Seikat Kata Menatap deretan 26 simbol itu terasa begitu aneh... Pertama kali ku mengenalnya, aku harus mengejanya satu-satu.. Menghapalnya, baik lisan maupun tulisan.. Kadang malah sampai harus kunyanyikan agar melekat di benak.. Simbol-simbol itu bernama HURUF. Setelah hapal dan fasih melafal, barulah aku mulai diajarkan untuk memadukan huruf-huruf tersebut. Vokal dan konsonan, saling melengkapi hingga terajut menjadi sebuah KATA. Satu-satu tangkai huruf itu aku eja. Kadang dua-dua, lalu bahkan tiga atau empat. Sampai akhirnya aku mengulangnya dari satu, kemudian merangkainya menjadi sebuah kata yang utuh. Itulah KATA, sebutan untuk kumpulan hurufhuruf yang dirangkai menjadi satu. Seikat Kata...
SKENARIO SANG PENULIS Permulaan, awal konflik, konflik, klimaks, anti klimaks Itulah alur cerita yang umumnya ada dalam cerita Tak hanya alur, makna, hikmah, dan pesan juga turut tertulis di dalamya Bahkan unsur filosofi pun tak jarang tersisip dalam cerita. Sungguh hebat Sang Penulis... Yang dapat merangkai satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, Yang mengatur jalannya cerita, Yang meniupkan ruh karakter dalam tokoh-tokohnya, Yang menghadirkan sedih & bahagia, Yang menyiratkan makna, hikmah, dan pesan yang terkandung, Yang menentukan akhir dari cerita... Walau kita tahu, tak kan habis cerita selama kita masih ada Skenario itu akan terus tertulis... walau si Penulis kehabisan tinta Skenario itu akan terus tertulis... walau si Penulis tak lagi menemukan ide cerita Skenario itu akan terus tertulis... walau si Penulis berhenti menulis Skenario itu, tetap, akan terus tertulis, tanpa tahu akhir ceritanya... Karena sesungguhnya, Skenario itu telah tertulis abadi oleh Sang Pencipta Untuk kita semua... termasuk Sang Penulis... 2
-SKETCH!! (Skenario Tuk Chicka)- Bip..Bip..!! Bip..Bip..!! 1 message received Tegar Chick, dapat salam dari Arya, salam balik gak?? Heh?? Hahaha... apa-apaan sih si Tegar... Pasti lagi pada bercanda nih anak-anak cowok itu. Chicka menoleh ke tempat duduk bagian paling belakang Bus. Terlihat di sana, Tegar, Rezky, Indra, Reno, dan Odi sedang ketawa ketiwi sambil menggoda Arya yang terlihat diam dan merasa terganggu dengan tingkah teman-temannya itu. Lalu Chicka kembali pada posisinya semula, sambil berpikir... Mmm enaknya bales smsnya gimana ya?? Chicka Wa alaikumsalam... Mo skalian sama sereh, laos, jahe, n lengkuasnya gak?? Hehehe... Balas Chicka. Namun tidak lama kemudian terdengar dering sms masuk kembali dari ponselnya. Bip..bip.. Tegar Kata Arya, semuanya diborong... Hahaha... 3
Apa-apaan sih mereka ini? Arya yang kirim salam, tapi ko smsnya lewat Tegar?? Kalau Arya emang suka sama gue, kenapa juga mesti lewat orang lain?? Aaahh... nggak mungkin Arya suka sama gue. Pasti cuma iseng, kalau nggak Tegar, pasti anak-anak cowok itu deh yang lagi pada ngerjain gue, batin Chicka, acuh. *** Cie...cie... Arya!! sini dong! Masa jauh-jauhan gitu? teriak Tegar setelah turun dari Bus. O iy, mana Gar orangya?? Ko lo yang sms sih bukan Aryanya langsung?? Chicka langsung menanggapi celotehannya Tegar. Posisi berdiri antara Chicka dan Arya memang sedikit berjauhan dan Arya terlihat terganggu dengan celotehannya Tegar yang diiringi oleh ketawa ketiwi serta cie..cie.. dari teman-teman lainnya. Tuh, Ya!! dicariin Tuh... Teriak Tegar lagi. Sebetulnya Chicka ingin mendekati Arya dan bertanya blak-blakan, emang sms yang dikirim Tegar itu bener??, tapi Chicka urungkan niat itu karena tampaknya Arya benarbenar terganggu dengan euforia gosip terbaru ini. Dan seketika Chicka merasa canggung jika berada di dekat Arya. Rasanya seperti ikut-ikutan risih mendengar teman-teman lain cie..cie.. apabila dia dan Arya berdiri berdekatan atau berjalan bersama. Padahal Chicka tidak punya rasa apa-apa 4
terhadap Arya. Bahkan pada saat diminta untuk foto bersama Arya, sebetulnya rasa canggung itu ada namun Chicka berusaha menutupinya dengan sikap ceria dan naifnya. *** Dan gosip pun berlanjut. Satu hari setelah pulang dari study tour, bukan hanya anak-anak satu kelas yang telah mendengar gosip itu tapi satu sekolah sekarang sedang hothot-nya memperbincangkan skandal Ketua OSIS dengan Sekretarisnya. Bahkan foto Chicka dan Arya telah terpampang di Facebook, dan dalam seketika banjir komentar pun berdatangan. Ya ampun... 104 notifikasi??!! kata Chicka dalam hati. Padahal baru dua hari rasanya dia tidak online. Begitu cepatnya informasi itu berjalan via internet dan tiba-tiba menumpuk begitu saja. Hhh... email-ku pasti penuh nih... capek deh hapusinnya..., keluhnya dalam hati. Lalu Chicka pun mencari tahu apa yang menjadi penyebab utama notifikasiku ini penuh. Dan benar saja, ternyata sebagian besar notifikasinya itu berupa komentar-komentar yang nggak penting tentang fotonya dan Arya. Sebetulnya, waktu pengambilan foto, tidak hanya Chicka dan Arya yang ada 5
disitu tetapi ada Aldy juga. Aldy berada di tengah-tengah antara Chicka dan Arya sambil merangkul pundak Chicka. Tetapi, yang terlihat di Facebook sekarang ini malah hanya ada Chicka dan Arya serta tangan yang menempel di pundaknya. Bisa-bisanya Aldy menunduk ketika itu. Tampaknya Aldy sengaja memberi kesan bahwa tangan yang ada di pundak Chicka adalah tangan Arya, sehingga seolaholah Arya yang sedang merangkulnya. Dasar! Kurang ajar juga ya... si Aldy itu... kesal Chicka dalam hati. Alhasil dari perbuatannya itu, gosip antara Chicka dan Arya pun tambah santer terdengar ke pelosok-pelosok kelas lainnya. Sekarang Chicka serba salah. Setiap ada undangan rapat OSIS, dia dan Arya pasti selalu jadi bahan olok-olok. Ditanggapi salah, nggak ditanggapi juga makin salah. Dan akibat gosip itu, awalnya Chicka dan Arya menjadi semakin kikuk. Tapi makin lama, mereka berdua menjadi terbiasa. Terkadang, Arya malah jadi suka bersikap seolah-olah mereka memang ada hubungan spesial. Chick, lo ko nggak tanya sama gue, celetuk Arya, suatu waktu sebelum Chicka keluar kelas di jam pelajaran terakhir hari ini, sedang bersiap-siap untuk pulang. Tanya apa?? Chicka menatapnya heran. Tanya, mau dianterin apa nggak?? tanya Arya. 6
Heh?? cetus Chicka dalam hati bingung. Ini orang kenapa ya?? Ko tiba-tiba jadi aneh gini, pake minta ditanyain mau dianterin sama dia apa nggak lagi. Hiiii Ya udah deh, gue tanya. Lo mau anterin gue pulang nggak, Ya?? Akhirnya Chicka menuruti apa maunya Arya. Ogah ah!! Jawab Arya cepat, sambil tersenyum tipis. Hhh kan.. udah tw jawabannya.. pasti lo bakal jawab nggak. Makanya tadi gue males nanya!! balas Chicka jutek, kemudian bergegas keluar kelas. Chicka hanya bisa geleng-geleng kepala dengan sikap tiba-tibanya Arya yang aneh itu. Dan menurut Chicka, semakin lama, Arya memang semakin aneh. Semenjak gosip itu merebak ke seantero sekolah semakin ada-ada saja tingkahnya. Dari mulai iseng tanya seberapa jauh rumahnya dari sekolah, jadwal mata pelajaran plus tugas tiap harinya- Heran deh, ini anak niat ga sih sekolah, tapi masa iya ketua OSIS sampe nggak punya jadwal mata pelajaran?? kata Chicka dalam hati, -tanya tempat beli buku yang murah, pinjem buku yang baru aja dipinjemin sama guru bahasaku, sms minta 7
dibuatin bubur pas dia lagi sakit, minta diurusin dengan alasan Chicka itu sekretarisnya- Apa hubungannya coba?? Jabatan sekretaris kan cuma buat di OSIS aja, bukan berarti jadi sekretaris pribadinya juga dong!! pikir Chicka -sampai minta diajarin tentang Asam Basa untuk presentasi UAS Kimia minggu depan, sebelum Tami, sahabat karibku, izin untuk pergi keluar kota beberapa minggu karena ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggal. Dalam kurun waktu tersiarnya gosip antara Ketua dan Sekretaris ini sebetulnya Chicka merasa ada beberapa kejadian yang janggal. Malah kadang dia merasa dipermainkan oleh situasi yang aneh ini. Bagaimana tidak terasa aneh? Saat santer-santernya beredar gosip antara dirinya dan Arya, Chicka malah sempat menyangka kalau sebetulnya bukan dirinya yang Arya suka, tetapi Tami!!! Sahabat Chicka. Pernah suatu ketika, saat Chicka meminta izin tidak bisa mengikuti rapat karena harus menyerahkan artikelnya ke salah satu kantor redaksi majalah, Tami pun ingin ikut izin bersamanya tetapi alasan Tami bukan untuk menemani Chicka. Males aja ikut rapat, pengen nonton gue sama Tiara, kata Tami. 8
Tapi Chick, pasti nggak boleh deh sama Pak Ketu tuh, tambahnya sambil mengeluh pada Chicka. Ya lo juga jangan bilang males alesannya, bilang apa kek, ada perlu juga gitu. Lalu Chicka menyarankan Tami untuk bilang langsung ke Ketua OSISnya. Sesaat kemudian, Tami dan Chicka pun menemui Arya di ruang OSIS. Ya, gue izin ya?? Nggak ikut rapat. izin Tami pada Arya. Kenapa emangnya?? tanya Arya acuh tak acuh. Sambil terus menatap layar komputer yang ada di ruang OSIS. Entah apa yang sedang dikerjakan Arya. Gue mau pergi dengan ekspresi manja, Tami meminta agar dizinkan pergi. Pergi kemana?? Perasaan lo kan nggak sibuk apaapa sepulang sekolah Kata Arya. Masih dengan ekspresi muka datarnya yang sok acuh. Enak aja! Gue tuh sibuk kali. Ayo dong Ya boleh ya?? Chicka aja boleh izin Gue juga ya? Ya?? Chicka kan emang udah izin sama gue dari kemaren. Lagipula kan jelas alesannya karena harus nyerahin artikel ke kantor redaksi. Nah lo apa? Pasti cuma mau pergi 9
maen doang kan sama Tiara?? tembak Arya. Kayaknya maksud Tami sudah bisa ditebak Arya Hah!! Tau deh!! Y udah! jawab Tami kesal sambil pergi keluar dari ruang OSIS dan malah masuk ke Perpustakaan. Chicka yang sedari tadi ikut mengantar dan menemani Tami, juga jadi bingung harus bagaimana, tampaknya Tami benar-benar kesal karena nggak bisa izin ikut rapat. Kemudian, tanpa Tami dan Chicka sadari, Arya pun masuk ke dalam Perpustakaan. Mi, punya minum nggak? haus nih.. ke Kantin yuk! ajak Arya tiba-tiba. Chicka yang duduk di seberang meja komputer yang sedang dipakai main game oleh Tami, mencoba memperhatikan dari balik buku yang dibacanya. Beli aja sendiri sana!! jawab Tami ketus, sambil terus menatap layar komputer. Dan Arya yang tadinya berdiri di samping komputer kini tengah mengambil kursi dan duduk menghadap ke arah Tami. Maen apa sih?? Serius amat Tengok Arya ke komputer, yang sedang dipakai oleh Tami sampai menutupi sebagian layarnya. Iiihhh.. apaan sih! Udah sana sana!! Jadi kalah nih nanti gue maennya!!! Jawab Tami setengah kesal, seperempat ngambek, dan seperempat lagi manja alias suka. 10