BAB V HASIL PENELITIAN. Asrama 2 Al-khodijah merupakan salah satu asrama putri yang berada di

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1.

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

Lampiran 1 Denah ruang produksi Katering Pawon Endah

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

LAMPIRAN 1 KUESIONER

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

KUESIONER PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER SISWA LAMPIRAN

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

KUESIONER DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

LAMPIRAN 1 58

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

Nama Responden : Kode Responden : Hari/Tanggal : Nama Pewawancara : Lampiran 1 Kuesioner (lanjutan)

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

KUESIONER PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :

2. Apakah anda biasa sarapan pagi?b2 a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

METODE. n = Z 2 P (1- P)

DAFTAR KONVERSI BERAT MENTAH MASAK

SIKLUS MENU RUMAH SAKIT RIZANI BULAN JANUARI 2014

Food. bever ages. and P I N 2 7 C 3 6 F F B

KUESIONER. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

KUESIONER HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD, AKTIVITAS FISIK DAN FAKTOR LAIN DENGAN GIZI LEBIH PADA REMAJA SMU SUDIRMAN JAKARTA TIMUR TAHUN 2008

Cara pengumpulan data karakteristik, antropometri dan recall pangan 1x24 jam oleh tim Riskesdas 2010

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Seimbang dan Pola Makan Anak Autis di SDNLB Lubuk Pakam Tahun 2012

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PENDAHULUAN Gizi sebagai modal dasar investasi, berperan penting memutus lingkar setan kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah

Lampiran 1 Karakteristik siswa kelas 5

Listing Program : Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

KUESIONER PENELITIAN

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

TABEL JADWAL PELAKSANAAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Asrama 2 Al-khodijah merupakan salah satu asrama putri yang berada di bawah yayasan Pondok Pesantren Darul Ulum, berada di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kelurahan Peterongan, Kabupaten Jombang. Pondok Pesantren Darul Ulum memiliki luas pondok ±4 Ha., batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kesamben, sebelah barat dengan Kecamatan Jombang, sebelah selatan dengan Kecamatan Jogoroto, dan sebelah timur dengan Kecamatan Sumobito. Asrama 2 Al-Khodidjah sebelah barat berbatasan dengan asrama 9, sebelah timur berbatasan dengan asrama 3, sebelah utara dengan asrama 1, dan selatan berbatasan dengan pondok induk putra. Pondok Pesantren Darul Ulum disamping fokus di bidang keagamaan, juga mengembangkan pendidikan formal. Darul Ulum memiliki 16 sekolah formal, yaitu, MIN, MTsN, MTs Plus, MAN, MA Unggulan, SMP I, SMPN 3 Unggulan, SMA DU I Unggulan BPP-Teknologi, SMA DU II Unggulan BPP-Teknologi (RSNBI), SMA DU III, SMK I & II, SMK TELKOM, sekolah Tahassus Al- Qur an, UNIPPDU, dan UNDAR. Selain bangunan sekolah formal, pondok pesantren juga melengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti sarana olah raga dan laboratorium. Terdapat 26 asrama yang berada di bawah yayasan Pondok Pesantren Darul Ulum. Asrama 2 Al-Khodijah adalah salah satu pondok putri yang paling besar dan paling tua. Jumlah seluruh santri sebanyak 466 anak, terdiri dari santri SMP, 38

39 SMA, dan mahasiswa. Asrama 2 memiliki 2 buah kamar tidur yang masingmasing ditempati oleh 17-25 santri, setiap kamar diawasi oleh satu santri senior yang memiliki tugas sebagai penanggung jawab kamar. Fasilitas yang dimiliki oleh Asrama 2 Al-Khodidjah antara lain, 1 musholla utama, 4 unit kelas diniyah, 1 unit perpustakaan, 1 kantin, 1 koperasi, 2 ruang khusus untuk menjenguk dan 1 lapangan serbaguna. Kegiatan asrama 2 dimulai pukul 4.3 yaitu jama ah sholat subuh, dilanjutkan dengan istighostah dan mengaji alquran hingga pukul 6., kegiatan selanjutnya adalah sarapan pagi dan berangkat sekolah. Tidak ada kegiatan pondok selama santri sekolah formal. Kegiatan kembali dilakukan pada pukul 16. yaitu sholat ashar, makan sore dan persiapan sholat maghrib. Pukul 18.3 santri mengikuti sekolah informal, yaitu diniyah. Diniyah adalah kegiatan belajar mengajar yang khusus mendalami agama, dilakukan oleh seorang guru dan dibagi menurut kelas-kelas sesuai hasil tes agama yang dilakukan saat awal masuk asrama. Sekolah diniyah dilakukan hingga pukul 2., kemudian sholat isya berjama ah dan jam wajib belajar mulai pukul 2.3 hingga 22.. Tiap hari Kamis malam, khusus untuk diniyah diliburkan. Dalam satu bulan sekali santri diperbolehkan dijenguk oleh orangtua sesuai dengan waktu yang diberikan asrama, dan biasanya jatuh pada hari Jumat. Pemenuhan makanan santri dilakukan oleh pengurus asrama yang memiliki tugas khusus untuk memasak makanan. Bahan makanan yang diberikan diperoleh dari pasar, untuk bahan-bahan sayuran seperti, sop (wortel, bunga kool), kangkung, dibeli sudah dalam bentuk potongan, sehingga pihak asrama langsung bisa mengolah. Jadwal pemberian makanan dalam satu hari dilakukan dua kali

4 yaitu pagi hari pada pukul 6. dan sore hari pukul 17.. Menu yang disediakan tiap hari bervariasi, tapi diulang setiap minggunya. Tabel 5.1 Daftar Menu Makan Santri Asrama 2 Al-khodidjah tahun 212 No Hari Menu 1 Senin Pagi Nasi, oseng tempe + sosis, bihun Sore Nasi, soto ayam, suwir daging ayam 2 Selasa Pagi Nasi, sambel goreng tempe, bihun, kerupuk Sore Nasi, semur daging sapi, sayur lodeh, tempe goreng 3 Rabu Pagi Nasi, tumis kangkung, telur dadar/ceplok (setengah) Sore Nasi, sayur asem, pepes pindang/pindang goreng 4 Kamis Pagi Nasi, sambel goreng tempe, mie kuning Sore Nasi, ayam goreng, tumis pepaya 5 Jumat Pagi Nasi goreng, dadar (setengah), sosis goreng (setengah) Sore Nasi, sayur bayam, dadar jagung/tahu dan tempe goreng Pagi Nasi, pecel, peyek 6 Sabtu Sore Nasi, lele, sambal, lalapan (timun, kemangi)/telur asin 7 Minggu Pagi Nasi, rawon, daging Sore Nasi, sayur sop, perkedel, tempe goreng Setiap 2 minggu sekali, santri mendapat jatah susu kedelai, dan setiap satu bulan sekali mendapat jatah susu sapi segar. Buah diberikan setiap 1 minggu dua kali, seperti duku, salak, semangka, pisang, pepaya, manggis, dan lain-lain. Dalam memasak petugas menggunakan penyedap rasa, alasannya untuk membantu memperkuat rasa masakan karena memasak dalam porsi besar. Beberapa menu diberikan dengan cara tiap kamar diberi jatah makanan dalam porsi besar, untuk dibagi sendiri ke seluruh anggota kamar tersebut. Beberapa menu seperti soto, rawon, dan ayam goreng diberikan langsung oleh petugas di dapur. Hasil yang diperoleh dari indepth interview dengan petugas yang memasak, menu makanan pada hari sabtu pagi, senin pagi, selasa pagi, kamis pagi, dan

41 jumat sore merupakan menu yang paling sedikit dikonsumsi oleh santri, hal ini dapat dilihat dari sisa makanan yang diberikan kepada santri. 5.2 Karakteristik Responden 5.2.1 Usia Responden penelitian berusia antara 12 hingga 15 tahun, dengan distribusi usia sebagai berikut: Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Usia di Asrama 2 Al-Khodidjah tahun 212 No Usia n % 1 12 tahun 12 18,5 2 13 tahun 25 38,5 3 14 tahun 24 36,9 4 15 tahun 4 6,1 Jumlah 65 1, Sebagian besar responden berusia 13 tahun yaitu sebanyak 38,5%, dan hanya sebesar 6,1% responden yang berusia 15 tahun. Rata-rata usia responden adalah 13,7 tahun dengan standar deviasi sebesar,85338 5.2.2 Uang Saku Uang saku yang dimaksud adalah jumlah uang yang diterima responden dalam satu bulan yang dialokasikan hanya untuk uang jajan tanpa digunakan untuk membayar biaya spp sekolah atau uang syahriyah pondok. Besarnya uang saku akan mempengaruhi seseorang dalam menunjang kebutuhan pokok, seperti makan, sehingga akan mempengaruhi besar asupan zat gizi seseorang. Distribusi uang saku responden dapat dilihat pada Tabel 5.3.

42 Tabel 5.3 Distribusi Uang Saku Responden Asrama 2 Al-Khodidjah tahun 212 No Uang saku responden Jumlah (Rp) 1 Minimal 2. 2 Maksimal 9. 3 Rata-rata 423784,62 4 Standar deviasi 16158,875 Rata-rata uang saku yang diterima responden setiap bulannya sebesar Rp. 423784,62. Uang saku paling tinggi yang diterima responden sebesar Rp. 9. dan paling rendah sebesar Rp. 2.. 5.2.3 Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi adalah hasil pengetahuan responden mengenai zat-zat gizi tertentu yang diujikan melalui kuesioner seperti energi, protein, kalsium, dan zat besi, untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan gizi yang dimiliki responden. Sebelum diberikan kepada responden, kuesioner diuji validitas dengan cara memberikan kuesioner pertama sebanyak 16 soal kepada 15 orang yang memiliki karakteristik sama dengan responden penelitian. Setelah dilakukan uji validitas, hanya 12 soal yang dinyatakan valid dan dapat diberikan kepada responden. Setiap soal memiliki skor maksimal 2, sehingga skor maksimal dari kuesioner adalah 24 poin, dan skor minimal adalah poin. Tabel 5.4 Skor Pengetahuan Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah tahun 212 No Pengetahuan gizi responden Skor 1 Minimal 9 2 Maksimal 21 3 Rata-rata 14,65 4 Standar deviasi 3,95 Rata-rata skor pengetahuan gizi santri sebesar 14,65 poin, dengan skor minimal 9 poin, dan skor maksimal sebesar 21 poin, sedangkan standar deviasi dari pengetahuan gizi adalah 3,95.

43 Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Gizi Resopnden Asrama 2 Al- Khodidjah Tahun 212 No Tingkat pengetahuan gizi n % 1 kurang 1 15,4 2 Sedang 39 6, 3 Baik 16 24,6 Jumlah 65 1 Dari Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa, Sebesar 15,4% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah, 6,% sedang, dan 24,6% memiliki tingkat pengetahuan baik. 5.3 Karakteristik Orang Tua Responden 5.3.1 Pendidikan Orang Tua Pendidikan terakhir orang tua adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh orang tua. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah pendidikan formal terakhir yang paling banyak ditempuh oleh orang tua responden, baik ayah maupun ibu, yaitu sebesar 52,3%, dan 47,6%, sedangkan pendidikan terakhir yang ditempuh orang tua paling sedikit adalah tamat SD/MI, yaitu sebesar 7,7% pada ayah, dan 12,3% pada ibu. Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden Asrama 2 Al- Khodidjah tahun 212 No Pendidikan Ayah Ibu terakhir n % n % 1 Tamat SD/MI 5 7,7 8 12,3 2 Tamat SMP/MTs 1 15,4 9 13,8 3 Tamat SMA/MA 34 52,3 31 47,7 4 Tamat PT 16 24,6 17 26,2 Jumlah 65 1 65 1

44 5.3.2 Pekerjaan Orang Tua Responden Jenis pekerjaan orang tua dalam kuesioner digolongkan menjadi 6, yaitu wiraswasta, swasta, PNS, TNI/POLRI, tidak bekerja, dan lain-lain. Distribusi pekerjaan orang tua responden dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden Asrama 2 Al-Khodidjah Tahun 212 Pekerjaan orang tua Ayah Ibu n % n % Swasta 19 29,2 7 1,8 TNI/POLRI 4 6,2 PNS 6 9,2 4 6,2 Wiraswata 28 43,1 25 38,5 Tidak bekerja 23 35,4 Lain-lain 8 12,3 6 9,2 Jumlah 65 1 65 1 Sebagian besar pekerjaan orang tua adalah wiraswasta, yaitu sebesar 43,1% pada ayah, dan 38,5% pada ibu. Hanya sebanyak 6,2% ayah yang bekerja sebagai TNI/POLRI, sedangkan pekerjaan ibu yang paling sedikit adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebesar 5,2%. 5.3.3 Penghasilan Orang Tua Penghasilan orang tua adalah jumlah penghasilan atau uang yang diperoleh selama satu bulan dari pekerjaan utama maupun sampingan, baik penghasilan ayah maupun ibu. Penghasilan orang tua mempengaruhi besar kecilnya uang saku yang diterima oleh responden selama satu bulan. Tabel 5.8 Penghasilan orang tua responden asrama 2 Al-Khodidjah Tahun 212 No Penghasilan orang tua Jumlah (Rp) 1 Minimal 1.. 2 Maksimal 1.. 3 Rata-rata 3.636.923,8 4 Standar deviasi 1.628.224,611

45 Rata-rata penghasilan orang tua responden setiap bulannya sebesar Rp. 3.636.923,8, dengan penghasilan terendah sebesar Rp. 1.. setiap bulan, dan yang paling tinggi sebesar Rp. 1... 5.4 Jumlah Asupan Zat Gizi Responden Besar asupan gizi responden diperoleh dari hasil food record yang dilakukan selama 2 hari, yaitu pada hari efektif sekolah, dan pada hari libur. Hasil dari food record kemudian diolah menggunakan nutrisurvey untuk mengetahui gambaran besar zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Tabel 5.9 Deskripsi Asupan Zat Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah Tahun 212 No Asupan zat gizi Minimal Maksimal Rata-rata Standar deviasi 1 Asupan energi (kkal) 1188,4 268,7 182,554 395,32784 2 Asupan protein (g) 22,4 96,1 55,6677 13,35226 3 Asupan kalsium (mg) 144,9 1712,1 549,3354 317,399 4 Asupan zat besi (mg) 3,8 97, 1,2231 11,7332 Dari tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa rata-rata konsumsi energi responden dalam satu hari sebesar 182,552 kkal, dengan besar asupan energi terendah 1188,4 kkal, dan asupan energi tertinggi sebesar 268,7 kkal. Standar deviasi dari asupan energi adalah 395,32784. Konsumsi protein responden paling rendah adalah 22,4 g, dan yang paling tinggi adalah 96,1 g. Rata-rata asupan protein pada responden setiap harinya sebesar 55,6677 g, dengan standar deviasi sebesar 13,35226. Rata-rata konsumsi kalsium responden dalam satu hari hanya sebesar 549,3354 mg, dengan asupan kalsium paling rendah 144,9 mg, dan paling tinggi sebesar 1712,1 mg. Konsumsi zat besi pada responden paling rendah adalah 3,8

46 mg, dan yang paling tinggi sebesar 97, mg. Rata-rata konsumsi zat besi responden setiap harinya hanya sebesar 1,2231 mg. 5.5 Tingkat Kecukupan Gizi Responden 5.5.1 Tingkat Kecukupan Energi Responden Tingkat kecukupan energi jika dibandingkan dengan persen AKG dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu defisit, kurang, sedang, dan normal. Tabel 5.1 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Responden Asrama 2 Al- Khodidjah Tahun 212 No Tingkat kecukupan energi n % 1 Defisit, jika < 1642,65 kkal 3 47,7 2 Kurang, jika 1645-1877,65 kkal 1 15,4 3 Sedang, jika 188-2326,5 kkal 18 27,7 4 Baik, jika 235 kkal 6 9,2 Jumlah 65 1 Sebesar 47,7% responden mengalami defisit energi, 15,4% tingkat kecukupan energinya kurang, 27,7% sedang, dan 9,2% memiliki tingkat kecukupan energi yang baik. 5.5.2 Tingkat Kecukupan Protein Responden Tingkat kecukupan protein responden dibagi menjadi empat kategori dan dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Responden Asrama 2 Al- Khodidjah Tahun 212 No Tingkat kecukupan protein n % 1 Defisit, jika < 39,843 g 5 7,7 2 Kurang, jika 39,9-45,543 g 7 1,8 3 Sedang, jika 45,6-51,243 g 25 38,5 4 Baik, jika 57 g 28 43,1 Jumlah 65 1

47 Sebanyak 7,7% responden tingkat kecukupan proteinnya mengalami defisit, 1,8% kurang, 38,5% sedang, dan 43,1% lainnnya dalam keadaan baik. 5.5.3 Tingkat Kecukupan Kalsium Responden Tingkat kecukupan kalsium jika dibandingkan dengan persen AKG dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu kurang dan cukup. Sebanyak 8% responden, tingkat kecukupan kalsiumnya kurang, dan hanya 2% yang memiliki tingkat kecukupan kalsium cukup. Tabel 5.12 Distribusi Tingkat Kecukupan Kalsium Responden Asrama 2 Al- Khodidjah Tahun 212 No Tingkat kecukupan kalsium n % 1 Kurang, jika < 77 mg 52 8 2 Cukup, jika > 77 mg 13 2 Jumlah 65 1 5.5.4 Tingkat Kecukupan Zat Besi Responden Tingkat kecukupan zat besi dikategorikan menjadi 4, yaitu defisit, rendah, sedang, dan normal. Hasil food record tingkat kecukupan zat besi pada responden dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13 Distribusi Tingkat Kecukupan Kalsium Responden Asrama 2 Al- Khodidjah Tahun 212 No Tingkat kecukupan zat besi n % 1 Defisit, jika < 18,174 mg 61 93,8 2 Kurang, jika 18,2-2,774 mg 1 1,5 3 Sedang, jika 2,8-23,374 mg 1 1,5 4 Baik, jika 26 mg 2 3,1 Jumlah 65 1 Sebanyak 93,8% responden memiliki tingkat kecukupan zat besi defisit, 1,5% kurang, 1,5% sedang, dan hanya 3,1% yang memiliki tingkat kecukupan zat besi baik.

48 5.6 Status Gizi Responden 5.6.1 IMT/U Responden Menggunakan Kriteria Z-Score Status gizi remaja dapat dilihat dari nilai z-score seseorang, kategori status gizi dilihat dari indeks massa tubuh menurut usia (IMT/U) dalam kategori z-score dibagi menjadi 4 yaitu, sangat kurus, kurus, normal, dan gemuk. Tabel 5.14 Distribusi Status Gizi IMT/U Menurut Z-score Pada Responden Asrama 2 Al-Khodidjah tahun 212 z-score Minimal Maksimal Rata-rata Standar deviasi -1,94 1,95,1116,86178 Tabel 5.15 Kategori Status Gizi Responden Menurut WHO 25 No Kategori Status Gizi n 1 Sangat kurus 2 Kurus 3 Normal 65 4 Gemuk Jumlah 65 Rata-rata z-score responden sebesar,1116, dengan nilai yang paling rendah sebesar -1,94, dan paling tinggi sebesar 1,95, sehingga seluruh responden berada pada kategori tingkat status gizi normal, karena tidak ada yang melebihi batas status gizi normal, yaitu -2 sampai 2 SD. Dari seluruh responden 9,2 % memiliki nilai z-score -1, SD, 38,5% memiliki z-score -,99- SD, 36,9% memiliki nilai z-score -,99 SD, dan 15,4% memiliki nilai z-score 1SD. Tabel 5.16 Distribusi Nilai Z-Score Responden Asrama 2 Al-Khodidjah 212 z-score n % -1 SD 6 9,2 -,99 SD 25 38,5,1,99 SD 24 36,9 1 SD 1 15,4 Jumlah 65 1

49 5.7 Hubungan Antar Variabel 5.7.1 Hubungan Penghasilan Orang Tua Dengan Uang Saku Responden Penghasilan orang tua memiliki pengaruh pada uang saku yang dimiliki oleh responden setiap bulannya. Hubungan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1. 12 1 8 6 p e n g h a sila n o rtu 4 2 2 4 6 8 1 1 2 p =, r =,615 u a n g sa ku sa n tri Gambar 5.1 Hubungan Penghasilan Orang Tua Dengan Uang Saku Responden Asrama 2 Al-Khodidjah Terdapat hubungan antara variabel penghasilan orang tua dengan uang saku responden, hal ini dapat dilihat dari uji statistik yang menunjukkan bahwa p (,) < α (,5). r sebesar,615 menunjukkan bahwa hubungan antar variabel adalah kuat. 5.7.2 Hubungan Uang Saku Dengan Asupan Gizi Uang saku yang diberikan oleh orang tua mempengaruhi jumlah asupan yang dikonsumsi anak sebagai penunjang makanan selain yang diberikan oleh asrama, semakin tingg uang saku yang dimiliki seseorang kemungkinan pemenuhan kebutuhan terhadap makanan akan semakin baik. 1. Uang Saku Dengan Asupan Energi Tidak terdapat hubungan antara uang saku yang diterima responden setiap bulannya dengan asupan energi pada santri asrama 2 Al-Khodidjah dengan nilai sig.,128, dan dapat dilihat pada Gambar 5.2.

5 12 1 8 6 uang saku santri 4 2,5 1, 1,5 2, 2,5 3, 3,5 4, 4,5 tingkat kevukupan energi Gambar 5.2 Hubungan Antara Uang Saku Dengan Asupan Energi 2. Uang Saku Dengan Asupan Protein Tidak terdapat hubungan antara asupan protein yang dikonsumsi oleh responden dengan uang saku perbulan yang diberikan oleh orang tua, dengan nilai p=,49. 12 1 8 6 u a n g sa ku sa n tri 4 2,5 1, 1,5 2, 2,5 3, 3,5 4, 4,5 tingkat kecukupan protein Gambar 5.3 Hubungan Antara Uang Saku Dengan Asupan Protein 3. Hubungan Uang Saku Dengan Asupan Kalsium Tidak ada hubungan antara uang saku dengan asupan kalsium pada responden, dengan nilai p=,525, hubungan ini dapat dilihat pada Gambar 5.4

51 12 1 8 6 uang saku santri 4 2,8 1, 1,2 1,4 1,6 1,8 2, 2,2 tingkat kecukupan kalsium Gambar 5.4 Hubungan Antara Uang Saku Dengan Asupan Kalsium 4. Hubungan Uang Saku Dengan Asupan Zat Besi Tidak ada hubungan antara uang saku yang diberikan oleh orang tua responden dengan asupan zat besi yang dimiliki responden, dengan nilai p=,95. 12 1 8 6 uang saku santri 4 2,5 1, 1,5 2, 2,5 3, 3,5 4, 4,5 tingkat kecukupan zat besi Gambar 5.5 Hubungan Antara Uang Saku Dengan Asupan Zat Besi 5.7.3 Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Responden Seseorang yang memiliki pengetahuan akan semakin mudah menerima suatu informasi, sehingga akan mempengaruhi sikap dan tindakan terhadap sesuatu. Hunbungan antara pengetahuan gizi resonden dengan status gizi yang dimiliiki dapat dilihat pada Gambar 5.6.

52 2 1 z-skor rasio -1-2 8 1 12 14 16 18 2 22 p =,189 pengetahuan gizi santri Gambar 5.6 Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah Uji statistik menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan gizi dengan status gizi responden tidak terdapat hubungan, hal ini dikarenakan nilai p (,189) > α (,5). 5.7.4 Hubungan Asupan Energi Dengan Status Gizi Responden Energi dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan, pertumbuhan, dan aktifitas tubuh yang lain. Kecukupan energi dapat mempengaruhi berat badan seseorang, sehingga akan berpengaruh pada status gizinya. 2 1 z-skor rasio -1-2 1 12 14 16 18 2 22 24 26 28 p =,31 r = -,268 kecukupan energi Gambar 5.7 Hubungan Kecukupan Energi Dengan Status Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah

53 Gambar 5.3 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel asupan energi dengan status gizi responden, hal ini dapat dilihan pada nilai p (,31) < α (,5), sedangkan nilai r (-,268) menunjukkan bahwa hubungan dua variabel ini lemah. 5.7.5 Hubungan Asupan Protein Dengan Status Gizi Responden Hubungan antara protein dengan status gizi pada responden dapat dilihat pada Gambar 5.8. 2 1 z-skor rasio -1-2 2 4 6 8 1 p =,31 r = -,268 kecukupan protein Gambar 5.8 Hubungan Asupan protein Dengan Status Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah Uji statistik pada variabel kecukupan protein dengan status gizi menunjukkan p (,31) < α (,5), sehingga terdapat hubungan antar variabel meskipun hubungan ini tergolong lemah karena nila r= -,268. 5.7.6 Hubungan Kecukupan Kalsium Dengan Status Gizi Responden Asupan suatu zat gizi mikro pada seseorang dapat mempengaruhi status gizi, meskipun jumlahnya sedikit tetapi memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. Hubungan kecukupan kalsium dengan status gizi responden dapat dilihat pada Gambar 5.9.

54 2 1 z-skor rasio -1-2 2 4 6 8 1 12 14 16 18 p =,456 kecukupan kalsium Gambar 5.9 Hubungan Asupan Kalsium Dengan Status Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah Hasil uji statistik pada variabel asupan kalsium dengan status gizi pada responden menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antar variabel, dikarenakan nilai p (,456) > α (,5). 5.7.7 Hubungan Kecukupan Zat Besi Dengan Status Gizi 5.1. Hubungan asupan zat besi dengan status gizi dapat diketahui pada Gambar 2 1 z-skor rasio -1-2 2 4 6 8 1 p =,528 kecukupan zat besi Gambar 5.1 Hubungan Asupan zat besi Dengan Status Gizi Responden Asrama 2 Al-Khodidjah

55 Dari Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel kecukupan zat besi dengan status gizi pada santri, hal ini terlihat pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa p (,528) > α (,5). Hasil dari uji statistik pada masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17 Hubungan Antar Variabel Penelitian Pada Responden Asrama 2 Al- Khodidjah Tahun 212 No Variabel bebas Variabel Hasil Penjelasan terikat 1 Penghasilan orang tua Uang saku p=, Berhubungan, r=,615 tingkat korelasi kuat 2. Asupan energi Uang saku p=,128 Tidak ada hubungan 3. Asupan protein Uang saku p=,49 Tidak ada hubungan 4. Asupan kalsium Uang saku p=,525 Tidak ada hubungan 5. Asupan zat besi Uang saku p=,95 Tidak ada hubungan 6. Pengetahuan gizi Status gizi p=,189 Tidak berhubungan 7. Asupan energi Status gizi p=,31 Berhubungan, r= -,268 tingkat korelasi lemah 8. Asupan protein Status gizi p=,31 Berhubungan, r= -,268 tingkat korelasi lemah 9. Asupan kalsium Status gizi p=,456 Tidak berhubungan 1. Asupan zat besi Status gizi p=,528 Tidak berhubungan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penghasilan orang tua dengan uang saku responden dalam satu bulan, selain itu terdapat hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi pada responden meskipun hubungannya lemah.