ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Campuran di Indonesia Periode JURNAL

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara


BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Manajemen (2008 : 8) adalah sebagai berikut : dalam bukunya Audit Manajemen (2005 : 120) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada tiga produk reksa dana saham, yaitu Rencana Cerdas, Si Dana Saham, dan Trim Kapital. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tidak ada satupun produk reksa dana saham yang mampu outperform selama tiga tahun beruturut-turut. Hal ini disebabkan oleh perubahan average return yang dihasilkan oleh masing-masing produk reksa dana. Dalam pemeringkatan reksa dana, Trim Kapital menempati posisi pertama pada tahun 2006 dan 2007, sementara pada tahun 2008 ditempati oleh Si Dana Saham. Kata Kunci : Reksa Dana Saham, metode Sharpe, Treynor, dan Jensen PENDAHULUAN Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia memerlukan dukungan dana yang cukup besar. Dukungan dana ini sangat potensial diperoleh dari kegiatan investasi lewat peran pasar modal sebagai sumber pendanaan pembangunan jangka panjang yang stabil. Kemajuan pasar modal di suatu negara ditandai dengan besarnya kapitalisasi pasar, likuiditas pasar, perlindungan terhadap investor dan mekanisme pasar yang berjalan teratur. Semakin meningkatnya instrumen yang diperdagangkan di bursa dan semakin meningkatnya likuiditas pasar maka para investor internasional akan tertarik untuk masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Selain itu, pasar modal yang maju akan menghambat larinya dana investor dalam negeri ke pasar luar negeri. Pasar modal Indonesia telah mencatat perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini terbukti dari makin meningkatnya jumlah investasi yang tercatat di dalam

pasar modal. Bagi dunia usaha, pasar modal memberikan alternatif pembiayaan yang menarik melalui kemungkinan penggalangan dana. Di sisi lain, bagi para pemilik dana, pasar modal memberikan berbagai pilihan investasi mulai dari yang relatif tinggi resikonya sampai pada pilihan beresiko rendah. Alternatif yang semula terbatas pada saham dan obligasi saja, kini semakin beragam. Salah satu instrumen yang akhir-akhir ini populer di Indonesia adalah reksa dana. Dalam waktu singkat, jumlah reksa dana yang ditawarkan kepada para pemodal telah menunjukkan banyak perubahan. Sifat instrumennya yang tidak terlalu rumit, membuat reksa dana cepat populer. Dibandingkan dengan pilihan untuk berinvestasi langsung dalam bentuk saham reksa dana lebih sederhana sifatnya dan dibandingkan dengan bunga deposito yang sekarang kurang diminati karena bunganya tidak lagi mengundang orang untuk berinvestasi di bank. Dengan kata lain reksa dana adalah wadah sekaligus wahana investasi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi. Namun dalam setiap investasi selalu ada resiko yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum memiliki suatu produk investasi. Karena tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini kecuali ketidakpastian itu sendiri

TINJAUAN PUSTAKA Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. (Abdul Halim, 2005, 4) Reksa Dana Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan para pemodal lokal yang berinvestasi di pasar modal.

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. (Adler Haymans Manurung, 2008, 2) Menurut Watari Kiyoshi (1998), Mutual fund is a company that invest in a diversified portfolio of securities. Portofolio investasi dari reksa dana dapat terdiri dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen di atas. Watari Kiyoshi (1998) menganggap reksa dana sebagai the Greatest Investment Ever Invented. Bagi banyak pengamat investasi, ide untuk mengumpulkan sumber daya keuangan (dana) yang dimiliki oleh individu-individu di bawah arahan Manajer Investasi profesional yang selanjutnya melakukan diversifikasi secara luas sehingga ujung-ujungnya akan sangat menguntungkan individu-individu bersangkutan, dianggap sebagai salah satu ide paling fenomenal di abad kedua puluh satu ini. Karakteristik Reksa Dana Menurut Adler HM (2008, 2), definisi yang diuraikan sebelumnya secara jelas disebutkan bahwa Reksa Dana mempunyai beberapa karakteristik. Yaitu pertama, kumpulan dan dana pemilik, dimana pemilik Reksa dana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke Reksa Dana dengan berbagai variasi.

Artinya, investor dari Reksa Dana dapat perorangan dan lembaga dimana pihak tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana sesuai dengan tujuan investor tersebut. Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrumen investasi seperti rekening koran, deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan Repurchase Agreement (REPO), Commercial Paper (CP) / Promissory Notes (PN); surat utang jangka panjang seperti Medium Term Notes (MTN); Obligasi dan Obligasi Konversi; dan efek saham maupun ke efek yang beresiko tinggi seperti opsi, future dan sebagainya. Manajer investasi melakukan investasi pada berbagai instrument tersebut mempunyai besaran yang berbeda-beda sesuai dengan perhitungan manajer investasi untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan. Ketiga, Reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai lembaga dan sebagai perorangan. Sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Keempat, Reksa Dana merupakan instumen investasi jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut, karena umumnya Reksa Dana melakukan investasi kepada instrumen investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes, Obligasi dan saham. Dengan

konsep karakteristik tersirat ini maka Reksa Dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan tersebut. Reksa Dana dianggap produk komplemen dari produk yang ditawarkan perbankan. Kelima, Reksa Dana merupakan produk investasi yang beresiko. Berisikonya reksa dana karena oleh instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana tersebut, dan pengelola Reksa Dana (manajer investasi) yang bersangkutan. Beresikonya Reksa Dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Bila reksa dana berisikan obligasi maka kebijakan pemerintah Bank Indonesia menaikkan tingkat bunga akan membuat harga obligasi mengalami penurunan. Manajer investasi juga bisa membuat reksa dana beresiko dengan tindakan disengaja atau tidak disengaja. Jenis-jenis Reksa Dana Memahami jenis reksa dana yang tersedia, sangat perlu untuk mengetahui mengenai instrumen dimana reksa dana melakukan investasi, karakteristik potensi keuntungan serta resiko yang akan terjadi. Setidaknya ada empat jenis reksa dana dalam peraturan BAPEPAM. 1. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funitd) Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat hutang. Efek yang bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan

yang bersifat bunga (bagi hasil), seperti deposito, obligasi yang bersifat syariah, SBI, dan instrumen lainnya. 2. Reksa Dana Campuran (Disretionary Funitd/Mixed Funitd) Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasinya dalam bentuk efek hutang maupun ekuitas dengan porsi alokasi yang lebih fleksibel. Artinya, melihat sisi fleksibilitasnya baik dalam pemilihan jenis investasi (saham, obligasi, deposito atau efek lainnya) serta komposisi alokasinya, reksa dana campuran dapat berorientasi pada saham, obligasi atau pasar uang. 3. Reksa Dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang investasinya 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang adalah efek-efek yang berjangka kurang dari satu tahun. Pada umumnya, instrumen atau efek yang termasuk dalam kategori ini adalah meliputi deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang memiliki tingkat resiko paling rendah, tetapi keuntungan yang didapat juga sangat terbatas. 4. Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat ekuitas (saham). Efek saham pada umumnya memberikan saham hasil yang lumayan tinggi, berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham dan deviden. Reksa dana saham biasanya dinikmati oleh investor yang mengerti

potensi investasi pada saham untuk jangka panjang, sehingga dana yang digunakan untuk investasi merupakan dana yang jangka panjang. Jenis-jenis Reksa Dana No Jenis Alokasi Investasi dari seluruh reksa dana yang terkumpul Potensi hasil dan resiko investasi Jangka waktu yang disarankan 1 Pendapatan Min 80% efek hutang Sedang Menengah 1-3 Tetap tahun 2 Campuran Kombinasi efek hutang & Sedang / tinggi Menengah / efek saham panjang 3 Pasar Uang 100% efek pasar uang Rendah Pendek < 1 tahun 4 Saham Min 80% efek saham Tinggi Panjang > 3 tahun Sumber : Berwisata ke Dunia Reksa Dana (Eko P. Pratomo;2004) Reksa Dana Saham Reksa Dana Saham (RDS) adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). (Eko Priyo Pratomo, 2005, 72) Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan

harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa deviden. Jenis-jenis Reksa Dana Saham (RDS) Reksa Dana Saham (RDS) dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu, (Adler Haymans Manurung, 2008, 17) 1. Berdasarkan kapitalisasi pasar saham yang bersangkutan a. RDS berkapitalisasi besar Memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 1 triliun. b. RDS berkapitalisasi medium Memiliki kapitalisasi pasar diantara Rp 100 miliar Rp 1 triliun. c. RDS berkapitalisasi kecil Memiliki kapitalisasi pasar kurang dari Rp 100 miliar. 2. Berdasarkan sektor industri dari bisnis saham yang bersangkutan, sehingga RDSnya disebut RDS sektor Adapun sektor industri yang telah terdaftar di BEJ yaitu sektor pertanian, perkebunan, industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi, properti/real estate, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan, jasa dan investasi. 3. Berdasarkan regionalisasi investasi Adapun RDS ini seperti international equity fund, domestic equity fund, dan campuran saham domestik dan internasional.

METODE PENELITIAN Objek Penelitian Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode purposive random sampling yaitu pengambilan sampel yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu. Jadi, penulis tidak mengambil semua produk reksa dana sebagai objek penulisan tetapi hanya yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sampel yang diambil merupakan reksa dana yang ditawarkan pada periode 2006 sampai dengan 2008 dan masih aktif hingga saat ini. 2. Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksa dana yang aktif selama tahun 2006 sampai dengan 2008 dan memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang dipublikasikan di media cetak. 3. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana yang akan diambil sebagai sampel penulisan ini adalah data bulanan untuk tahun yang bersangkutan. Dari syarat tersebut diperoleh sebanyak 3 sampel produk reksa dana yang memenuhi kriteria tersebut: Sampel Reksa Dana Saham No Produk Reksa Dana Saham Perusahaan Manajer Investasi 1 Rencana Cerdas PT. Ciptadana Aset Manajemen 2 Si Dana Saham PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen 3 Trim Kapital PT. Trimegah Securities

Metode Pengumpulan Data Metode perhitungan evaluasi kinerja reksa dana saham yang digunakan adalah metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. 1. Data NAB per unit penyertaan bulanan dari 3 reksa dana saham yang akan digunakan sebagai sampel dalam penulisan. Data NAB per unit penyertaan dari periode bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga ada 108 data yang selanjutnya akan diolah sebagai bahan penulisan. Sumber data NAB per unit penyertaan bulanan 3 reksa dana saham tersebut diperoleh di www.tgrmfinance.com 2. Data IHSG bulanan di BEI yang selajutnya akan digunakan sebagai benchmark dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode yang sama yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga terdapat 36 data. Data IHSG tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI. 3. Data LQ45 bulanan di BEI yang selajutnya juga akan digunakan sebagai benchmark dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode yang sama yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga terdapat 36 data. Data LQ45 tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI. 4. Data tingkat suku bunga SBI periode 1 bulan, yang akan digunakan sebagai Risk Free dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode

bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008. Data tersebut diperoleh dari internet dengan situs www.bi.go.id yang merupakan situs BI. Analisis Data Dalam menganalisis data mentah tersebut penulis menggunakan beberapa rumus sehingga data tersebut nantinya dapat dimasukan dalam perhitungan selanjutnya, antara lain: 1. Rumus tingkat pengambilan reksa dana (return reksa dana) Nilai ini diperoleh dari angka NAB per unit penyertaan untuk masing-masing reksa dana saham yang diteliti, dengan rumus (Eko P. Pratomo 2005) : Kinerja Rd = NAK - NAW NAW Dimana, Kinerja Rd NAK NAW = Rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu = Nilai Aktiva Bersih /unit akhir bulan ini = Nilai Aktiva Bersih /unit akhir bulan sebelumnya 2. Mencari resiko investasi reksa dana dengan menggunakan rumus standar deviasi (Suharyadi, Purwanto SK, 2008, 103): _ S = ( X X ) ² n 1

Dimana, S = standard deviasi sampel = simbol dari operasi penjumlahan X = nilai data yang berada dalam sampel X n = rata-rata hitung sampel = jumlah total data X = X n X = rata-rata hitung sampel = simbol dari operasi penjumlahan X = nilai data yang berada dalam sampel n = jumlah total data X = jumlah dari keseluruhan nilai X (data) dari sampel 3. Rumus tingkat pengembalian pasar Rp1 = IHSGt - IHSGt-1 IHSGt-1

Rp2 = LQ45t - LQ45t-1 LQ45t-1 Dimana, Rp1 IHSGt IHSGt-1 Rp2 LQ45t LQ45t-1 = Kinerja pasar (IHSG) pada sub peride tertentu = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan sekarang =Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan sebelumnya = Kinerja pasar (LQ45) pada sub peride tertentu = LQ45 bulan sekarang = LQ45 bulan sebelumnya 4. Perhitungan Kinerja Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen a. Indeks Sharpe Dalam penggunaan metode Sharpe, kinerja reksa dana dihitung tanpa memperhatikan pasarnya dan hanya didasarkan pada penyimpangan dari portofolio reksa dana tersebut. Langkah pengerjaan indeks Sharpe adalah sebagai berikut: 1. Menghitung terlebih dahulu return dari portofolio reksa dana yang diperoleh dengan cara menselisihkan antara NAB per unit penyertaan

tahun sekarang dengan NAB per unit penyertaan tahun sebelumnya (rumus kinerja Rd) 2. Masing-masing portofolio reksa dana tersebut, langkah berikutnya adalah mencari standar deviasi untuk masing-masing reksa dana tersebut dengan program excel. Data berikutnya yang juga dibutuhkan dalam perhitungan ini adalah data risk free (Rf) yang diperoleh dari tingkat suku bunga BI. 3. Langkah terakhir adalah memasukkan data-data tersebut ke dalam rumus sebagai berikut : S RD = Kinerja Rd - Kinerja Rf Dimana, S RD Kinerja Rd Kinerja Rf σ = Nilai Ratio Sharpe = rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas resiko sub- periode tertentu σ = Standar deviasi reksa dana untuk sub-periode tertentu Dengan bantuan program excel, penulis dapat memperoleh nilai indeks Sharpe untuk masing-masing reksa dana. b. Indeks Treynor

Dalam penggunaan metode Treynor, kinerja reksa dana dihitung dengan memperhatikan fluktuasi pasarnya. Langkah pengerjaan indeks Treynor adalah sebagai berikut: 1. Menghitung return portofolio reksa dana untuk masing-masing reksa dana yang pengerjaannya sama seperti dalam indeks Sharpe. 2. Melakukan regresi sedehana untuk mencari beta (β) yang merupakan fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Dalam mencari beta digunakan program SPSS 17.0. 3. Langkah terakhir adalah memasukan data tersebut kedalam rumus sebagai berikut: T RD = Kinerja RD - Kinerja Rf β Dimana, T RD Kinerja Rd Kinerja Rf = Nilai ratio Treynor = rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas resiko sub- periode tertentu β = Slope persamaan garis hasil regresi linier

Dengan bantuan program excel, penulis dapat memperoleh nilai indeks Treynor untuk masing-masing reksa dana. c. Indeks Jensen Pengukuran metode ini untuk menilai kinerja Manajer Investasi apakah mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Langkah pengerjaan indeks Jensen adalah sebagai berikut: Langkah pengerjaannya sama seperti Treynor, tetapi untuk mengukur indeks Jensen dilakukan penyelisihan antara return portofolio (reksa dana) terhadap return bebas risiko (SBI) lalu dikurangi dengan hasil dari beta yang dikalikan dengan selisih antara return pasar (IHSG dan LQ45) terhadap return bebas resiko (SBI). (Kinerja RD - Kinerja RF ) = Alfa + β x (Kinerja RP - Kinerja RF ) atau Alfa = (Kinerja RD - Kinerja RF ) - β x (Kinerja RP - Kinerja RF ) Dimana, Alfa = nilai perpotongan Jensen

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2006 Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd), Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode 2006 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45). Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Periode 2006 Reksa Dana Saham Average Return Standard deviasi Treynor Jensen (Alpha) Sharpe IHSG LQ45 IHSG LQ45 Market1 (IHSG) 0,0387 0,0539 0,5344 0,0288 0,0000 Market2 (LQ45) 0,0384 0,0560 0,5090 0,0285 0,0000 Rencana Cerdas 0,0401 0,0539 0,5604 0,0310 0,0323 0.0022 0.0036 Si Dana Saham 0,0373 0,0564 0,4863 0,0317 0,0322 0.0025 0.0032 Trim Kapital 0,0486 0,0523 0,7396 0,0425 0,0434 0.0125 0.0133 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penilaian berdasarkan Average Return Dari tabel 4.1 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar 0,0387 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,0401, 0,0373, dan 0,0486. Dengan demikian dari

ketiga produk reksa dana tersebut hanya Rencana Cerdas dan Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform) dari IHSG, sedangkan Si Dana Saham kinerjanya tidak lebih baik dari IHSG (underperform). Sementara itu, untuk tingkat pengembalian (return) LQ45, diperoleh angka sebesar 0,0384. Dengan demikian hanya Rencana Cerdas dan Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform) dibandingkan dengan LQ45. Average Return 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital 0 Produk Reksa Dana Gambar 4.1 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun 2006. Penilaian Berdasarkan Metode Sharpe Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar 0,5344, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,5604,

0,4863, dan 0,7396. Dengan demikian hanya Si Dana Saham saja yang kinerjanya tidak lebih baik (underperform) dari IHSG, hal ini disebabkan karena rendahnya return dan tingginya standar deviasi yang dihasilkan oleh Si Dana Saham pada periode tersebut. Sama halnya dengan menggunakan tolak ukur (benchmark) LQ45, kinerja Si Dana Saham tidak mampu outperform terhadap kinerja pasar tersebut. Sharpe 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Manajer investasi Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Gambar 4.2 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Sharpe pada tahun 2006. Penilaian berdasarkan metode Treynor Beta yang diperoleh dengan menggunakan tolak ukur IHSG menghasilkan indeks Treynor 0,0288 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga reksa dana masing-

masing sebesar 0,0310, 0,0317, dan 0,0425. Dengan demikian kinerja semua produk reksa dana pada tahun 2006 lebih baik (outperform) dibandingkan dengan kinerja IHSG. Hal ini disebabkan oleh tingginya average return yang dihasilkan oleh masing-masing produk reksa dana. Sama halnya jika menggunakan LQ45 sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana mampu outperform pada tahun ini. Treynor 0.05 0.04 0.03 0.02 IHSG LQ45 0.01 0 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Gambar 4.3 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Treynor pada tahun 2006. Penilaian berdasarkan metode Jensen Berdasarkan tabel di atas, dengan menggunakan IHSG sebagai pembandingnya, semua produk reksa dana memperoleh nilai positif. Begitu juga jika menggunakan LQ45, semua produk Reksa Dana memperoleh nilai positif. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja reksa dana lebih baik (outperform) dibandingkan dengan IHSG dan LQ45. Jensen 0.014 0.012 0.01 0.008 0.006 0.004 0.002 0 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.4 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Jensen Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Jensen baik menggunakan IHSG maupun LQ45 sebagai pembandingnya. Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2007 Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd), Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode 2007 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).

Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Periode 2007 Reksa Dana Saham Average Return Standard deviasi Sharpe Treynor Jensen (Alpha) IHSG LQ45 IHSG LQ45 Market1 (IHSG) 0,0369 0,0547 0,5429 0,0297 0,0000 Market2 (LQ45) 0,0376 0,0635 0,4789 0,0304 0,0000 Rencana Cerdas 0,0350 0,0603 0,4606 0,0264 0,0311-0.0035 0.0006 Si Dana Saham 0,0355 0,0611 0,4630 0,0258 0,0308-0.0043 0.0003 Trim Kapital 0,0466 0,0735 0,5358 0,0301 0,0356 0.0005 0.0057 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penilaian kinerja berdasarkan Average Return Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar 0,0369 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,0350, 0,0355, dan 0,0466. Dengan demikian dari ketiga produk reksa dana tersebut hanya Trim Kapital yang kinerjanya lebih baik (outperform) dari IHSG. Begitu juga jika dibandingkan dengan LQ45 yang memperoleh return sebesar 0,0376, hanya Trim Kapital produk reksa dana yang mampu menandingi kinerja LQ45.

Average Return 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital 0 Produk Reksa Dana Gambar 4.5 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun 2007. Sedangkan Si Dana Saham dan Rencana Cerdas masing-masing berada pada posisi dua dan tiga. Penilaian berdasarkan metode Sharpe Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar 0,5429 dan 0,4789 untuk LQ45, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masingmasing sebesar 0,4606, 0,4630 dan 0,5358. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini semua reksadana kinerjanya tidak lebih baik (underperfom) dari IHSG. Sedangkan jika dibandingkan dengan LQ45, hanya Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform).

Sharpe 0.56 0.54 0.52 0.5 0.48 0.46 0.44 0.42 0.4 Produk Reksa Dana Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Gambar 4.6 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe Pada tahun ini produk reksa dana Trim Kapital menempati peringkat teratas diikuti oleh Si Dana Saham dan Rencana Cerdas. Penilaian berdasarkan metode Treynor Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Treynor untuk IHSG dengan sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana memperoleh angka masing-masing 0,0264, 0,0258, dan 0,0301. Dengan demikian hanya reksa dana Trim Kapital yang kinerjanya lebih baik dari kinerja IHSG yang memperoleh angka sebesar 0,0297. Hal ini dipengaruhi oleh average return reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang lebih rendah dibandingkan IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 sebagai tolak ukurnya, semua produk reksa dana mampu outperform karena masing-masing

produk reksa dana memperoleh indeks Treynor sebesar 0,0311,0,0308, dan 0,0356 sedangkan LQ45 hanya 0,0304. Treynor 0.04 0.035 0.03 0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.7 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor Pada tahun 2007 berdasarkan metode Treynor, produk reksa dana Trim Kapital menempati peringkat teratas, diikuti oleh Rencana Cerdas dan Si Dana Saham. Penilaian berdasarkan metode Jensen Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini hanya produk reksa dana Trim Kapital saja yang mampu outperform terhadap IHSG. Kedua produk reksa dana lainnya yaitu Rencana Cerdas dan Si Dana Saham memperoleh angka negatif yang disebabkan oleh perolehan average return reksa dana yang lebih rendah dari IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 sebagai tolak ukurnya, semua produk reksadana memperoleh nilai yang positif. Meskipun average return Rencana Cerdas dan Si Dana Saham lebih kecil dibanding LQ45, namun reksa dana tersebut mampu menghasilkan nilai yang positif karena memiliki beta yang kecil.

Jensen 0.008 0.006 0.004 0.002 0-0.002-0.004-0.006 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.8 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Jensen Grafik di atas menunjukkan bahwa reksa dana Trim Kapital yang menempati posisi pertama baik dengan tolak ukur IHSG maupun LQ45. Peringkat kedua dan ketiga ditempati oleh Rencana Cerdas dan Si Dana Saham. Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2008 Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd), Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode 2008 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).

Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Periode 2008 Reksa Dana Saham Average Return Standard deviasi Sharpe Treynor Jensen (Alpha) IHSG LQ45 IHSG LQ45 Market1 (IHSG) -0.0510 0.1069-0.5475-0,0585 0,0000 Market2 (LQ45) -0.0565 0.1203-0.5318-0,0640 0,0000 Rencana Cerdas -0.0459 0.1197-0.4461-0,0492-0,0553 0.0101 0.0084 Si Dana Saham -0.0406 0.1110-0.4334-0,0483-0,0541 0.0102 0.0088 Trim Kapital -0,0595 0,1297-0,5240-0,0569-0,0644 0.0019-0.0004 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penilaian kinerja berdasarkan Average Return Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2008 terjadi penurunan harga saham yang cukup signifikan, hal ini disebabkan oleh krisis global yang melanda Indonesia pada tahun tersebut. Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar -0,0510 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar -0,0459, -0,0406, - 0,0595. Walaupun memperoleh average return yang negatif, namun reksa dan Rencana Cerdas dan Si Dana Saham lebih baik dibandingkan IHSG. Begitu juga jika dibandingkan dengan LQ45 yang memperoleh average return sebesar -0,0565, hanya reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang mampu outperform.

Average Return 0-0.01-0.02-0.03-0.04-0.05 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital -0.06 Produk Reksa Dana Gambar 4.9 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return Grafik di atas menunjukkan bahwa Si Dana Saham merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun 2008. Penilaian berdasarkan metode Sharpe Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar - 0,5475 dan -0,5318 untuk LQ45, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masingmasing sebesar -0,4461, -0,4334, dan -0,5240. Walaupun memperoleh hasil yang negatif, namun kinerja ketiga reksa dana tersebut lebih baik dibandingkan dengan IHSG maupun LQ45.

Sharpe 0-0.1-0.2-0.3-0.4-0.5 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital -0.6 Produk Reksa Dana Gambar 4.10 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe Pada tahun 2008 semua reksa dana mengalami outperform, walaupun dengan indeks Sharpe yang negatif. Reksa dana Si Dana Saham menempati peringkat pertama diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital. Penilaian berdasarkan metode Treynor Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat indeks Treynor dengan IHSG sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana memperoleh angka masing-masing, - 0,0492, -0,0483, -0,0569, sedangkan IHSG sendiri -0,0585. Dengan demikian seluruh produk reksa dana mampu outperform terhadap kinerja IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 yang memperoleh indeks Treynor sebesar -0.0640 sebagai tolak ukurnya, hanya reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang mampu outperform karena memperoleh indeks Treynor masing-masing sebesar -0,0553 dan -

0,0541. Sedangkan Trim Kapital mengalami underperform karena hanya memperoleh indeks Treynor sebesar -0,0644. Treynor 0-0.01-0.02-0.03-0.04-0.05-0.06-0.07 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.11 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor Pada tahun 2008 berdasarkan metode Treynor, baik menggunakan IHSG maupun LQ45 sebagai tolak ukurnya, produk reksa dana Si Dana Saham menempati peringkat teratas, diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital. Penilaian berdasarkan metode Jensen Walaupun memperoleh average return yang negatif, tetapi pada penilaian dengan metode Jensen, secara keseluruhan produk reksa dana memperoleh hasil yang positif. Hal ini disebabkan oleh perolehan average return yang lebih baik dibanding IHSG dan LQ45, kecuali reksa dana Trim Kapital. Walaupun average return reksa dana Trim Kapital lebih kecil dibanding IHSG dan LQ45, namun Trim Kapital memiliki beta yang besar sehingga dapat memperoleh indeks Jensen yang positif terhadap IHSG. Indeks positif ini menunjukan kinerja reksa dana yang lebih baik dari kinerja pasar.

Jensen 0.012 0.01 0.008 0.006 0.004 0.002 0-0.002 Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.12 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Jensen Pada tahun 2008 berdasarkan metode Jensen, reksa dana Si Dana Saham menduduki peringkat pertama diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Reksa Dana Saham Reksa dana terus dicari investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain karena tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus diturunkan Bank Indonesia sampai level di bawah 10 persen. Reksa dana memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito, tetapi semakin tinggi tingkat pengembaliannya semakin tinggi pula resikonya. Pada dasarnya reksa dana merupakan kumpulan dana yang diinvestasikan kepada portofolio efek dan dikelola oleh manajer investasi. Berdasarkan konsep tersebut ada beberapa aspek yang menyebabkan reksa dana beresiko. Aspek-aspek tersebut yaitu : 1. Dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada portofolio efek

Portofolio efek yaitu kumpulan efek yang memberikan hasil kepada pemiliknya. Saham mempunyai jangka waktu yang paling panjang dari semua instrumen investasi yang ada dan resiko paling tinggi. Harga saham sangat fluktuatif tergantung prospek perusahaan yang dikenal dengan fundamental perusahaan dan juga penawaran (supply) dan permintaan (demand) saham tersebut. Harga yang sangat fluktuatif ini juga menyatakan bahwa saham sangat beresiko dan tingkat pengembaliannya tidak dapat ditentukan. 2. Portofolio efek tersebut sangat bervariasi sehingga masing-masing instrumen mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda-beda. Tingkat pengembalian dari instrumen investasi dari portofolio efek tersebut dapat berubah-rubah setiap waktu dan mengakibatkan tidak dapat ditentukan tingkat pengembalian dari portofolio secara keseluruhan. Akibatnya, manajer investasi tidak dapat menentukan atau menjamin tingkat pengembalian portofolionya. Bila tingkat pengembalian tersebut tidak dapat ditentukan maka tidak ada kewajiban si manajer investasi untuk menentukan angka tertentu sebagai tingkat pengembalian portofolionya. 3. Arus kas yang berubah-ubah Arus kas yang dimaksud dalam kasus reksa dana ini, yaitu selisih dana yang masuk dan keluar. Dana yang masuk adalah investor yang membeli reksa dana, sedangkan dana yang keluar yaitu investor yang menjual reksa dana yang bersangkutan. Perubahan arus kas akan mempengaruhi portofolio dan

juga mempengaruhi resiko dan sekaligus mempengaruhi tingkat pengembalian dan tingkat pengembalian tersebut tidak pasti. Investor di reksa dana tidak mempunyai ikatan untuk jangka waktu investasi, misalkan satu minggu, satu bulan dan sebagainya, walaupun reksa dana dianggap instrumen investasi berjangka waktu menengah dan jangka panjang. 4. Keahlian manajer investasi Keahlian manajer investasi mengelola portofolio juga merupakan salah satu timbulnya resiko dari portofolio dan juga kepastian tingkat pengembalian. Manajer investasi diketahui mempunyai alokasi aset (asset allocation), kemampuan pemilihan instrumen investasi (stock selection) dan kemampuan menilai waktu jual beli di pasar (market timing). Ketiga ketiga keahlian ini sangat menentukan tingkat pengembalian portofolio yang dikelola oleh manajer investasi. Bila keahlian ini tidak maksimal dipergunakan maka resiko portofolio akan terjadi dan tingkat pengembalian juga semakin tidak pasti sehingga tidak ada kegunaannya untuk memastikan tingkat pengembalian reksa dana. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap reksa dana Rencana Cerdas, Si Dana Saham, dan Trim Kapital maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja reksa dana saham periode 2006 2008

Pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan average return, semua produk reksa dana saham memperoleh return yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa produk reksa dana tersebut mampu memberikan keuntungan untuk para pemilik reksa dana. Selain itu produk reksa dana tersebut mampu menghasilkan total return sebesar 50% selama satu tahun. Dengan return sebesar itu berarti return yang dihasilkan produk reksa dana lebih besar dari return deposito di bank yang hanya sekitar 7% setahun. Sedangkan pada tahun 2008 semua produk reksa dana memperoleh hasil yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa reksa dana tersebut mengalami kerugian sehingga tidak mampu memberikan keuntungan bagi para pemilik reksa dana. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga-harga saham pada tahun 2008 yang dipengaruhi oleh krisis global. 2. Penilaian kinerja reksa dana saham yang paling baik tahun 2006 2008 Pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen, produk reksa dana Trim Kapital merupakan reksa dana yang terbaik diantara tiga reksa dana yang dianalisis. Hal ini tidak lepas dari tingginya return yang dihasilkan oleh reksa dana tersebut pada tahun 2006 dan 2007. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2008 reksa dana Si Dana Saham menjadi reksa dana yang terbaik diantara tiga reksa dana yang dianalisis.

3. Penilaian kinerja reksa dana saham yang mampu outperform terhadap indeks pasarnya (IHSG dan LQ45) tahun 2006 2008 Pada tahun 2006 berdasarkan metode Sharpe, reksa dana yang mampu outperform hanya Trim Kapital dan Rencana Cerdas, sedangkan Si Dana Saham mengalami underperform. Kemudian berdasarkan metode Treynor dan Jensen semua produk reksa dana mampu outperform terhadap indeks pasarnya yakni IHSG dan LQ45. Untuk tahun 2007 berdasarkan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen, hanya reksa dana Trim Kapital saja yang mampu outperform terhadap IHSG dan LQ45. Sedangkan Si Dana Saham dan Rencana Cerdas hanya mampu outperform terhadap LQ45. Pada tahun 2008 berdasarkan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen, walaupun menghasilkan return yang negatif, reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham mampu outperform terhadap IHSG dan LQ45. Hal ini disebabkan oleh average return reksa dana tersebut yang lebih baik ketimbang IHSG dan LQ45. DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Jensen., Michael C. (1965). The performance of Mutual Funds in the Periode of 1945-1964. Journal of Finance.

Kiyoshi, Watari. (1998). A Guide to Understanding Mutual Funds, Washington: ICI.. (1998). Mutual Fund The Greatest Investment Ever Invested, Mutual Fund Magazine.. (1998). Risk and Rewards Potential for Typers of Funds, Investment Company Institute.. (1997). How to Get the most Bank From Your Buck, Mutual Fund Magazine. Manurung, Adler Haymans. 2008. Reksa Dana Investasiku. Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Mariani, Ani. 2007. Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Dengan Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Gunadarma, Depok. Pratomo, Eko Priyo. 2004. Berwisata ke Dunia Reksa Dana. Jakarta : Gramedia Media Utama. Pratomo, Eko Priyo., Ubaidillah Nugraha. 2005. Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta : Gramedia Media Utama.

Siahaan, Hinsa. 2006. Penilaian Kinerja Investasi Dengan Menggunakan Sharpe s Performance Index, dan Treynor s Performance Index. Jakarta : Departemen Keuangan. Suharyadi., Purwanto SK. 2008. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat.