Karakteristik Hasil Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Pada Penyakit Paru di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

ABSTRAK. Yusup Subagio Sutanto Eddy Surjanto, Suradi, A Farih Raharjo SMF Pulmonologi dan Ilmu kedokteran Respirasi RSUD Dr Moewardi/ FK UNS Surakarta

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

Diponegoro No. 1, Pekanbaru,

KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

TESIS IRENA LOLU PUTRIYA SINAGA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

Gambaran CT-scan tumor paru di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Oktober 2014-September 2015

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais

PROFIL PENDERITA YANG DILAKUKAN TINDAKAN BRONKOSKOPI SERAT OPTIK LENTUR DI INSTALASI DIAGNOSTIK TERPADU (IDT) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TESIS

POLA KLINIS KANKER PARU DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI JULI 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BILASAN BRONKUS FIKSASI ALKOHOL DENGAN FIKSASI SACCOMANO UNTUK DIAGNOSIS KANKER PARU

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. lapisan, yaitu pleura viseral dan pleura parietal. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. pemeriksaan sitologi cairan pleura atau biopsi pleura. Kenyataannya sel ganas tidak

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

UPDATE KNOWLEDGE IN RESPIROLOGY Pulmonologi Intervensi (1)

Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas C Ruang KuliahGA. 301(Lantai 3) Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018

HUBUNGAN PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DENGAN KADAR ASAM URAT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Patofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama

BAB I PENDAHULUAN. pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

Penentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli Dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.

CHEST TUBE. b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan, udara atau gas dari rongga dada

DEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

KARAKTERISTIK HASIL UJI BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN YANG DICURIGAI MENDERITA TUBERKULOSIS (TB) DI RSU SURYA HUSADHA TAHUN 2013 ABSTRAK

Definisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Eddy Surjanto, Yusup S Sutanto, Reviono, Yudi Prasetyo, Suradi

TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

HUBUNGAN JUMLAH VOLUME DRAINASE WATER SEALED DRAINAGE DENGAN KEJADIAN UDEMA PULMONUM RE- EKSPANSI PADA PASIEN EFUSI PLEURA MASIF

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

The Positive Result Of Cytology Brushing At Flexible Fiberoptic Bronchoscopy Compared with Transthoracic Needle Aspiration in Central Lung Tumor

ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

KANKER PARU. MEILINA Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P

Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

1 Dewi Risnawati 2 Ramli Haji Ali 2 Vonny Tubagus.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

ABSTRAK GAMBARAN TUBERKULOSIS EKSTRA PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013

Gambaran Kejadian Hemoptisis pada Pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2011 Desember 2012

KANKER PARU. R.M. Ridho Hidayatulloh dr. Rizki Drajat, Sp.P

METODOLOGI DAN SAMPEL PENELITIAN

Transkripsi:

Karakteristik Hasil Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Pada Penyakit Paru di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Agung Setiadi, Ana Rima, Jatu Aphridasari, Yusup Subagyo Sutanto Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Rs Dr. Moewardi, Surakarta Abstrak Latar belakang: Bronkoskopi adalah prosedur diagnostik invasif pada penyakit. Penelitian ini mendeskripsikan karakteristik pasien yang telah melakukan bronkoskopi fiberoptik di Rumah Sakit Dr. Moewardi. Metode: Desain penelitian adalah deskriptif retrospektif pada 219 pasien yang telah melakukan prosedur bronkoskopi di Rumah Sakit Dr. Moewardi sejak 1 Oktober 2012 sampai 31 Oktober 2013. Hasil: Bronkoskopi dilakukan pada 219 pasien, lebih banyak pada laki-laki (64,84%) daripada perempuan (35,16%). Diagnosis awal sebelum prosedur ditemukan tumor 45,66%, efusi pleura ganas (20,55%), tumor mediastinum (12,33%), atelektasis (3,20%), haemoptisis (3,20%), pneumotoraks (4,11%), dicurigai tuberkulosis (TB) endobronkial (1,37%), benda asing saluran napas (0,46%), abses (1,83%), metastasis (4,57%), penyakit bulosa (0,46%), limfadenopati koli (0,46%), ruptur esofagus (0,46%), dan empiema (1,37%). Penampilan yang abnormal yang paling umum ditemukan adalah stenosis kompresi (31,96%), sikatan bronkus dilakukan pada 13 pasien tumor dan 1 pasien (7,69%) positif untuk karsinoma bukan sel kecil (KPBSK), serta bilasan bronkus dilakukan pada 81 pasien dan 2 pasien (2,47%) positif untuk KPBSK. Kesimpulan: Stenosis kompresi pada tumor, efusi pleura ganas, dan tumor mediastinum merupakan gambaran paling sering pada prosedur bronkoskopi. Karsinoma bukan sel kecil adalah jenis histopatologi yang lebih sering ditemukan pada sikatan bronkus dibandingkan bilasan bronkus. (J Respir Indo. 2014; 34: 122-6) Kata kunci: bronkoskopi, tumor, efusi pleura. Clinical Characteristic of Fiberoptic Bronchoscopy Procedure in Pulmonary Diseases in Dr. Moewardi Hospital Surakarta Abstract Background: Bronchoscopy is a common invasive diagnostical procedure in clinical respiratory practice.this study described characteristic of patients who had performed fiberoptic bronchoscopy in Dr. Moewardi hospital. Methods: This study design was retrospective descriptive on 219 patients who had performed bronchoscopy procedure in Dr. Moewardi hospital from October 1 st 2012 until October 31 st 2013. Result: Bronchoscopy was performed in 219 patients, male (64.84%) was more common than female (35.16%). The initial diagnoses before procedure were lung tumor 45.66%, malignant pleural effusion (20.55%), mediastinal tumor (12.33%), atelectasis (3.20%), haemoptisis (3.20%), pneumothorax (4.11%), suspected endobronchial tuberculosis (1.37%), foreign body in the airway (0.46%), lung abces (1.83%), lung metastase (4.57%), bullous disease (0.46%), lymphadenopathy coli (0.46%), suspected esophageal rupture (0.46%), and empyema (1.37%). The most common abnormal appearance found was compression stenosis (31.96%), bronchial brushing wasperformed in 13 lung tumor patients and 1 patient (7,69%) was positive for non small cell lung carcinoma (NSCLC), bronchial washing was performed in 81 patients and 2 patients (2.47%) were positive for NSCLC. Conclusion: Compression stenosis in lung tumor, malignant pleural effusion and mediastinal tumor was the most common appearance broncoscopy procedure. NSCLC is more common histopathological finding in bronchial brushing than bronchial washing. (J Respir Indo. 2014; 34: 122-6) Key words: bronchoscopy, lung tumor, pleural effusion. Korespondensi: dr. Agung Setiadi, Sp.P Email: kembangkrambil@gmail.com; Hp: 082328045595 122

PENDAHULUAN Bronkoskopi serat optik lentur (BSOL) meru pakan tindakan invasif dengan memasukkan alat bronkoskop ke dalam percabangan bronkus. Tujuan tindakan ini ialah untuk menilai keadaan percabangan bronkus, mengambil bahan (spesimen) pemeriksaan untuk diagnostik dan melakukan tindakan terapeutik. Indikasi pemeriksaan bronkoskopi dapat dikategorikan untuk diagnostik, terapeutik dan preoperatif. Indikasi diagnostik terutama pada kasus kanker, nodul soliter, interstitial lung disease (ILD), tuberkulosis (TB) endobronkial, batuk yang menetap atau terdapat keluhan perubahan dahak, kelainan foto toraks yang tidak jelas penyebabnya, foto toraks normal dengan sputum sitologi positif, pneumotoraks bila tidak mengembang dan batuk darah untuk mengetahui sumber perdarahan dengan melakukan pengamatan langsung diikuti tindakan biopsi, sikatan dan bilasan bronkus pada tempat yang selektif. 1-3 Indikasi yang kedua ialah indikasi terapeutik dengan karakteristik pengeluaran benda asing, evakuasi akumulasi sekret bronkus/mukus plug (bronkial toilet), aspirasi, abses, terapi kanker dengan laser dan penanganan batuk darah masif. Indikasi yang ketiga yaitu pada keadaan persiapan operasi bedah toraks (prabedah), misalnya pada kasus menentukan tinggi lokasi benda asing pada trakea. Indikasi bronkoskopi pada keadaan khusus, yaitu pada keadaan paralisis nervus recurens/ diafragma, serak yang belum jelas penyebabnya, mengi lokal, cedera inhalasi akut, pada keadaan tertentu menilai letak ujung trakea pada pasien dengan ventilasi mekanis. 1-3 Secara umum, kontraindikasi absolut bronkoskopi tidak ada dan sangat tergantung pada keterampilan operator dan teknik yang digunakan, tetapi untuk kontraindikasi relatif antara lain adalah gangguan fungsi / jantung yang berat, keadaan umum yang berat/jelek baik karena demam atau penyebab lain, terjadi hipoksemia sedang, (PO 2 < 60 mmhg), keadaan aritmia dan penderita tidak kooperatif. 1 Bronkoskopi serat optik dilengkapi kamera mini pada ujung alatnya sehingga dapat melihat saluran napas secara langsung mulai dari rongga mulut sampai percabangan bronkus. Visualisasi dapat diabadikan berupa gambar atau rekaman yang disebut sebagai bronkoskopi. 4 Persiapan yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan bronkoskopi adalah informasi secara lisan dan tertulis pada pasien, informed consent, pemeriksaan darah lengkap, uji waktu pembekuan dan uji waktu pendarahan, elektrokardiografi (EKG) jika ada riwayat penyakit jantung atau, antibiotik profilaksis (jika ada asplenia, protesis katup jantung, ada bising jantung, dan riwayat endokarditis heart valve prosthesis), spirometri, pertimbangan pemberian bronkodilator pada saluran napas yang labil. 1,2 Bronkoskopi juga dapat menjadi prosedur alternatif untuk membantu penegakan diag nosis lebih dini serta dapat menghasilkan kon firmasi sitologi/histopatologi. 5 METODE Penelitian ini dilakukan secara deskriptif retrospek tif pada 219 penderita yang dilakukan pemeriksaan BSOL. Data dikumpulkan dari catatan medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta mulai 1 Oktober 2012-31 Oktober 2013. Bronkoskopi serat optik lentur yang digunakan ada 2 jenis, yaitu Olympus tipe BFTE2 dipakai pada kasus elektif di kamar bedah dan Pentax FB15BS digunakan pada penderita yang tidak memungkinkan bronkoskopi dilakukan di kamar bedah dan sebagai bronkoskop cadangan jika tipe pertama tidak bisa digunakan. Tindakan dilakukan oleh dokter yang kompeten, evaluasi dilakukan mulai dari rongga mulut sampai dengan percabangan bronkus utama kanan dan kiri. Prosedur yang dapat dikerjakan meliputi bilasan dan atau sikatan bronkus pada penderita yang dicurigai keganasan, biopsi, pengambilan bahan untuk pemeriksaan mikroorganisme pada penderita infeksi, identifikasi dan menghentikan sumber per darahan, evakuasi benda asing saluran napas. Sika tan bronkus dilakukan dengan cara menyikat sebanyak 2 kali atau lebih pada daerah yang dicurigai. Kemudian material hasil sikatan bronkus disebarkan pada object glass. Bilasan bronkus dilakukan dengan menyemprotkan 20-30 ml NaCl 0,9% pada daerah yang dicurigai kemu dian cairan diaspirasi kembali pada ujung percabangan bronkus, dilakukan sebanyak 2 kali atau 123

lebih, hasil aspirasi ditampung dalam botol penampung. Fiksasi menggunakan alkohol 95%, selanjutnya sediaan dievaluasi dokter spesialis patologi anatomi. HASIL Pemeriksaan bronkoskopi dilakukan selama periode 1 Oktober 2012 sampai 31 Oktober 2013 pada 219 penderita yang terdiri dari laki-laki 142 penderita (64,84%) dan perempuan 77 penderita (35,16%). Diagnosis awal yang mendasari dilakukan pemeriksaan bronkoskopi pada tahun 2013 adalah tumor 100 penderita (45,66%), tumor mediastinum 27 penderita (12,33%), efusi pleura curiga ganas 45 penderita (20,55%), atelektasis 7 penderita (3,20%), batuk darah 7 pen derita (3,20%), pneumotoraks 9 penderita (4,11%), curiga tuberkulosis (TB) endobronkial 3 penderita (1,37%), benda asing saluran napas 1 penderita (0,46%), abses 4 penderita (1,83%), metastasis di 10 penderita (4,57%), bullous disease 1 penderita (0,46%), limfadenopati koli 1 penderita (0,46%), suspek ruptur esofagus 1 penderita (0,46%) dan empiema 3 penderita (1,37%). Hasil pemeriksaan bronkoskopi tahun 2013, kelainan yang paling banyak ditemukan adalah gambaran stenosis kompresi masing-masing pada penderita dengan diagnosis awal tumor 27 penderita (12,33%), tumor mediastinum 13 penderita (5,94%), efusi pleura curiga ganas 19 penderita (8,68%). Gambaran anatomis saluran napas normal penderita dengan diagnosis awal tumor pada tahun 2013 mencapai 35 penderita (15,98%). Tindakan paling banyak melalui bronkoskopi pada tahun 2013 yang dilakukan pada penderita dengan diagnosis awal tumor, yaitu bilasan bronkus 81 penderita (36,99%), tumor mediastinum, bilasan bronkus 24 penderita (10,96%), efusi pleura curiga ganas, bilasan bronkus 36 penderita (16,44%). Hasil sitologi kanker yang ditemukan melalui tindakan bronkoskopi pada tahun 2013 adalah 3 kasus, yaitu adenokarsinoma 1 kasus, karsinoma epidermoid 1 kasus, dan sel ganas kesan kanker jenis karsinoma bukan sel kecil kasus. Tidak ditemukan sitologi kanker jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) melalui tindakan bronkoskopi selama 1 tahun tersebut. Tabel 1. Distribusi umur dan jenis kelamin penderita yang dilakukan BSOL tahun 2013. Umur (tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan <20 tahun 6 3 9 21-40 tahun 16 10 26 40-60 tahun 77 44 121 60-80 tahun 41 20 61 > 80 tahun 2 0 2 142 77 219 Persentase 64,84% 35,16% 100% Tabel 2. Karakteristik penderita berdasar diagnosis awal dan umur yang dilakukan pemeriksaan BSOL Umur (tahun) Efusi pleura mediastinum curiga ganas Atelektasis Batuk darah Benda asing saluran napas Abses Pneumothoraks Curiga TB endobronkial Metastasis di Bullous disease Susp Limfadenopati ruptur esofagus koli Empiema <20 2 0 2 0 0 0 1 1 2 0 1 0 0 0 9 21-40 11 6 4 0 2 0 1 0 2 0 0 0 0 0 26 40-60 61 16 20 4 4 4 1 0 0 7 0 1 1 2 121 60-80 26 5 18 3 1 4 0 0 0 3 0 0 0 1 61 > 80 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 100 27 45 7 7 9 3 1 4 10 1 1 1 3 219 % 45,66 12,33 20,55 3,20 3,20 4,11 1,37 0,46 1,83 4,57 0,46 0,46 0,46 1,37 100 Laki-laki 67 18 24 5 5 8 3 1 1 5 1 1 1 2 142 % 30,59 8,22 10,96 2,28 2,28 3,65 1,37 0,46 0,46 2,28 0,46 0,46 0,46 0,91 64,84 Perempuan 33 9 21 2 2 1 0 0 3 5 0 0 0 1 77 % 15,07 4,11 9,59 0,91 0,91 0,46 0,00 0,00 1,37 2,28 0,00 0,00 0,00 0,46 35,16 124

Tabel 3. Karakteristik penderita berdasar temuan kelainan saat dilakukan pemeriksaan BSOL Diagnosis Awal Stenosis Kompresi Stenosis Infiltratif Endobronkial Pendarahan Mukosa Retensi Sputum Normal 27 (12,33%) 17 (7,76%) 8 (3,65%) 11 (5,02%) 2 (0,91%) 35 (15,98%) 100 (45,66%) mediastinum 13 (5,94%) 4 (1,83%) 3 (1,37%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 5 (2,28% 27 (12,33%) Efusi pleura curiga ganas 19 (8,68%) 7 (3,20%) 3 (1,37%) 4 (1,83%) 0 (0,00%) 12 (5,48%) 45 (20,55%) Atelektasis 1 (0,46%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 2 (0,91%) 7 (3,20%) Batuk darah 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 6 (2,74%) 7 (3,20%) Pneumothoraks 3 (1,37%) 0 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 6 (2,74%) 9 (4,11%) Curiga TB endobronkial 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 3 (1,37%) Benda asing saluran napas 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) Abses 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 4 (1,83%) Metastasis di 3 (1,37%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 6 (2,74%) 10 (4,57%) Bullous disease 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Limfadenopati koli 0 (0,00%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Suspek ruptur esofagus 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Empiema 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 3 (1,37%) 70 (31,96%) 30 (13,70%) 16 (7,31%) 21 (9,59%) 4 (1,83%) 78 (35,62%) 219 (100%) Tabel 4. Distribusi tidakan berdasarkan temuan kelainan hasil bronkoskopi Diagnosa Awal Bilasan Sikatan Biopsi Bronkial Toilet Identifikasi & atasi pendarahan 81 (36,99%) 13 (5,94%) 2 (0,91%) 2 (0,91%) 2 (0,91%) 100 (45,66%) mediastinum 24 (10,96%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 27 (12,33%) Efusi pleura curiga ganas 36 (16,44%) 9 (4,11%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 45 (20,55%) Atelektasis 5 (2,28%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 7 (3,20%) Batuk darah 6 (2,74%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 7 (3,20%) Pneumothoraks 9 (4,11%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 9 (4,11%) Curiga TB endobronkial 3 (1,37%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 3 (1,37%) Benda asing saluran napas 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Abses 4 (1,83%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 4 (1,83%) Metastasis di 9 (4,11%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 10 (4,57%) Bullous disease 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Limfadenopati koli 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Suspek ruptur esofagus 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Empiema 3 (1,37%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 3 (1,37%) 184 (84,02%) 25 (11,42%) 4 (1,83%) 4 (1,83%) 2 (0,91%) 219 (100%) PEMBAHASAN Penelitian ini menggambarkan karakteristik penderita yang menjalani pemeriksaan BSOL di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta selama tahun 2013. Terlihat pada tahun tersebut pemeriksaan bronkoskopi frekuensi paling banyak dilakukan pada kelompok usia 41-60 tahun dominansi jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan kasus yang diindikasikan untuk dilakukan pemeriksaan bronkoskopi merupakan kasus dengan diagnosis awal adalah tumor dan efusi pleura curiga ganas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang mend apatkan insidensi terbanyak tumor adalah pada usia tua dan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki. Stenosis kompresi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada kasus dengan diagnosis awal tumor sebanyak 12,33% sedangkan stenosis infiltratif sebanyak 7,76%. Hal itu menggambarkan bahwa pada tahun tersebut sebagian besar kasus dengan diagnosis awal tumor merupakan tumor yang kemungkinan belum/tidak berinfiltrasi ke saluran napas sepanjang bisa dijangkau oleh pipa bronkoskop. Bilasan bronkus dan sikatan bronkus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan di tahun 2013 pada kasus dengan diagnosis awal tumor. Bilasan 125

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan sitologi berdasar tindakan bronkoskopi. Diagnosa Awal Cara pengambilan sampel KPKBSK KPKSK Paru Bilasan 81 2 (2,47%) 0 (n = 100) Sikatan 13 1 (7,69%) 0 Biopsi 2 0 0 Bronkial toilet 2 0 0 Identifikasi atasi pendarahan 2 0 0 Mediastinum Bilasan 24 0 0 (n = 27) Sikatan 1 0 0 Biopsi 1 0 0 Bronkial toilet 1 0 0 Identifikasi atasi pendarahan 0 0 0 Efusi Pleura Curiga Ganas Bilasan 36 0 0 (n = 45) Sikatan 9 0 0 Biopsi 0 0 0 Bronkial toilet 0 0 0 Identifikasi atasi pendarahan 0 0 0 172 3 (1,74%) 0 bronkus paling banyak dilakukan sebanyak 36,99% karena berdasar penilaian pemeriksaan bronkoskopi kelainan paling banyak ditemukan adalah stenosis kompresi sedangkan sikatan bronkus dilakukan pada kasus yang dijumpai stenosis infiltrasi saja. KESIMPULAN Pemeriksaan BSOL lebih banyak dilakukan pada laki-laki (64,84%) dengan umur 41 60 tahun. Diagnosis awal pemeriksaan bronkoskopi terbanyak adalah tumor (45,60%). Gambaran abnormal yang paling banyak ditemukan adalah stenosis kompresi (31,96%). Tindakan paling banyak dilakukan melalui bronkoskopi adalah bilasan bronkus (81,02%). Gambaran histologi terbanyak adalah KPKBSK dan ditemukan lebih banyak pada tindakan sikatan bronkus (7,69%). DAFTAR PUSTAKA 1. Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Syahrudin E. Diagnostik dan terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI Jakarta; 2001. p. 1-7. 2. Shah PL. Flexible bronchoscopy. Medi cine. 2007; 36(3):151-4. 3. Valipour A, Kreuzer A, Koller H, Koeslerr W, Burghuber OC. Bronchoscopy-guided topi cal hemos tatic tamponade therapy for the manage ment of life-threatening hemoptysis. Chest. 2005;127:2113-8. 4. American Thoracic Society. Patient information series. Fiberoptic bronchoscopy. Am J Respir Crit Care Med. 2004;169:1-2. 5. Kamath AV, Chhajed PN. Role of bronchoscopy in early diagnosis of lung cancer. Indian J Chest Dis Allied Sci. 2006;48:265-9. 126