Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO )

dokumen-dokumen yang mirip
CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

Percobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES)

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

Makalah pengukuran listrik. osiloskop OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

Penggunaan Osciloscope Dalam Pengukuran

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

SMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO)

B. LANDASAN TEORI Getaran adalah gerak bolak balik melalui titik keseimbangan. Grafik getaran memiliki persamaan: y= A sin ( ωt +φ o)

Laboratorium Telekomunikasi Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK

By Group 121 IK-3C IT Telkom Bandung

PENGENALAN ALAT UKUR DAN KOMPONEN ELEKTRONIKA: OSCILOSCOP

LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

MODUL 6 OSILOSKOP DAN FUNGSI GELOMBANG LISTRIK. frekuensi, amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan.

JUSUSAN AKUNTAN INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP. 13 Desember 2012

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Makalah Pengukuran Listrik OSSILOSKOP

PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 TIM PENYUSUN

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis B. Sistem Satuan M.K.S.

ALAT UKUR LISTRIK. Berikut ini adalah macam-macam alat ukur listrik dan elektronika yang harus kita kenal :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dan Induktor

MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MENGGUNAKAN ALAT UKUR ELEKTRONIK

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

Bab 1: Pendahuluan. Isi: Pengertian Ilmu Elektronika Terminologi/Peristilahan: Komponen Elektronika Rangkaian Elektronika Sistem Elektronika

PERCOBAAN FRANCK-HERTZ

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

BAB II DASAR TEORI. dalam proses pembakaran dalam ruang bakar. Ignition coil difungsikan sebagai

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

Simbol diagram rangkaian untuk sebuah oscilloscope. Cathode Ray Oscilloscope (CRO)

PENGENAL FREKUENSI COUNTER DAN OSCILLOSCOPE BESERTA FUNGSI DAN PENGGUNAANNYA

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

M. Ihsan Z

Review Hasil Percobaan 1-2

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

Politeknik Negeri Bandung

Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II. By: Khairil Anwar, ST.,M.Kom. Create: Khairil Anwar, ST., M.Kom

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

PRAKTEK TV & DISPLAY

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

MERAWAT DAN MEMPERBAIKI ALAT UKUR LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Osiloskop. Osiloskop. Cara Kerja Osiloskop Analog. Osiloskop Analog. Cara Kerja Osiloskop Analog (cont.) Lab Sistem Elektronika IT Telkom

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Jenis Jenis Kerusakan Monitor

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika

LATIHAN UJIAN NASIONAL

Transkripsi:

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO ) A. Tujuan 1. Mengukur tegangan listrik ac dan dc 2. Mengukur frekuensi dengan metode langsung B. Dasar Teori Cathoda Ray Oscilooscope (CRO) merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk memperlihatkan bentuk gelomban listrik, mengukur tegangan listrik dc maupun ac, mengukur frekuensi gelombang listrik, dan mengukur beda fase gelombang listrik. Berbeda dengan voltmeter ac yang mengukur langsung tegangan efektif, tegangan listrik ac yang dapat diukur langsung dengan CRO adalah tegangan puncak-kepuncak dan tegangan maksimum. CRO tidak dapat digunakan untuk mengukur arus listrik secara langsung. Secara tidak langsung pengukuran arus listrik dilakukan dengan mengukur tegangan, kemudian membaginya dengan hambatan yang ujungujungnya diukur tegangannya tadi. Secara umum CRO dapat diklasifikasikan menjadi CRO satu masukan (single channel) yang dapat digunakan untuk mengukur satu gelombang listrik saja, CRO dua masukan (dual channel) yang dapat digunakan untuk mengukur dua gelombang listrik sekaligus, dan CRO dua sumber bedil electron (dual beam) yang dapat digunakan untuk mengukur lebih dari dua gelombang listrik sekaligus. Contoh CRO dapat dilihat pada gambar 6.1. Gambar 6.1. Contoh CRO 1

Bagian terpenting dari CRO adalah apa yang disebut Cathode Ray Tube (CRT), yang terbuat dari bahan kaca. Isi dari CRT secara umum dapat digambarkan seperti gambar 6.2. F A G 1 G 2 G 3 A LV LH L Keterangan : F = filamen G 1 = grid (kisi) 1 G 3 = grid (kisi) 3 LV = lempeng vertikal L = layar K = katoda G 2 = grid (kisi) 2 A = anoda LH = lempeng horizontal Gambar 6.2. Bagan isi CRT F adalah filamen yang berfungsi untuk memanaskan kathoda K. Akibat pemanasan ini maka kathoda K akan melepaskan elektron-elektron. Karena adanya anoda A, maka elektron-elektron yang lepas tersebut akan dipercepat menuju anoda A. Setelah melewati anoda A, elektron-elektron tersebut akan mengalami gerak lurus beraturan sampai menumbuk layar L. Oleh karena layar L dilapis dengan zat pendar cahaya, maka ketika elektron-elektron tersebut menumbuk layar, pada layar terjadi bintik cahaya. G 1 adalah grid (kisi) yang diberi tegangan negatif terhadap kathoda K, berfungsi untuk mengatur intensitas elektron-elektron tersebut (yang ditunjukkan intensitas bintik cahaya pada layar). G 2 dan G 3 adalah grid (kisi) yang diberi tegangan positif terhadap kahoda K, berfungsi untuk memfokuskan elektron-elektron (bintik cahaya pada layar). LV adalah lempeng kapasitor yang digunakan untuk menarik/menyimpangkan elektronelektron tersebut ke atas dan ke bawah (arah vertikal). Jika lempeng atas diberi tegangan positif sedangkan lempeng bawah diberi tegangan negatif, maka elektron-elektron disimpangkan ke atas. Sebaliknya jika lempeng atas diberi tegangan negatif sedangkan lempeng bawah diberi tegangan positif, maka elektron-elektron disimpangkan ke bawah. Jika lempeng atas dan bawah berganti-ganti diberi tegangan positif, negatif, positif, negatif dan seterusnya atau kedua lempeng dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, maka elektron-elektron akan bergerak ke atas, ke bawah, ke atas, ke bawah dan seterusnya. Jika gerakan ke atas dan ke bawah ini berlangsung sangat cepat, maka akan nampak sebagai garis lurus vertikal pada layar. Panjang garis ini sebanding dengan besarnya tegangan bolak-balik (ac) yang dihubungkan pada kedua lempeng tersebut. 2

Gerakan elektron-elektron ke atas dan ke bawah tersebut dapat dipadu dengan gerakan ke kiri dan ke kanan dengan cara memasukkan tegangan gigi gergaji (TGG) pada lempeng horizontal LH, sehingga pada layar tampak bentuk gelombang listrik dari tegangan yang dipasang pada LV, misalnya bentuk sinusoida. TGG ini juga disebut tegangan alas waktu (time base) karena selain untuk menarik gerakan vertikal ke arah horizontal, juga berfungsi sebagai pengatur agar gelombang pada layar menjadi stabil. Caranya adalah dengan mengatur agar frekuensi gelombang TGG sebanding (merupakan kelipatan bilangan bulat) dengan frekuensi tegangan yang diukur (tegangan pada LV) dan membuat agar saat awal naiknya tegangan LV bersamaan dengan saat awal naiknya TGG. Proses ini sering disebut sebagai synchronisasi. Synchronisasi dapat dilakkan secara internal maupun eksternal. Synchronisasi internal adalah synchronisasi yang dikerjakan oleh rangkaian yang ada dalam CRO itu sendiri. Sedangkan synchronisasi eksternal adalah synchronisasi yang dilakukan dengan mengunakan tegangan dari luar CRO, artinya TGG yang ada dalam CRO diputus sambungannya terhadap LH, dan sebagai gantinya gelombang eksternal (dari luar CRO) dimasukkan pada LH untuk menggantikan fungsi TGG. Prinsip synchronisasi luar ini sering digunakan untuk mengukur beda fase dan frekuensi dengan metode Lissajous. Untuk synchronisasi internal kebanyakan dilakukan dengan cara pemicuan (trigering) artinya TGG dipicu oleh sebagian sinyal dari LV. Dengan cara ini dapat diatur saat awal gelombang pada layar. Oleh karena untuk mempercepat dan menyimpangkan elektron-elektron pada LV dan LH perlu tegangan yang tinggi, maka untuk mengatasi ini dalam CRO dilengkapi dengan rangkaian amplifier. Untuk dapat menggunakan CRO, maka perlu mengenal tombol-tombol yang ada pada panel CRO. Tombol-tombol yang penting antara lain : Beberapa tombol yang penting antar lain: 1. Power : Untuk menghidupkan dan mematikan CRO 2. Intensity : Untuk mengatur intensitas berkas cahaya (elektron) pada layar. Sebaiknya dijaga agar tidak pada kedudukan maksimum. 3. Focus : Untuk mengatur ketajaman gambar pada layar. 4. Position : Untuk mengatur kedudukan gambar secara vertikal. 5.. Position : Untuk mengatur posisi horisontal gambar (gelombang). 6. Input : Terminal untuk menghubungkan sinyal input (yang akan diukur) dengan CRO. Untuk CRO dual channel ada 2 terminal input yakni CH1(X) INPUT dan CH2 (Y) INPUT. Pada umumnya hubungan terminal ini dengan sinyal yang akan diukur menggunakan peraba (probe). 7. AC-GND-DC : Selektor untuk mengatur sambungan input sinyal listrik yang akan diukur. Pada posisi AC komponen dc dari sinyal input diblokir oleh kapasitor dalam CRO sehingga sinyal yan terukur adalah ac murni. Pada posisi GND termnal nput diputus dan amplifier dibumikan. Akibatnya sinyal input tidak dapat masuk CRO. Pada posisi DC terminal input dihubungkan langsung dengan amplifier sehingga semua komponen sinal input diperkuat dan ditampilkan. Artinya sinyal yang terlihat pada CRO adalah komponen dc dan ac. 8. : Terminal untuk hubungan dengan bumi (ground) 9. Mode : Selektor untuk mengatur tampilan sinyal input. Pada posisi CH1 sinyal input pada channel 1 ditampilkan. Pada posisi CH2 sinyal input pada channel 2 ditampilkan. Pada posisi DUAL sinyal input pada CH1 dan CH2 ditampilkan bersama. Pada posisi ADD sinyal input pada CH1 dan CH2 3

dijumlahkan secara aljabar (interferensi 2 gelombang searah). Pada poisi X- Y sinyal input pada CH1 dan CH2 dipadukan secara tegaklurus (interferensi 2 gelombang tegaklurus). 10. Volt/div : Selektor untuk mengatur harga tegangan tiap pembagian skala (division) pada panel. 11. Variable : Untuk mengatur harga tegangan/waktu tiap pembagian skala (division) secara halus. Pada saat pengukuran tegangan/periode, tombol harus pada posisi maksimum (kalibrasi). 12. Time/div : Untuk mengatur waktu sapu tiap pembagian skala (division). Kegunaan langsung adalah untuk mengukur periode gelombang yang diselidiki. 13. Synchron : Untuk mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak bergerak. 14. Slope : Untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu sinyal naik (+) atau turun (-). C. Alat dan Bahan 1. CRO dan multimeter 2. AFG dan sumber tegangan dc D. Prosedur a. Pengukuran Tegangan ac 1. Susun rangkaian seperti gambar 6.3. CRO AFG Multimeter INPUT Y Gambar 6.3. Rangkaian Percobaan 2. Amati bentuk gelombang output AFG pada CRO. 3. Ukur tegangan puncak-kepuncak (V pp) dari output AFG dengan CRO. Rumus untuk menentukan besarnya tegangan adalah : V pp = Σ div pp x volt/div x probe attenuator 4. Amati skala tegangan efektif yang terbaca pada multimeter pada posisi voltmeter ac. Ukur tegangan efektif dari output AFG 5. Ulangi langkah 2 s.d. 3 untuk output AFG yang berbeda bentuk dan besarnya. 6. Bandingkan hasil pengukuran dengan CRO dan multimeter. b. Pengukuran tegangan dc Cara seperti pada pengukuran tegangan ac, hanya mula-mula selektor AC-GND-DC mulamula ditaruh pada posisi GND, kemudian diubah ke posisi dc. Maka akan ada perubahan posisi gambar (kenaikan/penurunan). Tegangan yang terukur adalah : V dc = Σ div kenaikan/penurunan x volt/div x probe attenuator 4

b. Pengukuran frekuensi gelombang listrik secara langsung 1. Susun rangkaian percobaan seperti gambar 6.3, tetapi multimeter tidak dipasang. 2. Atur sinyal output AFG pada frekuensi tertentu, dan catat besarnya. 3. Amati sinyal tersebut pada CRO. Tentukan periode gelombang dengan rumus : T = Σ div 1 periode x timet/div 4. Tentukan frekuensi gelombang dengan rumus : f = 1/T 5. Bandingkan hasil pengukuran langkah 2 dan langkah 3 s.d. 4. E. Tabel Data Pengukuran Tegangan ac Bentuk Gelombang Pengukuran dengan CRO Pengukuran dengan multitester V pp (volt) V efektif (volt) V efektif (volt) Pengukuran Tegangan dc Pengukuran dengan CRO V (volt) Pengukuran dengan multitester V (volt) Pengukuran Frekuensi Pembacaan frekuensi pada AFG f ( Hz) Pengukuran frekuensi dengan CRO T (s) f (Hz) 5

6