Sejak tahun 1998 di Inggris dikembangkan suatu pendekatan baru manajemen mutu klinis yang dikenal dengan sebutan clinical governance (Scally, 1998).

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB1 PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap perkembangan strategi pemasaran. Dunia ini harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

II. Lokasi RSU Kabanjahe RSU Kabanjahe terletak di Jalan Selamat ketaren Kabanjahe, luas areal ± 3 Ha.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis menurut Permenkes No.269 tahun 2008 adalah berkas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. proses selama 4 tahun akhirnya pada tanggal 17 April 2008 RSUD Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG Keadaan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma baru dalam pelayanan kesehatan cenderung memandang pelayanan kesehatan dan rumah sakit sebagai industri pelayanan (health industry). Dengan demikian pelayanan tersebut dianggap produk jasa, yaitu jasa pelayanan kesehatan dan rumah sakit. Peranan rumah sakit dimasa yang akan datang akan lebih diarahkan kepada peningkatan mutu hidup (quality of life). Perubahan paradigma seperti memacu semua pihak yang terkait dalam memberikam produk jasa pelayanan kesehatan untuk mengubah strategi yang sesuai dengan permintaan pasar yang dalam hal ini adalah harapan pasien, keluarganya dan masyarakat secara umum. Dari pemaparan di atas terlihat bahwa keunggulan mutu pelayanan merupakan salah satu hal yang menjadi daya ungkit dalam menghadapi persaingan yang ada. Untuk menningkatkan mutu pelayanan di dalam organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dikenal beberapa sistem manajemen mutu yang diterapkan seperti sistem manajemen mutu ISO 9000 dari International Organization of Standardization (ISO), akreditasi rumah sakit dari KARS (Indonesia), ACHS (Australia), JCI (Amerika) dan Clinical Governance. Akreditasi rumah sakit merupakan suatu proses dimana suatu lembaga, yang independen, melakukan asesmen terhadap rumah sakit. Tujuannya adalah menentukan apakah rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan. Standar akreditasi sifatnya berupa suatu persyaratan yang optimal dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanannya aman dan rumah sakit senantiasa berupaya mengurangi risiko bagi para pasien dan staf rumah sakit. Dengan demikian akreditasi diperlukan sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit, yang sekaligus berperan sebagai sarana manajemen.( KARS,2011) 1

2 Sejak tahun 1998 di Inggris dikembangkan suatu pendekatan baru manajemen mutu klinis yang dikenal dengan sebutan clinical governance (Scally, 1998). NHS (National Health Services) sebagai lembaga pertama kali menyuarakan tentang pembaruan ini. Lembaga ini telah menyusun standard yang menjadi panduan dalam penerapan clinical governance sebagai frame work yang mengharuskan organisasi-organisasi dalam NHS bertanggung jawab serta secara berkelanjutan meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu penerapan clinical governance bertujuan menjaga dan melaksanakan standar asuhan yang tinggi dengan menciptakan lingkungan sehingga asuhan klinis yang prima dapat berkembang dengan baik di Inggris (NHS, 1998). Hal yang sama juga berkembang di negara lain seperti Australia (Western Australia dan Quensland) Amerika Serikat dan New Zeland (NHGS,1998, WAHS,2001, Duckets SJ, 2007) Di Indonesia saat ini belum tersusun standard tentang pelaksanaan clinical governance secara nasional, sementara beberapa rumah sakit yang telah ada di Eropa atau Australia telah melaksakannya (Djasri,2004, Wijanarka A, 2005) Walaupun demikian dalam Akreditasi Rumah Sakit dari Komite Akreditasi RS tahun 2011 memasukkan mutu klinis dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Peningkatan mutu secara menyeluruh adalah memperkecil (reduction) risiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan. Risiko ini dapat diketemukan baik diproses klinis maupun di lingkungan fisik.( KARS,2011). Dengan demikian setiap rumah sakit,yang akan meraih akreditasi RS harus mulai berfikir untuk menerapkan konsep clinical governance sebagai upaya peningkatan mutu klinik, sebagai bagian dari proses akreditasi RS Rumah Sakit Umum Daerah Praya adalah milik Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah yang terletak di Praya dan merupakan rumah sakit rujukan, dimana berfungsi sebagi unit pelayanan kesehatan lanjutan bagi puskesmas jika pasien tidak bisa tertangani. Rumah Sakit Umum Daerah Praya beroperasi sejak tanggal 18 Agustus 1959, dengan nomor kode Rumah Sakit 5202011. Pada tanggal 5 Juni 1996 dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 546/MENKES/SK/VI/ 1996 Rumah Sakit Umum Daerah Praya telah berubah

3 status kelas Rumah Sakit dari kelas D menjadi Kelas C dengan kapasitas 75 tempat tidur dan sejak bulan April 2001 menjadi 112 tempat tidur, kemudian pada bulan Maret 2002 ditambah menjadi 124 tempat tidur, seiring dengan kebutuhan pelayanan, maka pada bulan Juni 2004 di buka ruang ICU dengan 4 (empat) tempat tidur, sehingga berjumlah 128 tempat tidur. Pada tanggal 1 Juni 2006 RSUD pindah lokasi dari Jalan Basuki Rahmat Praya ke Jalan H. L. Hasyim Praya dengan nama rumah sakit sesuai SK menkes nomor: HK.07.06/III-3/75/2007 Tangal 28 Juni 2007 dengan nama RSUD Praya Baru dengan jumlah tempat tidur 138 buah mulai bulan Mei 2007 dan pada tahun 2008 betambah menjadi 147. Rumah Sakit Umum Daerah Praya Baru mempunyai luas lahan/tanah 4 hektar dan luas bangunan 6.738 m². Sebagai sebuah organisassi RSUD Praya mempunyai visi dan misi. Visi RSUD Praya adalah Rumah Sakit Pelayanan Prima dengan mengutamakan budaya keselamatan, sedanngkan misi RSUD Praya yaitu rumah sakit yang : 1. Memberikan pelayanan paripurna yang efektif, efisien dan bermutu 2. Menyiapkan pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat 3. Mewujudkan RSUD Kabupaten Lombok Tengah menjadi RSUD BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Pelayanan yang diberikan di RSUD Praya adalah pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan darurat, one day care, pelayanan penunjang medik, pelayanan rujukan dan pelayanan lainya. Fasilitas pelayanan rawat jalan di RSUD Praya yaitu Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kesehatan Anak, Poliklinik Penyakit Kebidanan dan Kandungan dan KB, Poliklinik Bedah, Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin, Poliklinik Mata, Pliklinik THT, Poliklinik Rehabilitasi Medik/fisiotherapi, Poliklinik Gigi, Poliklinik Medical Cek Up, Poliklinik VCT, Poliklinik Psikologi, Poliklinik PPT dan Poliklinik Saraf. Pelayanan rawat inap di RSUD Praya meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Penyakit Anak, Pelayanan Penyakit Bedah dan Pelayanan Penyakit Obgin. Pelayanan rawap inap terbagi menjadi 6 kelas pelayanan dengan kapasitas 147 tempat tidur. Secara rinci jumlah tempat tidur dimasing-masing kelas atau ruangan dapat dilihat pada tabel berikut.

4 Tabel.1 Ruang Rawat Inap RSUD Praya tahun 2012 Kelas Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Pelayanan Mawar Dahlia Malati Flamboyan Tunjung Asoka Seruni ICU Jml V I P 8 - - - - - - - 8 Kelas I - 15 - - - 4 - - 19 Kelas II - - 9 6 8 2 - - 25 Kelas III - - 21 19 28 8 8-84 Isolasi - - - - 4 - - - 4 I C U - - - - - - - 7 7 Total 8 15 30 25 40 14 8 7 147 Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa jumlah tempat tidur yang terbanyak berdasarkan kelas pelayanan adalah kelas III yaitu sebanyak 84 tempat tidur., jumlah tempat tidur yang terbanyak adalah Ruangan Tunjung yaitu sebanyak 40 tempat tidur. Jumlah tempat tidur yang paling sedikit terdapat pada ruangan ICU yaitu sebanyak 7 tempat tidur. Pelayanan penunjang medis di RSUD Praya yaitu pelayanan laboratorium, farmasi, radiologi, anastesiologi, rehabilitasi medic, gizi, EKG dan USG. Pelayanan lainnya berupa pelayanan mobil ambulance dan pelayanan mobil jenazah. Jenis dan jumlah sumber sumber daya manusia kesehatan di RSUD Praya hampir mencukupi sesuai dengan tipe rumah sakit yaitu rumah sakit tipe C. Jenis ketenagaan yang ada di RSUD Praya adalah dokter spesialis dasar, spesialis penunjang dan lainya, keperawatan, kefarmasian dan lainya. Jenis ketenagaan di RSUD Praya terangkum pada Tabel 2.

5 Tabel 2. Keadaan Tenaga Menurut Jenis Pendidikan dan Status Ketenagaan di RSUD Praya Tahun 2012 Status Ketenagaan No Jenis Ketenagaan Non CPNS PNS Total PNS Dokter Spesialis 13 13 1 Medis Dokter Umum 21 6 27 Dokter Gigi 3 3 2 Keperawatan 3 Farmasi 4 Kes. Masyrakat Perawat 127 9 136 Bidan 20 36 56 Apoteker 2 1 3 Asisten Apoteker 9 4 13 Kes. Masyarakat 11 11 Kes. Lingkungan 2 6 8 5 Gizi Nutrisionis 10 5 15 6 Keterafian Fisik Keterafian Fisik 4 1 5 7 Keteknisan Medis Teknis Medis 35 13 68 9 Non Kesehatan Non Kesehatan 72 171 243 10 Jumlah 330 343 673 Tabel 2 memperlihatkan bahwa lebih dari separuh (50,97%) atau sebanyak 343 orang staf RSUD Praya mempunyai status ketenagaan non PNS. Sebagian besar (63,89) atau sebanyak 430 ketenagaan RSUD Praya adalah tenaga kesehatan. Komposisi tenaga kesehatan yang terbanyak di RSUD Praya adalah dari jenis tenaga keperawatan (perawat dan bidan) yaitu 192. Sedangkan tenaga yang paling sedikit adalah tenaga keterafian fisik yaitu sebanyak 5 orang. Pelayanan kesehatan di RSUD Praya tidak terlepas dari biaya operasional. Biaya operasional RSUD Praya dibebankan kepada pengguna jasa rumah sakit.

6 Besarnya biaya tersebut mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Lombok UD pada tahun 2012 sebesar Rp 24.627.865.067 terbesar bersumber dari pasien peserta Jamkesmas yaitu sebesar Rp. 17.086.713.765. Pelayanaan ambulance merupakan sumber penerimaan paling sedikit bagi RSUD Praya yaitu sebesar Rp. 12.365.000. Jumlah pengunjung RSUD Praya pada tahun 2012 adalah sebanyak 43.588 orang yang terdiri dari pengunjung baru sebanyak 21.547 dan pengunjung lama sebanyak 22.041. Rata-rata pengunjung perhari dalam 1 tahun adalah 119,4 orang. Jumlah kunjungan di instalasi gawat darurat pada tahun 2012 adalah 13.578 orang. Jumlah tersebut mencakup pelayanan bedah, non bedah dan kebidanan. Jumlah pasien di rawat inap pada tahun 2012 adalah 13.953 orang dengan jumlah terbesar berada di UPF Kebidanan dan Kandungan yaitu 3760, di ikuti Penyakit Dalam dan Perinatologi. Rincian BOR, LOS dan TOI, BTO serta tingkat kematian di RSUD Praya tahun 2012 terlihat pada tabel 3 Tabel 3. Indikator Pelayanan RSUD Praya Tahun 2012 GDR LOS TOI BTO NDR Per No RSUD TT BOR Per Hari Hari Kali 1000 1000 1. RSUD Praya 147 82.8 3.0 0.6 94.9 43.8 20,2 Upaya peningkatan mutu pelayanan terus dilakukan seiring dengan tuntutan terhadap kualitas pelayanan, melalui indikator mutu seperti Akreditasi dan Standarisasi Manajemen Mutu (ISO). RSUD Praya telah terakreditasi penuh sejak tahun 1998 dan dilakukan survei ulang tahun 2002 terhadap 5 (lima) standar pelayanan yakni: Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan IGD, dan Rekam Medis. Tahun 2009 dilakukan Sertifikasi Standar Manajemen Mutu melalui ISO 9001-2008 oleh auditor Worldwide Qualiti Assurance (WQA) pada bulan Agustus 2009 terhadap pelayanan IGD dengan unit lain yang mendukung. Pada tahun 2009 pula survei

7 akreditasi ditingkatkan menjadi 12 pelayanan dan sayangnya RSUD Praya tidak berhasil melewatinya. Di bidang manajemen RSUD Praya ditetapakan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam pengelolaan keuangan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 374 Tahun 2011 tanggal 1 Oktober 2011. Susunan organisasi RSUD tidak berubah dengan perubahan status menjadi BLUD. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Praya sesuai dengan rencana strategis yang ada dilakukan melalui : 1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana melalui renovasi gedung dan pengembangan alat-alat kesehatan 2. Peningkatan kualitas sumber daya mansia melalui program khusus keperawatan, pendidikan berkelanjutan, kursus dan seminar. 3. Optimalisasi pelayanan RS melalui penyusunan prosedur tetap pelayanan baik medis, non medis maupun melalui audit klinis. Disamping itu panitia mutu RSUD Praya, dibentuk dan bekerja sama dengan komite medik, komite keperawatan, panitia infeksi nosokomial dan unit pengaduan masyarakat, dalam memantau mutu pelayanan kesehatan serta pelayanan kesehatan klinis melalui beberapa indikator sesuai dengan pola tugas yang di arahkan Dirjen Pelayanan Medik DepKes RI. serta melakukan survey kepuasan pasien secara berkala. Dari hasil pemantauan beberapa indikator mutu, seperti angka infeksi paska operasi dan angka dekubitus, angkanya cukup rendah yaitu dibawah 5%, sedangkan untuk survey kepuasan pasien di dapatkan rata-rata kepuasan pasien sebesar 87,70%. Ada beberapa hal yang menyangkut pelaksanaan program mutu yang masih menjadi masalah antara lain audit klinik yang belum teratur, adanya keluhan keterlambatan pelayanan oleh dokter spesialis karena jumlah dokter spesialis yang ada terbatas. Secara ringkas walaupun RSUD Praya telah melaksanakan berbagai kegiatan peningkatan mutu, akan tetapi pelaksanaan kegiatan tersebut belum dilakukan oleh seluruh tingkatan organisasi RS, dan karenanya diperlukan perencanaan mutu yang sistematik sehingga upaya untuk mengembangkan dan

8 melakukan penerapan clinical governance yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi RS sebagai bagian dari corporate governance di RSUD Praya, dan bagian dari upaya untuk meraih akreditasi di RSUD Praya dapat dilakukan dengan baik sehingga apa yang tercakup dalam visi dan misi RS dapat terwujud. B. Perumusan Masalah Proses manajemen mutu yang telah dilakukan di RSUD Praya adalah proses akreditasi, sementara untuk sistem manajemen mutu klinis secara tersendiri belum dilakukan secara utuh sehingga perlu dilakukan pendekatan upaya manajemen mutu klinis. Sebelum memulai sistem manajemen mutu klinis yang terpilih perlu dilihat kesiapan seluruh pihak terkait dalam menjalankan sistem manajem mutu klinis melalui pendekatan konsep clinical governance. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran penerapan clinical govermance di RSUD Praya 2. Tujuan Khusus a. Memperoleh gambaran implementasi konsep dasar clinical governance di RSUD Praya b. Memperoleh gambaran kondisi lingkungan RSUD Praya dalam mendukung pelaksanaan konsep dasar clinical governance c. Memproleh gamabaran strategi implementasi pelaksanaan konsep dasar clinical governance di RSUD Praya D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan bermanfaat untuk : 1. Bagi rumah sakit, dari hasil penelitian ini dapat diketahui kesiapan dalam pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan klinik melalui pendekatan clinical governance dan tersusunnya strategi dalam penerapan clinical governance.

9 2. Bagi penulis, dari hasil penelitian dapat menambah wawasan tentang penerapan sistem manajemen mutu klinis utamanya clinical governance E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang rencana clinical governance untuk rumah sakit telah dilakukan oleh Djasri (2004), yang membandingkan pelaksanaan clinical governance di RSUD yang telah mendapatkan ISO dengan yang belum mendapatkan ISO. Penelitian lain dilakukan oleh Wijanarka A (2005) dengan judul Implementasi Clinical Governance Konsep modern pelayanan kesehatan yang bermutu.