BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mental merupakan hasil skala yang diberikan kepada responden (santri Al

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sosial Pucang Gading Semarang dengan kriteria sebagai berikut: 1).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. frekuensi jawaban responden. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 62, rentang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti (sejauh mana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

bawah ini, dari statistik deskriptif ini dapat diketahui jumjah sampel yang diteliti.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Audit, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) audit Lag pada perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KLINIK BERSALIN BAKTI NUGRAHA TERHADAP KEPUASAN PASIEN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskrispsi Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis data dari sampel yang diambil yaitu 140

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Orientasi Kancah dan Persiapan Pengumpulan Data

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kedisiplinan dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB V HASIL PENELITIAN. IAIN Walisongo Semarang. Teater di IAIN Walisongo Semarang sendiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

dipenuhi asumsi klasik. Asumsi yang lain yang harus dipenuhi adalah mengenai

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Deskriptif Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang data intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam dan kesehatan mental tersebut dianalisis secara deskriptif guna mengetahui skor minimum maupun maksimum dan untuk mendapatkan nilai ratarata (mean), standar deviasi dan variansi. Deskripsi data yang diperoleh dari respon subjek penelitian pada masing-masing variabel sebagaimana tabel berikut: Tabel 10 Output Uji Deskripsi Descriptive Statistics Std. Deviation Variance N Minimum Maximum Sum Mean Intensitas 60 67.00 96.00 4773.00 79.5500 7.52718 56.658 Kesmen 60 82.00 116.00 5734.00 95.5667 9.82451 96.521 Valid N (listwise) 60 Berdasarkan tabel deskriptif statistik di atas dapat diketahui bahwa intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam sebanyak 60 responden mempunyai hasil minimum 67, maksimum 96, jumlah 4773, rata-rata 79,55 standar deviasi 75,27 variansi 56,65. Sedangkan skor total kesehatan mental sebanyak 60 responden mempunyai hasil minimum 82, maksimum 116, jumlah 5734, rata-rata 95,56, standar deviasi 98,24, variansi 96,52. 84

5.2. Uji normalitas dan Heteroskedastisitas Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan hiteroskedastisitas skor yang diperoleh subjek pada masing-masing skala sebagaimana dalam lampiran 5. Uji Normalitas Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan heteroskedastisitas. Skor yang diperoleh subjek pada masingmasing skala sebagaimana dalam lampiran 6. a. Uji Normalitas Analisis normalitas berfungsi untuk menguji penyebaran data hasil penelitian. Uji normalitas dapat diketahui dengan menggunakan grafik normalitas seperti pendapatnya Wijaya (2009: 129) melalui bantuan program Komputer SPSS 16.0. Hasilnya sebagaimana grafik berikut: 85

Grafik 1 Output Uji Normalitas dengan Grafik Plot Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi kepuasan pasien berdasar masukan variabel independennya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wijaya (2009: 129) bahwa grafik dikatakan normal apabila pola menunjukkan penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi dari skala intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam dan skala kesehatan mental 86

memenuhi asumsi normalitas. Terbukti dengan hasil analisis menggunakan grafik Plot. b. Uji Heterokedatisitas. Heterokedatisitas menunjukkan bahwa varian variabel tidak sama dari residual pada model regresi. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Uji heterokedatisitas bisa diketahui dengan grafik. Analisis heterokedatisitas berfungsi untuk melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di-studetized (Wijaya (2009: 124). Hasil analisisnya sebagaimana grafik di bawah ini: Grafik 2 Output Grafik Uji Heterokedatisitas 87

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heterokedatisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak di pakai untuk prediksi kesehatan mental Berdasarkan uji heterokedatisitas di atas dapat di simpulkan bahwa model regresi dari skala intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam dan skala kesehatan mental tidak terjadi heterokedatisitas. Terbukti dengan hasil analisis menggunakan grafik plot. 5.3. Uji Hipotesis. Model Setelah dilakukan analisis dengan teknik analisis regresi sederhana penelitian ini menghasilkan temuan-temuan sebagaimana tabel berikut: Tabel 10 Output Uji Freg Sum of Squares ANOVA b Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3325.772 1 3325.772 81.426.000 a Residual 2368.961 58 40.844 Total 5694.733 59 a. Predictors: (Constant), intensitas b. Dependent Variable: kesmen 88

Hasil analisis data mengenai pengaruh intensitas bimbingan keagamaan Islam terhadap kesehatan mental menunjukkan koefisien pengaruh F sebesar 81,426 dengan nilai signifikansi (p value) 0,000. F regresi sebesar 81,426 lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 0,05 = 0,254 dan F tabel 0,01 = 0,330 dengan nilai signifikan (p value) 0,000. Oleh karena nilai signifikansi F regresi > F tabel pada taraf signifikansi 0,05 = 0,254 dan 0,01 = 0,330, dan nilai signifikan (p value) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam terhadap kesehatan mental. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi intensitas warga binaan pemasyarakatan mengikuti bimbingan keagamaan Islam, maka semakin tinggi tingkat kesehatan mentalnya, sebaliknya semakin rendah tingkat intensitas warga binaan pemasyarakatan mengikuti bimbingan keagamaan Islam maka semakin rendah tingkat kesehatan mentalnya. Adapun besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat dilihat dari nilai R square sebagaimana tabel berikut: Model R R Square Tabel 11 Output Uji R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.764 a.584.577 6.39094 a. Predictors: (Constant), intensitas b. Dependent Variable: kesmen 89

Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai R Square sebesar 0,584 menunjukkan besarnya intensitas bimbingan keagamaan Islam dalam mempengaruhi kesehatan mental sebesar 58,4%. Adapun sisanya 41,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian. Variabel lain yang memungkinkan mempengaruhi kesehatan mental selain variabel intensitas mengikuti bimbingan keagamaan adalah tingkat perhatian keluarga, keterbukaan WBP, dan juga kedekatan emosional antara WBP dan pembimbing agama (Wawancara dengan Ibu Endah, Staf LP Klas II A Wanita Semarang 27 Oktober 2014). Kemungkinan-kemungkinan itulah yang dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan mental warga binaan pemasyarakatan Klas II A Wanita Semarang. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menguji secara empiris variabel-variabel yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan mental WBP di LP Klas II A Wanita Semarang. 5.4. Pembahasan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas bimbingan keagamaan Islam dengan kesehatan mental. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai F sebesar 81.426 dan nilai signifikansi (p value) 0,000 yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan dengan nilai R square sebesar 0,584 yang menunjukkan pengaruhnya sebesar 58,4%. Adapun sisanya 41,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. Dengan demikian, artinya hipotesis diterima, 90

semakin tinggi intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam maka semakin tinggi tingkat kesehatan mental pada penghuni Lapas Klas II A Wanita Semarang yang dalam hal ini penghuni diartikan warga binaan pemasyarakatan. Sebaliknya, semakin rendah intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam maka semakin rendah tingkat kesehatan mental warga binaan pemasyarakatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh para ahli salah satunya oleh Arifin (1994: 2) yang mengungkapkan bahwa bimbingan keagamaan Islam dapat membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, manusia bisa mengatasi kesulitan hidup yang dialaminya serta dapat terlepas dari penyakit mental. Pendapat lain yang sejalan dengan hasil penelitian adalah pendapat Jaya (1994:67 dan 86) mengemukakan bahwa spiritualitas Islam adalah metode agama dalam pembinaan jiwa dan pendidikan akhlak manusia, karena pokok ajarannya berdasarkan Al-Qur an dan Hadits. Ajaran Islam pun dapat mencegah dan mengobati dari gangguan kejiwaan serta membina kondisi-kondisi kesehatan mental. Dengan menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam orang dapat pula memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan jiwa atau kesehatan mental. Suatu bimbingan yang berlandaskan agama dengan menggunakan metode-metode yang diajarkan oleh agama akan memberikan dampak yang lebih positif. Karena dalam agama 91

mengajarkan amar ma ruf nahi munkar dan memberikan obat bagi segala penyakit termasuk penykit jiwa. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Kuhsari (13: 2012) bahwa Al-Qur an mampu memberi ketentraman dan ketenangan jiwa. Selain itu Musbikin (2005: 26-27) juga mengungkapkan faktor kesehatan mental, yakni spiritualitas hal ini karena agama Islam dalam Al-Qur an mengajarkan bahwa agama berisikan terapi bagi gangguan jiwa. Selain itu agama Islam juga menganjurkan umatnya untuk bersabar dalam sholat dan dalam menghadapi musibah. Seseorang yang mempunyai mental sehat, akan terlihat dari perilakunya yang selaras dengan norma sosial, hukum negara dan juga hukum agama, yaitu dengan menjadi individu yang mampu berinteraksi dan berhubungan baik dengan lingkungannya, mentaati hukum yang berlaku di negara, serta akan melaksanakan agama. Agama bisa mendorong manusia untuk berbuat positif membentuk karakter diri yang sesuai dengan tuntutannya. Serta mampu mengembangkan fitrah yang ada pada dirinya, menjadi makhluk yang baik dan mulia. Hal ini sebagaimana dinyatakan Allah dalam firman-nya antara lain: Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas 92

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al-Isra : 70, depag, 2007: 289). Berdasarkan ayat di atas menjelaskan bahwasanya manusia pada dasarnya adalah mahluk yang mulia dan dengan mengamalkan ajaran-ajaran Islam maka akan menambah kemuliaannya. Ayat tersebut juga menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia sebagai mahluk yang sempurna melebihi mahluk-mahluk lain. Penelitian ini diperkuat dengan adanya wawancara dengan pembimbing keagamaan dan juga warga binaan pemasyarakatan yang telah mengikuti bimbingan keagamaan Islam. Salah satu warga binaan yang telah diwawancarai adalah WBP yang namanya disamarkan Mawar dengan kasus narkoba yang berusia 28 tahun (27 Oktober 2014) yang menyatakan bahwa: Dengan mengikuti bimbingan keagamaan Islam secara istikomah atau intensif akan memberikan ketenangan jiwa, meningkatkan keimanan, dan memberikan pemahaman akan keikhlasan dalam menghadapi cobaan hidup yang dialami saat mendapat hukuman dipenjarakan. Selain itu dia juga mengatakan bahwa: apabila tidak mengikuti bimbingan keagamaan Islam, dia akan mengalami kegelisahan. 93

Hal ini pun diperkuat dengan penyataan salah satu pembimbing agama Ibu Rohanah (27 Oktober 2014) yang mengatakan bahwa: Dengan adanya bimbingan keagamaan Islam sangat membantu warga binaan pemasyarakatan untuk menjadi individu yang lebih baik lagi dengan menjalankan perintah agama dan ikhlas dalam menghadapi hukuman serta selalu khusnudzon terhadap segala rencana Allah. Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa beberapa fungsi bimbingan keagamaan Islam yaitu fungsi preventif, kuratif, preservative dan developmental atau edukatif (Faqih, 2001: 37) sudah diterapkan dalam kegiatan bimbingan keagamaan Islam tersebut. Fungsi preventif (pencegahan) fungsi ini membantu individu agar bisa berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian. Dalam hal ini pembimbing secara kontinu memberikan pengarahan-pengarahan langsung kepada warga binaan pemasyarakatan, tentunya dengan memberikan materi yang sudah disesuaikan kondisi dengan psikologis mereka. Sedangkan fungsi kuratif atau korektif, yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. Dalam hal ini pembimbing melakukan pendekatan emosional kepada warga binaan pemasyarakatan, sehingga secara suka rela biasanya warga binaan pemasyarakatan mau menceritakan masalah-masalah mereka kepada pembimbing, 94

pada tahap ini seorang pembimbing membantu warga binaan pemasyarakatan dalam penyelesaian masalahnya. Fungsi preservative, yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan), dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good). Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya. Jadi upaya seorang pembimbing tidak hanya memberikan bimbingan dalam satu waktu saja, namun pembimbing juga melakukan upaya secara terus menerus. Hal itu untuk menjaga agar kondisi tetap baik dan bisa menjadi lebih baik. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa bimbingan keagamaan Islam merupakan salah satu alternatif metode dakwah yang efektif karena dengan kegiatan bimbingan keagamaan Islam memadukan antara teori bimbingan keagamaan Islam dan juga konseling Islam didalamnya. Tujuan, dan metode serta fungsi bimbingan keagamaan Islam secara tidak langsung ada di dalam kegiatan tersebut. Misalnya dilihat dari salah satu tujuan bimbingan keagamaan Islam, yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi, fitrah kemanusiaan, dan keberagamaan sehingga menjadi individu yang lebih baik lagi (wawancara dengan Ibu Rohanah, pembimbing agama Islam dari 95

Qiro ati Demak, 27 Oktober 2014). Hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Faqih (2001: 36), bahwa secara garis besar, tujuan bimbingan keagamaan Islam adalah untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Mewujudkan diri sebagai mahkluk seutuhnya berarti mewujudkan diri sesuai dengan hakekatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras dengan perkembangan unsur dirinya, dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannya sebagai makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu, makhluk sosial, dan sebagai makhluk berbudaya. Bimbingan keagamaan Islam sebagai sarana dakwah yang efektif karena dengan adanya proses bimbingan dalam berdakwah diharapkan da i dalam memberikan pesan dakwah sesuai dengan kadar kemampuan mad u yang dalam konteks ini adalah warga binaan pemasyarakatan. Sehingga mampu memberikan motivasi agar para warga binaan pemasyarakatan semakin menuju kepada perilaku yang sesuai dengan hukum agama, negara serta norma sosial. Bimbingan keagamaan Islam sebagai sarana mengajak amar ma ruf nahi munkar yaitu mengajak warga binaan untuk selalu menjaga hati agar terhindar dari penyakit hati seperti dendam, iri hati dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa warga binaan pemasyarakatan yang mengikuti proses bimbingan keagamaan Islam dengan frekuensi mengikuti yang 96

tinggi, mempunyai kemauan, perhatian yang tinggi, mempunyai sikap yang baik dalam proses bimbingan serta mempunyai motivasi yang tinggi pula bisa membangkitkan daya rohaniahnya sehingga mampu memberikan ketentraman hati dan kesehatan mental. Dengan demikian, proses bimbingan keagamaan Islam yang dilakukan pembimbing Lapas Klas II A Wanita Semarang sangat positif dan mampu memberikan perubahan-perubahan ketaatan beragama pada warga binaan pemasyarakatan, meningkatkan kesehatan mental, serta memberikan pemahaman dan mengajak objek bimbingan untuk selalu menjalankan tuntunan-tuntunan agama. Dengan adanya tanggapan warga binaan pemasyarakatan yang positif tersebut, diharapkan pembimbing dapat memberikan bimbingan yang baik dan dapat memilih cara yang tepat, sehingga aktivitas pembimbing dalam memberikan bimbingan keagamaan Islam dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang optimal. 97

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis peneliti di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa intensitas mengikuti bimbingan keagamaan Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan mental warga binaan pemasyarakatan di LP Klas II A Wanita Semarang. Hal tersebut berarti semakin tinggi intensitas warga binaan pemasyarakatan dalam mengikuti bimbingan keagamaan Islam, maka semakin tinggi tingkat kesehatan mentalnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat intensitas warga binaan pemasyarakatan mengikuti bimbingan keagamaan Islam maka semakin rendah tingkat kesehatan mentalnya. Intensitas bimbingan keagamaan Islam bisa dijadikan prediktor untuk meningkatkan kesehatan mental warga binaan pemasyarakatan (WBP). 6.2. Saran-saran Atas dasar hasil penelitian dan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang patut dipertimbangkan bagi beberapa pihak yang berkepentingan, antaranya sebagai berikut: 6.2.1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih luas tentang permasalahan yang ada di LP Klas II A Wanita Semarang. 98

6.3.2. Bagi warga binaan pemasyarakatan yang mengikuti kegiatan bimbingan keagamaan Islam, sebaiknya proses bimbingan diikuti secara kontinu atau istiqomah, sadar, perhatian yang baik dan berkesinambungan, sehingga semakin teratur mengikuti pembinaan hasilnya akan semakin positif. 6.3.3. Bagi para petugas LP Klas II A Wanita, agar meningkatkan pengawasan terhadap warga binaan pemasyarakatan. Hal ini agar selama proses bimbingan berlangsung seluruh warga binaan pemasyarakatan yang beragama Islam dapat mengikuti bimbingan hingga selesai. 6.3.4. Bagi pembimbing, diharapkan bisa menciptakan kedekatan emosional kepada narapidana, dan dapat menggunakan metode yang tidak monoton sehingga warga binaan pemasyarakatan secara sadar mau mengikuti bimbingan dengan aktif dan kooperatif. 6.3.5. Bagi pembimbing, diharapkan agar dalam memberi materi yang sesuai dengan keadaan warga binaan pemasyarakatan sehingga mampu diimplementasikan pada diri dalam kehidupan sehari-hari. 6.4. Penutup Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa penulis sampaikan terima 99

kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spirituil dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari, bahwa skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka saran dan kritik yang konstruktif sangatlah penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin. 100