2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. Masrul Basyar Sp.P (K)

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS/ RS Dr M DJAMIL PADANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN ASMA MASA KINI

Prevalens Nasional : 5,0% 5 Kabupaten/Kota dengan prevalens tertinggi: 1.Aceh Barat 13,6% 2.Buol 13,5% 3.Pahwanto 13,0% 4.Sumba Barat 11,5% 5.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

CURRICULUM VITAE. Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ASMA BRONKIAL. NOMOR MODUL : Penyakit Obstruksi Paru

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

Penggunaan Asthma Control Test (ACT) secara Mandiri oleh Pasien untuk Mendeteksi Perubahan Tingkat Kontrol Asmanya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak ditemui dan

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

ASMA DAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DI SEKOLAH. I Made Kusuma Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran pernafasan obstruktif intermitten, reversible dimana

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita yang sebelumnya sudah tersensitisasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SURAT PERSETUJUAN. Menyatakan telah mendapat penjelasan mengenai penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

PENATALAKSANAAN ASMA SECARA HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit kronis saluran napas yang patogenesis. dasarnya adalah oleh proses inflamasi dan merupakan salah satu

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : UJI LATIHAN PERNAFASAN TERHADAP FAAL PARU, DERAJAT SESAK NAFAS DAN KAPASITAS FUNGSIONAL PENDERITA PPOK STABIL

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH MENGIKUTI PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit paru-paru obstriktif kronis ( Chronic Obstrictive Pulmonary

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan semakin tingginya penjanan faktor resiko, seperti faktor pejamu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN L-CARNITINE TERHADAP % VEP-1 dan SKOR CAT PENDERITA PPOK STABIL

Quality Outcome dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru di R.S.& Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan oleh : Angga Setyawan J

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

Transkripsi:

2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma penatalaksanaan asma terbaru menilai secara cepat apakah asma tersebut terkontrol, terkontrol sebagian / tidak terkontrol sama sekali Intervensi klinis dapat cepat dilakukan sesuai dengan tingkatan kontrol asma dari pasien tersebut

Penatalaksanaan asma dengan kontrol asma menitikberatkan pada adekuasi terapi Tingkat keparahan asma yaitu pada proses yang mendasari penyakit tersebut. Persepsi salah : asma yang terkontrol baik dianggap = asma ringan tidak terkontrol = asma berat. Kenyataannya gejala asma tidak selalu mempunyai kolerasi dengan tingkat keparahan asma

Asma terkontrol total didefinisikan sebagai berikut : 1. Tidak ada (minimal) gejala harian asma. 2. Tidak ada keterbatasan aktifitas, termasuk olahraga. 3. Tidak ada gejala malam atau terbangun malam hari oleh karena asma. 4. Tidak ada (minimal) kebutuhan terhadap obat pelega. 5. Hasil tes fungsi paru normal atau mendekati normal. 6. Tidak ada eksaserbasi. Dimana keadaan diatas minimal dipertahankan selama 7-8 minggu.

Pedoman penatalaksanaan asma stabil Saat pertama kali kontrol tentukan derajat keparahan penyakit dengan : - Spirometri - Kuesioner (subyektif) Setelah diketahui derajat keparahannya terapi berdasarkan step pengobatan yang dianjurkan dengan memilih obat yang tepat.

Tabel.1. Klasifikasi Asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit dan tingkat awal terapi yang dianjurkan

GINA report 2010

Pengobatan asma : diberikan secara kontinue disesuaikan tingkat kontrol asma pasien. jika asma tidak terkontrol dengan regimen pengobatan sebelumnya ditingkatkan. tingkat terkontrol asma dapat dipertahankan min. 3 bln diturunkan. Monitoring total kontrol dgn dosis obat terendah tapi memberikan efek perlindungan yang maksimal

Penilaian ulang terhadap tingkat kontrol asma dilakukan setiap 3 bulan dgn cara : 1. Penilaian terhadap kontrol asma 2. Pengobatan untuk mencapai kontrol 3. Monitoring terhadap kontrol asma 1. Penilaian terhadap kontrol Asma Pertama pasien datang tingkat kontrol asma & regimen terapi. Tingkat kontrol asma dapat diketahui berdasarkan tabel dibawah ini :

GINA Report 2010

Pengukuran tingkat kontrol asma dengan menggunakan Instrumen : Asthma Control Test (ACT) Asthma Control Questionnaire (ACQ) Asthma Therapy Assessment Questionnaire (ATAQ)

Lima buah pertanyaan yang dapat diisi oleh penderita. Nilai skor 1 s/d 5. Bila nilainya: 19 atau kurang = Asma tidak terkontrol 20-24 = asma terkontrol sebagian 25 = asma terkontrol

Diperkenalkan junifer dkk : Berguna menentukan tingkat kontrol asma. Nilainya rendah pada pasien dengan asma tidak terkontrol. Terdapat 6 pertanyaan pada ACQ serta satu pemeriksaan Pertanyaan ACQ ini dijumlahkan dan dirataratakan. Nilai 0 asma terkontrol secara total serta Nilai 6 menggambarkan asma yang sangat tidak terkontrol

Dikembangkan : Vollmer dkk, Dari analisa cross sectional ada hubungan antara skor ATAQ dengan penggunaan sarana kesehatan. Sedang pada studi lanjutan dari ATAQ : digunakan untuk membedakan resiko antara penyandang asma muda tanpa terdapat kunjungan kerumah sakit karena asma akut.

Diketahui tingkat kontrol asma regimen pengobatan yang akan digunakan. Monitoring thd pasien, Tidak terkontrol Ditingkatkan s/d kontrol dicapai. Terkontrol Dipertahankan min. 3 bln Terapi diturunkan Tujuan pengobatan : mengunakan obat min. tapi dapat menjamin asma terkontrol tercapai

Monitor Terus menerus oleh tenaga profesional Tujuan : Mencapai Step terapi & dosis terendah diperlukan pasien biaya min. & keamanan pengobatan max. Ingat : asma penyakit berubah-ubah, penatalaksanaan disesuaikan periodik Frekuensi kunjungan Tergantung keadaan klinis pasien. kontrol setelah 1 s/d 3 bln dari kunjungan awal Sth eksaserbasi follow-up :dua mg sampai 1 bln

2. Penatalaksanaan Serangan Akut Asma

Peningkatan secara progresif gejala asma mengancam jiwa terjadi penurunan dari VEP1 Tujuan terapi asma eksaserbasi : - Mengatasi bronkokonstriksi dan hipoksemia secepatnya - Merencanakan terapi mencegah eksaserbasi

Klasifikasi berat serangan asma Tanda dan Berat serangan akut mengancam gejala ringan sedang berat Jiwa sesak nafas berjalan berbicara istirahat Posisi tidur tenang duduk duduk Mengantuk membungkuk gelisah cara berbicara 1 kalimat bbrp kalimat kata perkata Kesadaran mungkin gelisah Gelisah gelisah menurun Frekuensi nafas < 20 x / menit 20-30 x > 30 x Nadi < 100 x 100-120 x > 120 x bradikardi pulsus paradoksus (-) (+)10-20 mmhg (+)> 25 mmhg (-) otot bantu nafas (-) (+) (+) kelelahan Mengi akhir expi.paksa akhir expirasi Inspi.& ekspi. Silent Chest APE > 80 % 60-80% < 60% PaO2 > 80 mmhg 60-80 % < 60% PaCO2 < 45 mmhg < 45 mmhg > 45 mmhg SaO2 > 95% 91-95 % < 90 % Asma, pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia, PDPI 2004

BRONKODILATOR : SABA 2-4 PUFF SETIAP 20 MENIT SATU JAM PERTAMA EKSASERBASI ASMA RINGAN - SEDANG MONITOR APE BAIK BILA KEMBALI MIN 80% DARI PERSONAL BEST SELAMA MIN 3-4 JAM KORTIKOSTEROID ORAL BILA DENGAN SABA BELUM PERBAIKAN

Penilaian Awal Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas), APE atau VEP1, saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan Terapi Awal Inhalasi 2 -agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam. Oksigen sampai tercapai saturasi O 2 > 90% (95% pada anak-anak) Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi. Penilaian Ulang setelah 1 jam APE, saturasi Q 2, tes lain yang diperlukan Ref. GINA 2006

Rujukan ke ahli paru pada keadaan : 1. Tidak respon dengan pengobatan 2. Pada serangan akut yang mengancam jiwa 3. Tanda dan gejala tidak jelas 4. Dibutuhkan uji lain diluar pemeriksaan standar

SLIDE DAPAT DI DOWNLOAD DI : www.parupadang.com