BAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Bukti-bukti yang ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. konsumen The Body Shop yang berada di Yogyakarta. The Body Shop dipilih

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat terhadap produk-produk hijau (green product) atau produk yang

Implementasi Green Marketing Melalui Demografi Terhadap Pilihan Konsumen The Body Shop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BELI PRODUK KOSMETIK RAMAH LINKUNGAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan namun bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Wanita cenderung untuk memberikan perhatian yang besar pada perawatan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, pertanian, ekonomi dan bisnis, telah menjadi issue sentral di

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan perekonomian dan pembangunan adalah masalah pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dalam (Sumarsono dan Giyatno, 2012). Tuntutan konsumen akan produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang terus berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi topik yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis

BAB 1BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara

PEMASARAN PRODUK KOSMETIK RAMAH LINGKUNGAN PADA NIAT MAHASISWA DALAM PEMBELIAN THE BODY SHOP

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan India. Berdasarkan data terkini yang dilansir

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. IRCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), menggambarkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. gambar 1.1 Logo The Body Shop Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

sebelumnya. Hal tersebut membuat manusia mampu menemukan hal-hal baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk yang inovatif dan memilik daya saing yang tinggi. Banyak

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat perilaku ramah lingkungan kini menjadi tren di kalangan masyarakat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan untuk membudayakan sustainable consumption menjadi semakin. menggema di mana-mana. Berdasarkan kenyataan tersebut, sangat

ABSTRAK. Kata Kunci: green marketing, kualitas produk, perceived value, loyalitas pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. yang terdiri dari dimensi pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut perilaku konsumen.keterkaitan perilaku konsumen dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

Judul : Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value dan Green Perceived Risk terhadap Green Repurchase Intention (Studi Produk The Face Shop

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim terjadi akibat dari pemanasan global dan kerusakan di sektor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara keseluruhan bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam

GAMBAR 1.1 PRODUK PT. COCA COLA Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dapat dikatakan cukup pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam transportasi terus dikembangkan akhir-akhir ini dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. mengelola loyalitas menjadi tantangan berat bagi pemasar. Jika pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi apapun baik dalam kondisi normal maupun kritis, kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

Transkripsi:

BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsumsi global yang dimulai dengan adanya kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar akan terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan, namun bahkan sampai pada kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Dalam situasi seperti itu akhirnya muncullah apa yang disebut green consumerism. Green consumerism adalah kelanjutan dari gerakan hijau. Dalam konteks ini, produk yang diinginkan bukan yang benar-benar hijau, namun mengurangi tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, disisi lain, pertumbuhan lingkungan yang semakin dewasa ternyata membawa permasalahan sosial yang sangat signifikan. Salah satunya adalah pemakaian produk yang tidak ramah lingkungan. Kebanyakan konsumen mengkonsumsi produk hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tanpa mempedulikan apakah produk tersebut membawa dampak merusak lingkungan atau tidak. Kebanyakan produk kecantikan yang dihasilkan masih belum ramah terhadap lingkungan dalam artian masih menggunakan zat-zat yang membahayakan. Pada saat ini para konsumen sudah memperhatikan mengenai 1

2 kegiatan green marketing. Green marketing menuntut para pemasar untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang melibatkan lingkungan. Menurut Salim (1983) dalam Hidayati (2001) ada tiga kemungkinan yang menyebabkan manusia melakukan kesalahan dalam bertingkah laku terhadap lingkungan hidup, yaitu: 1. Individu sebenarnya memang tidak tahu atau tidak mengerti tentang pentingnya menjaga lingkungan. 2. Individu sebenarnya tahu dan mengerti, tetapi tidak mengerti bagaimana caranya menghindari atau mencegah kerusakan lingkungan hidup. 3. Individu sebenarnya tahu dan mengerti, tetapi tidak peduli atau tidak menjalankan apa yang diketahuinya. Kesadaran lingkungan bukan hanya ideologi saja tetapi juga permasalahan market competition yang mempengaruhi prilaku konsumen. Pengetahuan akan produk ramah lingkungan penting diketahui untuk memberikan manfaat alamiah kepada penggunanya karena isu lingkungan mempengaruhi pembelian dan keputusan nutrisional. Daniel Chiras (Neolaka, 2008) menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai saat ini berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan pada sistem nilai yang mendudukkan manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Didalam pendidikan lingkungan hidup, konsep mental tentang manusia sebagai penakluk alam perlu diubah menjadi manusia sebagai bagian dari alam.

3 Afek konsumen pada lingkungan merupakan tingkat emosionalitas seorang individu terhadap isu-isu lingkungan Chan (2000) dalam Junaedi (2008). Konsisten dengan bukti empiris yang mendukung hubungan positif antara afek ekologikal ddan prilaku, mengindikasi bahwa orang dengan sedikit pengetahuan tentang lingkungan kebanyakan masih menunjukan emosional yang tinggi (Chan & Lau, 2000). Studi yang dilakukan Chan dan Lau (2000) dalam Brites (2015) yang dilakukan di China mengindikasi bahwa pengetahuan ekologikal masyarakat China dan niat beli mereka untuk melakukan pembelian produk ramah lingkungan juga relatif rendah. Studi tersebut bertujuan untuk menentukan pengaruh nilai budaya, afeksi ekologikal dan pengetahuan ekologikal terhadap prilaku pembelian hijau konsumen China. Nilai budaya masyarakat China ternyata hanya berpengaruh pada afeksi ekologikal namun tidak berpengaruh pada pengetahuan ekologikal mereka. Dengan menggunakan model persamaan struktural untuk mengukur signifikansi afeksi ekologikal dan pengetahuan ekologikal pada niat beli produk hijau dan pembelian aktual hijau menunjukan hubungan positif yang kuat. Dalam suatu produk terkandung nilai ekonomis yang pada umumnya disebut harga dan harga adalah penentu utama pilihan pembeli. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian harga. Harga premium adalah konsumen yang mau membayar lebih untuk produk-produk ramah lingkungan percaya bahwa perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya pada lingkungan (Laroche et al, 2001). Pengukuran sensitivitas harga atau the Price Sensitivity Measurement (PSM) merupakan suatu

4 teknik yang dikembangkan sebagai suatu metodologi survai untuk pengukuran persepsi tentang harga. Teknik ini secara langsung mempertanyakan responden tentang harga. Struktur pertanyaan individual untuk resonden adalah mengkualifikasi harga berdasarkan pada asumsi yang berkaitan dengan kualitas. Kontraks harga premium dalam studi ini dikembangkan dari studi Vlosky et al. (1999) dan Laroche et al. (2001) tentang keinginan seorang dalam membayar dengan harga lebih untuk pangan organik. Ketika konsumen masih belum menghendaki produk-produk yang ramah lingkungan dinamakan conventional customer. Keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih tinggi belum mereka pikirkan, sehingga produk-produk yang tidak ramah terhadap lingkungan tetap mereka terima (Dharmmesta, 1997). Konsekuensi individual merupakan pengaruh dalam diri individu setelah melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk kosmetik ramah lingkungan. Bahkan menuju era pemasaran yang sehat, konsumsi produk hijau terus digalakkan sebagai program pembangunan kesehatan yang baik untuk diri maupun bagi kepentingan yang lebih luas seperti bangsa dan negara. Lee (2009) mengungkapkan bahwa konsumen Asia baru-baru ini menjadi salah satu target utama bagi para pemasar hijau internasional. Selaku perusahaan manufaktur dan ritel global yang memproduksi toiletries dan beauty product (produk kecantikan) yang telah berdiri sejak tahun 1976 di Inggris, The Body Shop merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan konsep green marketing dan telah melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya The Body Shop selalu berpegang pada lima nilai utama mereka, yaitu: Against Animal

5 Testing (tanpa pengujian terhadap hewan), Support Community Fair Trade (mendukung sistem perdagangan yang adil), Activate Self Esteem (mengaktifkan harga diri), Defend Human Rights (membela hak asasi manusia), dan Protect Our Planet (melindungi bumi). Niat beli menurut Swastha (1993) yaitu mengindentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihanpilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Sementara Engel, Blackwell dan Miniard (1994) menggambarkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua faktor, yaitu niat dan pengaruh dari lingkungan atau perbedaan individu. Niat beli konsumen merupakan suatu kegiatan individu atau konsumen yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Tahap-tahap proses prilaku konsumen dalam pembelian produk (Kotler, 1998). Salah satu teori yang bisa menerangkan hubungan antara sikap, minat dan perilaku adalah The Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen yang dituangkan dalam buku dengan judul Understanding Attitude and Predicting Behavior. Teori ini bukanlah satu-satunya yang dipakai dalam riset pemasaran untuk memprediksi pilihan konsumen, namun model terori tersebut menggambarkan metodologi yang paling canggih (Dharmmesta, 1992). Menurut teori Reasoned Action tersebut perilaku (behavior) seseorang tergantung pada minatnya (intention), sedangkan minat untuk berperilaku tergantung pada sikap (attitude) dan norma subyektif (subjective norm) atas perilaku. Selanjutnya

6 sikap individu terbentuk dari kombinasi antara kekuatan dan evaluasi tentang keyakinan penting seorang konsumen. Sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan bahwa orang penting kain berpendapat bahwa ia seyogyanya atau tidak seyogyanya melaksanakan perilaku dan motivasi konsumen untuk menuruti pengharapan pengharapan sosial itu. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa minat beli dari perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor internal individual dan faktor eksternal (lingkungan sosial). Faktor ekternal tercermin dari pengaruh orang lain (norma subyektif) terhadap perilaku atau keputusan yang diambilnya (Kussujaniatun, 2001). Komponen minat berisikan niat untuk melakukan perilaku tertentu. Secara teoritis, terbentuknya minat tersebut ditentukan oleh interaksi kedua komponen yang mendahuluinya yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subyektif tentang perilaku tersebut (Kussujaniatun, 2001). Pemahaman akan produk ramah lingkungan dapat distimuli dengan informasi dampak lingkungan di masa depan, diterimanya informasi tersebut oleh konsumen diharapkan menjadi pengetahuan baru yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan membeli konsumen terhadap produk ramah lingkungan, Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kausal dan terintegrasi yang mampu menjelaskan dan memprediksi prilaku pembelian dari suatu jenis produk spesifik (ramah lingkungan) yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan memasukkan variabel-variabel mediator yang ikut berpengaruh dan studi ini bermanfaat untuk mempermudah dalam mengaplikasikan konsep sikap dalam proses kognisi, afek, dan konasi konsemen untuk memahami niat membeli produk yang bertanggung jawab pada lingkungan. studi ini juga

7 diharapkan akan memperkaya literatur nilai-nilai masyarakat indonesia, khususnya nilai yang mempengaruhi kinerja masyarakat terhadap tindakan yang mengarah pada keramahan lingkungan. Munurut Webster dalam Follows dan Jobber (1999), kesadaran sosial konsumen adalah konsumen yang mengingat akan akibat secara umum dari konsumsi pribadi atau usaha memanfaatkan daya beli dalam permasalahan sosial pada keputusan pembelian dengan mengevaluasi dampak dari konsumsi mereka dalam masalah sosial. Apabila konsekuensi lingkungan dirasa penting bagi konnsumen, maka akan menghasilkan konsumen yang akan membeli barangbarang yang ramah linagkungan. Tipe produk ini tidak hanya memuaskan kebutuhan dan keinginan tetapi juga memberikan keuntungan bagi lingkungan jangka panjang. Maslah kritis lingkungan ini secara langsung maupun tidak langsung akan terkait dengan pe mbangunan. Dalam banyak hal aktivitas ini memberi hasil, tetapi di balik keberhasilan tersebut muncul konsekuensi yang harus di bayar sangat mahal (Hidayati, 2001). Umumnya dalam proses pembangunan, aspek lingkungan masih kurang diperhatikan. Timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan yang merugikan kehidupan masa ini dan masa mendatang baru di sadari kemudian (Hidayati, 2001). Beberapa penelitian sepeti Maharani (2010), Junaedi (2005) dan Paramita dan Yasa (2015) menyatakan bahwa variabel afek ekologi, pengetahuan ekologi, harga premium dan kesadaran lingkungan berpengaruh signifikan terhadap niat beli.

8 Penelitian ini merupakan replikasi dan penyederhanaan dari penelitian sebelumnya yaitu: Pengaruh Kesadaran Konsumen, Konsekuensi Individual Dan Lingkungan Terhadap Niat Beli Produk Pangan Organik. Oleh Junaedi (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor psikografik dalam organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran konsemen pada lingkungan. pengaruh orientasi nilai-nilai konsemen dalam model menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap afek ekologikal, dan berpengaruhpositif dan signifikan terhadap pengetahuan ekologikal. Kesadaran lingkingan ternyata berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengetahuan ekologikal dan harga premium, namun variabel kesadaran lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsemen untuk melakukan pembelian hijau. Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Beli Produk Kosmetik Ramah Linkungan Di Yogyakarta Pemilihan konsumen The Body Shop dikarenakan konsumen yang membeli dan menggunakan produk The Body Shop dapat dikatakan telah melakukan ciri perilaku ramah lingkungan karena mereka telah melakukan pembelian produk yang tidak merusak lingkungan.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan, harga premium, afek ekologi, pengetahuan ekologi dan kesadaran lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? 2. Apakah konsekuensi individual berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? 3. Apakah konsekuensi lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? 4. Apakah harga premium berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? 5. Apakah afek ekologikal berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? 6. Apakah pengetahuan ekologikal berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? 7. Apakah kesadaran lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, tujuan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

10 1. Untuk menganalisis pengaruh konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan, harga premium, afek ekologi, pengetahuan ekologi dan kesadaran lingkungan terhadap niat beli pada produk hijau. 2. Untuk menganalisis pengaruh konsekuensi individual terhadap niat beli pada produk hijau. 3. Untuk menganalisis pengaruh konsekuensi lingkungan terhadap niat beli pada produk hijau. 4. Untuk menganalisis pengaruh harga premium terhadap niat beli pada produk hijau. 5. Untuk menganalisis pengaruh afek ekologikal terhadap niat beli pada produk hijau. 6. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan ekologikal terhadap niat beli pada produk hijau. 7. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran lingkungan terhadap niat beli pada produk hijau. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Manfaat yang diperoleh untuk perusahaan adalah dapat mengetahui niat beli konsumen dari faktor-faktor lingkngan yang ada di sekitar. Dari faktor-faktor lingkungan yang ada, perusahaan dapat melihat seberapa besar niat beli pelanggan dan dapat menyesuaikan harga kepada konsumen agar konsumen menjadi loyal kepada produk dari perusahan

11 2. Bagi Penulis Manfaat yang diperoleh untuk penulis adalah untuk mengetahui seberapa besar niat beli konsumen terhadap suatu produk dari faktor-faktor lingkungan seperti afek ekologi, kesadaran lingkungan, pengrtahuan ekologikal, harga premium, konsekuensi lingkungan dan konsekuensi individual. Dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman dalam bidang ilmu ekonomi khususnya mengenai niat beli konsumen. 3. Bagi Lembaga Akademis Dapat menjadi bahan referensi dalam mempeelajari tentang niat beli konsumen, menambah wawasan atau pemahaman tentang niat beli. Penulis berharap hasil penelitian ini menarik minat peneliti lain, khususnya di kalangan mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang masalah yang sama atau serupa. Dari hasil penelitian itu dapat dilakukan generalisasi yang lebih profesional. Apabila hal itu dapat dicapai, maka akan memberi sumbangan yang cukup berarti bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang manajemen pemasaran. 4. Bagi Masyarakat Menambah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang niat beli terhadap produk ramah lingkunagan.