BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007 / 2008

BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui karakteristik dari kendaraan tersebut, baik secara. subyektif maupun obyektif. Penilaian secara subyektif kendaraan

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN

Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Disusun Oleh : Nama : HERDI HARYADI NIM :

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

Analisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

Analisis Pengaruh Parameter Operasional Terhadap Perilaku Belok dan Stabilitas Pada Panser Anoa 6X6 APC

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II

Rizqi An Naafi Dosen Pembimbing: Ir. J. Lubi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah .

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB III BALANS RODA/BAN

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER S U R A B A Y A 2006

dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini. Tan δ 2 = a/r + s (2.2)

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

ANALISA DYNAMIC OF HANDLING KENDARAAN REVERSE TRIKE DITINJAU DARI PERGESERAN CENTRE OF GRAVITY (CG) SKRIPSI

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No.21, (2016) ISSN: E103

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

PARAMETER SUDUT BELOK RODA PADA KENDARAAN DENGAN SISTEM KEMUDI EMPAT RODA

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

III. METODE PENELITIAN

Gerak Melingkar Pendahuluan

Analisa Sudut Belok Roda Belakang Sebagai Fungsi Sudut Belok Roda Depan dan Kecepatan pada Kendaraan Mini 4WS

Pemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment.

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam.

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

(2) Di lokasi manakah dari yang berikut ini Anda diharuskan untuk mengemudi sambil mengurangi kecepatan menurut Undang-undang Lalu Lintas Jalan?

Analisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 PENENTUAN REGION SKID-NON SKID (2WS) TYPE MODEL KENDARAAN REAR WHEEL DRIVE (RWD)

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

BAB 4 JARAK PANDANG 4.1. Pengertian

Jarak pandang berguna untuk :

GERAK MELINGKAR. = S R radian

SUSPENSI (suspension)

BAB II DASAR TEORI. harus memiliki jarak pandang yang memadai untuk menghindari terjadinya

Kata kunci: understeer, oversteer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT MEMBELOK

1. Masuk ke dalam file explorer atau file commander pada smartphone. 2. Cari file Mojo.apk kemudian pilih file Mojo.apk.

BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

Pilihlah jawaban yang paling benar!

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam?

Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Vol: 8 No: 2 Tahun: 2017

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. 정답 :

SOAL DINAMIKA ROTASI

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

SIMULASI DAN ANALISA HANDLING PERFORMANCE PADA KENDARAAN SEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CARSIMED 4.51

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015

Smart Chassis System Berbasis Proporsi Kontrol Traksi dan Pengereman I Ketut Adi Atmika

PENGALAMAN KURSUS STIR MOBIL dan TIP'S MENGEMUDIKAN MOBIL

2 Mekanika Rekayasa 1

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah?

REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

(7635) 1. Manakah dari yang berikut ini yang dengan benar menjelaskan tentang tanda berikut? 1 menandakan tempat di mana jalan akan berakhir.

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 3)

teknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. kendaraan antara 220 cm dan 350 cm. (Regulasi IEMC 2014)

BAB II DASAR TEORI Kendaraan Jalan Raya

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

Oleh : Michael.P.O.F Manalu NRP : Dosen Pembimbing : Dr Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng

BAB XI GAYA DAN GERAK

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkendara, ketika kendaraan telah mencapai sebuah tikungan dan akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer dan oversteer. Dalam penulisan ini, akan dibahas mengenai masalah oversteer saja. Oversteer bermula dari kendaraan yang mencapai daya tarik maksimal ketika berbelok. Dalam kasus ini, roda bagian belakang memiliki daya tarik lebih besar daripada roda bagian depan sehingga menyebabkan bagian belakang kendaraan keluar dari lintasan, sementara bagian depan kendaraan tetap pada jalurnya. Dampak positif dari oversteer adalah mencegah kerusakan yang terjadi pada bagian depan kendaraan karena bagian belakang kendaraan yang akan keluar dari jalur terlebih dahulu, dan mungkin saja mengenai sesuatu yang berada di pinggir jalan. Berikut gambar kendaraan saat mengalami oversteer beserta dengan penjelasaannya. Ada tiga penyebab utama terjadinya oversteer yaitu : 1. Kendaraan berbelok dalam kecepatan terlalu tinggi. 2. Kendaraan berbelok terlalu agresif, artinya pengemudi membelokkan kemudinya terlalu dalam. 3. Mengerem ketika kendaraan dalam keadaan mengarah ke dalam belokan ( kondisi B dalam gambar di atas ).

2 Gambar 1.1 Kendaraan mengalami oversteer ketika berbelok A. Kendaraan sudah berbelok dengan keadaan normal dimana semua roda berada dalam jalurnya ( garis berwarna biru ). B. Roda bagian belakang mulai kehilangan keseimbangan dimana daya tarik lebih besar sehingga mulai keluar dari jalurnya. Pengemudi berusaha mengimbangi kendaraannya dengan memutar kemudinya ke kiri seperti terlihat pada gambar bahwa roda bagian depan dibelokkan ke kiri supaya kendaraan tetap berada pada jalurnya. C. Kendaraan sudah hilang keseimbangan meski pengemudi telah berusaha membelokkan arah kemudinya, dan kendaraan mulai hampir berputar.

3 Ada dua macam faktor ketika terjadi oversteer yaitu faktor aktif dan pasif. Faktor pasifnya adalah : - distribusi berat - rancangan kemudi. Faktor aktifnya yaitu : - kecepatan belok - throttle - rem - setir kemudi - perpindahan beban. Ada dua gejala pada oversteer yaitu : - roda bagian belakang tidak stabil. - kendaraan hampir berputar dan mulai menghadap ke dalam belokan. Pada saat berkendara di jalan, ada dua macam reaksi yang dilakukan pengemudi ketika kendaraan mulai oversteer. Reaksi yang pertama dan yang alami adalah segera melepaskan kakinya dari pedal gas dan menginjak rem untuk mencegah kendaraan berputar. Sedangkan reaksi yang kedua adalah mengurangi kecepatan dengan mengerem kendaraan perlahan untung mencegah kendaraan melaju kencang tak terkendali. Akan tetapi, reaksi yang seharusnya dilakukan adalah membelokkan kemudinya perlahan dengan kecepatan yang dikurangi juga secara perlahan. Hal ini bisa mengurangi terjadinya oversteer. Jadi dalam hal ini, mengerem mungkin atau tidak mungkin memperparah situasi.

4 Pada saat berkendara di arena balapan, gaya mengemudi adalah faktor utama yang membuat kendaraan dalam kondisi normal dan tidak mengalami oversteer ketika berbelok. Ini mengapa dua pengemudi dengan spesifikasi mobil yang berbeda dalam balapan mobil yang sama, tidak bisa disamakan dalam hal mencegah terjadinya oversteer. Roda bagian belakang membutuhkan tenaga tarik yang bisa diimbangi oleh roda bagian depan selama berbelok. Dalam situasi kendaraan oversteer ketika berbelok, pengemudi mobil balap biasanya menjadi gugup, yang membuatnya kehilangan kontrol mengemudi selama balapan. Pada saat kendaraan berbelok, total gaya yang terjadi pada masing-masing roda akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh transformasi gaya sentrifugal pada masing-masing roda dan perpindahan beban dari roda belakang ke roda depan dan dari roda bagian dalam ke roda bagian luar. Sehingga pada masing-masing roda timbul sudut slip (α i ) yang menyebabkan sudut roda (µ i ) yang dikehendaki oleh pengemudi berbeda dengan kebutuhan kendaraan. Catat pada makalah ini, i menyatakan roda yaitu 1 adalah roda depan kiri, 2 adalah roda depan kanan, 3 adalah roda belakang kanan dan 4 adalah roda belakang kiri. Maka sudut roda aktual pada saat ini adalah β i = µ i -/+ α i, dimana β i adalah sudut simpang roda. Akibat dari ketidaksesuaian tersebut maka timbul momen pada salah satu roda sehingga kendaraan cenderung oversteer. Agar persoalan tersebut tidak terjadi maka dilakukan koreksi terhadap sudut roda yaitu β i = µ i -/+ α i +/- α i rata2 yang mengakibatkan β i = µ i A α i = α i rata2. Dengan demikian yang menjadi persoalan utama adalah optimisasi sudut slip roda (α i rata2).

5 Kendaraan cenderung mengalami oversteer pada kondisi-kondisi tertentu ketika kendaraan tersebut hendak berbelok. Salah satu kondisi yang dimaksud adalah pada kondisi jalanan basah. Kondisi jalanan yang basah pastilah licin, dan ketika kendaraan hendak berbelok bisa saja mengalami oversteer. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari gesekan antara roda dengan jalanan yang licin. Oleh karena itu, hal ini menjadi faktor penting dalam parameter utama kendaraan, dimana harus ditentukan harga koefisien yang cocok dan optimal pada ban roda sehingga ketika kendaraan hendak berbelok pada kondisi jalanan yang basah, tidak mengalami kejadian seperti ini lagi ( oversteer ). Contoh kondisi yang lain adalah pada waktu ban kempes. Hal ini juga bisa mengakibatkan terjadi oversteer karena ukuran panjang dan massa ban roda menjadi berubah. Kedua faktor ini juga merupakan hal yang penting dalam parameter utama kendaraan. Akan tetapi, tidak mungkin pula jika seorang pengemudi tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ketika hendak berkendara. Mungkin saja, ketika kendaraan hendak berbelok, ban tiba-tiba berubah menjadi kempes, dan hal ini bisa menyebabkan kendaraan oversteer. Oversteer adalah suatu kejadian yang muncul pada kendaraan roda empat yang hendak berbelok, dimana ketika roda bagian belakang tidak berjalan searah dengan roda bagian depan. Kecenderungan kendaraan oversteer disebabkan oleh beberapa faktor seperti tenaga mekanik, suspensi, dan kontrol mengemudi. Limit oversteer muncul ketika roda bagian belakang mempunyai tenaga tarik yang lebih selama situasi berbelok sebelum roda depan, yang menyebabkan roda bagian belakang lebih maju ke depan

6 ketika berbelok. Pada umumnya, oversteer adalah suatu kondisi ketika sudut slip roda bagian belakang lebih besar dari pada roda bagian depan. Roda bagian belakang lebih cenderung oversteer, khususnya ketika mandapat tenaga berlebih ketika berbelok. Gambar 1.2 Sudut slip roda depan dan belakang Gambar di atas menunjukkan bahwa sudut slip roda bagian belakang yang dilambangkan dengan αr lebih besar dari pada sudut slip roda bagian depan yang dilambangkan dengan αf, dan ini yang menyebabkan kendaraan mengalami oversteer. 1.2 Ruang lingkup Adapun ruang lingkup yang dibatasi dalam penulisan ini antara lain sebagai berikut : - Kendaraan yang dipakai hanyalah kendaraan roda empat. - Kendaraan yang berbelok pada kecepatan 10 km/h, 25 km/h, 40 km/h, 55 km/h, dan 70 km/h. - Sudut yang dikehendaki pengemudi kendaraan yaitu 5 o dan 10 o.

7 1.3 Metodologi Untuk mengatasi permasalahan kendaraan diatas digunakan metode kendali umpan maju pada kendaraan roda empat. Metode tersebut terdiri dari penghitungan sudut sudut slip roda. Untuk merealisasikan sistem diatas, maka pada bab dua akan dirumuskan model matematika yang menghitung gaya-gaya yang bekerja pada roda yaitu gaya lateral dan vertikal. Kemudian dilakukan penghitungan sudut slip roda menggunakan model matematika yang telah dirumuskan pada bab dua dengan variabel kecepatan longitudinal. 1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung optimisasi sudut slip roda. Optimisasi sudut slip roda bertujuan untuk mendapatkan dinamika sudut slip roda terhadap variabel kecepatan longitudinal, parameter kendaraan yang dibutuhkan, dan sudut roda yang dikehendaki pengemudi. 1.5 Manfaat Manfaatnya adalah memperoleh optimisasi sudut slip roda yang optimum sehingga tidak menyebabkan kendaraan mengalami oversteer ketika berbelok.