BAB I PENDAHULUAN. 2003:xx). Humor ada dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Selain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tiga Semprul Mengejar Surga (TSMS). TSMS merupakan tayangan komedi

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteliti karena berbeda dengan acara komedi lainnya. WILK merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah berhumor. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orangtua dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM WACANA HUMOR ON LINE

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Humor memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi tentang pengunduran diri seseorang dan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. terkemuka. Setiap media cetak mempunyai kolom-kolom khusus, seperti berita

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. tenggelamnya kapal vanderwick diceritakan bahwa tokoh Randy Danistha sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humor merupakan rangsangan verbal dan atau visual yang secara spontan memancing senyum dan tawa pendengar atau orang yang melihatnya (Wijana, 2003:xx). Humor ada dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Selain sebagai hiburan, menurut Wijana (2003:3) humor dapat membebaskan diri manusia dari beban kecemasan, kebingungan, kekejaman, dan kesengsaraan. Humor juga berfungsi sebagai alat kritik yang ampuh, karena melalui humor orang yang dikritik tidak merasakannya sebagai suatu konfrontasi (Soedjatmiko, 1992:70). Humor disajikan dalam berbagai bentuk, seperti dongeng, teka-teki, puisi rakyat, nyanyian rakyat, julukan, karikatur, bahkan nama makanan yang lucu (Wijana, 2003:4). Penelitian-penelitian mengenai humor selama ini hampir semuanya berpijak pada teori psikologi yang berporos pada konsep ketidaksejajaran (incongruity), pertentangan (conflict) dan pembebasan (relief) (Wijana, 2003:5). Akan tetapi, masalah ketidaksejajaran dan pertentangan dalam penciptaan humor juga pula diterangkan secara linguistis. Dari sudut pandang linguistik, ketidaksejajaran dan pertentangan dalam humor terjadi karena dilanggarnya norma-norma pragmatik, baik secara tekstual maupun interpersonal (Wijana, 2003:6). Secara tekstual pelanggaran dilakukan dengan penyimpangan prinsip kerja sama, dan secara interpersonal dilakukan dengan pelanggaran prinsip kesopanan dan parameter pragmatik (Wijana, 2003:6). 1

2 Sehubungan dengan perkembangan kecanggihan teknologi yang dikuasai masyarakat dewasa ini, sarana humor semakin beragam. Salah satu sarana humor yang cukup menarik dan digemari yakni humor dalam media sosial Instagram. Instagram merupakan aplikasi berbagi foto dan video yang di dalamnya terdapat koleksi-koleksi foto dan video setiap penggunanya (http://wikipedia/ensiklopedia/instagram.html diakses tanggal 25 Juli 2014, pukul 14.37 WIB). Salah satu akun di Instagram yang intensif menampilkan foto/video bernuansa humor yakni akun Dagelan. Wacana Humor Akun Dagelan di Instagram (selanjutnya disebut WHADI) memiliki bentuk humor yang disebut meme. Meme berasal dari bahasa Yunani mimeme yang berarti menyerupai atau menirukan (http://meme-wikipediaindonesia. diakses tanggal 15 september 2014, pukul 21.13). Secara singkat, meme diartikan sebagai gambar, foto atau animasi yang diberi rangkaian kata-kata untuk menciptakan efek lucu. Adanya efek lucu dalam rangkain kata-kata penciptaan meme tidak terlepas dari pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan yang digunakan. Pemanfaatan aspek kebahasaan dalam WHADI terkait dengan aktivitas komunikasi yang tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa menjadi unsur penting dalam setiap aktivitas komunikasi. Humor dalam WHADI selain memiliki tujuan melucu, juga sebagai sarana berinteraksi antar pembaca/followers. Berikut adalah salah satu contoh WHADI yang memanfaatkan aspek fonologis yakni subsitusi bunyi sebagai sarana penciptaan humor.

3 (1) Subtitusi bunyi ialah penggantian suatu bunyi dengan bunyi yang lain sehingga mengubah makna kata. Contoh di atas merupakan tiruan dari poster sebuah film yang cukup terkenal pada tahun 2002 dengan judul asli Ada Apa dengan Cinta? Adanya subtitusi bunyi /c/ menjadi /t/ telah mengubah kata cinta menjadi tinta. Bunyi /c/ sengaja diganti dengan bunyi /t/ karena adanya kemiripan bunyi antara kata cinta dengan tinta. Selain itu, kelucuan juga terletak pada pemanfaatan konteks atau aspek nonlinguistik yang menyertainya. Pada poster aslinya, seorang aktor sedang memandangi lawan mainnya, yakni seorang tokoh perempuan yang bernama Cinta. Akan tetapi, pada contoh di atas, sosok perempuan diubah menjadi gambar jari bertinta karena disesuaikan dengan topik yang berlangsung saat wacana ini diunggah, yaitu saat pemilu berlangsung. Tinta merupakan salah satu bagian penting bagi pemilu di Indonesia. Tinta digunakan sebagai penanda bahwa seseorang sudah memilih dan tidak boleh memilih untuk kedua kalinya. Bagi seseorang yang telah usai melakukan pemilihan suara, diharuskan mencelupkan jarinya ke tinta. Topik penelitian WHADI ini menarik karena beberapa hal diantaranya, yaitu (1) belum pernah ada penelitian yang mengkaji WHADI dengan kajian

4 Pragmatik, (2) WHADI merupakan salah satu humor yang memanfaatkan berbagai aspek kebahasaan untuk memunculkan efek lucu sehingga sangat berpotensi untuk dikaji, (3) WHADI tidak membosankan karena tema (topik) humor disesuaikan dengan topik yang sedang hangat di masyarakat, seperti pemilu, ramadhan, dan piala dunia dan (4) setiap hari penggiat akun Dagelan dimungkinkan mengunggah gambar/meme, karena itulah datanya mudah dijangkau. Hal-hal tersebut, kiranya membuat WHADI memiliki potensi dan menarik untuk diteliti. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Analisis dalam penelitian dibatasi pada deskripsi mengenai pemanfaatan aspek kebahasaan sebagai sarana pencipta humor serta fungsi humor dalam WHADI kaitannya dengan maksud penutur. Tidak semua unggahan di akun Dagelan diambil sebagai data. Data yang diambil adalah data yang dianggap mewakili, representatif dan mengandung kelimpahan data, yakni humor meme dengan kata/teks lucu yang disertai gambar dan atau humor berupa kata/teks lucu saja. Video humor, informasi umum, dan iklan produk yang juga terdapat dalam akun Dagelan tidak menjadi data karena dianggap tidak mewakili dengan aspek yang akan diteliti. Selain itu, komentar para pembaca pada kolom komentar tidak dijadikan sebagai objek penelitian. Berikut persentase kemunculan humor dengan bentuk teks/kata lucu disertai gambar dan humor kata/teks lucu tanpa gambar. Penghitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut. Jumlah Persentase = Jumlah humor teks lucu Jumlah data sampel x 100%

5 Humor Meme visual&teks 37% Humor Kata/teks lucu 63% Diagram 1. Persentase jenis humor dalam WHADI Berdasarkan hitungan yang dilakukan, jumlah humor yang lebih banyak muncul dalam WHADI ialah humor dengan bentuk kata/teks lucu tanpa gambar, yakni sebanyak 63%. Sementara itu, humor dengan bentuk kata/teks lucu disertai gambar sebanyak 37%. Berdasarkan jumlah persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa humor berbentuk kata/teks lucu lebih mendominasi dari pada humor kata/teks lucu disertai gambar. Hal ini menujukkan bahwa kekuatan humor tidak hanya muncul dengan adanya dukungan gambar. Kreativitas dalam merangkai kata sangat mempengarui suatu kelucuan pada humor. 1.3 Rumusan Masalah Berikut dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian. (1) Apakah yang dimaksud dengan WHADI? (2) Aspek kebahasaan apa saja yang dimanfaatkan sebagai sarana pencipta humor dalam WHADI? (3) Fungsi bahasa apa saja yang terdapat dalam WHADI?

6 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan WHADI, memaparkan dan mengemukakan aspek kebahasaan yang dimanfaatkan sebagai sarana penciptaan humor dalam WHADI, serta menguraikan fungsi WHADI. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian mengenai WHADI diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun sacara praktis. Secara teoretis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti pragmatik, khususnya kajian humor. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai: (i) salah satu referensi bagi para peneliti pragmatik, khususnya yang berkaitan dengan kajian humor, (ii) menjadi bacaan yang menarik karena berkaitan dengan humor yang menghibur dan dekat dengan peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat. 1.6 Tinjauan Pustaka Kajian humor dari sudut pandang linguistik telah beberapa kali dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan mengenai humor antara lain sebagai berikut. Wijana (2003) dalam Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa membahas penyimpangan aspek pragmatik wacana kartun, pemanfaatan aspekaspek kebahasaan dalam wacana kartun, serta tipe-tipe wacana yang meliputi wacana monolog, wacana nonmonolog, serta wacana dialog. Hasil penelitian ini adalah temuan kekhasan aspek-aspek kebahasaan, seperti pemanfaatan bentuk akronim dengan artifisial yang berasosiasi secara fonologis, pemanfaatan bentuk

7 ulang, dan pemanfaatan endosentris atributif. Penelitian ini juga merumuskan tipe-tipe wacana yang digunakan kartunis untuk mengkreasikan kehumorannya. Kurniawati (2005) dalam Wacana Short Message Service (SMS) Humor menguraikan jenis-jenis wacana humor berdasarkan cara penyampaiannya (seperti narasi, deskripsi, persuasi), keberadaan tokoh sebagai penyampai tuturan (monolog dan nonmonolog), bentuk penyampaian (puisi, teka-teki, pantun, peribahasa) serta bahasa yang digunakan (bahasa Indonesia baku dan tidak baku, bahasa Inggris, campur kode). Selanjutnya, Kurniawati ini juga mengemukakkan aspek-aspek kebahasaan yang digunakan sebagai sarana pencipta humor dalam wacana SMS humor seperti adanya aspek ortografis, fonologis, gaya bahasa, deiksis, pola persajakan, sinonim, homonim, pertalian kata dalam frasa, pemakaian bahasa asing, pertalian antarklausa, dst.). Penelitian ini berada dalam lingkup pragmatik. Rafi ah (2006) Analisis Bahasa Humor Komedi Sketsa Extravagansa menguraikan aspek-aspek humor ditinjau dari pendekatan kebahasaan, konteks humor, dan pendekatan psikologi komunikasi. Pendekatan psikologi komunikasi digunakan untuk mengetahui kepiawaian pemain dalam mengolah pesan verbal dan pesan paralinguistik sesuai instruksi penulis teks. Dalam penelitian ini, Rafi ah mendeskripsikan kebahasaan, konteks, topik dan sarana penyampaian humor Extravaganza. Munazharoh (2011) dalam Humor Politik: Kajian Wacana Pragmatik Pada Tayangan Sentilan Sentilun mengidentifikasi struktur wacana humor, pemanfaatan prinsip-prinsip bertutur seperti pelanggaran prinsip-prinsip

8 kerjasama yang mencakup pelanggaran maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara. Pelanggaran maksim kesopanan mencakup pelanggaran maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahhatian, maksim cocokan dan maksim kesimpatian. Pelanggaran parameter pragmatik mencakup pelanggaran jarak sosial, status social dan kedudukan tindak ucap. Pemanfaatan aspek kebahasaan mencakup aspek fonologi, ketaksaan leksikal, ketaksaan gramatikal, sinonimi, simile, metafora, nama, kata ulang dan pertalian bentuk. Luvytasari (2015) dalam Meme Instagram Dagelan: Kajian Sosiolinguistik. Luvytasari membahas mengenai topik dan struktur Meme Instagram Dagelan (MID), alat ekspresi yang terdapat dalam MID, yakni berupa bahasa verbal seperti campur kode, satuan lingual dan visualisasi, warna, tipografi, ukuran huruf, dan posisi teks. Pada penelitian Luvytasari aspek humor tidak menjadi kajian utamanya. Luvytasari lebih fokus membahas mengenai pembentukan dan struktur meme dalam akun Dagelan. Pada penelitiannya, Luvytasari menggunakan teori sosiolingustik, yakni mengkaitkan objek penelitian dengan aspek sosial yang merupakan salah satu pembentuk meme akun Dagelan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, penelitian mengenai WHADI memiliki perbedaan dari penelitian-penelitian mengenai humor sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari beberapa hal. Pertama, WHADI memiliki kelimpahan dan pembaharuan data yang cukup bervariatif dari aspek kebahasaan yang dimanfaatkan sebagai sarana pencipta humor. Kedua, humor dalam akun Dagelan tidak membosankan karena menganggkat topik

9 mengenai fenomena sosial yang sedang hangat dimasyarakat. Ketiga, struktur WHADI tidak sebatas menggabungkan gambar/foto yang disertai kata-kata/teks lucu saja, penggunaan warna, jenis dan ukuran huruf semakin menambah sisi menarik diluar kelucuannya. 1.7 Landasan Teori 1.7.1 Teori Humor Teori humor yang digunakan pada penelitian ini adalah teori humor linguistik. Ada dua teori kebahasaan tentang humor, yakni teori semantik humor dan teori pragmatik humor (Soedjatmiko, 1992:73-76). Teori semantik humor memanfaatkan keambiguan dengan mempertentangkan makna pertama yang berbeda dari makna kedua. Sementara itu, teori pragmatik humor memanfaatkan penyimpangan prinsip-prinsip tindak ujar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soedjatmiko (1992:72) bahwa, suatu kelucuan juga akan tercapai karena penyimpangan terhadap maksim-maksim tuturan, keyakinan konvensional, dan pengetahuan umum yang melatari pengalaman humoris penikmat humor. 1.7.2 Linguistik Ada beberapa kerangka teori linguistik yang digunakan untuk mengkaji WHADI, yakni teori fonologis, morfologis, semantik, pragmatis, gaya bahasa dan campur kode. Mengacu pada Verhaar (2010:67) fonologi disebut sebagai ilmu bunyi yang fungsional. Bunyi fungsional ialah bunyi-bunyi yang membedakan makna atau sering disebut fonem. Fonem dilambangkan dengan mengapit huruf dengan

10 dua garis miring, misalnya /c/. Di dalam WHADI, aspek fonologis digunakan untuk menganalisis aspek bunyi sebagai sarana penciptaan humor, seperti subtitusi bunyi, penyisipan bunyi dan penambahan bunyi. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatika (Verhaar, 2010:97). Analisis morfemis dalam WHADI digunakan untuk pembentukan kata melalui akronim dan singkatan. Semantik digunakan untuk mempersepsi, mengidentifikasi dan menafsirkan pesan yang dikirimkan seseorang. Di dalam WHADI, semantik memiliki peran penting untuk menganalisis makna tuturan agar mendekati atau sesuai dengan yang diharapkan lawan bicara. Aspek semantis yang digunakan dalam WHADI meliputi, antonimi, sinonimi, homonim dan polisemi. Studi pragmatik banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksud penutur dengan melibatkan konteks atau situasi tutur. Di dalam pragmatik, agar komunikasi terjalin relevan dengan konteks, jelas dan mudah dipahami, ada kaidah-kaidah yang harus dipatuhi antara penutur dan lawan tutur yakni prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan. Menurut Grice Wijana (2009:46), dalam rangka melakukan prinsip kerjasama, setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan yakni maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim pelaksanaan. Sementara itu, prinsip kesopanan terdiri dari enam maksim, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.

11 Pemanfaatan aspek pragmatis terjadi pada penyimpangan maksim-maksim dalam prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Adanya penyimpangan tersebut dilakukan secara sengaja untuk memunculkan efek humor. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wijana (2009:30) bahwa kaidah-kaidah pragmatik yang terjabar dalam berbagai maksim dan parameter pragmatik dipatuhi secara ketat oleh wacana non-humor, sedangkan oleh wacana humor kaidah-kaidah itu disimpangkan. Gaya bahasa ialah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa (Keraf, 1984:113). Sementara itu, Kridalaksana (2008:70) mengartikan gaya bahasa sebagai (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; (2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Pemanfaatan gaya bahasa dalam WHADI cukup banyak. Gaya bahasa yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pembagian dari Gorys Keraf. Menurut Keraf, gaya bahasa dibagi atas gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Penelitian mengenai WHADI memfokuskan penggunaan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. 1.8 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian WHADI terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahapan penyediaan data, penyajian analisis data, dan hasil analisis data.

12 1.8.1 Tahap Penyediaan Data Penyediaan data dilakukan dengan metode simak bebas libat cakap dengan teknik sadap yaitu foto/screen capture melalui telpon genggam. Data kemudian dipindahkan ke komputer untuk diklasifikasikan dan ditranskripsikan. Sebelum melakukan klasifikasi, peneliti melakukan pemotongan (croping) pada setiap data untuk memudahkan dalam analisis. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 Juli hingga 30 September 2014 yang diunduh dari akun Dagelan di Instagram. Dari populasi data sejumlah 513 diambil 103 data sebagai sampel. 1.8.2 Tahap Analisis Data Tahap analisis data menggunakan metode Padan dan Agih. Menurut Kesuma (2007:48) metode padan terdiri atas lima subjenis, yaitu metode padan referensial, fonetis artikulatoris, translasional, ortografis dan pragmatis. Metode padan yang digunakan pada penelitian WHADI ialah metode padan referensial, fonetis artikulatoris, pragmatis dan translasional. Metode padan referensial digunakan untuk membantu analisis pada aspek semantis, metode padan fonetis artikulatoris digunakan untuk membantu analisis aspek fonetis, metode padan pragmatis digunakan untuk analisis aspek pragmatis, metode padan translasional digunakan untuk membantu analisis penggunaan campur kode. Sementara itu, metode agih digunakan untuk membantu analisis pada aspek fonologis. Metode agih yang digunakan ialah metode agih dengan teknik sisip dan teknik ganti. 1.8.3 Tahap Penyajian Analisis Data Hasil analisis data disajikan dengan menggunakan kata-kata biasa atau dengan metode informal. Metode formal juga dihadirkan dengan adanya pemetaan

13 penelitian WHADI yang telah disediakan di bagian lampiran. Selanjutnya untuk keperluan penekanan data yang menjadi fokus amatan digunakan format tulisan cetak miring (italic). 1.9 Sistematika Penyajian Penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab I, Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II mengenai deskripsi WHADI. Bab III, pemanfaatan aspek kebahasaan sebagai sarana pencipta humor WHADI. Bab IV, mendeskripsikan fungsi WHADI. Bab V adalah penutup, berisi kesimpulan dan saran. Penomoran data dilakukan secara urut berdasarkan nomor yang tertera dalam tabel. Apabila, ada data yang ditampilkan lebih dari atu kali akan diberi penomoran dengan penambahan huruf sesuai abjad sebelah angka, misalnya data nomor 1 dimunculkan kembali pada pembahasan bab lain, penomoran menjadi 1a.