IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA. Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Endang Sujiati. Universitas Negeri Surabaya, Eko Wahjudi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DIPADU METODE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

: Model Pembelajaran Kontekstual (CTL), KeaktifanSiswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model PembelajaranJigsaw dan...(nani Mediatati)

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SMP NEGERI 1 RAWAMERTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Risna Cahyani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN)

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi perlakuan. Tabel 1. Desain Penelitian

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA POKOK BAHASAN EKOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung

Efektifitas Penerapan Problem Based Learning Pada Hasil Belajar Siswa Materi Mengelola Kartu Utang. Helinda Wulan Nurmafiroch

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Wakijo 1, Siti Suprihatin 2 Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Wakijoummetro@yahoo.co.id 1, sitisuprihatin43@yahoo.co.id 2) Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti tidak merubah keadaan kelompok awal sampel. Desain penelitian dalam ini yaitu the nonequivalent posttest-only control group design. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Tulang Bawang Barat. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk menyelasaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyelasaikan hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan. Berdasarkan peneliitian yang telah dilakukan dan berdasarkan hasil uji perbedaan rataan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,038 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hasil ini berarti kedua kelas memiliki kemampuan berpikir kritis yang berbeda secara signifikan. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran Learning (CTL) lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Learning (CTL) terhadap berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Kata Kunci: Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL), Berpikir Kritis PENDAHULUAN Pendidikan sebagai usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia seutuhnya, serta ikut menunjang keberhasilan pembangunan nasional. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004 Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan adalah suatu usaha membentuk manusia seutuhnya dan dewasa. Dewasa di sini bukanlah dewasa secara fisik tetapi dewasa secara psikologis. Dewasa secara psikologis mempunyai banyak ciri, seperti kemerdekaan berpikir, independensi dan penalaran moral yang baik. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus JURNAL PROMOSI 43

untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaannya. Menurut Anita dalam Cooperative Learning (2006), situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk memahami proses belajar dan memahami satu sama lain. Melalui pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan lebih efektif. Metode pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam proses pembelajaranya siswa dituntut ikut aktif dalam proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis melihat bahwa kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar. Metode pembelajran yang diterapkan masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru adalah sumber informasi, kegiatan siswa dalam proses pembelajaran hanya mendengar dan mencatat informasi yang diberikan sehingga siswa cenderung pasif, tidak memiliki aktivitas selama pembelajaran berlangsung sehingga suasana kelas tidak hidup. Dalam jangka waktu lama siswa menjadi bosan sehingga akan berdampak kepada hasil belajar ekonomi siswa rendah. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Anita dalam Cooperative Learning (2006), situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk memahami proses belajar dan memahami satu sama lain. Diharapkan, guru dapat menciptakan situasi belajar sedemikian rupa sehingga siswa dapat bekerjasama dalam kelompok serta mengembangkan wawasannya tentang pembelajaran kooperatif. Sagala (2008). Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning disingkat dengan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Menurut Trianto (2010) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Rohman (2009) pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mangaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mareka sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari suatu permasalahan atau konteks lain. Menurut Rusma (2011), ada 7 prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu: 1) Konstruktivisme, 2) Menemukan, 3) Bertanya, 4) Masyarakat Belajar, 5) 44 JURNAL PROMOSI

Pemodelan, 6) Refleksi, 7) Penilaian Sebenarnya. Berdasarkan beberapa pendekatan di atas terkait dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat disimpulkan bahwa (CTL) dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, Learning (CTL) menjadikan pengalaman lebih relevan dan bagi siswa dalam membangun pengetahuan mereka dalam kehidupannya. Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi yang menghubungakan bagian-bagian pengetahuan yang telah dimiliki dalam diri dan dikontrol oleh akal. Menurut Sagala (2006) berpikir berarti proses menentukan hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengatahuan. Kemampuan berpikir yang paling rendah adalah mengingat atau pengatahuan, kemampuan berikutnya yaitu kampuan memahami konsep-konsep ekonomi. Sedangkan kamampuan yang lebih tinggi adalah kemampuan berpikir kritis. Menurut Paul & Elder (2006) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah seni menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan. Kemampuan berpikir kritis sangat erat hubungannya dengan pemrosesan suatu informasi. Ristontowi (2011) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah kemampuankemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk menyelasaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyelasaikan hipotesis yang relevan, serta mearik kesimpulan yanng valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulankesimpulan. Dari pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan menafsirkan dan menganalisis terhadap informasi yang diterima, diperiksa dan dibandingkan dulu kebenarannya dengan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki sebelumnya sehingga seseorang tersebut mampu memberikan kesimpulan terhadap informasi tersebut dengan alasan yang tepat. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti tidak merubah keadaan kelompok awal sampel. Desain penelitian dalam ini yaitu Pretest-post-test non equivalent control group. Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tulang Bawang Barat Lampung. Penelitian ini akan meneliti siswa kelas VIII dengan jumlah siswa 156 siswa yang terbagi menjadi 5 kelas, kelompok eksperimen yaitu pada kelas VIIIb dan kelompok kontrol pada kelas VIIId. JURNAL PROMOSI 45

Adapun tahapan-tahapan penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut: Survei Lapangan Penentuan Kelompok Eksperimen Menyusun intrumen Uji Coba Pretes dan Postes Melaksanakan Pretes Pembelajaran Di Kelompok Eksperimen Pembelajaran Di Kelompok Kontrol Postes Analisis Data Gambar 3.1 Tahapan penelitian Kesimpulan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengolahan data hasil penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pencapaian kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, digunakan tes berbentuk uraian, yang diberikan kepada siswa sebagai postes. Data skor hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis untuk melihat perbedaan pengaruh pembelajaran kedua kelas. Pada Tabel 1 menunjukkan deskriptif data postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk kemampuan berpikir kritis siswa. Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir kritis siswa Postes Nilai N X min X maks x SD Eksperimen 30 55 90 71,87 9,88 46 JURNAL PROMOSI

Kontrol 30 50 85 66,26 10,50 Berdasarkan Tabel 1. Skor minimum dan maksimum skor postes untuk kelas yang memperoleh pembelajaran Dengan Learning (CTL) adalah 55 dan 90 dengan Standar Deviasi 9,88, sedangkan skor minimum dan maksimum skor postes untuk kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional adalah 50 dan 85 dengan Standar 10,50. Selanjutnya, rataan skor postes kemampuan berpikir kritis siswa untuk kelas eksperimen sebesar 71,87 dan kelas kontrol sebesar 66,26. Berikut secara ringkas disajikan perbandingan rataan skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas Eksperimen dan kontrol. Untuk lebih jelasnya Tabel 2, dapat dibuat diagram perbandingan rataan postes sebagai berikut: 72 71 70 69 68 67 66 65 64 71,87 Eksperimen Posttest 66,26 Kontrol Eksperimen Kontrol Gambar 2. Perbandingan Rataan Postes Berpikir kritis siswa Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas skor postes kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari Tabel berikut: Tabel 2 Uji Normalitas Skor Kemampuan Berpikir Kritis Setelah Pembelajaran Kelas Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. Keputusan Kesimpulan Data Eksperimen 0,128 30.200 * H 0 : diterima Berdistribusi Normal Kontrol 0,125 30.200 * H 0 : diterima Data Berdistribusi Normal H 0 : sampel berdistribusi normal Kriteria pengujian adalah dengan α = 0,05. Jika nilai Sig. > α, maka H 0 diterima. Berdasarkan tabel tersebut, memiliki nilai Sig. > α, yaitu.200 * sehingga, skor postes JURNAL PROMOSI 47

kelas ekperimen dan kontrol untuk kemampuan berpikir kritis berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas skor postes kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari Tabel 4 berikut: Tabel 4 Uji Homogenitas Varians Skor Kemampuan Berpikir Kritis Setelah Pembelajaran Levene Statistic df1 df2 Sig. Keputusan Kesimpulan 0,071 1 58 0,791 H 0 : diterima Variansi sama H 0 : varians kedua kelompok homogen Berdasarkan Tabel 4 memperlihatkan bahwa skor postes memiliki Sig. lebih besar dari α = 0,05 yaitu 0,5 untuk postes yaitu 0,791, sehingga H 0 diterima. Hal ini berarti, skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varians yang sama. Pada tahap selanjutnya adalah Uji Perbedaan Rataan Skor Kemampuan Berpikir Kritis, Uji ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rataan postes. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol, bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan varians kedua kelas homogen, maka bisa dilanjutkan pada uji perbedaan postes menggunakan Independent sample t-test. Tabel 5 Uji Perbedaan Rataan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Pembelajaran Setelah t-test for Equality of Means Keterangan Kesimpulan T df Sig. (2-tailed) 2,127 58 0,038 H 0 Ditolak Terdapat Perbedaan Berdasarkan hasil uji perbedaan rataan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diketahui bahwa nilai Sig. (2- tailed) yaitu 0,038 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hasil ini berarti kedua kelas memiliki kemampuan berpikir kritis yang berbeda secara signifikan. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh model pembelajaran Learning (CTL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP NEGERI 1. Maka dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap 48 JURNAL PROMOSI

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian kemajuan yang diperoleh, maka saran yang sekiranya dapat diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran adalah sebagai berikut : Saran untuk penelitian kemajuan ini sebagai berikut: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sebaiknya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning (CTL) dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Ristontowi. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa melalui Pembelajaran Creative Problem Solving. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan MIPA. Paul, R and Elder, L. (2006). Critical thiking: the art of socratic questioning journal of developmental education, 31 (1), 36-37 DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Sagala, S (2008). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhnya. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta? Kencana Prenada Media Group Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Laks Bang Meditama. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajran Mengembangkan Profeionalisme Guru. Jakarta. Pt Raja Grafindo Persada JURNAL PROMOSI 49