ini mempunyai resistansi yang kita sebut resistansi internal alat ukur. Walaupun arus yang melalui kumparan sangat terbatas besarnya, namun kita dapat membuat alat ukur ini mampu mengukur arus sampai ratusan amper dengan cara menambahkan resistor paralel (shunt). Terbatasnya arus yang diperbolehkan melalui kumparan juga berarti bahwa tegangan pada terminal kumparan juga sangat terbatas; namun dengan menambahkan resistansi seri terhadap kumparan, kita dapat membuat alat ukur ini mampu mengukur tegangan sampai beberapa ratus volt. O TOH-.: Sebuah alat ukur kumparan berputar mempunyai resistansi internal Ω dan berdefleksi maksimum jika arus yang mengalir pada kumparan adalah 5 m. Tentukan resistansi seri yang harus ditambahkan agar alat ini mampu mengukur tegangan sampai 75. Penyelesaian : Ω Dengan penambahan resistor seri R R s terjadi pembagian tegangan s antara R s dengan kumparan; v 75 dengan memilih nilai R s yang tepat tegangan pada kumparan tetap pada batas yang diijinkan. Rangkaian alat ukur menjadi seperti gambar berikut. Dengan arus pada kumparan dibatasi pada 5 m, maka: 75 75 5 Rs 499 Ω R s 5 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

O TOH-.: lat ukur kumparan berputar pada contoh-.. (yang memiliki resistansi internal Ω dan defleksi maksimum terjadi pada arus kumparan 5 m) hendak digunakan untuk mengukur arus sampai. Tentukan nilai resistasi shunt yang diperlukan. Penyelesaian: Dengan penambahan shunt R sh akan terjadi pembagian arus antara R sh dengan kumparan. Dengan memilih nil R sh yang tepat, arus yang mengalir pada kumparan tetap dalam batas yang diijinkan. Rangkaian alat ukur dengan shunt terlihat pada gambar berikut. Dengan arus kumparan 5 m, maka : Ω sh 5 sh 5 m R sh R sh sh 5 5 5,5.. Pengukuran Resistansi Salah satu metoda untuk mengukur resistansi adalah metoda voltmeter-amperemeter. Dalam metoda ini nilai resistansi dapat dihitung dengan mengukur tegangan dan arus secara simultan. Dalam contoh berikut ini diberikan dua macam rangkaian yang biasa digunakan untuk mengukur resistansi dengan metoda voltmeter-amperemeter. O TOH-.: Resistansi R x hendak diukur dengan menggunakan dua macam rangkaian berikut ini. Jika resistansi internal voltmeter dan amperemeter masing-masing adalah R dan R dan penunjukan voltmeter dan amperemeter adalah dan, hitunglah R x pada kedua macam cara pengukuran tersebut. R sh Ω R x a). b).

Penyelesaian : Untuk rangkaian a), tegangan pada R x adalah sedangkan arus yang melalui R x adalah x R sehingga R x x ( / R ) Jika pengukuran dilakukan dengan menggunakan rangkaian b), arus yang melalui R x adalah sedangkan tegangan pada R x adalah sehingga Pemahaman : R x x x R R R Kesalahan pengukuran akan kecil dan nilai R x dapat dinyatakan dengan R x / jika R cukup besar pada rangkaian a) atau R cukup kecil pada rangkaian b)... Resistansi Kabel Penyalur Daya Kabel digunakan sebagai penyalur daya dari sumber ke beban. Setiap ukuran dan jenis kabel mempunyai batas kemampuan pengaliran arus yang tidak boleh dilampaui; arus yang melebihi batas akan menyebabkan pemanasan pada kabel yang akan memperpendek umur kabel. Di samping itu, resistansi konduktor kabel akan menyebabkan terjadinya beda tegangan antara sumber dan beban. Oleh karena itu pemilihan ukuran kabel harus disesuaikan dengan besarnya beban. Selain resistansi konduktor, resistansi isolasi kabel juga merupakan parameter yang harus diperhatikan; menurunnya resistansi isolasi akan menyebabkan kenaikan arus bocor. O TOH-.4: Resistansi konduktor suatu kabel sepanjang 5 m pada o adalah.58 Ω dan resistansi isolasinya adalah 975 MΩ. arilah resistansi konduktor dan isolasinya per kilometer. 4 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

Penyelesaian : Resistansi konduktor sebanding dengan panjangnya sesuai dengan relasi R ρl/, maka resistansi konduktor per kilometer adalah R konduktor,58,6 Ω per km. Resistansi isolasi adalah resistansi antara konduktor dan tanah (selubung kabel). Luas penampang isolasi, yaitu luas penampang yang dilihat oleh konduktor ke arah selubung, berbanding terbalik terhadap panjang kabel; makin panjang kabel, makin kecil resistansi isolasinya. Resistansi isolasi kabel per kilometer adalah R isolasi ( / ) 975 488 MΩ per km. O TOH-.5: Dua penggalan kabel, masing masing mempunyai resistansi konduktor,7 Ω dan,5 Ω dan resistansi isolasi MΩ dan 6 MΩ. Jika kedua penggalan kabel itu disambungkan untuk memperpanjang saluran, berapakah resistansi konduktor dan isolasi saluran ini? Penyelesaian : Karena disambung seri, resistansi total adalah : R konduktor,7,5, Ω Sambungan seri kabel, menyebabkan resistansi isolasinya terhubung paralel. Jadi resistansi isolasi total adalah : R isolasi 6 MΩ 6.4. Penyaluran Daya Melalui Saluran Udara Selain kabel, penyaluran daya dapat pula dilakukan dengan menggunakan saluran di atas tanah yang kita sebut saluran udara. Saluran udara ini dipasang dengan menggunakan tiang-tiang yang dilengkapi dengan isolator penyangga atau isolator gantung yang biasanya terbuat dari keramik atau gelas. Konduktornya sendiri dapat merupakan konduktor tanpa isolasi (telanjang) dan oleh karena itu permasalahan arus bocor terletak pada pemilihan isolator penyangga di tiang-tiang dan hampir tidak terkait pada panjang saluran sebagaimana yang kita jumpai pada kabel. 5

O TOH-.6: Dari suatu gardu distribusi dengan tegangan kerja 55 disalurkan daya ke dua rangkaian kereta listrik. Dua rangkaian kereta tersebut berada masing-masing pada jarak km dan km dari gardu distribusi. Kereta pertama mengambil arus 4 dan yang ke-dua. Resistansi kawat saluran udara adalah,4 Ω per km, sedangkan resistansi rel sebagai saluran balik adalah, Ω per km. Tentukanlah (a) tegangan kerja di masing-masing kereta, (b). Daya yang diserap saluran (termasuk rel). Penyelesaian : Diagram rangkaian listrik dari sistem yang dimaksudkan dapat digambarkan seperti di bawah ini. Gardu Distribusi 55 46,4Ω,Ω km a). Tegangan kerja kereta pertama ( ) dan kereta kedua ( ) adalah: 55 6(,4,) 54, (,8,6) 57 b). Daya yang diserap saluran adalah.5. Diagram Satu Garis 4 km,8ω,6ω (,4Ω/km) (,Ω/km) p saluran 6 (,4,) (,8,6) 89 W,89 kw Penggambaran saluran distribusi seperti pada contoh.6. di atas dapat dilakukan dengan lebih sederhana, yaitu menggunakan diagram satu garis. ara inilah yang sering dilakukan dalam praktik. Satu saluran digambarkan dengan hanya satu garis saja, beban dinyatakan dengan kebutuhan daya atau besar arusnya. Posisi gardu dan beban-beban dinyatakan dalam panjang saluran ataupun resistansi saluran. Resistansi saluran dinyatakan sebagai resistansi total yaitu jumlah resistansi kawat kirim dan resistansi kawat balik. 6 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

Sebagai contoh, diagram satu garis dari sistem penyaluran daya pada contoh.6. dapat kita gambarkan sebagai berikut. 55 km km 4 (resistansi saluran.4ω/km) O TOH-.7: Suatu saluran distribusi kawat dicatu dari kedua ujungnya ( dan D) dengan tegangan 55 dan 5. eban sebesar dan 8 berada di titik simpul dan seperti terlihat pada diagram satu garis berikut. Resistansi yang tertera pada gambar adalah resistansi satu kawat. Tentukanlah tegangan di tiap titik beban ( dan ) serta arus di tiap-tiap bagian saluran. Penyelesaian: atau 55 Dengan memperhitungkan saluran balik, resistansi saluran menjadi dua kali lipat. Persamaan tegangan simpul untuk simpul dan adalah 7 65 5, 85,,4Ω,86Ω 4,Ω,5Ω,5Ω 8 65 5, 85, 5, 5, 7 4 85, 5, 47, 5, rus pada segmen, dan D adalah : D 55 5, 85 ; R, 85 ; D 8 95 7

Penurunan Diagram Satu Garis. agaimana mungkin metoda tegangan simpul dapat kita aplikasikan pada rangkaian yang digambarkan dengan diagram satu garis? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita lihat diagram rangkaian sebenarnya (dua kawat) sebagai berikut. D R R D R R R D R D D D Jika simpul dan serta dan kita pandang sebagai dua simpul super, maka untuk keduanya berlaku dan D D Karena (hubungan seri), maka haruslah dan oleh karenanya D D Dengan kesamaan arus-arus ini maka aplikasi HTK untuk setiap mesh pada rangkaian di atas akan memberikan yang dapat ditulis sebagai R R DRD D DD R D R R D ( R R ) ( R R ) ( R R ) D Tiga persamaan terakhir ini tidak lain adalah persamaan rangkaian yang berbentuk : D DD 8 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

D D R R R R R D R D Dengan mengambil simpul sebagai simpul referensi kita dapat memperoleh persamaan tegangan untuk simpul dan sebagai R R R R R R R R R R D RD R D R R RD RD nilah persamaan tegangan simpul dan yang dapat kita peroleh langsung dari diagram satu garis : D R R R R R D R D D Jadi, dengan menambahkan resistansi saluran balik pada saluran kirim, maka saluran balik tidak lagi mengandung resistansi. Dengan demikian saluran balik ini dapat kita pakai sebagai simpul referensi yang bertegangan nol untuk seluruh panjang saluran balik tersebut. Dengan cara demikian ini, maka kita dapat memperoleh persamaan tegangan simpul langsung dari diagram satu garis tanpa harus menggambarkan diagram rangkaian sebenarnya, dengan catatan bahwa yang dimaksud dengan tegangan simpul adalah tegangan antara saluran pengirim dan saluran balik di lokasi yang sama..6. Jaringan Distribusi Daya Penyaluran daya listrik dapat bermula dari satu sumber ke beberapa titik beban ataupun dari beberapa sumber ke beberapa titik beban. Jaringan penyaluran daya ini, yang disebut jaringan distribusi daya, dapat berbentuk jaringan radial, mesh, atau ring. Ke-tiga bentuk 9

jaringan tersebut akan kita lihat secara berturut-turut dalam contoh berikut. O TOH-.8: Tiga beban di, X 5, dan, masing-masing memerlukan arus 5,, dan 6,4Ω dicatu dengan jaringan radial,5ω dari sumber X yang tegangannya 5. Penyaluran,Ω 6 daya dari sumber ke beban 5 dilakukan melalui saluran yang resistansi totalnya (saluran pengirim dan saluran balik) diperlihatkan pada gambar. arilah tegangan masing-masing beban dan daya diserap saluran pada tiap cabang saluran. Penyelesaian : X,5 5 47,5 ; 5, 48 ; 5,4 6 47,6 px (5),5 5 W; px (6),4 44 W px (), 4 W; O TOH-.9: Titik beban dan serta dan pada contoh.8, dihubungkan dengan interkonektor yang resistansi masing-masing terlihat pada gambar di samping ini. arilah tegangan masing-masing beban dan daya diserap saluran pada tiap cabang saluran dan interconnector, serta arus saluran. X,5Ω,Ω 5,Ω 5,4Ω,5Ω 6 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

Penyelesaian : Persamaan tegangan simpul untuk simpul,, dan adalah,4,5 6,5,4,,5,,5,,,5, 5,,5 X X X 65 6 95 5 8 5 5 Dari sini kita peroleh 47,58 47,75 495 ; 47,75 7 47,64 9 ; 47,6 Daya diserap saluran adalah W 46,4,4 47,6) (5 W 5,6, 47,75) (5 W 7,5 47,58) (5 ) ( X X X X X p p R p 954 9 495 5 7 857 744 495 95 8

( ) p, (47,58 47,75),, W (47,75 47,6) p, W,5 rus pada saluran: ( X ) (5 47,58) X 48,4 RX,5 (5 47,75) X,5, (5 47,6) X 59,,4 O TOH-.: Gambar berikut ini adalah diagram satu garis jaringan distribusi dengan sumber-sumber yang dinyatakan sebagai arus masuk ke jaringan dan beban-beban dinyatakan dengan arus keluar dari jaringan. Pada jaringan berstruktur cincin ini, hitunglah arus-arus pada tiap cabang saluran. 8,Ω,Ω,Ω 7 D 6,Ω, F,Ω E 4 5 6 6 Penyelesaian : plikasi HTK untuk loop dan HK untuk lima simpul memberikan persamaan dalam bentuk matriks sebagai berikut : Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

,,,,,, 4 5 6 7 8 6 6 Eliminasi Gauss memberikan : 4 6 7 4 5 6 7 5 9 45 8 Dari sini kita peroleh : 6 8 ; 5 9 ; 9 ; 4 ; 4 ; Tanda negatif : arah arus berlawanan dengan arah referensi..7. atere atere merupakan sumber daya arus searah yang banyak digunakan, terutama untuk daya yang tidak terlalu besar serta keadaan darurat. Untuk daya besar, susunan batere dicatu oleh sumber arus searah yang diperoleh dari penyearahan arus bolak-balik. erikut ini kita akan melihat penyediaan batere, sedangkan penyearahan arus bolakbalik akan kita lihat pada sub-bab berikutnya mengenai rangkaian dengan dioda. Suatu batere tersusun dari sel-sel yang merupakan sumber daya searah melalui konversi energi kimia. Setiap sel mempunyai tegangan yang tidak besar dan oleh karena itu untuk memperoleh tegangan sumber yang kita inginkan, kita harus menyususn sel-sel itu menjadi suatu susunan batere. Sebagai contoh, sumber daya untuk mobil merupakan sumber dengan tegangan yang

tersusun dari 6 sel terhubung seri dan masing-masing sel bertegangan volt. Penyediaan batere haruslah diusahakan optimal baik dilihat dari pertimbangan ekonomis maupun teknis. erikut ini suatu contoh perhitungan penyediaan batere. O TOH-.: Suatu susunan batere diperlukan untuk memberikan arus sebesar 6 pada beban resistif sebesar,7 Ω. Jika sel-sel yang tersedia mempunyai ggl (emf), dengan resistansi internal,5 Ω, tentukanlah jumlah sel dan susunannya. Penyelesaian : Jika kita anggap susunan batere kita sebagai suatu R Th Th sumber Thévenin, maka untuk mencapai transfer daya maksimum resistansi Thévenin harus sama dengan resistansi beban, yaitu R Th R beban,7 Ω Karena arus ditetapkan sebesar 6, maka sumber tegangan Thévenin, Th, haruslah Th 6 (,7,7) 8,4 Sel yang tersedia mempunyai ggl, sehingga diperlukan 4 buah sel dihubungkan seri untuk memperoleh tegangan 8,4. Susunan seri ini mempunyai resistansi total sebesar 4,5 Ω. Untuk memperoleh R Th sebesar,7 Ω (atau mendekati) diperlukan tiga susunan paralel, yang akan meberikan R ekivalen,66 Ω. Jadi kita memerlukan 4 sel, yang tersusun menjadi 4 seri paralel seperti terlihat pada gambar di bawah ini. 6,7 Ω 4,5 Ω 6 4,,7.7 Ω 4 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

Pemahaman : Jika susunan seri kita kurangi jumlah sel-nya, menjadi hanya, maka tegangan total menjadi,6,, dan resistansinya menjadi,5,5 Ω. Dengan mempertahankan susunan tetap paralel, resistansi ekivalen menjadi,5 Ω. rus beban akan menjadi 6,/(,5,7) 5,5, kurang dari yang diharapkan yaitu 6. Jika kita coba menambah jumlah cabang paralelnya menjadi 4, resistansi ekivalen menjadi,5/4,75 Ω. rus beban menjadi 6,/(,75,7) 5,86 ; tetap masih kurang dari 6. Jadi susunan sel menjadi 4 seri terparalel, adalah yang optimal dengan arus beban 8,4/(,66,7) 6,7..7.. Sel-sel Ujung (Sel khir) Pada umumnya pembebanan pada batere tidaklah selalu tetap. Jika arus beban bertambah, maka tegangan batere akan menurun karena ada resistansi internal. Tegangan batere juga akan menurun pada beban konstan, seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu jika diperlukan suatu tegangan keluaran yang tertentu besarnya, maka diperlukan sel ujung yang akan dimasukkan ataupun dikeluarkan dari susunan batere agar perubahan tegangan keluaran masih dalam batas-batas yang diperbolehkan. O TOH-.: Dari suatu susunan batere diperlukan tegangan keluaran sebesar. Jika tegangan maksimum tiap sel adalah,5 sedangkan tegangan minimum yang masih diperkenankan adalah,85, berapakah jumlah sel (terhubung seri) yang diperlukan, dan berapakah jumlah sel ujung. Penyelesaian : Jumlah sel yang diperlukan harus dihitung dengan memperhatikan tegangan minimum sel agar pada tegangan minimum ini tegangan keluaran batere masih bernilai. Jadi jumlah sel yang diperlukan adalah 9 buah,85 Pada saat sel bertegangan maksimum, jumlah sel yang diperlukan hanyalah 88 buah,5 Jadi jumlah sel ujung adalah u 9 88 buah. 5

.7.. Pengisian atere Dalam proses pengisian batere, daya dari sumber ditransfer ke batere. Daya yang dikeluarkan oleh sumber, selain untuk mengisi batere sebagian akan hilang menjadi panas dalam batere (karena adanya resistansi internal batere), hilang pada saluran, dan juga hilang pada sumber itu sendiri karena adanya resistansi internal sumber. Kita lihat contoh berikut ini. O TOH-.: Sebuah sumber tegangan searah 5 dengan resistansi internal sebesar,5 Ω digunakan untuk mengisi batere yang terdiri dari sel, masing-masing dengan ggl, dan resistansi internal, Ω. Hitunglah a) arus pengisian. b) daya pe- ngisian batere, c) daya hilang sebagai panas dalam batere, d) daya hilang sebagai panas pada sumber. Penyelesaian : Rangkaian pengisisan batere adalah seperti gambar di samping ini. Ggl total batere dan resistansi internalnya adalah : GGL, ; Rb, Ω a). rus pengisisan adalah : R s R b 5 5 sumber GGL Rs Rb,5 b). Daya untuk pengisisan batere adalah : p pengisian GGL 44 W. c). Daya hilang sebagai panas dalam batere adalah ; (,) p panas b R 4 W d). Daya hilang pada sumber : p panas sumber sumber R,5 W 6 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

.8. Generator rus Searah Pembahasan secara rinci dari suatu generator arus searah dapat kita pelajari dalam pembahasan khusus mesin-mesin listrik. Generator arus searah dalam ulasan berikut ini dipandang sebagai piranti yang dapat dimodelkan secara sederhana, sebagai sebuah sumber arus searah selain batere yang kita bahas di atas. Kita mengenal beberapa jenis generator yang dibedakan menurut macam penguatan (eksitasi) yang digunakan, yaitu generator berpenguatan bebas, generator berpenguatan seri, dan generator berpenguatan shunt (paralel), generator berpenguatan kompon. Di sini kita hanya akan melihat generator berpnguatan bebas. Generator arus searah berpenguatan bebas dapat dimodelkan dengan sumber tegangan tak-bebas S. rus eksitasi, i f, mengalir melalui kumparan eksitasi, yang merupakan kumparan stator, dan menimbulkan medan magnet. Dalam medan magnetik inilah rotor yang mendukukung kumparan jangkar berputar dengan kecepatan n putaran per menit (n rpm) sehingga di kumparan jangkar ini timbul tegangan. Tegangan jangkar ini mencatu beban yang dihubungkan ke terminal generator; karena belitan jangkar memiliki resistansi maka terdapat resistansi seri yang terhubung ke tegangan yang terbangkit di kumparan jangkar yang disebut resistansi jangkar, R a. Tegangan yang terbangkit di kumparan jangkar sebanding dengan fluksi magnetik di stator dan kecepatan perputaran rotor sehingga tegangan jangkar dapat dinyatakan dengan g k nφ dengan k a suatu konstanta yang tergantung dari konstruksi jangkar, n kecepatan perputaran rotor, dan φ adalah fluksi magnet. Jika kita anggap rangkaian magnetik memiliki karakteristik linier R a i f c g ni tegangan f maka fluksi φ dapat kita anggap sebanding dengan arus eksitasi φ k f i f sehingga tegangan generator dapat kita nyatakan sebagai dengan c g adalah suatu tetapan. c g a S, model generator arus searah g ni f _ generator 7

Rangkaian rus Searah Soal-Soal. Tegangan pada sebuah resistor R yang sedang dialiri arus searah diukur dengan menggunakan sebuah voltmeter yang mempunyai resistansi internal kω. oltmeter menunjuk. Jika arus total adalah,5, hitunglah nilai R.. rus yang melalui sebuah resistor R diukur menggunakan ampermeter yang mempunyai resistansi internal, Ω (resistor R dihubungkan seri dengan ampermeter). Jika tegangan yang diberikan adalah dan ampermeter menunjuk 5. Hitung R.. Sebuah voltmeter jika dihubungkan langsung ke sumber tegangan menunjuk 4, jika melalui resistor seri 5 kω, ia menunjukkan 9. erapakah resistansi internalnya?. 4. Sebuah voltmeter jika diserikan dengan resistor 5 kω menunjuk 9 pada tegangan sumber 4. Jika resistor 5 kω diganti dengan suatu resistansi R x maka voltmeter menunjuk. Dengan membandingkan dua pengukuran tersebut, hitunglah R x. 5. Dua buah voltmeter masing-masing mempunyai resistansi internal kω dan kω. Jika mereka dihubungkan seri dan pada hubungan seri ini diberikan tegangan, berapakah penunjukkan masing-masing? 6. Suatu batere terdiri dari buah sel masing-masing mempunyai emf,8 dan resistansi internal, Ω. Jika sepuluh sel itu dihubungkan seri untuk mencatu beban resistor,8 Ω, berapakah daya yang diserap beban? Jika sepuluh sel tersebut dihubungkan paralel untuk mencatu beban yang sama, berapa daya diserap beban? 7. Dua buah batere mempunyai resistansi internal berbeda, masing-masing, Ω dan,5 Ω. Kedua batere diparalelkan untuk mencatu daya pada resistor 6 Ω. Hitunglah arus yang diberikan oleh masing-masing batere. 8. Sebuah beban memerlukan arus m pada tegangan 5. Sumber yang tersedia bertegangan 4. Untuk memenuhi keperluan itu digunakan potensiometer yang resistansi totalnya 8 Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()

kω. erapa daya diserap beban dan berapa daya diberikan oleh sumber? 9. Dua alat pemanas digunakan secara bersamaan pada tegangan 4. rus total yang mereka ambil adalah 5. Salah satu pemanas diketahui menyerap daya W. erapa daya yang diserap pemanas yang lain dan hitunglah resistansi masingmasing pemanas.. Resistansi konduktor suatu jenis kabel adalah,4 Ω per m. Kabel jenis ini digunakan untuk menyalurkan daya searah ke sebuah beban pada jarak 5 m dari pusat pencatu daya. Hitung perbedaan tegangan antara ujung kirim dan ujung terima kabel dan hitung daya hilang pada saluran ini.. Tiga buah beban masing-masing 5, dihubungkan pada satu pusat pencatu daya searah melalui kabel-kabel yang terpisah. Resistansi kabel (saluran kirim saluran balik) ke beban,, dan berturut-turut adalah,5,,, dan, Ω. Jika tegangan di pencatu daya adalah 5, hitung tegangan di masing-masing beban. Rangkaian dengan Diagram Satu Garis. Diagram satu garis berikut ini menunjukkan penyaluran daya searah ke tiga beban menggunakan satu saluran kabel. Pusat pencatu daya di bekerja pada tegangan 5. Tentukan pada tegangan berapa masing-masing beban beroperasi.,ω,ω,ω 8 5. Suatu kabel penyalur daya dicatu di kedua ujungnya untuk memberi daya pada dua beban seperti terlihat pada diagram satu garis berikut. Jika tegangan di 55, dan di D 5, hitunglah tegangan di dan. Hitung pula arus masuk di dan D, dan arus di segmen -.,Ω,4Ω,Ω D D 5 9

4. Gambarkan diagram satu garis untuk sistem pada soal. Jika beban dan dihubungkan dengan kabel konektor yang resistansinya, Ω, dan beban dan dengan kabel konektor,5 Ω. hitung tegangan di masing-masing beban. 5. Diagram satu garis suatu jaringan distribusi daya searah dengan konfigurasi cincin adalah sebagai berikut. Jika sumber di bekerja pada 5, hitung tegangan masing-masing beban dan arus di segmen-segmen jaringan distribusi.,5ω,ω,ω,4ω 8 D,Ω E 6. Sebuah beban berada pada jarak 5 m dari pusat pencatu daya. Jika tegangan jatuh pada beban tidak boleh lebih dari 5 dan jika resistivitas bahan konduktor kabel adalah,8 Ω.mm /m, hitunglah penampang konduktor kabel yang diperlukan. Sudaryatno Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik ()