ANALISIS SWOT TENTANG STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN PASIEN DI KLINIK BUNDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

ANALISIS SWOT TENTANG STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN PASIEN DI KLINIK BUNDA TESIS

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit?

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PAKET DATA KAMPUS DALAM PERSAINGAN DI BIDANG PAKET DATA INTERNET (Studi Kasus pada PT. Telkomsel Cabang Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Telaah Pustaka 1. Konsep Klinik a. Pengertian Klinik adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PENJUALAN SUSU SEGAR DI KALANGAN MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

TESIS. ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL I>ALAM RANGKA MENYUSUN RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN RUMAn SAKIT PANTI N1RMALA MALA~G

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1789

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. penyebarluasan suatu produk atau jasa kepada orang lain.

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus pada PT. Indomilk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 Rumah Sakit adalah salah satu sarana

STRATEGI DIVERSIFIKASI PRODUK TERHADAP TINGKAT OMZET PENJUALAN Studi Kasus pada PT. Surya Pelita Pratama

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

ANALISIS SWOT RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RSUD CUT MEUTIA LHOKSEUMAWE KABUPATEN ACEH UTARA TESIS.

Perencanaan Strategi Pemasaran Penjualan Alat Kesehatan (Studi Kasus: PT. Cahya Laksmi Abadi)

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha menjadi lebih baik. Hal ini dapat diwujudkan melalui aktivitas sendiri

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

Bab I PENDAHULUAN UKDW. percaya diri ketika akan memasuki dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN MIE SOUN GELANG INDAH CILACAP

BAB II LANDASAN TEORI

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Nofianty ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari industri Rumah Sakit dapat dilihat dari tingginya tingkat investasi,

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

ALTERNATIF STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT INDOFARMA GLOBAL MEDIKA CABANG JEMBER

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Judul Penelitian Ilmiah :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

ANALISIS SWOT SEBAGAI DASAR PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN DI KLINIK PRATAMA PKU MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 01. Maret 2016 ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Uneversitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan bauran...,rahmi Yuningsih, FKM UI, 2009

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis SWOT terhadap pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Kota

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 203

Transkripsi:

ANALISIS SWOT TENTANG STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN PASIEN DI KLINIK BUNDA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Manajemen PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Rumah Sakit Oleh ARIE SUBIANTO P 100 14 0011 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

ANALISIS SWOT TENTANG STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN PASIEN DI KLINIK BUNDA Arie Subianto ariesubianto38@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh klinik Bunda berdasarkan posisi matriks IE. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan analisis SWOT dan matriks IE dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis posisi matriks IE, dapat diketahui nilai terbobot lingkungan internal sebesar 4,287 dan nilai terbobot lingkungan eksternal sebesar 4,000. Dengan nilai terbobot tersebut, maka berada pada posisi sel 1 yang berarti klinik Bunda berada pada posisi grow and develop (tumbuh dan berkembang) dan strategi yang dapat diterapkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Dengan demikian, strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah strategi agresif, yaitu mengembangkan kekuatan yang ada dan meningkatkan serta mempertahankan peluang yang ada. Kata Kunci : Analisis SWOT, Strategi Pemasaran, Kunjungan Pasien ABSTRACT This research aimed at knowing the variables which are the strength, the weakness, the opportunity, and the threat as well as knowing the marketing strategy implemented by Klinik Bunda based on the position of IE matrix. This research is a joint of qualitative and quantitave researchs based on SWOT analysis and IE matrix using the method of descriptive analysis. The results of the research revealed that basing on the results of analysis on the position of IE matrix, it could be known that the weighted score of internal environment was 4,287 and the weighted score of external environment was 4,000. Based on the weighted scores, the position was in the position of cell I that meant Klinik Bunda was in the position of grow and develop and the strategies that can be implemented are strategies of market penetration, market development, and product development. Hence, the marketing strategy that can be implemented is an aggressive strategy, that is implementing the existing strength and increasing as well as maintaining the existing opportunity. Keywords: SWOT Analysis, Marketing Strategy, the Patients Visit 1. PENDAHULUAN Keunggulan pelayanan rumah sakit dan klinik tergantung pada keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh rumah sakit dan klinik tersebut. Pelayanan secara spesifik harus memperlihatkan kebutuhan dan keinginan pasien karena yang dirasakan dan dinikmati langsung oleh pasien akan segera mendapat penilaian sesuai atau tidak sesuai dengan harapan dan penilaian pelanggan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pasien (Kotler, 2009). Oleh karena itu, setiap rumah sakit/klinik harus dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat dan dapat membuat suatu perencanaan untuk dapat 1

bersaing dimasa sekarang dan akan datang. Strategi tersebut diperlukan untuk dapat meningkatkan daya saing diantara perusahaan yang sejenis. Usaha tersebut tidak mudah dikarenakan rumah sakit/klinik harus memiliki strategi bersaing yang tepat dalam usahanya mencapai keunggulan kompetitif. Situasi perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah dapat menjadikan peluang peningkatan usaha atau bahkan menjadi ancaman bagi rumah sakit/klinik. Salah satu upaya untuk mengetahui strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik adalah dengan analisis SWOT. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Imran Aslan, et.al (2014) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa matriks TOWS dapat digunakan untuk menyebarkan strategi yang dikembangkan dalam rangka untuk menjadi sukses di lingkungan global di masa depan. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi rumah sakit/klinik. Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik dimulai dengan mengenali opportunity (peluang) dan treats (ancaman) yang terkandung dalam lingkungan eksternal serta memahami strength (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) pada aspek internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Rangkuti, 2013). Penerapan strategi pemasaran yang tepat mempunyai peran penting dalam mewujudkan loyalitas pasien terhadap pelayanan jasa rumah sakit/klinik. Bentuk pelayanan jasa berbeda dengan produk fisik, dimana pelayanan jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar atau diraba sebelum dibeli. Kotler (2009) menyebutkan untuk mengurangi ketidakpastian konsumen akan mencari bukti kualitas dengan mengambil kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, bahan komunikasi, symbol dan harga. Hal ini menuntut rumah sakit dan klinik untuk dapat mempresentasikan kualitas jasa melalui bukti dan jaminan atas layanan jasa kesehatan yang diberikan. Klinik Bunda merupakan salah satu klinik utama ibu dan anak yang menjadi tujuan utama bagi masyarakat Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali dan sekitarnya. Di wilayah Simo selain Klinik Bunda, terdapat juga rumah sakit dan klinik lain yang menawarkan layanan jasa kesehatan yang variatif. Artinya, Klinik Bunda mempunyai pesaing dalam memberikan pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Klinik Bunda berdiri sejak Januari tahun 2012 dan terus berkembang sampai sekarang. Perkembangannya semakin pesat ditandai dengan bertambahnya sarana dan prasarana seperti penambahan jumlah kamar/tempat tidur, fasilitas penunjang medis serta jumlah karyawannya. Beberapa usaha yang dilakukan oleh klinik Bunda sebagai bentuk pemasaran, misalnya dengan bekerjasama dengan partner bidan desa serta bidan Puskesmas tidak terkecuali komunitas Posyandu yang ada di wilayah Simo dan sekitarnya. Selain itu, tim dokter serta tim medis klinik Bunda secara berkala juga 2

melakukan kegiatan penyuluhan serta seminar yang diikuti oleh masyarakat Simo dan sekitarnya. Sebagai ucapan terima kasih kepada pasien maupun pihak-pihak lain yang telah bekerjasama dengan klinik Bunda juga memberikan bingkisan sebagai tanda terima kasih. Armada ambulance klinik Bunda juga siap siaga selama 24 jam penuh untuk antar jemput bagi pasien yang membutuhkan. Upaya meningkatkan kualitas SDM juga dilakukan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan dalam menunjang pelayanan pasien di klinik Bunda, seperti pendidikan perinatologi serta kursus Obstetry dan Ginekologi bagi tenaga perawat dan bidan. Berbagai usaha yang telah dilakukan klinik Bunda di atas, bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat, terlebih lagi untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan hunian pasien di klinik Bunda. Pasien yang datang dan menikmati layanan yang diberikan klinik Bunda diharapkan dapat merasa puas sehingga kemudian bisa menimbulkan loyalitas dari pasien. Dalam upaya untuk memenangkan persaingan, klinik Bunda harus selalu mencari solusi yang inovatif agar dapat memenuhi kebutuhan pasien yang selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, klinik Bunda perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat terus meningkatkan jumlah kunjungan pasiennya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selain itu, juga untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh klinik Bunda berdasarkan posisi matriks IE. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian gabungan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan analisis SWOT dan matriks IE dengan metode analisis deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara terstruktur dan wawancara mendalam dengan kepala seksi dan kepala bagian serta dokter yang bertugas di Klinik Bunda. Adapun data sekunder berasal dari data profil klinik Bunda. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, khususnya dalam hal strategi pemasaran perusahaan. Strategi pemasaran (marketing strategy) merupakan serangkaian rangsangan ditempatkan pada lingkungan konsumen yang dirancang untuk memengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen (Peter dan Olson, 2014). 3

Selanjutnya, Tull dan Kahle (dalam Tjiptono, 2015) merumuskan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran bersangkutan. Tidak terkecuali dalam hal ini adalah strategi pemasaran rumah sakit/klinik, karena pemasaran rumah sakit/klinik diperlukan. Pemasaran pelayanan rumah sakit merupakan upaya untuk mengetahui kebutuhan masyarakat kini dan di masa datang. Rumah sakit yang tempat tidurnya masih under utilized, perlu memasarkan dirinya untuk meningkatkan pendapatan agar rumah sakit dapat survive (Aditama, 2010). Sabarguna (2011) menyebutkan bahwa bauran pemasaran atau marketing mix adalah usaha yang pokok yang erat hubungannya dengan pasien yang dituju, jadi upaya rumah sakit yang secara khusus erat dengan perilaku pasien untuk melakukan pemanfaatan pelayanan. Salah satu hal penting yang harus diketahui dalam pemasaran ini adalah bauran pemasaran (marketing mix), yang terdiri dari 4P. Dalam bidang perumahsakitan dikenal P yang ke-5, yaitu people. Kelima P tersebut adalah: Product, Price, Place, Promosi, People. Berdasarkan kelima variabel tersebut, dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman klinik Bunda. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa klinik Bunda mempunyai kekuatan yang ditunjukkan dari segi: (a) efektivitas perawatan pasien melahirkan rata-rata tiga hari, memaksimalkan; (b) memaksimalkan sirkulasi cahaya dan udara untuk tata ruangnya; (c) klinik dibuat dengan konsep hunian; (d) jasa yang diberikan sesuai dengan harga yang ditetapkan; (e) memberikan penawaran paket persalinan dengan harga terjangkau; (f) informasi klinik melalui pembuatan brosur; (g) pelayanan yang ramah dan menanggapi keluhan dengan bijaksana; (h) penampilan tenaga kesehatan dan karyawan sopan; dan (1) kompetensi tenaga kesehatan. Sementara itu, kelemahan yang dimiliki adalah: (a) kelengkapan fasilitas klinik masih kurang, (b) klinik belum menerima pasien yang memiliki asuransi; dan (c) kegiatan penyuluhan dan seminar masih kurang. Adapun kekuatan dan kelemahan klinik Bunda dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Kekuatan dan Kelemahan Klinik Bunda No. Penjelasan Ratin g 4 Bobot Score rating x bobot Keterang an 1 Efektivitas perawatan 4,00 0,078 0,312 Kekuatan pasien. 2 Kelengkapan fasilitas klinik. 3,88 0.075 0,291 Kelemaha n 3 Memaksimalkan sirkulasi 4,62 0,090 0,383 Kekuatan

cahaya dan udara untuk tata ruangnya. 4 Klinik dibuat dengan konsep hunian. 5 Menerima pasien yang memiliki asuransi kesehatan. 6 Jasa yang diberikan sesuai dengan harga. 7 Informasi klinik melalui pembuatan brosur. 8 Melakukan kegiatan penyuluhan dan seminar secara berkala. 9 Memberikan penawaran paket persalinan dengan harga terjangkau. 10 Pelayanan yang ramah dan menanggapi keluhan dengan bijaksana. 11 Penampilan tenaga kesehatan dan karyawan sopan. 12 Kompetensi tenaga 4,25 0,083 0,353 Kekuatan 3,37 0,066 0,222 Kelemaha n 4,37 0,085 0,371 Kekuatan 4,12 0,080 0,330 Kekuatan 3,88 0,075 0,291 Kelemaha n 4,37 0,085 0,371 Kekuatan 4,87 0,095 0,463 Kekuatan 4,87 0,095 0,463 Kekuatan 4,75 0,092 0,437 Kekuatan kesehatan. Total 51,35 1,00 4,287 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Hasil analisis lingkungan internal dapat diketahui dari hasil perkalian bobot dan rating yang diperoleh hasil keseluruhan jumlah nilai terbobot total sebesar 4,287 untuk IFAS. Hal ini mengindikasikan bahwa klinik Bunda mempunyai kekuatan yang baik dalam operasionalnya. Sementara itu, peluang klinik Bunda saat ini ditunjukkan oleh indikator penghasilan masyarakat terhadap pilihan atas jasa layanan kesehatan, limbah klinik dikelola dengan baik, penggunaan teknologi/peralatan modern, dan jumlah penduduk yang padat. Adapun ancaman yang dihadapi adalah pertumbuhan klinik/rumah sakit yang semakin banyak berdiri, kebijakan pemerintah tentang BPJS dan kesadaran masyarakat yang semakin baik atas jasa pelayanan kesehatan. Peluang dan ancaman klinik Bunda dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut. Tabel 1.2. Peluang dan Ancaman Klinik Bunda No. Penjelasan Ratin g 5 Bobot Score rating x bobot Keterang an 1 Pertumbuhan klinik/rumah 3,75 0,121 0,454 Ancaman

sakit yang meningkat. 2 Penghasilan masyarakat 4,00 0,130 0,520 Peluang terhadap pilihan atas jasa layanan kesehatan. 3 Pengelolaan limbah klinik yang baik. 4,62 0,150 0,693 Peluang 4 Kebijakan pemerintah 2,75 0,089 0,245 Ancaman tentang BPJS. 5 Penggunaan teknologi 4,00 0,130 0,520 Peluang modern. 6 Kesadaran masyarakat yang 4,62 0,150 0,693 Ancaman semakin baik atas jasa pelayanan kesehatan. 7 Jumlah penduduk yang 4,50 0,145 0,652 Peluang cukup padat. 8 Adanya kawasan industri di 2,62 0,085 0,223 Peluang sekitar lokasi klinik. Total 30,86 1,00 4,000 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Hasil analisis lingkungan eksternal dapat diketahui dari hasil perkalian bobot dan rating yang diperoleh hasil keseluruhan jumlah nilai terbobot total sebesar 4,000 untuk EFAS. Hal ini menunjukkan bahwa Klinik Bunda berada pada posisi yang sangat baik untuk lebih mengembangkan pelayanan kesehatan dengan tidak menutup kemungkinan untuk tetap waspada terhadap ancamanancaman yang ada. Setelah melakukan analisis pada lingkungan internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah memindahkan skor nilai ke dalam matrik IFAS/EFAS. Nilai terbobot total untuk IFAS adalah 4,287 dan nilai terbobot total EFAS adalah 4,000 sehingga posisi klinik pada matrik IFAS dan EFAS dapat dilihat pada bagan berikut ini. Total Skor Faktor Internal Kuat Sedang Lemah 3,41-5,00 2,61-3,40 1,00-2,60 4 3 2 1 Total Skor Tinggi Faktor Eksternal 3,41-5,00 1 2 3 6

3 Sedang 2,61-3,40 4 5 6 2 Rendah 1,00-260 7 8 9 1 Bagan 1.1 Matrik Internal Eksternal (IE) Berdasarkan Internal Eksternal (IE Matrik), klinik Bunda berada dengan nilai total skor IFAS 4,287 yang berarti posisi internal klinik kuat, sedangkan EFAS 4,000 diartikan bahwa klinik juga berada dalam posisi eksternal yang baik dalam usahanya menjalankan strategi dengan memanfaatkan peluang dan dapat mengatasi ancaman yang akan datang seperti ancaman pendatang baru dan pesaing di sekitarnya. Dengan demikian, strategi yang sesuai bagi klinik Bunda adalah di kolom 1, yaitu grow and develop (tumbuh dan berkembang). Artinya, strategi yang dapat diterapkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. 1. Penetrasi pasar Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar dimana dalam hal ini Klinik Bunda melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat sekitarnya sebagai potential customer, dengan cara penyebaran pamflet, melakukan penyuluhan maupun seminar kesehatan, pemeriksaan maupun pengobatan gratis. Selain itu, strategi penetrasi pasar juga dapat dilakukan dengan memasang iklan pada media cetak, elektronik maupun internet dan publisitas. Hal ini untuk lebih memperkenalkan Klinik Bunda kepada masyarakat dan untuk menambah pasien di kemudian hari. 2. Pengembangan pasar Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi, terutama dengan BPJS. Kerjasama juga dapat dilakukan dengan perguruan tinggi untuk merekrut atau melakukan penambahan SDM yang berkualitas dan berstandar akademik tinggi. Pemberian latihan dan keterampilan khusus bertujuan mencapai SDM yang berkualitas dan profesionalisme. Selain itu, juga perlu untuk lebih 7

meningkatkan kerjasama dengan bidan-bidan desa di wilayah Boyolali maupun melakukan kerjasama dengan praktek dokter untuk bisa mendatangkan pasienpasien rujukan ke Klinik Bunda. Hal ini bisa disebabkan oleh karena minimnya alat yang dibutuhkan untuk menangani pasien tersebut atau kondisi tempat yang kurang memungkinkan untuk merawat pasien. Selanjutnya untuk jangka panjang, klinik Bunda diharapkan dapat berubah menjadi suatu rumah sakit. 3. Pengembangan produk (pelayanan) Pengembangan produk (pelayanan) dapat dilakukan dengan menambah fasilitas kesehatan dengan teknologi terbaru, misalnya peralatan laboratorium dilengkapi dengan peralatan penunjang untuk program bayi tabung. Selain itu, juga menambah sarana pelayanan medik, misalnya: Ruang Perinatologi dilengkapi dengan alat sipep, inkubator elektrik minimal 3 buah dan pasien monitor. 3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penilaian Matriks IFAS adalah 4,287 yang berarti kekuatan Klinik Bunda (S) lebih besar dibandingkan dengan kelemahan (W). Dengan demikian, sesuai hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa S>W. Kekuatan merupakan situasi atau kondisi yang bersifat internal dari klinik Bunda pada saat ini. Kekuatan klinik Bunda adalah kualitas/kompetensi tenaga medisnya yang ditunjukkan dalam perilaku melayani kepada pasien sehingga hal ini juga menjadi sarana promosi bagi klinik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Stefania De Simone dan Anna Esposito (2014) yang menyebutkan bahwa kemampuan profesional staf medis dianggap kekuatan utama rumah sakit, dan peningkatan kemampuan dapat dicapai melalui konferensi dan seminar nasional maupun internasional. Peningkatan keterampilan dapat berkontribusi untuk memperkuat citra dan identitas organisasi. Di samping penjelasan mengenai kekuatan sebagaimana disebutkan di atas, selanjutnya akan dijelaskan mengenai kelemahan klinik Bunda. Kelemahan utama yang harus diatasi oleh klinik Bunda adalah dalam hal asuransi. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh key person mengatakan bahwa klinik Bunda belum melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi. Gencarnya perusahaan-perusahaan asuransi dalam mencari konsumen dapat digunakan sebagai kekuatan untuk menjalin kerjasama dengan klinik Bunda. Mengingat saat ini sudah banyak masyarakat yang ikut dalam program asuransi kesehatan. Biasanya pasien yang berasal dari tidak mempedulikan biaya, karena semua akan diganti oleh asuransi yang mereka miliki. Sementara itu, dari hasil penghitungan Matriks EFAS adalah 4,000 yang berarti peluang peluang Klinik Bunda (O) lebih besar dibandingkan dengan 8

Ancaman (T). Dengan demikian, sesuai hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa O>T. Peluang merupakan faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi untuk memanfaatkannya. Peluang tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Peluang yang mendukung untuk berjalannya klinik Bunda adalah faktor penghasilan/pendapatan masyarakat yang semakin baik sehingga masyarakat memilih klinik Bunda untuk berobat ataupun melakukan persalinan. Selanjutnya adalah dalam hal pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik, dimana sudah sesuai dengan IPAL sehingga tidak mencemari lingkungan. Selain itu, penggunaan teknologi/peralatan modern untuk mendukung kinerja klinik dan letak klinik Bunda yang berada di pusat kecamatan sehingga memiliki jumlah penduduk yang padat. Oleh karena itu, klinik Bunda harus dapat memanfaatkan peluang ini untuk mendapatkan pasien yang lebih banyak lagi. Berkaitan dengan penggunaan teknologi/peralatan modern, klinik Bunda juga terus meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan sejalan dengan tuntutan konsumen, khususnya dalam penggunaan peralatan medis terbaru untuk mendukung pelayanan medis. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh K. Noraziani, et.al (2013) yang menyebutkan bahwa dalam praktek kesehatan hari ini, informasi merupakan sebuah manfaat dan tantangan bagi setiap pengelola kesehatan terlepas dari jenis pelayanan kesehatan dan ukuran organisasi. Dengan memperkenalkan teknologi informasi ke dalam pelayanan kesehatan, diyakini dapat memberikan dan membantu personel kesehatan untuk melayani yang terbaik kepada orang-orang dalam hal pelayanan kesehatan. EMR telah diperkenalkan dan ditampilkan untuk menghilangkan kelemahan yang berbasis kertas rekam medis. Informasi dari EMR digunakan untuk memberikan kesempatan organisasi kesehatan dalam meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien. Adapun ancaman adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus), namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak yang gagal sebelum berkembang. Dengan demikian, untuk mengatasi adanya ancaman tersebut, maka yang dapat dilakukan oleh Klinik Bunda adalah lebih sering melakukan interaksi-interaksi dengan lingkungan sekitar mengingat masih terbukanya peluang penambahan pasien di sekitar klinik dan kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan penyedia layanan kesehatan lainnya. Hal ini dapat terwujud karena di dukung oleh lokasi klinik yang cukup strategis dan kualitas pelayanan yang baik kepada pasien 9

serta kompetensi tenaga kesehatan yang cukup baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christian Ugwuda dan Adegbite A. Ayoade (2015) yang menyebutkan bahwa ancaman dan kelemahan dari segi fasilitas dan situasi lebih rendah daripada kekuatan dan peluang. Namun demikian, ancaman dan kelemahan harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut atas fasilitas tersebut, demikian pula pasien dan pekerja profesional agar dapat lebih ditingkatkan lagi. Sementara itu berdasarkan analisis SWOT, strategi pemasaran yang dapat diterapkan klinik Bunda adalah strategi agresif, yaitu mengembangkan kekuatan yang ada dan meningkatkan serta mempertahankan peluang yang ada. Strategi ini dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan kepada masyarakat sekitarnya sebagai potential customer, dengan cara penyebaran pamflet, melakukan penyuluhan maupun seminar kesehatan, pemeriksaan maupun pengobatan gratis. Selain itu, strategi penetrasi pasar juga dapat dilakukan dengan memasang iklan pada media cetak, elektronik maupun internet dan publisitas. Sementara itu, pengembangan produk dapat dilakukan dengan menambah fasilitas kesehatan dengan teknologi terbaru maupun menambah sarana pelayanan medik, misalnya: Ruang Perinatologi dilengkapi dengan alat sipep, inkubator elektrik minimal 3 buah dan pasien monitor. Adapun pengembangan pasar dapat dilakukan dengan cara melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi, terutama dengan BPJS dan kerjasama dengan instansi pendidikan. Selain itu, juga meningkatkan kerjasama dengan bidan-bidan desa di wilayah Boyolali maupun melakukan kerjasama dengan praktek dokter dan untuk jangka panjang, klinik Bunda diharapkan dapat berubah menjadi suatu rumah sakit. Dengan berubah menjadi rumah sakit, diharapkan manajemen pengelolaan organisasi akan menjadi lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Guilhermina Rego dan Rui Nunes (2010) yang menyebutkan bahwa reformasi rumah sakit umum di Portugis dapat digambarkan sebagai evolusi "gelombang". Sebuah "gelombang" pertama berlangsung pada tahun 2002, ketika 34 rumah sakit umum diubah menjadi perusahaan rumah sakit milik negara (rumah sakit SA). Selanjutnya, pada Januari 2006, rumah sakit SA dan beberapa rumah sakit administrasi publik tradisional (rumah sakit SPA) yang diubah menjadi perusahaan bisnis umum (rumah sakit EPE). Itu adalah "gelombang" kedua yang sedang dalam tahap perencanaan pelaksanaan. Kemungkinkan "gelombang" ketiga dapat berhubungan dengan konversi rumah sakit EPE ke Rumah Sakit Yayasan (SHF). Pengenalan model SHF adalah alternatif yang sangat masuk akal. Model pemerintahan dapat membuat perbedaan dan mempromosikan pelaksanaannya. Hal ini karena dengan model manajemen partisipatif, maka proses akuntabilitas dapat lebih terlihat" dan proses pengawasan model manajemen ini lebih efektif. 10

4. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan strategi internal dan eksternal Klinik Bunda, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 4.1 Kekuatan klinik Bunda ditunjukkan oleh: (a) efektivitas perawatan pasien melahirkan rata-rata tiga hari, memaksimalkan; (b) memaksimalkan sirkulasi cahaya dan udara untuk tata ruangnya; (c) klinik dibuat dengan konsep hunian; (d) jasa yang diberikan sesuai dengan harga yang ditetapkan; (e) memberikan penawaran paket persalinan dengan harga terjangkau; (f) informasi klinik melalui pembuatan brosur; (g) pelayanan yang ramah dan menanggapi keluhan dengan bijaksana; (h) penampilan tenaga kesehatan dan karyawan sopan; dan (1) kompetensi tenaga kesehatan. Sementara itu, kelemahan klinik Bunda adalah: (a) kelengkapan fasilitas klinik masih kurang, (b) klinik belum menerima pasien yang memiliki asuransi; dan (c) kegiatan penyuluhan dan seminar masih kurang. Hasil keseluruhan nilai tertimbang IFAS total sebesar 4,287. Hal ini mengindikasikan bahwa klinik Bunda mempunyai kekuatan yang baik dalam operasionalnya. 4.2 Peluang klinik Bunda ditunjukkan dari indikator penghasilan masyarakat terhadap pilihan atas jasa layanan kesehatan, limbah klinik dikelola dengan baik, penggunaan teknologi/peralatan modern, dan jumlah penduduk yang padat. Sementara itu, yang menjadi ancaman bagi klinik Bunda adalah pertumbuhan klinik/rumah sakit yang semakin banyak berdiri, kebijakan pemerintah tentang BPJS dan kesadaran masyarakat yang semakin baik atas jasa pelayanan kesehatan. Hasil perkalian bobot dan rating didapatkan hasil keseluruhan jumlah nilai terbobot total sebesar 4,000 untuk EFAS. Hal ini menunjukkan bahwa Klinik Bunda berada pada posisi yang sangat baik untuk lebih mengembangkan pelayanan kesehatan dengan tidak menutup kemungkinan untuk tetap waspada terhadap ancaman-ancaman yang ada. 4.3 Berdasarkan hasil analisis posisi matriks IE, dapat diketahui bahwa klinik Bunda berada pada posisi sel 1 yang berarti berada pada posisi grow and develop (tumbuh dan berkembang) dan strategi yang dapat diterapkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Dengan demikian, strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah strategi agresif, yaitu mengembangkan kekuatan yang ada dan meningkatkan serta mempertahankan peluang yang ada. DAFTAR PUSTAKA Aslan, Imran, et.al. 2014. Developing Strategies for the Future of Healthcare in Turkey by Benchmarking and SWOT Analysis. Procedia - Social and Behavioral Sciences 150 (2014) 230 240. Available online at www.sciencedirect.com. 11

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, 11th ed. (Benyamin Molan, Penerjemah). Jakarta: PT. Indeks. Noraziani, K. et.al. 2013. An Overview of Electronic Medical Record Implementation in Healthcare System: Lesson to Learn. World Applied Sciences Journal 25 (2): 323-332, 2013. IDOSI Publications, 2013, DOI: 10.5829/idosi.wasj.2013.25.02.2537. Peter, Paul dan Jery C. Olson. 2014. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat. Rangkuti, Fredy. 2013. Analisis SWOT, Cetakan ketujuh belas. Jakarta: Gramedia. Rego, Guilhermina dan Rui Nunes. 2010. Hospital Foundation: A SWOT Analysis. ibusiness, 2010, 2, 210-217 doi:10.4236/ib.2010.23026 Published Online September 2010 (http://www.scirp.org/journal/ib). Reid, D dan Bojanic, C. 2006. Marketing for Hospitality and Tourism, Second Edition. New York: Prentice Hall Internatioal, Inc. S. Sabarguna, Boy. 2011. Manajemen Rumah Sakit, Jilid 3. Jakarta: Sagung Seto. Simone, De, Stefania dan Anna Esposito. 2014. Customer Satisfaction Research in Italian Hospital. International Journal of Education and Research, Vol. 2 No. 2 February 2014, ISSN: 2201-6333 (Print) ISSN: 2201-6740 (Online). Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran, Edisi 4. Yogyakarta: Andi Offset. Ugwuda, Christian dan Adegbite A. Ayoade. 2015. The Perception of Dental Practitioners on Laboratory Management for Effective Dental Health Care Delivery: A Case Study of Some Selected Dental Laboratories in Lagos State, Nigeria. Malaysian Journal of Medical and Biological Research, Volume 2, No 1 (2015). www.jmbr-my.weebly.com. Yoga Aditama, Tjandra. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI-Press. 12