EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN
PENDAHULUAN Latar Belakang Penerimaan pajak mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan untuk pembangunan nasional. Besarnya tunggakan hutang pajak dan kecilnya realisasi pencairan tunggakan pajak akan mengganggu penerimaan Negara yang sudah tentu akan mempengaruhi keuangan Negara dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan nasional. Untuk mengantisipasi masalah tunggakan hutang pajak, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak harus segara melakukan tindakan yang nyata dengan melakukan penegakan hukum, melalui penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa.
Rumusan Masalah Seberapa besar efektivitas dan kontribusi penagihan pajak dengan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tingkat efektivitas penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak dan seberapa besar kontribusi penagihan pajak dengan surat paksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan
Tabel Klasifikasi Klasifikasi Pengukuran Efektivitas Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria Persentase Kriteria >100% Sangat Efektif 90-100% Efektif 80-90% Cukup Efektif 60-80% Kurang Efektif 0,00%-10% Sangat Kurang 10,10%-20% Kurang 20,10%-30% Sedang 30,10%-40% Cukup Baik 40,10%-50% Baik <60% Tidak Efektif Diatas 50% Sangat Baik
Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2010-2012 Tahun Pajak Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan 2010 1.067.142.899.522 1.101.916.649.865 2011 1.334.165.267.666 1.426.439.415.194 2012 1.574.809.086.034 1.834.638.367.142
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Kenaikan (Penurunan) Lembar Nilai Lembar Nilai Lembar Nilai Lembar Nilai 114 55.757.617.000 221 77.652.965.745 713 13.186.655.043 378 64.466.310.702
Penerimaan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Kenaikan (Penurunan) Nominal Nominal Nominal Nominal 3.836.499.000 26.508.718.019 2.533.969.647 23.954.748.372
Perhitungan Efektivitas dan Kontribusi Efektivitas penyampaian surat paksa dihitung dihitung dengan rumus berikut: Efektivitas = Jumlah Surat Paksa yang dibayar x 100 % Jumlah Surat Paksa yang diterbitkan Rumus untuk Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP): RPTP = Jumlah Pencairan Tunggakan Pajak di KPP X 100% Penerimaan Pajak di KPP
Pembayaran Surat Paksa di KPP Bekasi Selatan Tahun SP Terbit SP Bayar Tingkat Efektivitas 2010 55.757.617.000 3.836.499.000 6,88% 2011 77.652.965.745 26.508.718.019 34,14% 2012 13.186.655.043 2.533.969.647 19,27%
Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bekasi Selatan Tahun Pencairan Tunggakan Pajak Penerimaan Pajak Kontribusi 2010 3.836.499.000 1.101.916.649.865 0,35% 2011 26.508.718.019 1.426.439.415.194 1,86% 2012 2.533.969.647 1.834.638.367.142 0,14%
Kesimpulan 1. Penagihan pajak dengan surat paksa di KPP Pratama Bekasi Selatan tergolong tidak efektif baik dari segi jumlah lembar maupun nilai nominal yang tertera pada surat paksa. 2. Kontribusi penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Bekasi Selatan tergolong sangat kurang. Tingkat kontribusi pada tahun 2010 sebesar 0,35%, pada tahun 2011 sebesar 1,86% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 0,14%. 3. Beberapa hal yang menyebabkan tidak seluruh surat paksa yang diterbitkan dilunasi oleh Penanggung Pajak, sehingga hasil analisis tidak efektif antara lain: - kurangnya kesadaran Penanggung Pajak dalam pembayaran tunggakan pajak lewat surat paksa. - kurangnya peran aktif Jurusita Pajak dalam memberitahukan tunggakan pajak lewat surat paksa. - surat paksa tidak dapat disampaikan karena Penanggung Pajak pindah alamat dan tidak melaporkan ke kantor pajak.
SARAN 1. Meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak melalui kegiatan penyuluhan dan sosialisasi pajak secara intensif kepada masyarakat. 2. Diperlukan realisasi yang nyata untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kalau pemerintah dapat dipercaya dan memakai uang pajak dengan benar. 3. Penarikan pajak harus terasa adil dan tidak boleh ada korupsi penggunaan pajak. 4. Mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat.