DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
SABER PUNGLI. di lingkungan Kemendikbud. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

di Lingkungan Kemendikbud

INTERNATIONAL DEVELOPMENT FORUM PEMUTUSAN LINGKARAN SETAN KORUPSI

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP )

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP )

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 511 TAHUN 2016

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG

SATGAS SABER PUNGLI DISAMPAIKAN PADA ACARA RAKOR PERSIAPAN KPK

Nomor 15 Tahun Tahun Lggg. 2g Tahun 2OI4 tentang. Tahun t999 Nomor 75, Tambahan Lembaran. NoMoR.&g1 rahun2ot6

QUALITY ASSURANCE TERHADAP APIP DALAM RANGKA PENCEGAHAN PRAKTEK PUNGUTAN LIAR (PUNGLI)

UPAYA MENUJU PELAYANAN PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS, IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR BEBAS PUNGLI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Repu

BAB I P E N D A H U L U A N

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 462/KMK.09/2004 TENTANG

BAB III PUNGUTAN LIAR YANG DILAKUKAN OLEH APARATUR SIPIL NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

BAB I PENDAHULUAN. mengenai masalah kebijakan tertentu. Output dari sebuah kebijakan publik adalah

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA MENCIPTAKAN TATA KELOLA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

Permendikbud No. 75 Tahun 2017 Tentang Komite Sekolah dan Kebijakan Saber Pungli

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

Pungutan Liar, Suap dan Pemerasan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN ( PKPT ) TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK OLEH : WIDYOPRAMONO Disampaikan pada Workshop Peran APIP dalam, Pencegahan Pungutan Liar Pada Layanan Publik yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis 12 Januari 2017.

PENDAHULUAN Pungli terjadi di berbagai sektor terutama sektor pelayanan publik; Pungli berakibat berkurangnya daya saing bangsa; Pelaku pungli pejabat-pejabat yang berwenang di dalam pengambilan suatu keputusan, yang dapat menyalahgunakan keputusannya ; Pungli menjadi jalan pintas masyarakat; Pemerintah berupaya keras memerangi pungli

PENGERTIAN PUNGLI Awalnya dipopulerkan dalam dunia jurnalistik Perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau Pegawai Negeri atau Pejabat Negara dengan cara meminta pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai atau tidak berdasarkan peraturan yang berkaitan dengan pembayaran tersebut

DELIK PUNGLI Sebelum adanya Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, delik pungutan liar telah diatur di dalam beberapa pasal KUHP 1. KUHP - Pasal 418 KUHP - Pasal 419 KUHP - Pasal 420 KUHP - Pasal 423 KUHP - Pasal 425 KUHP - Pasal 368 KUHP 2. UU No. 11 / 1980 tentang tindak pidana Suap Pasal 3 Penerima Suap; 3. UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Korupsi Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 Memberi/menjanjikan pada pegawai negeri/ penyelenggara negara dan ayat (2) pegawai negeri atau penyelenggara negara penerima pemberian/janji; 4. UU no. 20/2001 Pasal 11 Pegawai negeri atau penyelenggara negara penerima hadiah/janji padahal diket krn kekuasaan/ kewenangan; 5. UU no. 20 /2001 ayat 13 pemberi hadiah/janji pegawai negeri/ penyelenggara negara krn kekuasaan / kewenangan.

Definisi Pungli berdasarkan pasal 12 huruf e Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Pegawai negeri atau penyelenggara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri; Pegawai negeri atau penyelenggaran Negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang.

UNSUR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF DALAM PUNGLI Unsur Objektif yaitu unsur-unsur yang ada hubungannya dengan keadaan, di dalam keadaan mana tindakan dari pelaku itu harus dilakukan. Unsur-unsur subjektif yaitu unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan termasuk ke dalamnya segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya.

UNSUR OBJEKTIF PUNGLI 1. Pegawai Negeri atau atau penyelenggara negara (deambtenaar); 2. Menyalahgunakan kekuasaan (misbruik van gezag); 3. Memaksa seseorang (iemand dwigen om) untuk : Memberikan sesuatu (iets af geven); Membayar (uitbetaling); Menerima pembayaran dengan potongan, atau (eene terughouding genoegen nemenbij eene uitbetaling); Mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri (een persoonlijken dienst verrichten).

UNSUR SUBJEKTIF PUNGLI 1. Atau dengan maksud untuk (met het oogmerk om) menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum (zich of een ander wederrechtelijk te bevoordelen); 2. Menguntungkan secara melawan hukum (wederrechtelijk te bevoordelen).

Faktor penyebab seseorang melakukan pungli 1. Penyalahgunaan wewenang, kewenangan seseorang; Jabatan atau 2. Faktor mental, karakter atau kelakuan dari pada seseorang; 3. Faktor ekonomi. Penghasilan yang bisa dikatakan tidak mencukupi kebutuhan hidup tidak sebanding dengan tugas/jabatan; 4. Faktor kultural & Budaya Organisasi. Budaya yang berjalan terus menerus sebagai hal biasa; 5. Terbatasnya sumber daya manusia; 6. Lemahnya atasan. sistem kontrol dan pengawasan oleh

7 SEKTOR PELAYANAN PUBLIK YG RAWAN PUNGLI (Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri) 1. Sektor perizinan; 2. Sektor pendidikan; 3. Hibah dan bantuan sosial (bansos); 4. Kepegawaian; 5. Dana desa; 6. Pengadaan barang dan jasa serta; 7. Peradilan. Sektor perizinan dan hibah bantuan sosial yang paling rawan pungli karena langsung bersentuhan dengan publik. Di seluruh Kementerian/Lembaga di Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah diharuskan untuk membentuk Tim Pemberantasan Pungli. (amanah dari Presiden R.I. Joko Widodo)

AKAR MASALAH PUNGLI PROSEDUR BIROKRASI YANG TERLALU BERBELIT-BELIT LEMAHNYA PENGAWASAN INTERNAL PERLU MEREFORMASI ATAU MEMANGKAS BIROKRASI AGAR LEBIH SINGKAT DAN EFISIEN PERLU MENINGKATKAN PERAN APIP UNTUK MENCEGAH PENYIMPANGAN

KEWENANGAN APIP DALAM MENYIKAPI PENYIMPANGAN Pasal 385 UU Nomor 23 Th 2014 tentang Pemerintahan Daerah 1. Pengaduan masyarakat atas dugaan penyimpangan diperiksa oleh APIP dan/atau Aparat Penegak Hukum; 2. Pemeriksaan Aparat Penegak Hukum terlebih dahulu harus berkoordinasi dengan APIP; 3. Penyimpangan administrasi diserahkan kepada APIP, penyimpangan pidana diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum.

PERAN APIP DALAM MANAJEMEN RESIKO TERKAIT PUNGLI 1. APIP mendorong Unit Kerja/SKPD untuk menerapkan manajemen resiko dan pengendalian; 2. APIP monitoring dan mengevaluasi Unit Kerja/SKPD yang menerapkan manajemen resiko dan pengendalian; 3. APIP mendorong perbaikan manajemen resiko dan pengendalian.

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBERANTAS PUNGLI 1. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 1977 tentang Operasi Penertiban (1977-1981), dengan tugas membersihkan pungutan liar, penertiban uang siluman, penertiban aparat Pemda dan Departemen; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, yang diundangkan pada tanggal 21 Oktober 2016.

SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGLI (SABER PUNGLI) Perpres Nomor 87 Th 2016 tentang SABER PUNGLI Satuan tugas Satgas Saber Pungli menyelenggarakan fungsi : 1. Intelijen; 2. Pencegahan; 3. Penindakan; dan 4. Yustisi. Satgas Saber Pungli mempunyai wewenang : 1. membangun sistem pencegahan dan pemberantasan pungutan liar; 2. melakukan pengumpulan data dan informasi dari kementerian/lembaga dan pihak lain yang terkait dengan menggunakan teknologi informasi; 3. mengoordinasikan,merencanakan, pemberantasan pungutan liar; dan melaksanakan operasi 4. melakukan operasi tangkap tangan; 5. memberikan rekomendasi kepada pimpinan kementerian/lembaga serta kepala pemerintah daerah untuk memberikan sanksi kepada pelaku pungli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 6. memberikan rekomendasi pembentukan dan pelaksanaan tugas unit Saber Pungli di setiap instansi penyelenggara pelayanan publik kepada pimpinan kementerian/lembaga dan kepala pemerintah daerah; dan 7. melaksanakan evaluasi kegiatan pemberantasan pungutan liar.

SASARAN TIM SABER PUNGLI 1. Institusi Penegak Hukum; 2. Institusi diluar Penegak Hukum; 3. Calo, preman dan organisasi kemasyarakatan. 4. Mengkaji apakah ada aturan yang mendukung terjadinya pungli, 5. Mengkaji regulasi yang dobel, regulasi yang tumpang tindih, 6. Mengkaji regulasi yang tidak efektif dan merugikan masyarakat.

PENUTUP Pungli menurut etika dan menurut hukum merupakan perbuatan tercela Dampak dari pungli sangat luas diantaranya menyebabkan ekonomi biaya tinggi, pelayanan publik yang tidak maksimal, dan lemahnya daya saing. Perlunya keteladanan pimpinan atau atasan, motivasi dan sugesti positif kepada pegawai secara kontinyu serta penguatan ruhiyah melalui pendalaman (deepening) nilai-nilai agama/spiritual, Diperlukan regulasi yang baik, pengawasan internal maupun eksternal dan peran serta masyarakat.