INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

dokumen-dokumen yang mirip
mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

Sistem Pernapasan - 2

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Anatomi dan Fisiologi saluran pernafasan. 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1

Kesetimbangan asam basa tubuh

Sistem Pernafasan Manusia

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

Farmakoterapi Sistem Pencernaan dan. Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt. Dr. Agung Endro Nugroho, MSi, Apt. PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

ASIDOSIS RESPIRATORIK

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

Kurnia Eka Wijayanti

MEMBRAN RESPIRATORIUS

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. PERFUSI PARU - PARU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

BAB III SISTEMA RESPIRASI A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

RESPIRATORY FAILURE. PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru. Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan

Sistem Peredaran Darah Manusia

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pesawat komersial mempunyai kabin bertekanan (cabin pressure) yang biasanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

LATIHAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM PADA KLIEN DENGAN PNEMONIA. Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru memiliki area permukaan alveolar kurang lebih seluas 40 m 2 untuk

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.

Kontusio paru A. PENGERTIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya

PERTUKARAN UDARA O 2 DAN CO 2 DALAM PERNAPASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

SPIROMETRI. Deddy Herman. Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernapasan merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh manusia. 17 Sistem

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII.

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan dasar pembuatan batik adalah lilin batik. Lilin batik ini akan

Transkripsi:

1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001)

Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit respirasi disebabkan oleh : ventilasi yang tidak adekuat. Difusi melalui membran paru paru tidak normal Perpindahan gas dari paru paru dan jaringan melalui darah tidak normal

Cara Cara Mempelajari Kelainan Respirasi 3 Pengukuran kapasitas vital, volume tidal, kapasitas residu fungsional, Rongga mati (dead space) dll Analisa gas darah dan ph darah Pengukuran aliran ekspirasi maksimum Kapasitas vital ekspirasi paksa dan volume ekspirasi paksa

Analisa Gas Darah dan ph darah 4 Tes yang mendasar untuk kemampuan paru dilihat dengan PO 2 darah, CO 2 dan ph. Beberapa metode pemeriksaan yang sederhana dan cepat telah dapat dilakukan dengan beberapa tetes darah seperti : Penentuan ph darah : Diukur dengan elektroda ph, dibaca langsung dengan skala voltmeter atau seperti yang tertera pada grafik

Analisa Gas Darah dan ph darah 5 Penentuan CO 2 darah Elektroda ph meter dapat digunakan untuk menentukan CO 2 darah dengan cara : Ketika larutan dengan konsentrasi rendah sodium bicarbonat terpapar gas karbondioksida maka karbondioksida akan terlarut sampai dengan kondisi equilibrum. Pada kondisi ini ph larutan adalah konsentrasi ion karbondioksida dan bikarbonat yang sesuai dengan rumus Henderson-Hasselbalch

Analisa Gas Darah dan ph darah 6 Penentuan CO 2 darah ph 6.1 log HCO CO 2 3 Pengukuran PO 2 darah Konsentrasi oksigen pada cairan dapat diukur dengan cara yang disebut polarografi. Arus elektroda terbentuk dari aliran antara elektroda negatif dan larutan. Jika arus listrik elektroda lebih dari -0,6 volt, oksigen akan terdeposit ke elektroda

Pengukuran Aliran Ekspirasi Maksimal 7 Beberapa penyakit pernafasan seperti asma tahanan aliran udara ekspirasi meningkat terkadang menimbulkan kesulitan bernafas. Ini membuat konsep yang disebut aliran ekspirasi maksimal. Adalah ketika seseorang ekspirasi dengan sekuat tenaga sehingga aliran ekspirasi mencapai maksimum dan tidak dapat meningkat lagi bahkan dengan tambahan tenaga sekalipun.

Pengukuran Aliran Ekspirasi Maksimal 8 A. Saluran respirasi kolaps pada saat ekspirasi maksimum, efek yang akan membatasi aliran ekspirasi B. Efek dari volume paru pada aliran ekspirasi maksimal, memperlihatkan penurunan aliran ekspirasi maksimum sesuai volume paru yang mengecil

Kelainan Kurva Aliran Ekspirasi Maksimal - Volume 9 Gambar berikut akan memperlihatkan kurva normal aliran ekspirasi maksimum volume, berikut dengan dua kondisi kurva aliran volume dari dua jenis penyakit paru. Konstriksi paru dan obstruksi parsial jalan nafas

Kelainan Kurva Aliran Ekspirasi Maksimal - Volume 10 Akibat dua kelainan respirasi - konstriksi paru dan obstruksi jalan nafas pada kurva aliran ekspirasi maksimal volume. TLC = kapasitas total paru, RV = volume residu.

Kapasitas Vital Ekspirasi Paksa 11 Tes paru yang secara klinis berguna dan juga simple adalah membuat catatan dari spirometer mengenai kapasitas vital ekspirasi paksa. Untuk melakukan manuver ini seseorang melakukan inspirasi maksimal, kemudian meniup spirometer dengan ekspirasi sekuatnya.

Kapasitas Vital Ekspirasi Paksa 12 Rekaman pada saat manuver kapasitas vital paksa : A Pada orang sehat, B pada penderita obstruksi jalan nafas parsial

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 13 Emfisema paru kronik Emfisema paru adalah terdapatnya udara yang berlebihan dari paru paru. Menggambarkan proses obstruktif dan destruktif yang kompleks pada paru yang disebabkan oleh merokok dalam waktu lama. Disebabkan karena proses patofisiogik pada paru paru yaitu :

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 14 Infeksi kronik : disebabkan karena menghirup asap dan substansi lain yang mengiritasi bronkus dan bronkiolus. Merusak mekanisme pertahanan jalan nafas termasuk paralisis parsial silia pada epitel pernafasan, perangsangan oleh sekresi mukus yang berlebihan pada eksaserbasi lebih lanjut dan hambatan makrofag alveolus sehingga kurang efektif dalam menghadapi infeksi. Infeksi, kelebihan mukus, oedem peradangan epitel bronkhiolus menyebabkan obstruksi kronis dari sebagian saluran nafas kecil.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 15 Obstruksi saluran nafas menyebabkan kesulitan ekspirasi, sehingga udara terperangkap dalam alveoli dan membuat alveoli teregang. Hal ini bersama sama dengan infeksi paru menyebabkan kerusakan dinding alveolus sebesar 50 80%

16 Gambaran emfisema paru dan paru paru normal memperlihatkan keru-sakan alveolus luas pada emfisema paru.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 17 Efek fisiologi dari emfisema kronik sangat bervariasi tergantung beratnya penyakit dan tingkat obstruksi bronkhiolus dan kerusakan parenkim paru. Beberapa kelainan diantaranya. Obstruksi bronkhiolus meningkatkan resistensi jalan nafas sehingga meningkatkan upaya dalam bernafas. Mempersulit pergerakan udara melalui bronkhiolus pada saat ekspirasi.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 18 Kehilangan jaringan paru yang banyak akan menurunkan kapasitas difusi paru yang menurunkan kemampuan paru untuk mengoksidasi darah dan mengeluarkan karbondioksida. Proses obstruktif seringkali sangat buruk pada beberapa bagian paru sehingga kemampuan ventilasi tidak sama. Menyebabkan rasio ventilasi perfusi sangat tidak normal.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 19 Kehilangan sebagian besar dinding alveolus juga menurunkan jumlah kapiler paru sehingga tahanan kapiler paru meningkat menyebabkan hipertensi pulmonal sehingga terjadi pembebanan berlebih pada jantung kanan dan menyebabkan gagal jantung kanan. Emfisema kronis berjalan lambat dalam beberapa tahun. Terjadi hipoksia dan hipercapnea karena hipoventilasi pada alveoli dan kehilangan dinding alveoli. Akibatnya terjadi kekurangan udara yang berat dan lama.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 20 Pneumonia Peradangan paru dimana alveoli berisi cairan dan sel darah. Jenis terbanyak adalah pneumonia bakteri dengan penyebab terbanyak pneumokokus Infeksi pada alveoli membran paru menjadi terinflamasi dan sangat permiabel cairan, sel darah merah dan putih masuk ke dalam alveoli infeksi menyebar melalui alveoli ke alveoli.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 21 Pneumonia Daerah yang luas dari paru, kadang seluruh lobus atau bahkan seluruh paru menjadi padat, terisi cairan dan debris sel. Dua kelainan yang tejadi : Penurunan luas permukaan membran respirasi. Penurunan rasio ventilasi perfusi.

22 Efek pneumonia terhadap persentase saturasi oksigen pada arteri pulmonalis, vena pulmonalis kiri dan kanan dan aorta

23 Perubahan alveolar paru pada pneumonia dan emfisema

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 24 Atelektasis Pengempisan (kolaps) alveoli baik pada daerah tertentu atau seluruh paru Penyebab atelektasis : Obstruksi total jalan nafas Sumbatan pada bronkhus bronkhus kecil oleh mukus Obstruksi bronkhus besar oleh mukus yang besar atau benda padat seperti tumor Kurangnya surfaktan pada cairan yang melapisi alveoli

25 Efek atelektasis terhadap saturasi oksigen darah aorta

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 26 Asma Berupa kontraksi yang bersifat spasme dari otot polos bronkhiolus sehingga terjadi sumbatan parsial bronkhiolus menyebabkan kesulitan bernafas. Pada usia muda akibat alergi hipersensitifitas Pada usia tua akibat hipersensitifitas tipe non alergi terhadap zat pengiritasi di udara seperti zat pengiritasi dalam kabut.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 27 Pollen Antibodi IgE >> Sel mast melepaskan histamin, zat anafilaksis respon lambat, faktor kemotaksis eosinofil dan bradikinin. oedem lokal dinding bronkhiolus kecil dan spasme otot polos bronkhiolus.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 28 Asma Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru meningkat terutama serangan asma Asma kronis menyebabkan barrel chest dan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi meningkat permanen.

Keanehan Fisiologis pada Kelainan Paru Khusus 29 Tuberkulosis Disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis (basil) Akibat respon jaringan paru yang aneh termasuk : Serangan terhadap jaringan terinfeksi oleh makrofag Proses pembentukan dinding terhadap lesi oleh jaringan fibrosa sehingga membentuk tuberkel. Tuberkulosis pada tingkat akhir memberikan gambaran banyak daerah fibrosis pada paru.

Hipoksia dan Terapi Oksigen 30 Semua kondisi diatas menyebabkan kondisi hipoksia jaringan dan terkadang terapi oksigen memberikan pertolongan yang besar. Penyebab hipoksia secara umum : 1. Oksigenasi darah yang tidak adekuat pada paru paru karena faktor ekstrinsik 1. Kurangnya oksigen di atmosfer 2. Hipoventilasi (penyakit neuromuskular) 2. Penyakit paru paru

Hipoksia dan Terapi Oksigen 31 Penyebab hipoksia secara umum (lanj) 1. Hipoventilasi karena peningkatan resistensi jalan nafas atau penurunan kerja paru 2. Rasio ventilasi perfusi yang abnormal 3. Penurunan difusi membran respirasi. 3. Vena arteri shunt 4. Tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan oleh darah. 1. Anemia atau hemoglobin abnormal 2. Kurangnya sirkulasi umum 3. Kurangnya sirkulasi lokal 4. Oedema jaringan

Hipoksia dan Terapi Oksigen 32 Penyebab hipoksia secara umum (lanj) 5. Tidak adekuatnya jaringan dalam menggunakan oksigen 1. Keracunan enzim oksidasi sel 2. Menurunnya kapasitas metabolik sel dalam menggunakan oksigen karena keracunan, kekurangan vitamin atau faktor lain

Hipoksia dan Terapi Oksigen 33 Terapi oksigen pada berbagai jenis hipoksia. Kepala penderita dimasukkan kedalam tempat tertentu yang udaranya diberikan oksigen tambahan Memberikan bantuan nafas pasien dengan masker yang diberi oksigen murni atau oksigen konsentrasi tinggi. Memasukkan oksigen melalui selang intranasal

Hipoksia dan Terapi Oksigen 34 Berdasarkan prinsip fisiologis dari penyebab hipoksia Hipoksia atmosfer merupakan terapi yang 100% efektif Hipoksia hipoventilasi memberikan oksigen 100% = 5x dari udara normal. Hipoksia karena gangguan difusi membran alveolar memberikan hasil yang sama seperti hipoksia hipoventilasi.

Hipoksia dan Terapi Oksigen 35 Berdasarkan prinsip fisiologis dari penyebab hipoksia (lanj) Hipoksia karena anemia, hemoglobin abnormal, gangguan sirkulasi atau fisiologis shunt oksigen terapi kurang memberikan manfaat. Tetapi sedikit peningkatan oksigen, sekitar 7 30%, yang dibawa dalam darah mungkin bisa menentukan hidup atau matinya seseorang. Hipoksia karena ketidak mampuan jaringan menggunakan oksigen, terapi oksigen sangat sulit untuk dikatakan memberikan keuntungan.

Hipoksia dan Terapi Oksigen 36 Cyanosis Kulit yang kebiruan karena terdapat sejumlah besar hemoglobin deoksigenasi di pembuluh darah kulit. Terjadi jika arteri darah mengandung lebih dari 5 gr hemoglobin deoksigenasi dalam 100 ml darah.

Hiperkapnia 37 Jumlah karbon dioksida yang berlebih dalam cairan tubuh. PCO 2 alveolus 60 75 mmhg pernafasan cepat dan dalam, dyspneu bertambah berat. PCO 2 80 100 mmhg lethargis dan kadang kadang semikomatous PCO2 120 150 mmhg kematian

Hiperkapnia 38 Dispneu Gangguan fungsi mental yang berhubungan dengan ketidakmampuan dalam ventilasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen (air hunger) Faktor penyebab : Ketidaknormalan gas respirasi pada cairan tubuh khususnya hiperkapnia dan hipoksia Jumlah kerja yang harus dilakukan otot pernafasan untuk memberikan ventilasi yang cukup. Status pikiran.

Respirasi Buatan 39 A. Resusitator; B. Tank respirator

Respirasi Buatan 40 Efek resusitator dan tank respirator pada venous return Ketika udara dimasukkan kedalam paru dengan menggunakan tekanan positif atau ketika tekanan disekitar tubuh pasien menjadi rendah, tekanan didalam paru akan menjadi lebih besar dari bagian tubuh yang lain dan akan menghambat aliran darah ke jantung sehingga dapat menurunkan cardiac output.

41 TERIMAKASIH