Laporan Kontekstual. Progress

dokumen-dokumen yang mirip
Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

Membedah Laporan EITI KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA

DRAFT. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

LAPORAN STATUS PEKERJAAN INDEPENDENT ADMINISTRATOR KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA

ANALISA RUANG LINGKUP INFORMASI KONTEKSTUAL

Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

FINALISASI LAPORAN EITI INDONESIA

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 25 Agustus 2015

PROGRES PELAKSANAAN EITI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

ATURAN STANDAR EITI 2013 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN EITI SCOPING NOTE Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian

Sosialisasi Laporan EITI Indonesia

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Ruang Lingkup Laporan EITI Indonesia (a draft as of 18 April 2017) Disampaikan pada Rapat Tim Pelaksana 20 April 2017)

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 8 Oktober 2015

EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE (EITI): STANDAR 2013

REKOMENDASI LAPORAN EITI INDONESIA DAN TINDAKLANJUTNYA SEKTOR MIGAS

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

TINJAUAN HASIL LAPORAN EITI SEKTOR MIGAS TAHUN Disampaikan oleh : Direktur Pembinaan Program Migas

RENCANA PENGEMBANGAN EITI DAERAH

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

Berikut penataan regulasi yang disederhanakan/dicabut Jilid II oleh Kementerian ESDM (belum termasuk peraturan lain pada SKK Migas):

RAPAT MSG EITI. Sekretariat EITI 20 Februari 2017

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

Pelaporan EITI Inception Report. 5 Januari 2017

Gambaran Ruang Lingkup LAPORAN EITI 2014

LAPORAN EITI INDONESIA LAPORAN KONTEKSTUAL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

BAB I PENDAHULUAN Kondisi umum Tujuan dan Sasaran Strategi 1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara

RUANG LINGKUP LAPORAN EITI INDONESIA TAHUN 2015

EVALUASI DAN CAPAIAN KOORDINASI DAN SUPERVISI (KORSUP) SEKTOR MINERBA DAN ENERGI DAN REFORMASI KEBIJAKANNYA. Jakarta, 29 November 2016

Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

LAPORAN EITI

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Dini Hariyanti.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN EITI INDONESIA 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor terhadap Perekonomian Provinsi

Kerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode

KEBIJAKAN SUB SEKTOR MINERBA DI KALIMANTAN TENGAH

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Inovasi Kebijakan : Pola Redistribusi Penerimaan Sektor Pertambangan untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di Kabupaten Aceh Besar

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

KEMAKMURAN, PENYELAMATAN SDA UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA: PRAKTIK BAIK DAN AKSI KOLEKTIF

Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

n.a n.a

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEMARANG, 20 MEI 2015

- 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGAN ALIR WIUP MINERAL BUKAN LOGAM & BATUAN (Badan usaha/koperasi/perseorangan) Permohonan ditujukan kepada Gubernur NTB

PERATURAN MENTERI ESDM NO. 040/2006

KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT

Oleh Rangga Prakoso. Batasan Ekspor Mineral Diperlonggar

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT

STUDI BUDGET BRIEF SEKTOR TAMBANG :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. fokus utama dari sebuah negara yang sedang berkembang. Menurut Waluyo (2008;

RENCANA PEMBERIAN PENGHARGAAN TRANSPARANSI INDUSTRI EKSTRAKTIF. Sekretariat EITI 12 Januari 2017

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT

MENTERl ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBUK INDONESIA. PERATURAN MENTERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR48 TAHUN 2017

Ringkasan Eksekutif 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Kontekstual 2014

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

PANDUAN PENGISIAN FORMULIR PELAPORAN MINERAL EITI INDONESIA UNTUK LAPORAN TAHUN 2012 DAN 2013

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PANDUAN PENGISIAN FORMULIR PELAPORAN MINERAL EITI INDONESIA UNTUK LAPORAN TAHUN 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAPARAN SOSIALISASI LAPORAN EITI INDONESIA TAHUN 2014

Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Transkripsi:

Progress - Penulisan 90% - In Progress Internal Review - In Progress Visual Graphic oleh Graphic Designer - In Progress Translasi Laporan ke Bahasa Inggris

Daftar Isi 1. LATAR BELAKANG 1.1 Gambaran Umum EITI 1.2 Implementasi EITI di Indonesia 1.3 Kerangka Hukum Keterbukaan Informasi Publik dalam Hubungannya dengan Pelaksanaan EITI di Indonesia 2. TATA KELOLA INDUSTRI EKSTRAKTIF 2.1 Kerangka Hukum Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi (Migas), Mineral dan batubara (Minerba) 2.2 Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah yang Terkait dalam Industri Ekstraktif 2.3 Sistem Kontrak dan Perizinan Industri Ekstraktif 2.4 Perubahan dan Perbaikan Tata Kelola yang Sedang Berjalan 3. PROSES ALOKASI DAN TENDER WILAYAH KERJA MIGAS DAN WILAYAH PERTAMBANGAN MINERBA 3.1 Proses Lisensing di Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 3.2 Proses Lisensing di Pertambangan Minerba 3.3 Pengungkapan Kontrak (Contract Disclosure) 3.4 Cadastral Information 3.5 Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) 4. MANAJEMEN PENERIMAAN NEGARA DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF 4.1 Penerimaan Negara dan Kebijakan Fiskal yang Berasal Dari Industri Ekstraktif 4.2 Proses Perencanaan, Penganggaran dan Audit 4.3 Pandangan Umum Industri Ekstraktif 4.4 Transfer Penerimaan Pemerintah Pusat yang Berasal dari Industri Ekstraktif kepada Pemerintah Daerah dalam Rangka Bagi Hasil - Dana Bagi Hasil (DBH) 5. TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN HIDUP DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL 5.1 Pertambangan Migas: Abandonment and Site Restoration Fund (ASR Fund) 5.2 Pertambangan Minerba: Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pasca Tambang 5.3 Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) 6. PENGELOLAAN INDUSTRI EKSTRAKTIF DI INDONESIA 6.1 Industri Ekstraktif di Indonesia dalam Konteks Global 6.2 Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 6.3 Industri Pertambangan Mineral dan Batubara 6.4 Kontribusi Industri Ekstraktif pada Perekonomian Indonesia 6.5 Kegiatan Informal dalam sektor Industri Ekstraktif 7. BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG BERGERAK DI INDUSTRI EKSTRAKTIF 7.1 Hubungan BUMN dan Pemerintah 7.2 PT Pertamina (Persero) 7.3 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 7.4 PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 7.5 PT Timah (Persero) Tbk DAFTAR PUSTAKA DAFTAR KATA Lampiran 1: Daftar Peserta dan Pemenang Lelang Wilayah Kerja 2012-2013 Lampiran 2: Rekapitulasi Persetujuan Pengalihan Participating Interest Lampiran 3: Ketentuan Ketentuan Pokok dalam Kontrak Lampiran 4: Jumlah Kuantitas Ekspor Komoditas Mineral dan Batubara Lampiran 5: Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi BUMN Lampiran 6: Daftar Wilayah Kerja dan Wilayah Pertambangan yang dimiliki BUMN pada tahun 2012 2013

Pending Data No Pending Data Permintaan Persetujuan MSG Ditjen Minerba 1. Data cadangan mineral per daerah 2. Ketentuan umum dalam kontrak karya/pkp2b 3. 4. 5. 6. Detail produksi Mineral per perusahaan (untuk KK dan BUMN) dan per daerah untuk IUP dari Ditjen Minerba secara total BERBEDA dengan data produksi nasional per komoditas (sumber dari RENSTRA/LAKIP KESDM), dan perbedaannya cukup signifikan. Tidak terdapat laporan kegiatan eksplorasi Minerba dari Ditjen Minerba 2012 dan 2013 Detail angka ekspor untuk Batubara dan Mineral HANYA berupa jumlah kuantitasnya saja tetapi TIDAK untuk nilai ekspornya Peta wilayah pertambangan dan pemilik wilayah pertambangan (data yang dimiliki IA data tahun 2011) Sementara kami memakai data dari Petromindo Mohon Konfirmasi dari Ditjen Minerba Mohon klarifikasi Ditjen Minerba data mana yang akan dipakai. Mohon Konfirmasi dari Ditjen Minerba Data ekspor apakah akan menggunakan data dari BPS (tidak per daerah) atau dari Ditjen Minerba (per daerah) Mohon konfirmasi dari Ditjen Minerba untuk data terbaru

Pending Data No Pending Data Permintaan Persetujuan MSG Ditjen Migas 1. 2 Peta Wilayah Kerja Migas yang diperoleh IA adalah dari Laporan Tahunan SKK Migas 2013 EITI 3.10.a The Report must also include an assessment of whether there were any deviations from the license transfers and awards rules in practice. Konfirmasi dari Ditjen Migas apakah dapat menyediakan untuk tahun 2013 Untuk memenuhi standar ini kami memerlukan bantuan Tim Pelaksana untuk membuat assessment ini. Jumlah Perbedaan antara Data Excel Ditjen Minerba (kami gunakan untuk data produksi per daerah) dibandingkan dengan data Rensta/Lakip Sumber: Unit Renstra 2015 (hal. 27)/Lakip Data excel ditjen minerba Perbedaan (Kuantitas) Perbedaan (%) Produksi Unit 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 Logam Tembaga Ribu Ton 448 450 8,653 1,643 (8,205) (1,193) -1832% -265% Emas Ton 75 59 54 68 21 (9) 28% -16% Timah Ribu Ton 95 88 31 24 64 64 67% 73% Bijih Nikel Juta Ton 41 60 50 66 (9) (6) -22% -10% Bijih Bauksit Juta Ton 30 56 30 52 (0) 4-1% 7% Bijih dan pasir besi Juta Ton 10 19 6 46 4 (27) 39% -142%

Perbandingan Data Renstra/Lakip Kementerian ESDM M ineral Production by Commodity Commodity Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Copper ton 796,898.00 998,530.37 879,696.85 545,262.70 8,653,408.49 1,643,282.44 2. Copper Concentrate dmt 2,814,952.00 3,484,133.59 3,466,770.93 2,236,233.00 1,927,239.00 2,351,978.00 2. Gold kg 118,750.29 128,844.28 104,550.22 76,763.73 54,107.65 68,277.55 4. Tin metal ton 54,830.34 50,858.96 49,809.94 53,428.04 31,394.00 25,415.75 5. Bauxite mt 1,152,322.00 783,097.00 15,595,048.83 17,634,896.94 30,281,149.92 51,855,930.53 6. Nickel + cobalt in matte ton 77,928.00 68,228.35 77,185.88 68,000.04 72,899.00 78,073.80 7. Nickel ore wmt 6,571,764.00 5,802,260.00 7,522,759.00 15,973,336.85 50,087,747.19 65,979,082.65 8. Ferro nickel ton Ni 17,566.00 12,550.00 18,688.00 19,690.00 19,578.00 17,026.00 9. Iron sand wmt n/a n/a n/a 110,951.73 n/a n/a 11. Iron Ore ton n/a n/a 1,683,960.00 3,294,325.49 6,079,888.98 45,975,502.14 Detail Excel dari Ditjen Minerba

Data/Informasi yang tidak tersedia di publik No Standar EITI Praktek di Indonesia 1 3.9.b Implementing countries are required to maintain a publicly available register or cadastre system(s) with the following timely and comprehensive information regarding each of the licenses pertaining to companies covered in the EITI Report: i. license holder(s); ii. coordinates of the license area; iii. date of application, date of award and duration of the license; and iv. in the case of production licenses, the commodity being produced. Sektor Pertambangan Migas Informasi mengenai peta WK terkini terdapat di laporan tahunan SKK Migas. Akan tetapi, dalam laporan tersebut hanya memuat letak, nama operator, tanggal kontrak, dan status operasi dari suatu WK tanpa merinci mengenai koordinat. Sektor Pertambangan Minerba Ditjen Minerba telah mengembangkan website MOMI yang menyediakan informasi kadastral, namun website ini hanya dapat diakses (dalam rangka informasi kadastral) oleh instansi-instansi Pemerintah (termasuk Pemerintah Daerah dan KPK) tertentu sesuai dengan kewenangannya dan tidak dapat diakses oleh publik. Pertanyaan kepada Tim Pelaksana: Konfirmasi apakah Kementerian ESDM dapat memenuhi EITI Standard No 3.9.b untuk publicly maintain cadaster system? ATAU Hanya sesuai naratif yang berlaku di seperti diatas?

Data/Informasi yang tidak tersedia di publik No Standar EITI Praktek di Indonesia 2 3.10.b Where licenses are awarded through a bidding process during the accounting period covered by the EITI Report, the government is required to disclose the list of applicants and the bid criteria. Sektor Pertambangan Migas Dalam laporan EITI 2012 2013, IA telah mendapatkan daftar peserta lelang dari Ditjen Migas untuk tender yang dilaksanakan pada tahun 2012-2013. Akan tetapi, Ditjen Migas pada prakteknya hanya mempublikasikan jumlah peserta lelang dan tidak mempublikasikan daftar peserta lelang kepada publik pada saat pengumuman pemenang lelang, baik melalui www.esdm.go.id, www.wkmigas.com atau media lainnya. Sektor Pertambangan Minerba Pada tahun 2012-2013 terdapat moratorium penerbitan IUP Pertanyaan kepada Tim Pelaksana: Apakah informasi diatas cukup untuk menjawab EITI Standard No 3.10.b?

Data/Informasi yang tidak tersedia di publik No Standar EITI Praktek di Indonesia 3 3.11.a It is recommended that implementing countries maintain a publicly available register of the beneficial owners of the corporate entity(ies) that bid for, operate or invest in extractive assets, including the identity(ies) of their beneficial owner(s) and the level of ownership. Saat ini bursa efek Indonesia mewajibkan perusahaan yang terdaftar di bursa efek untuk mengumumkan pemegang saham utamanya. Publik dapat mengakses laporan tahunan Perusahaan industri ekstraktif yang terdaftar di bursa efek di laman bursa efek (www.idx.co.id). Akan tetapi, pada umumnya pemegang saham utama bukan merupakan pemilik manfaat. Pertanyaan kepada Tim Pelaksana: Apakah informasi diatas cukup untuk menjawab EITI Standard no 3.11? (Pendekatan yang telah disepakati dalam Rapat Tim Pelaksana terdahulu adalah untuk menggambarkan peraturan yang berlaku mengenai beneficial owner dalam Laporan EITI 2012-2013)

Data/Informasi yang tidak tersedia di publik No Standar EITI Praktek di Indonesia 4 3.12.a Implementing countries are encouraged to publicly disclose any contracts and licenses that provide the terms attached to the exploitation of oil, gas and minerals. Pengungkapan ketentuan-ketentuan dalam kontrak baik oleh Pemerintah dan Perusahaan masih sangat terbatas. Misalnya untuk kontrak PSC, pengungkapan hanya sebatas tanggal kontrak, periode kontrak dan jumlah komitmen pasti Perusahaan/Joint Venture. Hal ini disebabkan karena Instansi Pemerintah menganggap bahwa kontrak antara kedua belah pihak bukan merupakan informasi publik. Saat ini Tim Pelaksana memutuskan untuk hanya mengungkapkan ketentuan-ketentuan umum dalam kontrak pada laporan EITI 2012-2013 Pertanyaan kepada Tim Pelaksana: Apakah informasi diatas cukup untuk menjawab EITI Standard no 3.12.a?

Rekomendasi Berdasarkan observasi kami dengan membandingkan standar EITI yang mengharuskan beberapa informasi/data tersedia di publik (publicly maintain) dengan ketersedian data tersebut di publik, kami menemukan beberapa perbedaan (gap) yang telah kami gambarkan pada slide-slide sebelumnya, yaitu mengenai informasi kadastral, pengumuman peserta lelang pada saat pengumuman pemenang, pengungkapan pemilik manfaat dan pengungkapan ketentuanketentuan dalam kontrak. Mengingat tidak terdapatnya peraturan pelaksana (seperti: Permen) dimana Instansi Pemerintah harus mengikuti standar global EITI dan kesadaran yang memadai dari beberapa instansi pemerintah untuk memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan EITI. Kami merekomendasikan agar Tim Pelaksana dapat mendorong Pemerintah untuk mengadopsi standar EITI terbaru dan melakukan sosialisasi dan mendorong Kementerian-Kementerian terkait dalam hal keterbukaan informasi yang disyaratkan oleh ketentuan EITI global.