Desa Karang Agung berada di pesisir utara Jawa sehingga wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

Katalog BPS :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

METODOLOGI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH


GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

NO KATALOG :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

Transkripsi:

POTRET DESA NELAYAN TRADISIONAL Untuk memahami kondisi masyarakat di dua desa kasus perlu terlebih dahulu disajikan karakteristik wilayah pada masing-masing desa kasus. Keduanya merupakan wilayah yang yang relatif dekat dengan ibu kota kecamatan sebagai pusat pemerintahan dan pembangunan ekonomi. Kondisi sarana dan prasarana baik pendidikan, kesehatan maupun keuangan sudah cukup memadai. Jalan akses menuju kedua desa kasus juga telah beraspal sehingga mudah dilalui oleh kendaraan bermotor. Sarana komunikasi juga telah dapat diakses dengan mudah oleh penduduk kedua desa kasus ini. Kemiripan kondisi ekologi pada kedua desa kasus memberikan corak ekonomi yang hampir sama. Kedua desa kasus merupakan wilayah pesisir dengan karakteristik pantai yang sama. Keduanya memiliki pantai berpasir dengan pemukiman padat penduduk pada daerah pesisirnya. Keadaan ini memungkinkan penduduk kedua desa kasus untuk menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan tangkap. Lebih menarik lagi kedua desa kasus mempunyai persamaan pada pola penangkapan ikan yang sama-sama masih tradisional. Hal ini ditunjukkan dengan armada tangkap yang dimiliki oleh warga kedua desa yang masih sederhana dan hanya mampu memuat satu hingga tiga orang nelayan. Tidak terdapat satupun armada tangkap yang berukuran besar berada di sepanjang pantai kedua desa kasus ini. Desa Karang Agung berada di pesisir utara Jawa sehingga wilayah tangkapnya berada di seputar Laut Jawa. Sedangkan Desa Kwanyar Barat terletak 36

di pantai selatan Madura. Wilayah tangkap nelayan Kwanyar berada di Selat Madura. Sebagaimana karakteristik selat, wilayah tangkap nelayan Kwanyar relatif lebih terbatas dan harus bersaing dengan nelayan dari daerah lain, utamanya yang saling berhadapan. Seringkali persaingan dalam memperebutkan wilayah tangkap ini menimbulkan konflik antar nelayan. Konflik yang paling sering terjadi adalah antara nelayan Kwanyar dan nelayan Pasuruan. Kedua wilayah ini memang secara geografis saling berhadapan. Karang Agung Kabupaten Tuban merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Timur yang terletak di jalur pantura paling barat dan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah serta berjarak kurang lebih 103 km dari Surabaya Ibukota Propinsi Jawa Timur. Adapun beberapa daerah atau wilayah yang berbatasan secara langsung dengan Kabupaten Tuban antara lain sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Blora dan Rembang (Jawa Tengah) dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro. Secara geografis, Tuban memiliki panjang garis pantai yang memanjang dari barat ke timur Pantura sepanjang 65 km dan merupakan salah satu pintu gerbang masuk ke propinsi Jawa Timur di sebelah utara. Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994,56 ha dengan jumlah penduduk mencapai 1.104.109 jiwa dengan kepadatan penduduk 583 jiwa/km 2. Luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut tersebar secara administratif di 20 kecamatan. Dilihat dari produktifitas lahannya, 37

wilayah kabupaten Tuban terdiri dari lahan sawah seluas 54.860,531 hektar dan lahan kering seluas 123.134,03 hektar. Melihat keadaan alam dan kondisi topografis yang ada maka dapat dikatakan bahwa daerah agraris di Kabupaten Tuban sangat besar. Tapi wilayah yang hanya dapat digunakan sebagai lahan pertanian yang produktif jumlahnya relatif kecil dan mayoritas berupa lahan yang berada di sekitar sungai-sungai besar. Selebihnya berupa tanah tegalan yang hanya produktif di musim penghujan dan sebagian lainnya merupakan tanah bebatuan di sekitar pegunungan kapur yang umumnya ditumbuhi semak belukar. Pegunungan kapur ini menyimpan potensi pertambangan yang sangat besar dan strategis. Khusus di daerah-daerah yang berada di sepanjang pantai, masyarakat banyak bergantung pada hasil laut sehingga disini tercipta sebuah komunitas masyarakat nelayan yang meliputi daerah pesisir pantai dari timur ke barat membentang dari Kecamatan Palang sampai Kecamatan Bancar. Dengan garis pantai yang begitu panjang menyimpan potensi perikanan yang besar untuk dimanfaatkan. Dengan keadaan yang demikian maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar mata pencaharian masyarakat bergantung pada sektor pertanian dan perikanan. Karang Agung merupakan desa di wilayah pesisir Kabupaten Tuban dan termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Palang. Kabupaten Tuban mempunyai wilayah pantai yang memanjang dari timur hingga barat sepanjang lebih kurang 65 km. Kondisi ini menyebabkan penduduk wilayah pesisir sebagian besar menggantungkan hidupnya di sektor perikanan tangkap. Kondisi ini 38

didukung oleh Laut Jawa yang lebih tenang ombaknya dibandingkan Samudera Indonesia di bagian selatan Pulau Jawa. Karang Agung merupakan salah satu pintu gerbang Kabupaten Tuban. Letaknya yang berada di bagian paling ujung timur menjadikan Karang Agung merupakan pintu masuk menuju Tuban apabila melalui jalan raya Daendels dari arah Lamongan. Karang Agung berbatasan langsung dengan Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Letak Karang Agung dari ibukota kecamatan sejauh lebih kurang 5 km, sedangkan dari ibu kota kabupaten sejauh 15 km. Akses menuju Karang Agung sangat mudah. Angkutan umum dapat dengan mudah dijumpai bahkan hingga malam hari. Karang Agung dilalui oleh angkutan umum yang menghubungkan antara Tuban dan Paciran, Lamongan. Kondisi jalan yang telah beraspal menjadikan wilayah Karang Agung sangat mudah dijangkau bahkan hingga pelosok desa sekalipun. Hampir semua jalan desa di wilayah Kabupaten Tuban telah beraspal. Untuk keperluan transportasi dalam desa, terdapat angkutan umum berupa becak dan dokar. Selain itu kepemilikan kendaraan bermotor yang setiap tahun mengalami peningkatan semakin mempermudah mobilitas penduduk. Luas wilayah Karang Agung mencapai 4,5 km 2 yang didominasi oleh lahan tambak dan pertanian sawah. Pola permukiman penduduk sebagian besar berada di daerah pesisir. Perkampungan nelayan merupakan perkampungan yang padat dan bisa dikatakan sebagai pusat aktivitas ekonomi Karang Agung. Perkampungan ini memanjang dari barat ke timur dan berada di sekitar jalan raya utama yang menghubungkan Tuban dan Gresik. Beberapa perkampungan kecil 39

lainnya berada di wilayah selatan desa dimana sebagaian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Kondisi sarana dan prasarana umum di Karang Agung telah memadai. Pasar Karang Agung merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi warga. Pasar yang terletak di Dusun Ngaglik ini merupakan tujuan utama bagi penduduk Karang Agung dan desa sekitarnya untuk berbelanja. Pasar Karang Agung merupakan pasar desa terbesar di Kecamatan Palang. Selain melayani pembeli rumah tangga, pasar ini juga merupakan pusat perkulakan bagi para pedagang pasar maupun toko-toko yang ada di desa sekitar Karang Agung. Aktivitas di pasar berlangsung mulai dini hari hingga menjelang tengah hari. Letak pasar yang berada di pinggir jalan raya seringkali menyebabkan kemacetan. Selain pasar tradisional, sebuah toko swalayan yang merupakan jaringan waralaba telah berdiri di Karang Agung sejak tahun 2005 lalu. Untuk pelayanan kesehatan bagi penduduk Karang Agung terdapat satu tempat dokter praktek dan dua bidan desa. Sedangkan untuk pelayanan Puskesmas, penduduk Karang Agung termasuk dalam wilayah cakupan pelayanan Puskesmas Palang yang berada di ibu kota kecamatan. Kesadaran penduduk terhadap kesehatan sudah cukup tinggi. Proses kelahiran bayi pada umumnya sudah ditangani oleh tenaga medis yang terampil, baik bidan desa maupun di Puskesmas terdekat. Sebuah apotek kecil telah tersedia di Karang Agung dan sudah mampu melayani kebutuhan obat-obatan untuk keperluan sehari-hari. Kegiatan Posyandu juga masih aktif hingga saat ini. Posyandu dilaksanakan oleh beberapa kader kesehatan yang ada di tiap-tiap dusun. Kegiatan dilaksanakan 40

sebulan sekali berupa timbang badan bagi balita serta pemberian imunisasi atau vitamin secara gratis pada bulan-bulan tertentu sesuai dengan kalender kegiatan kesehatan pemerintah. Pada saat pelaksanaan Posyandu seringkali dilakukan penyuluhan kesehatan dan pembagian makanan bergizi seperti bubur kacang hijau, telur dan susu. Dana untuk melaksanakan kegiatan ini sepenuhnya merupakan hasil swadaya masyarakat. Untuk sarana di bidang pendidikan, di Karang Agung terdapat tiga buah Sekolah Dasar Negeri dan satu buah Taman Kanak-kanak yang dikelola oleh PKK Desa Karang Agung. Untuk pendidikan tingkat lebih lanjut seperti SMP dan SMA, pelajar Karang Agung harus belajar di luar desa. Di Kecamatan Palang sendiri sudah terdapat dua SMPN, sedangkan untuk tingkat SMA para pelajar harus belajar di ibukota kabupaten. Lancarnya sarana transportasi tidak menjadi kendala bagi pelajar Karang Agung untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sarana perbankan juga telah hadir di Karang Agung. Sebuah kantor unit BRI telah melayani penduduk Karang Agung dan sekitarnya sejak tahun 2000 lalu. Walaupun belum bekerja dengan sistem online, BRI unit ini telah mampu melayani kebutuhan nasabah baik untuk menabung atau mengajukan kredit. Selain BRI terdapat juga sebuah lembaga keuangan bukan bank yaitu Koperasi Unit Desa. Kegiatan KUD Karang Agung tidak terlalu dominan bahkan dapat dikatakan koperasi ini tinggal nama saja. 41

Kependudukan Jumlah penduduk Karang Agung sampai dengan tahun 2006 tercatat sebanyak 2.510 jiwa, yang terdiri dari 1.102 laki-laki dan 1.408 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 468. Tingkat melek huruf penduduk sudah cukup tinggi, yakni sebesar 71 persen. Tingkat pendidikan penduduk relatif baik. Hingga tahun 2006, sebagian besar penduduk telah mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar, yakni sebanyak 66 persen. Tersedianya sarana pendidikan dan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan menjadikan semakin baiknya tingkat pendidikan penduduk. Walaupun di Karang Agung hanya tersedia sarana pendidikan tingkat SD yang berjumlah 3 buah, namun mudahnya akses menuju ibukota kecamatan dan kabupaten menyebabkan masyarakat tidak kesulitan untuk mengakses tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mata pencaharian penduduk Karang Agung sebagian besar berada pada sektor pertanian, baik perikanan tangkap, perikanan darat maupun pertanian bercocok tanam. Sebanyak 36 persen penduduk bekerja sebagai nelayan, 27 persen sebagai petani dan 16 persen sebagai petambak. Penduduk yang bekerja sebagai nelayan dan petambak pada umumnya tinggal di wilayah utara desa, sedangkan yang bekerja sebagai petani tinggal di wilayah selatan. Selain sektor pertanian dan perikanan, penduduk Karang Agung juga banyak yang bekerja di sektor jasa, seperti buruh bangunan, pedagang dan karyawan swasta. 42

Teknik Penangkapan Ikan dan Kegiatan Ekonomi Nelayan Karang Agung masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana, yaitu perahu kecil yang hanya memuat maksimal 3 orang. Perahu ini sudah dilengkapi dengan mesin 5 PK, jaring dan juga layar. Peralatan tangkap yang sederhana ini membuat wilayah tangkap nelayan Karang Agung menjadi terbatas sekitar 5 mil laut dari pantai. Penangkapan ikan dilakukan pada pagi hingga siang hari, selepas shubuh hingga menjelang ashar. Hasil tangkapan sebagian besar berupa ikan pari, layang, udang lain sebagainya. Beberapa nelayan juga melaut pada malam hari, mulai selepas isya hingga menjelang subuh. Bukan hanya teknik penangkapan yang masih sederhana, sistem pemasaran juga masih dilakukan secara sederhana pula. Ikan hasil tangkapan biasanya dijual langsung sesaat setelah perahu mendarat di pantai. Biasanya penjualan dilakukan oleh istri nelayan di pasar desa. Penjualan langsung ini dilakukan karena hasil tangkapan yang tidak terlalu banyak sehingga lebih menguntungkan dibanding dijual ke pedagang perantara. Namun demikian ada pula yang menjual kepada pedagang perantara. Pedagang perantara yang dikenal dengan istilah bakul ini sebagian besar adalah penduduk Karang Agung sendiri. Mereka berjualan ikan baik di pasar desa maupun pasar desa lainnya, bahkan ada yang berjualan hingga pasar kabupaten. Beberapa istri nelayan juga bekerja sebagai bakul. Penjualan dilakukan secara tunai dan harga merupakan kesepakatan antara nelayan dan bakul. Nelayan terlebih dahulu menentukan harga kemudian terjadi transaksi tawar menawar antara bakul dan nelayan hingga diperoleh kesepakatan 43

harga. Apabila tidak terjadi kecocokan harga, nelayan bisa menolak untuk menjual pada bakul tersebut dan menjual pada bakul lain yang dapat memberikan kecocokan harga. Proses jual beli ini dilakukan langsung di pantai sesaat setelah perahu mendarat. Selain dijual langsung ke konsumen akhir dalam bentuk segar, beberapa bakul merangkap sebagai pengrajin pindang. Pindang adalah salah satu bentuk pengolahan sekaligus pengawetan ikan dengan cara memasak ikan pada suatu tungku yang terbuat dari tanah liat. Pemindangan dilakukan sebagai upaya meningkatkan nilai jual ikan dan juga menjaga keawetan ikan sehingga mengurangi resiko kerugian apabila ikan tidak segera laku terjual. Hasil pemindangan kemudian dijual kepada beberapa pedagang baik yang berjualan di pasar maupun pedagang keliling. Pedagang keliling ini dikenal dengan nama mlijo. Sebagaimana nelayan di daerah lain, nelayan Karang Agung juga mengalami masa panen dan paceklik. Pada bulan April hingga September, biasanya nelayan mengalami musim panen ikan. Pada bulan-bulan ini, angin bertiup tidak terlalu kencang sehingga nelayan berani melaut. Sedangkan pada bulan November hingga Maret, angin bertiup sangat kencang sehingga menimbulkan ombak yang tinggi. Pada bulan-bulan ini, nelayan seringkali harus menganggur karena tidak bisa melaut. Kalaupun dipaksakan melaut hasil tangkapan tidak terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan resiko yang harus dihadapi oleh nelayan. 44

Lahan pertanian berupa sawah beririgasi terletak di wilayah selatan yang relatif jauh dari pantai, sedangkan wilayah sekitar pantai sebagian besar dikelola sebagai lahan tambak. Pada awal tahun 1980-an, udang windu merupakan salah satu komoditas yang diusahakan pada lahan tambak, namun semenjak akhir tahun 1990-an usaha budidaya udang windu mengalami kemerosotan. Menurunnya produksi udang disebabkan oleh serangan penyakit white spot dan yellow head. Penyakit yang diakibatkan oleh virus itu telah menyebabkan kegagalan panen dan menurunkan nilai keseluruhan perolehan penjualan sampai 90 persen. Jika nilai penjualan dalam satu hektar seharusnya 100 kilogram (kg) per hektar, maka dengan adanya penyakit tersebut nilai panen tinggal 10 kg per hektar. Kondisi ini menyebabkan banyak petambak yang merugi sehingga dan tidak lagi mengusahakan udang windu. Saat ini petambak kembali pada komoditas bandeng seperti sedia kala sebelum introduksi udang windu. Luas lahan tambak di Karang Agung mencapai 94,7 hektar dan semuanya merupakan lahan tambak produktif. Lahan tambak ini sebagaian besar merupakan milik warga Karang Agung sendiri yang dikelola sebagai tambak rakyat dengan teknologi tradisional. Hasil produksi bandeng mencapai 125,6 kilogram per hektarnya. Hasil produksi ini masih dapat ditingkatkan apabila petambak menggunakan pola intensif. Areal sawah di Karang Agung mencapai luas 156,3 hektar. Lahan sawah ini menggunakan irigasi yang bersumber dari air tanah dengan bantuan mesin pompa. Produktivitas padi di Karang Agung sudah cukup baik, yakni sebesar 5,4 ton per hektar. Selain padi, komoditas yang sering diusahakan adalah kacang 45

tanah dan jagung. Walaupun sangat mungkin mengusahakan padi sepanjang tahun, namun petani Karang Agung selalu melakukan rotasi tanam terutama pada musim kemarau dengan menggunakan tanaman palawija yang kurang membutuhkan air. Sektor industri kecil masih belum begitu berkembang di Karang Agung. Kebanyakan industri kecil masih berskala rumah tangga yang bercirikan penggunaan tenaga kerja dari dalam rumah tangga. Menurut data dari kantor desa, terdapat 6 industri kecil yang ada di Karang Agung. Industri kecil tersebut antara lain industri makanan, mebel dan bengkel las. Rata-rata setiap industri mempekerjakan 2 hingga 5 orang tenaga kerja. Industri yang cukup menonjol adalah industri makanan yang menghasilkan wingko, makanan kecil yang berbahan baku ketan. Hampir semua industri yang ada di Karang Agung masih menjalankan produksinya berdasarkan pesanan sehingga pendapatan yang dihasilkan sangat fluktuatif sesuai dengan banyaknya pesanan. Adanya pasar di Karang Agung telah memberi peluang kegiatan ekonomi bagi penduduk. Selain perdagangan, kegiatan ekonomi lainnya berupa jasa transportasi juga berkembang di Karang Agung. Sebagian besar pedagang di pasar Karang Agung adalah warga desa. Mereka biasanya mendatangkan berbagai barang kebutuhan pokok dari berbagai daerah untuk kemudian dijual di pasar. Jasa transportasi yang berkembang di Karang Agung antara lain dokar dan becak. Kedua sarana transportasi ini melayani pengunjung pasar hingga ke beberapa desa tetangga. 46

Kwanyar Barat Desa Kwanyar Barat termasuk dalam wilayah Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan. Bangkalan sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, secara geografis terletak di Pulau Madura, secara astronomis berada di antara 6 51 39 sampai 7 11 39 LS dan terletak antara 112 40 06 sampai 113 08 04 BT. Luas keseluruhan wilayah mencapai 1.260,14 Km2 dengan pembagian administrasi, meliputi : 18 kecamatan, 8 kelurahan dan 273 desa. Jumlah penduduk Bangkalan pada tahun 2006 sebanyak 926.559 jiwa, terdiri atas 439.571 penduduk laki laki (47,44%) dan 486.988 penduduk perempuan (52,56%). Secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 4,01% dibandingkan tahun sebelumnya. Struktur penduduk Bangkalan tahun 2006 menunjukkan bahwa tenaga kerja produktif baik laki-laki dan perempuan rentang usia 15-59 tahun sebanyak 561.118 jiwa, sedangkan tenaga kerja tidak produktif baik laki-laki dan perempuan pada rentang usia 0-14 tahun dan di atas 60 tahun adalah 365.441 jiwa (BPS Kab. Bangkalan, 2007). Kwanyar merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bangkalan. Kecamatan Kwanyar terbagi dalam 16 desa dengan luas keseluruhan mencapai 47,81 km 2. Keadaan topografi cenderung datar dan berkisar antara 0 24 meter diatas permukaan laut. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan selat Madura sehingga mempunyai wilayah pesisir. Pada wilayah pesisir ini sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan tangkap. 47

Jumlah penduduk Kecamatan Kwanyar pada tahun 2006 sebanyak 36.383 jiwa yang terdiri dari 17.078 laki-laki dan 19.305 perempuan. Angka ketergantungan penduduk usia non produktif sebesar 56,37 yang berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung beban sekitar 56 orang penduduk usia non produktif. Sedangkan kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 761 jiwa/km 2. Sebagian besar penduduk mengandalkan sektor pertanian untuk menopang hidupnya. Kondisi lahan pertanian di Kecamatan Kwanyar didominasi oleh lahan kering dengan mengandalkan pengairan dari curah hujan. Penduduk di daerah pesisir sebagian besar bekerja sebagai nelayan tangkap. Terdapat enam desa di Kecamatan Kwanyar yang mempunyai wilayah pesisir, yaitu Desa Tebul, Kwanyar Barat, Pesanggrahan, Karanganyar, Batah Barat dan Batah Timur. Ketersediaan sarana umum di Kecamatan Kwanyar relatif telah memadai. Jalan akses hingga ke desa-desa telah beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Hingga tahun 2006 terdapat 36 SDN serta masing-masing satu buah SMPN dan SMAN. Selain sekolah negeri, masih terdapat beberapa sekolah swasta yang dikelola oleh pondok pesantren. Untuk sarana kesehatan terdapat satu buah Puskesmas dan 4 Puskesmas pembantu. Desa Kwanyar Barat mempunyai luas wilayah sebesar 2,47 km 2, sebagian besar merupakan lahan tegalan, yakni seluas 86,5 hektar. Pada lahan tegalan ini diusahakan beberapa komoditas tanaman semusim dengan pengairan mengandalkan dari curah hujan. Komoditas yang diusahakan adalah jagung varietas lokal. Jagung varietas lokal mampu tumbuh dengan baik pada kondisi 48

ekosistem yang kering dengan ketersediaan air yang terbatas. selain jagung, lahan tegalan ini juga seringkali dimanfaatkan untuk areal pertanaman kacang tanah. Kwanyar Barat terletak 2 km dari pusat pemerintahan kecamatan dengan kondisi jalan yang telah diaspal sehingga mobilitas warga dapat dilakukan dengan mudah. Angkutan umum yang menghubungkan Kwanyar hingga Kota Bangkalan juga melalui Kwanyar Barat dan tersedia dari pagi hingga menjelang malam hari. Selain itu terdapat pula angkutan umum yang menghubungkan Kwanyar dengan pelabuhan penyeberangan di Kamal. Sarana perbankan telah tersedia di Kwanyar Barat, sebuah kantor unit BRI telah berdiri sejak tahun 1998. Kantor unit BRI ini melayani penduduk di sekitar wilayah Kecamatan Kwanyar dalam kebutuhan perbankan seperti menabung dan kredit. Lembaga keuangan lain yang terdapat di Kwanyar Barat adalah sebuah koperasi simpan pinjam. Koperasi ini didirikan pada tahun 1992 dan terus berkembang hingga saat ini. Koperasi simpan pinjam ini menjadi salah satu tumpuan warga dalam memperoleh pinjaman. Selain karena persyaratan yang relatif lebih mudah, koperasi ini juga melayani pinjaman dalam skala kecil. Untuk sarana kesehatan, penduduk Kwanyar Barat dilayani oleh sebuah Puskesmas yang berada di ibu kota kecamatan. Sedangkan di Kwanyar Barat sendiri terdapat sarana kesehatan berupa satu buah tempat bersalin yang dikelola oleh seorang orang bidan desa. Hampir semua proses kelahiran telah ditangani oleh tenaga medis. 49

Kependudukan Sampai dengan tahun 2006, jumlah penduduk Kwanyar Barat mencapai 3.879 jiwa yang terdiri dari 1.811 laki-laki dan 2.068 perempuan. Jumlah keluarga pra sejahtera sebanyak 276 dari 1.112 KK. Sebagian besar keluarga masih tergolong dalam kategori keluarga sejahtera I yaitu sebanyak 432 KK. Sebagian besar masih mengandalkan sektor perikanan tangkap dan pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Tercatat sebanyak 34 persen penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan 28 persen lainnya bermata pencaharian sebagai petani. Tingkat pendidikan masyarakat Kwanyar Barat sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan angka melek huruf yang mencapai 83 persen. Sebagian besar penduduk juga sudah mengenyam pendidikan formal hingga tingkat sekolah dasar. Kesadaran akan pendidikan semakin meningkat namun demikian pada beberapa rumah tangga miskin masih dijumpai anak yang putus sekolah. Kendala yang dihadapi adalah ketiadaan biaya untuk melanjutkan sekolah. Selain masalah biaya, masih ada anggapan bahwa sekolah tidak memberi jaminan kesuksesan di masa depan. Permukiman penduduk sebagian besar berada di dekat pantai. Hampir di sepanjang pantai Kwanyar Barat merupakan daerah permukiman padat penduduk. Permukiman ini sangat strategis karena berada di tepi pantai dan juga jalan besar yang menghubungkan Kwanyar Barat dengan ibu kota kecamatan. Hal ini menyebabkan kondisi pantai yang tidak bersih karena banyak limbah rumah tangga yang dibuang ke laut. 50

Teknik Penangkapan Ikan dan Kegiatan Ekonomi Seperti halnya nelayan Karang Agung, nelayan Kwanyar masih menggunakan teknik penangkapan ikan secara tradisional. Pengamatan di lapang menunjukkan masih sederhananya armada tangkap dan alat tangkap yang digunakan. Perahu yang digunakan merupakan perahu tradisional berjenis jukung dengan istilah lokal sampan atau ales-ales. Perahu jenis ini hanya bisa menampung 2 hingga 3 orang awak. Perahu sudah dilengkapi dengan motor tempel yang berkekuatan 5 PK. Alat tangkap yang digunakan biasanya berupa jaring insang dengan hasil tangkapan berupa udang, rajungan dan rebon. Wilayah tangkap masih terbatas sekitar 3 mil laut dari pinggir pantai. Alat tangkap yang umum digunakan adalah jaring insang (gill net) dan pancing (line fishing). Nelayan Kwanyar berangkat melaut selepas Shubuh hingga menjelang Dhuhur atau pada malam hari selepas Isya hingga menjelang fajar. Hasil tangkapan dijual kepada pedagang perantara ataupun langsung dijual di pasar tradisional yang ada di sekitar Kwanyar. Seperti halnya Karang Agung, ketiadaan tempat pelelangan ikan menyebabkan nelayan selalu dirugikan oleh penentuan harga sepihak oleh pedagang. Wilayah tangkap nelayan Kwanyar Barat berada di selat Madura yang relatif sempit karena berhadapan dengan perkampungan nelayan daerah lain. Persinggungan wilayah tangkap ini menyebabkan persaingan dalam penangkapan ikan sangat tinggi bahkan sering menimbulkan konflik. Namun demikian, wilayah tangkap yang berupa selat ini mengakibatkan ombak yang tidak terlalu besar meskipun berada pada musim angin. Kegiatan melaut hampir setiap hari dapat 51

dilakukan sepanjang tahun, namun pada musim-musim tertentu saja jumlah tangkapan lebih melimpah. Hasil tangkapan biasanya dijual langsung kepada para pedagang lokal (bakol) sesaat setelah perahu merapat di pantai. Sebagian besar pedagang adalah warga Kwanyar Barat sendiri. Mereka biasanya menjual kembali ikan hasil tangkapan pada beberapa pasar di sekitar Kwanyar Barat. Selain itu dijual langsung, seringkali ikan diawetkan dalam bentuk ikan asin. Pengawetan ini dilakukan untuk memberi nilai tambah hasil tangkapan. Usaha pengawetan ikan ini diusahakan oleh beberapa rumah tangga nelayan. Jenis usaha ini termasuk dalam usaha rumah tangga sehingga masih menggunakan teknologi yang sederhana. Mereka mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan ikan, sehingga pada musim penghujan sering mengalami kendala produksi disebabkan kurangnya sinar matahari. Selain dijual, ikan hasil tangkapan juga dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan makan sehari-haru rumah tangga nelayan. beberapa jenis ikan yang dinilai bernilai ekonomi rendah sering dibawa pulang untuk dijadikan lauk. Apabila hasil tangkapan yang dibawa pulang jumlahnya banyak, ikan tersebut akan diawetkan dengan cara diasinkan. Tidak mengherankan apabila di beberapa atap rumah dijumpai ikan yang dijemur. Selain penangkapan ikan, kegiatan ekonomi yang berkembang di Kwanyar Barat adalah usaha pengawetan ikan baik ikan asin maupun pemindangan. Usaha ini dilakukan oleh beberapa nelayan dan dilakukan secara berkelompok. Terdapat pula usaha lain yang bergerak dalam bidang jasa seperti bengkel, sablon, konveksi 52

dan lain sebagainya. Hampir semua usaha produktif di Kwanyar Barat merupakan usaha mikro dengan jumlah tenaga kerja tidak lebih dari 10 orang. Sektor pertanian kurang begitu berkembang di Kwanyar Barat. Lahan pertanian didominasi oleh lahan tegal yang mengandalkan curah hujan sebagai sumber pengairan. Luas areal tegal di Kwanyar Barat mencapai 46 hektar. Tanaman yang diusahakan adalah tanaman jagung varietas lokal yang lebih tahan terhadap kekurangan air. Jagung lokal juga lebih mudah dalam budi daya karena tidak membutuhkan perawatan yang intensif seperti halnya jagung hibrida. Seringkali jagung ditanam kemudian dibiarkan tumbuh dengan sendirinya tanpa dilakukan perawatan, hanya beberapa kali dilakukan pemupukan dan penyiangan gulma. Tidak mengherankan apabila produktivitas jagung di Kwanyar Barat relatif rendah, hanya sebesar 1,4 ton per hektar. Ikhtisar Kedua desa kasus merupakan potret desa nelayan tradisional. Karang Agung terletak di pesisir utara Jawa sedangkan Kwanyar Barat berada di pesisir selatan Madura. Wilayah tangkap kedua desa mempunyai karakteristik yang berbeda. Karang Agung mempunyai wilayah tangkap pada lautan bebas yaitu laut Jawa, sedangkan Kwanyar Barat wilayah tangkapnya berada di perairan selat Madura. Kondisi ini menyebabkan perbedaan potensi sekaligus resiko dalam penangkapan ikan. Wilayah tangkap nelayan Kwanyar Barat lebih beresiko menimbulkan konflik perebutan wilayah dengan nelayan daerah lain. Kondisi 53

perairan selat yang sempit dan saling berhadapan menyebabkan konflik bisa muncul. Kondisi sarana dan prasarana di kedua desa hampir sama seperti halnya desa-desa Jawa yang lain. Namun demikian secara ekonomi, Karang Agung lebih diuntungkan karena berada di jalur lalu lintas yang menghubungkan kota-kota di Jawa. Kwanyar Barat tidak berada di jalur lalu lintas yang ramai sehingga secara ekonomi kurang berkembang. Karakteristik penduduk juga hampir sama, dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor perikanan laut dan pertanian. Fasilitas pendidikan dan kesehatan di kedua desa juga tidak ada perbedaan yang berarti. Pola permukiman di kedua desa kasus juga mempunyai banyak persamaan. Permukiman berpusat di daerah sekitar pantai dan merupakan permukiman padat penduduk. Teknik penangkapan ikan di kedua desa masih tergolong sederhana. Perahu yang digunakan berukuran kecil yang mampu menampung tiga orang awak dengan dilengkapi mesin motor bertenaga 5 PK. Penjualan ikan hasil tangkapan juga masih menggunakan cara yang sederhana yaitu dijual langsung ke pedagang sesaat setelah perahu merapat di pantai. Anggota rumah tangga perempuan terlibat aktif dalam kegiatan penjualan ikan ini. Selain dijual langsung, ikan hasil tangkapan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan lauk sehari-hari. Kegiatan ekonomi di bidang pertanian lebih berkembang di Karang Agung dibandingkan Kwanyar Barat. Karang Agung didominasi oleh lahan sawah yang cukup produktif, sedangkan Kwanyar Barat areal pertanian berupa lahan kering dengan sumber pengariran dari curah hujan. Komoditas pertanian utama yang 54

diusahakan di Karang Agung adalah padi sawah yang mampu panen dua kali dalam satu tahun. Jagung merupakan komoditas utama bagi pertanian Kwanyar Barat. Potensi lain yang dimiliki oleh Karang Agung adalah perikanan darat berupa tambak dengan bandeng sebagai komoditas utamanya. 55