ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia, e-mail: rizki_wahyu@yahoo.com 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia, e-mail: tri_joko@ce.its.ac.id 3) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111, Indonesia, e-mail: farida_rahma@ ce.its.ac.id ABSTRAK Penyelenggaraan jalan tol di Indonesia saat ini menjadi prioritas utama pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan melalui bentuk kerjasama Public Private Partnership (PPP). Dalam skema kerjasama menggunakan bentuk konsesi, dimana masa konsesi merupakan hal yang sangat penting bagi pemerintah dan swasta agar dapat menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan masa konsesi tidak hanya mempertimbangkan kepentingan pemerintah akan tetapi harus mengakomodasi kepentingan swasta dengan mempertimbangkan faktor resiko dan ketidakpastian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan masa konsesi yang optimal untuk proyek PPP jalan tol. Penentuan masa konsesi dilakukan dengan melakukan perhitungan NPV dengan tingkat IRR tertentu melalui proses simulasi. Identifikasi faktor resiko dan ketidakpastian diperoleh dari studi literatur dan expert judgment yang menghasilkan analisa data kuantitatif. Model simulasi dibangun dengan menggunakan teknik simulasi Montecarlo pada @risk for excel versi 5.5 dan skenario simulasi dibuat 3 model masa konsesi untuk 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun. Untuk validasi model, proyek PPP jalan tol Kertosono-Mojokerto digunakan sebagai studi kasus. Ada beberapa faktor resiko dan ketidakpastian yang diakomodasi oleh model ini yaitu resiko pada konstruksi, resiko pada volume lalu lintas dan resiko yang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Hasil perhitungan yang diperoleh dari simulasi yang dilakukan adalah nilai mean NPV sebesar Rp. 2.183.874.704.000,- dan nilai mean IRR 16,84% dengan masa konsesi yang optimal sepanjang 30 tahun. Kata kunci: Konsesi, Public Private Partnership dan Resiko. PENDAHULUAN Infrastruktur jalan tol merupakan modal bagi suatu negara dan sangat berpengaruh terhadap pergerakan perekonomian, terutama dalam menghadapi proses globalisasi yang bergerak sangat cepat. Melihat kondisi infrastruktur jalan tol di Indonesia yang masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, maka pemerintah dituntut mampu menyediakan infrastruktur jalan tol guna melayani masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara khususnya pada ruas tertentu yang sangat membutuhkan. Upaya yang terus dilakukan pemerintah saat ini dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yaitu dengan mengikutsertakan pihak swasta berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur melalui skema pembiayaan Public Private Partnership (PPP). Skema PPP jalan tol yang paling banyak digunakan di adalah skema build operate transfer (BOT). Salah satu faktor penting dengan menggunakan skema BOT adalah penentuan masa B-10-1
konsesi, dimana konsesi merupakan kontrak jangka panjang yang diberikan pemerintah kepada pihak swasta sebagai imbalan/kompensasi atas pendanaan, pengembangan, dan pembangunan yang dilakukan atas fasilitas publik. Penentuan masa konsesi sebagai bentuk kompensasi bagi pihak swasta menjadi suatu hal yang sangat penting, karena terkait dengan kepentingan pemerintah sebagai pemilik proyek maupun pihak swasta sebagai pemegang hak konsesinya. Resiko dan ketidakpastian merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan masa konsesi dengan tingkat keuntungan tertentu yang akan diperoleh, sehingga dalam penentuan alokasi resiko sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk menentukan masa konsesi yang optimal dengan mempertimbangkan faktor resiko dan ketidakpastian pada proyek PPP jalan tol Kertosono-Mojokerto. METODE Penelitian ini berupa model simulasi untuk mendapatkan masa konsesi yang optimal pada proyek PPP jalan tol Kertosono-Mojokerto. Penelitian ini merupakan metode eksperimen dengan menggunakan data sekunder dan expert judgment yang bersifat kuantitatif. Proyek PPP terdiri dari dua tahapan, yaitu konstruksi dan operasional. Faktor ketidakpastian dan resiko serta kondisi ekonomi negara berpengaruh terhadap dua tahapan konstruksi dan operasional. Faktor resiko terhadap NPV ditunjukan pada Gambar 1. Resiko konstruksi Resiko lalu lintas Resiko ekonomi tahun i = 0 NCFAT 1 Investasi ( ) NCFAT 2 NPV ( ) NCFAT 3 Payback Period NPV = 0 NCFAT n NPV (+) i = n Gambar 1 Faktor Resiko Terhadap NPV B-10-2
Diagram pengaruh antar variabel ditunjukan pada Gambar 2. Gambar 2 Diagram Pengaruh Antar Variabel Sebelum proses simulasi dimulai, distribusi probabilitas data yang telah dikumpulkan tersebut harus diketahui, kemudian parameternya ditentukan. Pola distribusi probabilitas tersebut digunakan untuk membangkitkan peubah acak yang digunakan dalam simulasi. Berdasarkan variabel yang dijelaskan pada Gambar 2. sebelumnya, maka disusun model optimasi masa konsesi proyek PPP pada jalan tol, sebagai berikut: 1) Fungsi tujuan adalah mengoptimalkan nilai masa konsesi dengan memperhitungkan tingkat kelayakan investasi NPV 0, dimana faktor resiko dan ketidakpastian mempengaruhi cash flow setiap tahunnya sebagai berikut: NPV = Investasi (-) Pendapatan Kotor (+) Operasional dan Pemeliharaan (-) Maka dapat dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut: f(x) = max (NPV) (3.1) 2) Batasan minimum nilai NPV dan IRR Batas minimum yang bisa ditentukan sebagai penentuan masa konsesi, dimana untuk nilai IRR adalah nilai yang diharapkan dengan tingkat kelayakan di atas suku bunga bank pemerintah ditambah 4% berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M/2010. IRR mean tingkat suku bunga + 4 % (3.2) 3) Skenario nilai masa konsesi yang akan dilakukan adalah 25 tahun, 30 tahun, dan 35 tahun. Sebagai bahan pertimbangan untuk validasi model bahwa pada skenario masa konsesi 35 tahun akan dibandingkan dengan perhitungan rencana bisnis PT Marga Harjaya Infrastruktur akan dilakukan. Pengembangan model simulasi dilakukan berdasarkan persamaan 3.1 3.2 di atas. Model masa konsesi disimulasikan dengan menggunakan teknik simulasi Montecarlo. Proses simulasi dilakukan untuk setiap satu kasus proyek dengan jumlah replikasi sampai mencapai hasil yang optimum. Berdasarkan simulasi yang dilakukan sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditentukan maka diperoleh sebuah nilai masa konsesi tertentu. B-10-3
Langkah penelitian ditunjukan pada Gambar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3 Langkah Penelitian Data terinci terkait dengan proyek jalan tol Kertosono-Mojokerto akan digunakan dalam menjalankan model dan menetapkan masa konsesi yang tepat bagi pihak swasta dan pemerintah dengan melibatkan resiko dan ketidakpatian sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Data sekunder yang ada pada tabel ini apabila dijalankan dalam model akan menghasilkan model yang sifatnya deterministik, karena nilai data tidak berubah atau konstan, baik pada saat tertentu maupun sepanjang periode proyek akan dilaksanakan. Sebagian data ini dimasukkan dalam bentuk perhitungan arus kas bersih dari proyek jalan tol untuk menentukan masa konsesi yang tepat. Tabel 1 Ringkasan Komponen Biaya Investasi Biaya Investasi (dalam jutaan rupiah) Biaya Konstruksi 2.407.078.984 Peralatan Tol 21.462.500 Design 13.000.000 Supervisi 42.000.000 Contingency 26.000.000 Eskalasi 138.039.627 PPN 264.758.111 Pra Operasi (Overhead) 36.106.185 Pengadaan Tanah 235.544.375 IDC 221.960.364 Financial Cost 65.000.000 Total Biaya Investasi 3.470.950.146 Sumber: PT Marga Harjaya Infrastruktur (2011) B-10-4
Tabel 2 Data Teknis Jalan Tol Yang Diteliti Seksi I dan IV Seksi II Seksi III Panjang ruas 15,6 Km 19,9 Km 5 Km Mulai beroperasi 2014 2014 2014 Kecepatan rencana 80 km/jam 80 km/jam 80 km/jam Komposisi volume lalu lintas gol. I : II : III : IV : V (12444 : 4198 : 816 : 953 : 159) (14864 : 5145 : 766 : 931 : 140) (17339 : 7046 : 1131 : 903 : 191) Lajur 2 X 2 2 X 2 2 X 2 Sumber: PT Marga Harjaya Infrastruktur (2011) Berdasarkan pada Tabel 2, maka tarif tol awal golongan I tahun 2014 untuk tiap ruas adalah sebesar Rp 646/km dengan rasio golongan I, golongan II, golongan III, golongan IV, dan golongan V sebesar 1 : 1,5 : 2 : 2,5 dan 3. Penyesuaian kenaikan tarif tol mengacu pada UU No. 38 Tahun 2004 dan PP No.15 Tahun 2005, bahwa evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi. Debt Equity Ratio (DER) sebesar 70 : 30, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan dari data proyek jalan Kertosono-Mojokerto, sedangkan pajak penghasilan yaitu sebesar 30%. Dalam menentukan tingkat pengembalian investasi yang sesuai sebagai acuan penentuan masa konsesi, faktor resiko dan ketidakpastian yang terdiri dari resiko konstruksi, resiko volume lalu lintas dan resiko ekonomi yang berpengaruh pada proyek juga harus dimasukkan dalam perhitungan arus kas melalui proses simulasi. Untuk memperhitungkan faktor resiko dan ketidakpastian dalam perhitungan nilai masa konsesi yang tepat maka diperoleh dengan penggunaan fungsi distribusi probabilitas. Penggunaan fungsi distribusi probabilitas merupakan cara yang tepat untuk mempresentasikan ketidakpastian dari variabel acak yang ditentukan dari ketersediaan data (fitriani, 2006). Adapun beberapa variabel atau komponen biaya dan pendapatan yang sifatnya probabilistik atau uncertainty sebagai perhitungan arus kas sebagaimana terlihat pada Tabel 3 dan 4 berdasarkan penelitian sebelumnya dan expert judgment. Variabel Indikator Variabel Jenis Data Investasi Pendapatan Biaya Konstruksi Biaya pengadaan tanah, Desain, supervisi, peralatan tol, Eskalasi, PPN dan bunga masa konstruksi Tabel 3 Komponen Perhitungan Arus Kas Probabilistik Deterministik - Fungsi Distribusi dan Parameter Lognormal µ =Rp. 2.407.078.984.000,- COV = σ/µ= 10% σ = Rp. 240.707.898.400,- Keterangan dan Sumber data Mean dari data proyek dan koefisien variasi dari fitriani (2006) dan estimasi subyektif dari pihak BPJT, PT MHI dan PT Jasa Marga Petunjuk pelaksanaan BPJT (2010) dan Rencana bisnis PT MHI (2011) Normal Mean dan standar deviasi Biaya Contingency Probabilistik µ = 2,27% dari biaya konstruksi dari data proyek jalan tol σ = 3,25% trans jawa ( BPJT, 2011) Biaya Overhead Probabilistik Eksponensial µ = 6,34% dari biaya konstruksi σ = 6,10% Mean dan standar deviasi dari data proyek jalan tol trans jawa (BPJT, 2011) Tarif Deterministik - BPJT dan Rencana bisnis PT MHI (2011) Uniform Studi LHR PT MHI (2009) Pertumbuhan LHR Probabilistik µ = 7,5% σ = 2,77% Normal Fitiriani (2006) dan Estimasi Kesalahan peramalan LHR Probabilistik µ = 0 subyektif dari Pihak BPJT, σ = 5% PT MHI dan PT Jasa Marga Pendapatan non tol Probabilistik Normal µ = 1,5% σ = 0,5% Estimasi subyektif dari Pihak BPJT, PT MHI dan PT Jasa Marga B-10-5
Variabel Indikator Variabel Jenis Data Biaya Operasi dan pemeliharaan Probabilistik Fungsi Distribusi dan Parameter Lognormal µ = 15% dari pendapatan σ = 1,5% dan untuk tahun berikutnya berdasar tingkat inflasi Keterangan dan Sumber data Fitriani (2006) dan estimasi subyektif dari pihak BPJT, PT MHI dan PT Jasa Marga Faktor Ketidakpastian Laju Inflasi Suku Bunga Pinjaman Tabel 4 Faktor Ketidakpastian/Risiko dan Parameternya Lainnya Fungsi Distribusi Probabilitas Normal (empiris) Eksponensial (empiris) µ = 5,96 % σ = 2,64% µ = 11,25% σ = 1,42% Parameter Keterangan (Sumber Data) Website Bank Indonesia (Januari 2008 April 2013) Website BPS (Januari 2009 Februari 2013) Beberapa acuan yang diterapkan sebagai output dari hasil simulasi perhitungan arus kas bersih yang menghasilkan nilai NPV melebihi 0 dimana nilai tersebut diperoleh dengan perhitungan arus kas bersih yang didiskontokan oleh discount rate sesuai dengan rencana bisnis PT MHI yaitu 11,93%. Sedangkan acuan yang digunakan dalam menentukan nilai IRR pada penelitian ini berdasar pada nilai rata-rata tingkat suku bunga bank pemerintah dari tahun 2008 sampai dengan 2013 setiap bulannya yang direkapitulasi oleh Badan Pengembangan Statistik (BPS) ditambah dengan 4% sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri nomor 06/PRT/M/2010. Hasil simulasi yang dilakukan dengan masa konsesi 30 tahun merupakan masa konsesi yang optimal apabila dibandingkan hasil simulasi masa konsesi 25 tahun dan 30 tahun sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5 dengan nilai mean NPV dan nilai mean IRR. Tabel 5 Hasil Nilai Mean NPV dan IRR dengan Masa Konsesi 30 Tahun (dalam ribuan) Summary Statistics for NPV Statistics Percentile Minimum -Rp31.056.367 5% Rp1.001.708.101 Maximum Rp7.546.909.746 10% Rp1.200.529.475 Mean Rp2.183.874.704 15% Rp1.339.712.987 Std Dev Rp830.769.719 20% Rp1.470.250.854 Variance 6,90178E+17 25% Rp1.584.340.240 Skewness 0,631914803 30% Rp1.691.765.939 Kurtosis 3,779783463 35% Rp1.791.879.878 Median Rp2.101.212.196 40% Rp1.891.717.421 Mode Rp1.845.311.862 45% Rp1.998.322.875 Left X Rp1.001.708.101 50% Rp2.101.212.196 Left P 5% 55% Rp2.203.004.797 Right X Rp3.678.019.543 60% Rp2.318.310.023 Right P 95% 65% Rp2.422.581.377 Diff X Rp2.676.311.442 70% Rp2.543.550.586 Diff P 90% 75% Rp2.686.953.009 #Errors 0 80% Rp2.854.183.857 Filter Min None 85% Rp3.048.143.369 Filter Max None 90% Rp3.280.714.017 #Filtered 0 95% Rp3.678.019.543 Summary Statistics for IRR Statistics Percentile Minimum 12,11% 5% 14,62% Maximum 22,13% 10% 15,09% Mean 16,84% 15% 15,44% Std Dev 1,36% 20% 15,69% Variance 0,000184857 25% 15,92% Skewness 0,017571538 30% 16,12% Kurtosis 2,993851125 35% 16,32% Median 16,85% 40% 16,50% Mode 17,32% 45% 16,68% Left X 14,62% 50% 16,85% Left P 5% 55% 17,02% Right X 19,08% 60% 17,20% Right P 95% 65% 17,37% Diff X 4,46% 70% 17,55% Diff P 90% 75% 17,76% #Errors 0 80% 17,98% Filter Min None 85% 18,24% Filter Max None 90% 18,58% #Filtered 0 95% 19,08% Berdasarkan hasil simulasi dengan masa konsesi 30 tahun pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai mean NPV sebesar Rp. 2.183.874.704.000,- di atas angka 0 dengan tingkat probabilitas di atas 50% yang berarti bahwa perhitungan yang dilakukan dengan simulasi B-10-6
layak secara finansial. Sedangkan untuk nilai mean IRR adalah 16,84% dimana nilai rata-rata tingkat suku bunga pemerintah sebesar 11,28% ditambah dengan 4% sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M 2010 menjadi 15,28% dengan tingkat probabilitas hampir 50%, hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya IRR sebesar 16,84% sangat besar dengan masa konsesi sepanjang 30 tahun. Menanggapi hasil perhitungan dengan masa konsesi 30 tahun bahwa tingkat kelayakan investasinya bisa diterima karena melebihi batas suku bunga rata-rata pemerintah ditambah 4% yaitu sebesar 15,28%. Selain itu, apabila dilihat dari nilai minimum IRR menunjukkan nilai sebesar 12,11%, dimana nilai tersebut sudah di atas tingkat suku bunga rata-rata pemerintah yaitu sebesar 11,28% sedangkan untuk masa konsesi 25 tahun nilai minimum IRR masih dibawah suku bunga rata-rata bank pemerintah. Untuk itu bahwa perhitungan simulasi sepanjang 30 tahun dinyatakan memenuhi syarat sebagai masa konsesi yang optimal. Namun berkaitan dengan rencana bisnis tahun 2011 yang disepakati antara pemerintah dengan PT MHI bahwa masa konsesi yang ditetapkan adalah sepanjang 35 tahun. Berdasarkan hasil perhitungan simulasi dengan masa konsesi 35 tahun diperoleh nilai mean NPV sebesar Rp. 3,298.706.475.000,- dan nilai mean IRR nya mencapai 17,73% yang menunjukkan bahwa tingkat kelayakan investasinya sudah sangat memenuhi. Parameter Tabel 6 Perbandingan Hasil Perhitungan Kelayakan Investasi Rencana Bisnis PT MHI Simulasi Masa Konsesi 25 Tahun Simulasi Masa Konsesi 30 Tahun Simulasi Masa Konsesi 35 Tahun NPV Rp. 4.131.794.000.000 Rp. 1.142.245.582.000,- Rp. 2.183.874.704.000,- Rp. 3,298.706.475.000,- IRR 17,80% 15,36% 16,84% 17,73% Berdasarkan pada hasil perhitungan simulasi pada Tabel 6 menunjukkan bahwa masa konsesi sepanjang 35 tahun dinilai lebih memberikan keleluasaan bagi pihak investor, sedangkan bagi pihak pemerintah bisa mengalami kerugian besar dengan memberikan masa konsesi yang lebih panjang 5-10 tahun dari perhitungan simulasi dengan masa konsesi 25 tahun dan 30 tahun. Perbedaan perhitungan kelayakan investasi ketiga skenario masa konsesi di atas hanya pada durasi konsesi yang ditentukan. Berkaitan dengan hasil perhitungan simulasi di atas bahwa perhitungan arus kas bersih seharusnya berhenti di tahun yang tingkat kelayakan investasinya telah tercapai dan dinyatakan layak secara finansial. Namun penetapan masa konsesi pada jalan tol di Indonesia merupakan hak pemerintah, dimana pemerintah sebenarnya juga mempunyai alasan atau tujuan tertentu untuk memberi masa konsesi yang lebih panjang guna menarik para investor supaya berpartisipasi dalam pengusahaan jalan tol di Indonesia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian Analisa Penentuan Masa Konsesi dengan Model Simulasi Pada Proyek PPP Jalan Tol Kertosono-Mojokerto adalah simulasi masa konsesi telah dilakukan pada jalan tol Kertosono-Mojokerto dengan hasil yang optimal serta tetap mempertimbangkan faktor resiko dan ketidakpastian. Beberapa faktor resiko dan ketidakpastian pada penelitian meliputi resiko pada konstruksi, resiko pada volume lalu lintas dan resiko yang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Proses simulasi diskenariokan dengan 3 masa konsesi yaitu 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun dimana faktor resiko dan ketidakpastian sangat mempengaruhi hasil simulasi dan memiliki output yang berbeda. Berdasarkan pada ketiga hasil skenario di atas menunjukkan bahwa tingkat kelayakan investasi berupa nilai B-10-7
NPV dan IRR sudah dinyatakan layak, akan tetapi hasil simulasi dengan masa konsesi 30 tahun merupakan hasil simulasi masa konsesi yang paling optimal. Saran perbaikan yang dapat diberikan berdasar proses dan hasil peneliitian yang telah dilakukan untuk penelitian lebih lanjut adalah Diperlukan penambahan faktor-faktor penting lain yang diidentifikasi sebagai faktor resiko dan ketidakpastian yang berpengaruh terhadap penentuan masa konsesi. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia (2013), Laporan Inflasi Januari 2009 Februari 2013, http://www.bi.go.id/web/id/moneter/inflasi/data+inflasi. BPJT (2010), Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Penerusan Pengusahaan Jalan Tol, BPJT, Jakarta. BPJT (2011), Pengusahaan Jalan Tol di Indonesia, BPJT, Jakarta. BPS (2013), Suku Bunga Pinjaman Bank Indonesia Januari 2008 April 2013, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=13&no tab=16. Fitriani, H., Farida, P., Wibowo, A., (2006), Kajian penerapan model NPV-at-Risk sebagai alat untuk melakukan evaluasi investasi pada proyek infrastruktur jalan tol, Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, Vol. II No. 1. Marga Harjaya Infrastruktur PT (2009), Studi Volume Lalu Lintas Jalan Tol Kertosono- Mojokerto, PT Marga Harjaya Infrastruktur, Jakarta. Marga Harjaya Infrastruktur PT (2011), Rencana Bisnis Jalan Tol Kertosono-Mojokerto, PT Marga Harjaya Infrastruktur, Jakarta. Ng, S.T., Xie, J.Z., Cheung, Y.K., Jefferies, M., (2007a), A simulation model for optimizing the concession period of public-private partnerships schemes. International Journal of Project Management, Vol. 25, No. 8, hal. 791 798. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2010, tentang Pedoman Penerusan Pengusahaan Jalan Tol. B-10-8