RINGKASAN. Disertasi ini mengangkat tema sentral yakni Perlindungan Hukum Bagi. Wajib Pajak Atas Penggunaan Wewenang Pemerintah Dalam Rangka

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

BAB III GAMBARAN UMUM PENGADILAN PAJAK. semakin meningkat. Dalam upaya untuk mendapatkan dana dari pajak,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UPAYA HUKUM KEBERATAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK

UPAYA-UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DI INDONESIA Oleh : E. Rial. N, SH 1

Peradilan Adminitrasi Pajak

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

Pajak Kontemporer Peradilan Pajak

Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015. PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK TERHADAP KEBERATAN WAJIB PAJAK 1 Oleh : Jenifer M.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dapat dilihat pada Anggaran Pendapatan dan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun yang. perolehan pajak bagi APBN dari tahun ke tahun.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan.

PENGADILAN PAJAK UU. NOMOR 14 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah digugat di pengadilan oleh

Hukum pajak dapat dibagi

P U T U S A N No. 57 K/TUN/2006

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

PEMERINTAH KOTA BATU

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

Exclusive: Ini Dia Sang Juara Tahun 2013 Hal 4-9. Artikel Pilihan Redaksi: Pengadilan Pajak Butuh Unit Front Office

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pembagunan Negara,

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG

B A B I P E N D A H U L U A N. membutuhkan materi atau uang seperti halnya pemerintahan-pemerintahan

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. pajak bagi APBN dari tahun ke tahun. 1. dari swasta kepada sektor publik berdasarkan undang-undang yang dapat

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAJENE dan BUPATI MAJENE MEMUTUSKAN:

Diatur dalam pasal 1 angka 25 UU KUP Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang

KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA BERDASAR UU PERADILAN TATA USAHA NEGARA DAN UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

PERUMUSAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

183/PMK.03/2015 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PE

PEMBUKTIAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DI PENGADILAN PAJAK (STUDI KASUS PT TECTONIA GRANDIS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN DAN KETETAPAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT NOMOR : 13 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN (KUP)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN

PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XV/2017 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Menentukan Persyaratan Sebagai Kuasa Wajib Pajak

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.03/2010 TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38/PJ/2013 TENTANG

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK. Dyah Adriantini Sintha Dewi ABSTRAK

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 4/PUU-XIII/2015 Penerimaan Negara Bukan Pajak (Iuran) Yang Ditetapkan Oleh Peraturan Pemerintah

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 17/P/M.KOMINFO/6/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak Diperkirakan Rp 604 Triliun, diunduh tanggal 30 Mei 2010.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

TINJAUAN HUKUM TENTANG DISKRESI PEJABAT PEMERINTAHAN, LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG TERKAIT DISKRESI MENURUT UUAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BERDASARKAN UU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI BIDANG PAJAK PUSAT DAN PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

PENGANTAR PERPAJAKAN PERADILAN PAJAK

Transkripsi:

RINGKASAN Disertasi ini mengangkat tema sentral yakni Perlindungan Hukum Bagi Wajib Pajak Atas Penggunaan Wewenang Pemerintah Dalam Rangka Pengawasan Pajak. Tema ini dilatarbelakangi oleh terungkapnya beberapa kasus penyalahgunaan wewenang atas pelaksanaan pengawasan dibidang perpajakan yang merugikan negara. Lebih dari itu penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenang itu sesungguhnya merupakan tindakan pemerintah (petugas atau pejabat pajak) yang merugikan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak kepada negara. Tema sentral di atas akan dibagi menjadi tiga permasalahan yaitu: 1. Hakekat pengawasan pajak. 2. Karakteristik wewenang pemerintahan dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan kewajiban pajak. 3. Implikasi pengawasan perpajakan terhadap upaya perlindungan hukum bagi wajib pajak. Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konsep (conceptual approach), dan pendekatan perbandingan (comparative approach) melalui studi kepustakaan. Pengawasan terhadap wajib pajak pada hakekatnya untuk menilai serta menjamin pemenuhan kewajiban pembayaran pajak yang berkepastian hukum dan berkeadilan. Pengawasan perpajakan selain dilakukan terhadap wajib pajak, juga dilakukan terhadap terhadap pemotong dan pemungut pajak, untuk kepentingan proses penyelenggaraan pemerintahan di bidang perpajakan yang efektif dan efisien, sebagaimana dirumuskan pada bagian Penjelasan Pasal 29 xviii

ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut UU. No. 28 Tahun 2007) Alinea Ketiga. Pengawasan ini bertujuan untuk melindungi wajib pajak atas tindakan pemotongan dan pemungutan oleh pihak pemungut dan pemotong. Perlunya Pengawasan terhadap instansi pemerintah dan badan lain selaku pemotong dan pemungut pajak sesungguhnya untuk mencegah timbulnya keberatan dan penggunaan upaya hukum dari wajib pajak terhadap Direktur Jenderal Pajak (selanjutnya disebut Dirjen Pajak). Dengan demikian pengawasan oleh Dirjen Pajak terhadap instansi pemerintah atau badan lain selaku pemungut atau pemotong pajak pada dasarnya bertujuan untuk mencegah sengketa perpajakan antara wajib pajak dan pihak Dirjen Pajak. Selain dilakukan pengawasan terhadap wajib pajak, pemungut dan pemotong pajak, UU. No. 28 Tahun 2007 juga mengatur pengawasan terhadap aparat pemerintah dalam menyelenggarakan urusan perpajakan. Pengawasan tersebut dimaksudkan, antara lain: a. Mencegah pembebanan pajak yang tidak proporsional. b. Mencegah terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh aparatur pajak (fiscus) dalam melaksanakan tugas dibidang perpajakan, sehingga dapat tercipta aparat yang bersih dan berwibawa dilingkungan lembaga perpajakan. c. Mencegah penyalahgunaan wewenang dan perbuatan sewenang-wenang oleh pejabat tata usaha perpajakan. d. Menjamin terwujudnya pelayanan perpajakan yang baik agar tercipta kepercayaan masyarakat untuk melaksanakan kewajibannya. xix

Sesuai dengan maksud diatas, pengawasan terhadap petugas atau pejabat dilingkungan Ditjen Pajak pada hakekatnya untuk melindungi penerimaan negara dari sektor pajak. Berkenaan dengan bahasan tentang wewenang pemerintah khususnya Dirjen Pajak beserta jajarannya, UU. No. 28 Tahun 2007 telah mengatur secara tegas dan konkrit untuk melaksanakan pengawasan yang diikuti dengan tindakan menerbitkan berbagai jenis surat ketetapan pajak. Pengaturan atas wewenang ini dengan menggunakan landasan teoritis berupa teori organ, teori fungsi dan teori wewenang dan landasan yuridis utamanya Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 yang mengatur hubungan interen antara Menteri dan Direktur Jenderal, wewenang Dirjen Pajak beserta jajarannya tersebut pada dasarnya merupakan wewenang mandat, sehingga tindakan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Dirjen Pajak secara teknis administratif ialah atas nama (a/n) Menteri Keuangan. Implikasi hukumnya jika terjadi gugatan atau permohonan banding oleh wajib pajak, maka pihak tergugat dan terbanding adalah Menteri Keuangan RI sebagai pimpinan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Perlindungan bagi wajib pajak berdasarkan hukum positif Indonesia terdiri dari dua bentuk yakni perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif. Pengaturan perlindungan hukum preventif wajib pajak diatur dalam UU. No. 28 Tahun 2007, Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang keberatan yakni Peraturan Nomor 194/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengajuan Dan Penyelesaian Keberatan, dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per- 52 /Pj/2010 Tentang Tata Cara Pengajuan Dan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Dan/Atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Perlindungan wajib pajak preventif hanya xx

dilakukan melalui sarana keberatan. Berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2007 objek keberatan hanya meliputi: a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; c. Surat Ketetapan Pajak Nihil; d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan Pembatasan atas objek keberatan yang hanya menyangkut surat ketetapan pajak serta pemotongan dan pemungutan pajak dapat dipandang lebih sebagai upaya untuk menjaga kepentingan negara dalam hal memenuhi aspek legalitas yang lebih berorientasi pada aspek keuangan dari sektor pajak daripada kepentingan wajib pajak secara totalitas atas tindakan pemerintahan yang dilakukan pejabat dan aparat pajak. Sementara dalam penyelenggaraan urusan perpajakan terdapat berbagai macam keputusan tata usaha negara (KTUN) yaitu selain berbagai surat ketetapan pajak, terdapat jenis keputusan antara lain, pelaksanaan surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, pengumuman lelang, keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak dan pemberian sanksi administrasi pajak. Bagi wajib pajak, keputusan-keputusan tersebut pada dasarnya menimbulkan akibat hukum negatif atau bersifat membebani. Oleh karena itu dalam rangka memberikan perlindungan hukum administratif secara optimal, berbagai keputusan dibidang perpajakan yang menimbulkan akibat hukum negatif bagi wajib pajak sudah seharusnya menjadi bagian dari objek upaya xxi

keberatan kepada pemerintah, sehingga sarana keberatan yang tersedia benarbenar memberi manfaat dan keadilan bagi kepentingan wajib pajak. Secara faktual penyelesaian keberatan pajak berpeluang terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam proses pemeriksaan atau penelitian keberatan pajak sehingga menimbulkan kerugian bagi wajib pajak atau bagi negara. Upaya Untuk menjamin penyelesaian keberatan dari wajib pajak secara objektif serta menghindari kemungkinan penyalahgunaan wewenang oleh petugas pajak, konsep pihak lain yang diikut sertakan dalam proses penyelesaian keberatan adalah sebuah lembaga negara yang independent dan imparsial serta yang tidak melaksanakan fungsi judisial maupun fungsi legislasi. Selain itu, pertimbangan diperlukannya sebuah lembaga negara dalam proses penyelesaian perselisihan dibidang pajak karena sesuai dengan hakekat hubungan perpajakan sebagai hubungan antara WP dan negara. Bertolak dari beberapa ketentuan hukum mengenai fungsi, tugas dan wewenang Komisi Ombudsman RI serta konsep Ombudsman perpajakan Norwegia dan Australia, Komisi Ombudsman RI dapat diikut sertakan atau diberi wewenang untuk menyelesaikan kasus perpajakan nasional. Perlindungan hukum represif bagi wajib pajak dilakukan melalui gugatan dan banding di Pengadilan Pajak yang diatur dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yang berpuncak pada Mahkamah Agung melalui upaya peninjauan kembali. Ketentuan Pasal 27 ayat (2) UU. No. 28 Tahun 2007 dirumuskan secara tegas bahwa Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di lingkungan peradilan tata usaha negara. Ketentuan ini mengandung makna bahwa Pengadilan Pajak merupakan pengadilan khusus dilingkungan PTUN, namun hal ini menimbulkan kerancuan xxii

dalam praktek yakni: pertama, hingga saat ini Pengadilan Pajak RI berada dalam lingkungan Kementerian Keuangan RI. Kedua, diantara majelis hakim yang seluruhnya berjumlah 50 (lima puluh orang) yang ada saat ini, hanya terdapat empat orang hakim berlatar belakang pendidikan hukum. Disamping itu, besarnya jumlah wajib pajak disertai dengan banyaknya objek untuk dikenai pajak yang tersebar di seluruh wilayah NKRI berpotensi akan semakin banyak sengketa pajak sesuai dengan situasi wajib pajak dan objek pajak tersebut. Adanya satu Pengadilan Pajak menimbulkan permasalahan mendasar yaitu akan terjadi penumpukkan perkara yang dapat menimbulkan berlarutnya penyelesaian perkara pajak serta dapat mempengaruhi kepastian hukum dibidang perpajakan. Persoalan mendasar yang dihadapi Pengadilan Pajak RI adalah kuantitas perkara yang masuk sangat banyak, sehingga menimbulkan beban tugas besar bagi hakim-hakim dalam memeriksa dan memutus perkara pajak. Bagi wajib pajak yang berdomisili di daerah, adanya satu Pengadilan Pajak yang berkedudukan di ibu kota negara akan menimbulkan hambatan tersendiri utamanya menyangkut beban biaya cukup besar untuk menggunakan upaya hukum melalui Pengadilan Pajak dalam menyelesaikan sengketa pajak. Upaya untuk memenuhi prinsip keadilan serta peradilan yang cepat dan biaya ringan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman dibidang perpajakan sangat perlu dibentuk pengadilan pajak ditingkat daerah, melalui pembentukan satu kamar untuk pengadilan pajak yang khusus menyelesaikan sengketa pajak di setiap PTUN, seperti Belasting Kammer di Pengadilan Tinggi di Belanda. xxiii