BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penlitian ini dilaksanakan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Gorontalo. Sanggar Kegiatan Belajar Kota Gorontalo didirikan pertama kali pada tahun 1987 dengan nama Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gorontalo Kota - Kota Gorontalo dengan tugas dan fungsi Menyelenggarakan program-program DIKLUSEPORA. SKB Gorontalo Kota - Kota Gorontalo adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dibawah naungan Direktorat tenaga teknis ditjen DIKLUSEPORA Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. SKB difungsikan pada tahun 1989. Mulai Mei 2001 berganti nama menjadi SKB Kota Gorontalo seiring dengan berlakunya Undang-Undang Otonorni Daerah maka SKB Kota Gorontalo beralih status dari UPT Pusat menjadi UPT Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Dari tahun 1989 sampai dengan sekarang sudah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan. Program unggulan Pendidikan Non Formal 8KB Kota Gorontalo pada saat ini adalah : 1. Program Kesetaraan : - Paket A setara SD - Paket B setara SMP - Paket C setara SMA 2. Pendidikan Anak Usai Dini (PAUD) 3. Keaksaraan Fungsional (KF) 4. Pendidikan Berkelanjutan - Kursus - Magang - Ketrampilan life skill
5. Pembinaan Kepemudaan - Olahraga dan Seni Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 pelaksanaan Perda Nomor 25 tahun 2004 tentang pelaksanaan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Nasional Kota Gorontalo, maka Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Gorontalo ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kota Gorontalo dalam penyelenggaran Pendidikan Non Formal (Pendidikan Luar Sekolah). Sebagai satu-satunya UPTD di Kota Gorontalo yang menyelenggarakan pendidikan non formal memiliki visi berprestasi di bidang akademik dan non akademik yaitu menuju SKB yang bermutu melalui pelayanan optimal pendidikan informal yang efektif dan efisien kepada warga masyarakat. Indikator untuk mencapai misi tersebut adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan prestasi bidang akademik pada pendidikan kesetaraan b. Memiliki peserta didik yang terampil dan memiliki kecakapan hidup untuk hidup mandiri c. Terselenggaranya PAUD yang efektif d. Tuntas dalam penanganan pemberantasan buta huruf dan angka bagi bagi warga masyarakat yang belum dapat membaca, menulis dan menghitung melalui program kesetaraan fungsional (KF) e. Terbinanya pusat kegiatan belajar masyarakat secara efektif f. Tersedianya sarana dan prasara pendidikan dan latihan yang memadai Sebagai jabaran dari visi UPTD, SKB memiliki misi sebagai berikut : a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran disemua program pendidikan non formal yang lebih efektif. b. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pelatihan keterampilan hidup bagi peserta didik pendidikan non formal. c. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.
d. Meningkatkan mutu dan profesional pendidik dan tenaga kependidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan non formal. e. Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta sebagai mitra kerja dalam rangka meningkatkan kualitas baik penyelenggaraan program maupun output yang dihasilkan. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa SKB Kota Gorontalo sedang berusaha untuk memaksimalkan kegiatan baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik untuk mendukung pencapaian visi dan misi SKB. Sejak resmi didirikan SKB Kota Gorontalo telah mengalami 7 kali pergantian pimpinan sebagaimana dipaparkan pada tabel berikut : Tabel 2 : Nama nama Kepala SKB Kota Gorontalo No Nama Masa Jabatan 1 Sartono Tobamba 1987-1993 2 Drs. Syarifudin Buhang 1994-2001 3 Drs. Sofyan Mohi 2001-2003 4 Drs. Mahmud Adam 2003-2005 5 Lukman Kasim, S.Pd. M.Pd 2005-2006 6 Iskandar Polapa, S.Pd. M.Pd 2006-2008 7 Dra. Samsia Tome, M.Pd 2008 - Sekarang Untuk mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan di SKB Kota Gorontalo memiliki struktur pembagian tugas yang jelas antara pamong belajar dan ketua-ketua pokja serta pegawai yang ditampilkan sebagai berikut: 71 71
Pamong belajar merupakan faktor utama yang sangat menunjang kegiatan pembelajaran di SKB Kota Gorontalo. Sampai dengan tahun 2012 jumlah pamong belajar di SKB Kota Gorontalo berjumlah 26 orang. Tingkat pendidikan pamong belajar bervariasi dari SLTA sampai dengan strata 2. (S2). Jika dipersentasekan maka sebagian besar pamong belajar atau sebanyak 81.48% yang berijazah SI, sedangkan pamong belajar yang berijazah S2 hanya sebesar 3.85%. Uraian data yang lengkap tentang keadaan pamong belajar di SKB Kota Gorontalo ditampilkan pada tabel berikut : Kepala Dra. Samsiah Tome, M.Pd Kepala Tata Usaha Ridwan Salam, S.Pd Staf Tata Usaha Koordinator Pamong Belajar Sarintan Ibrahim, S.Pd
Ketua Pokja PAUD Dra. Hj. Nurlena Arsad Ketua Pokja Dikmas Ansar Husain, S.Pd Ketua Pokja Kesetaraan Nelwan Ishak, S.Pd, M.Pd Ketua Pokja Kursus Dra. Nurjana Tuki Pamong belajar merupakan faktor utama yang sangat menunjang kegiatan pembelajaran di SKB Kota Gorontalo. Sampai dengan tahun 2012 jumlah pamong belajar di SKB Kota Gorontalo berjumlah 26 orang. Tingkat pendidikan pamong belajar bervariasi dari SLTA sampai dengan strata 2. (S2). Jika dipersentasekan maka sebagian besar pamong belajar atau sebanyak 81.48% yang berijazah SI, sedangkan pamong belajar yang berijazah S2 hanya sebesar 3.85%. Uraian data yang lengkap tentang keadaan pamong belajar di SKB Kota Gorontalo ditampilkan pada tabel berikut : Kepala Dra. Samsiah Tome, M.Pd Kepala Tata Usaha Ridwan Salam, S.Pd Staf Tata Usaha Koordinator Pamong Belajar Sarintan Ibrahim, S.Pd Ketua Pokja PAUD Dra. Hj. Nurlena Arsad Ketua Pokja Dikmas Ansar Husain, S.Pd Ketua Pokja Kesetaraan Nelwan Ishak, S.Pd, M.Pd Ketua Pokja Kursus Dra. Nurjana Tuki 72 72 Tabel 3 : PNS NON PNS JUMLAH (%) Kondisi 1
Pamong Belajar Sesuai Tingkat Pendidikan IJAZAH TERTINGGI S2 1-1 3,85 SI 22-22 44,62 D3 - - - - D2 - - - - DI 1-1 3,85 SLTA 2-2 7,69 Untuk PNS Non PNS JUMLAH (%) menunjang kegiatan administrasi yang maksimal SKB Kota Gorontalo memiliki 2
pegawai sejumlah 13 orang yang ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 4: Kondisi Pegawai Tata Usaha Sesuai Tingkat Pendidikan : IJAZAH TERTINGGI S2 1-1 7,69 SI 2-2 15,39 SLTA 8-8 61,54 SD - 2 2 15,38 Jumlah 11 2 13 100 dengan Kelas 1 Kelas II Kelas III Jumlah alasan membantu 3
keluarga, sehingga mempengaru hi jumlah input peserta didik pada tahun ajaran 2009/2010 di SKB Kota Gorontalo. Keadaan jumlah peserta didik untuk rentang waktu 4 tahun ajaran ditampilkan pada tebel berikut ini : Tabel 5 : Keadaan 4
Peserta Didik Di SKB Kota Gorontalo Rentang Waktu 4 Tahun Terakhir. Tahun Ajaran 2008 55 58 60 173 2009 50 55 58 163 2010 50 55 58 163 2011 52 55 63 170 Dalam Tahun Prestasi Jenis Lomba mengaktualisa sikan programnya SKB Kota Gorontalo telah berhasil meraih 5
sejumlah prestasi baik secara akademik maupun dalam bidang non akademik. Sejumlah prestasi akademik yang telah berhasil diraih oleh para peserta didik di SKB Kota Gorontalo di sajikah dalam tabel berikut ini : Tabel 7 : 6
Prestasi Akademik SKB Kota Gorontalo Tingkat Provinsi 2008 Juara II Juara II 2009 Juara I Olah raga dan kesenian Juara I 7
Juara II Nasional Juara II Provinsi 2010 Juara I 2011 Juara I 8
Sumber Data : SKB Kota Gorontalo Tahun 2012 Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat sejumlah prestasi yang telah berhasil diraih oleh SKB Kota Gorontalo. Keberhasilan dalam meraih program ini merupakan hasil karya yang maksimal dari segenap stakeholder dan para peserta didik yang secara kompak berusaha untuk mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan dilihat dari kemampuan dan minat peserta didik terhadap life skill dari jumlah peserta didik yang ada sejumlah 63 orang atau 2 kelompok semuanya berhasil menyelesaikan program yang 75 75 9
diselenggarakan SKB dengan tingkat keberhasilan 100 %. Sedangkan peserta yang dinyatakan tidak berhasil tidak ada dengan presentase 0 %. Peserta yang berhasil dalam pelaksanaan kegiatan ini dilihat dari kemampuan mereka dalam membangun kerjasama serta motivasi yang mereka miliki untuk mengembangkan hasil kegiatan praktek sehingga menjadi lapangan kerja yang dapat dijadikan modal bagi diri mereka sendiri. Dari peserta yang dinyatakan berhasil, 6 orang peserta tersebut telah disalurkan pada "LPK Tri Nur " dan 10 Orang pada "LKP Panti Ketrampilan Wanita"dan 6 orang akan dipersiapkan untuk buka "Modiste" yang di Koordinir oleh Tutor yang mengajar Ketrampilan, kerjasama dengan 8KB Kota Gorontalo. Sedangkan yang lainnya memimilih buka usaha sendiri di rumah masing masing. Pendidikan dan Pelatihan ini memberikan kontribusi positif khususnya bagi para peserta didik yang dibina oleh SKB Kota Gorontalo. Hal-hal positif dimaksud dapat digambarkan sebagai berikut: Adanya lulusan Menjahit dalam mengembangkan wirausaha untuk pemandirian. Dalam arti bahwa peserta didik beroleh pengetahuan dan keterampilan yang sangat berarti bagi keberlangsungan usaha yang mereka laksanakan. Bagi mereka yang sebelurnnya belum memahami konsep kewirausahaan, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru tentang tata kelola kewirausahaan yang maju sekaligus memperoleh pengetahuan dan keterampilan 76 76 10
baru tentang menjahit busana. Nilai ekonominya bagi mereka adalah menjahit yang biasanya harus ke taylor atau modiste dan dibayar dengan harga mahal didapatkan dengan modal yang sangat minim. Warga masyarakat memiliki vokasi yang dibutuhkan dalam menopang kehidupan sehari hari. Hal ini terkait dengan keberhasilan mereka dalam mengelola usaha. Menurunnya angka pengangguran kemiskinan. Konsep bekerja keras sesuai kemampuan yang diberikan saat pelatihan menumbuh kembangkan jiwa optimis hidup bagi peserta didik, sehingga bagi mereka yang senang hidup tanpa karya tergantung pada orang tua dan keluarga lainnya, memiliki pencerahan akan makna hidup untuk berusaha menghasilkan uang dengan pekerjaan sendiri. Itu tentu berdampak positif terhadap menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan. Membantu warga masyarakat putus sekolah dan yang menganggur dalam mengembangkan potensi dalam ketrarnpilan menjahit busana ini dampak pada usaha peserta didik memanfaatkan potensi yang ada di wilayah dibarengi dengan nilai manfaat yang sangat tinggi. Aktvitas peserta didik meningkat kehadirannya di pembelajaran karena adanya pelatihan keterampilan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 11
Sumber Data : SKB Kota Gorontalo Tahun 2012 Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat sejumlah prestasi yang telah berhasil diraih oleh SKB Kota Gorontalo. Keberhasilan dalam meraih program ini merupakan hasil karya yang maksimal dari segenap stakeholder dan para peserta didik yang secara kompak berusaha untuk mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan dilihat dari kemampuan dan minat peserta didik terhadap life skill dari jumlah peserta didik yang ada sejumlah 63 orang atau 2 kelompok semuanya berhasil menyelesaikan program yang 75 75 12
diselenggarakan SKB dengan tingkat keberhasilan 100 %. Sedangkan peserta yang dinyatakan tidak berhasil tidak ada dengan presentase 0 %. Peserta yang berhasil dalam pelaksanaan kegiatan ini dilihat dari kemampuan mereka dalam membangun kerjasama serta motivasi yang mereka miliki untuk mengembangkan hasil kegiatan praktek sehingga menjadi lapangan kerja yang dapat dijadikan modal bagi diri mereka sendiri. Dari peserta yang dinyatakan berhasil, 6 orang peserta tersebut telah disalurkan pada "LPK Tri Nur " dan 10 Orang pada "LKP Panti Ketrampilan Wanita"dan 6 orang akan dipersiapkan untuk buka "Modiste" yang di Koordinir oleh Tutor yang mengajar Ketrampilan, kerjasama dengan 8KB Kota Gorontalo. Sedangkan yang lainnya memimilih buka usaha sendiri di rumah masing masing. Pendidikan dan Pelatihan ini memberikan kontribusi positif khususnya bagi para peserta didik yang dibina oleh SKB Kota Gorontalo. Hal-hal positif dimaksud dapat digambarkan sebagai berikut: Adanya lulusan Menjahit dalam mengembangkan wirausaha untuk pemandirian. Dalam arti bahwa peserta didik beroleh pengetahuan dan keterampilan yang sangat berarti bagi keberlangsungan usaha yang mereka laksanakan. Bagi mereka yang sebelurnnya belum memahami konsep kewirausahaan, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru tentang tata kelola kewirausahaan yang maju sekaligus memperoleh pengetahuan dan keterampilan 76 76 13
baru tentang menjahit busana. Nilai ekonominya bagi mereka adalah menjahit yang biasanya harus ke taylor atau modiste dan dibayar dengan harga mahal didapatkan dengan modal yang sangat minim. Warga masyarakat memiliki vokasi yang dibutuhkan dalam menopang kehidupan sehari hari. Hal ini terkait dengan keberhasilan mereka dalam mengelola usaha. Menurunnya angka pengangguran kemiskinan. Konsep bekerja keras sesuai kemampuan yang diberikan saat pelatihan menumbuh kembangkan jiwa optimis hidup bagi peserta didik, sehingga bagi mereka yang senang hidup tanpa karya tergantung pada orang tua dan keluarga lainnya, memiliki pencerahan akan makna hidup untuk berusaha menghasilkan uang dengan pekerjaan sendiri. Itu tentu berdampak positif terhadap menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan. Membantu warga masyarakat putus sekolah dan yang menganggur dalam mengembangkan potensi dalam ketrarnpilan menjahit busana ini dampak pada usaha peserta didik memanfaatkan potensi yang ada di wilayah dibarengi dengan nilai manfaat yang sangat tinggi. Aktvitas peserta didik meningkat kehadirannya di pembelajaran karena adanya pelatihan keterampilan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 14