PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan,

Disusun Oleh : J

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

MONA ASTIKA J

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN PENGGUNAAN TEPUNG TERIGU, PATI SINGKONG DAN PATI JAGUNG TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA KRUPUK PEPAYA

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

BAB III METODE PENELITIAN

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

Wasi Hasta Anindita dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1): , April 2013

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR. TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUSI TEPUNG

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING TERHADAP TINGKATPENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA CAKE LABU KUNING

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

1 kg beras dicuci 3 kali dimasak dengan 2 liter air selama 25 menit

PENGARUH PENAMBAHAN TAPIOKA TERHADAP MUTU BRONDONG JAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRUDER


I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PENGARUH PROPORSI TERIGU DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BANDENG SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

BAB III METODE PENELITIAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

PENGARUH SUBSTITUSI BEKATUL TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KADAR SERAT KUE KEMBANG LOYANG

Disusun Oleh. Devie Triyanaa J FAKULTAS

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

Effect of Substitution Soy Flour and Flour Anchovy towards Protein and Calcium Crackers

PENGARUH LAMA PENGGORENGAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA KERIPIK PEPAYA YANG DIGORENG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN VAKUM

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

* (Telp: ) ABSTRACT ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbandingan Tepung Tapioka : Tepung Terigu :

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TEMPE SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI DAGING SAPI TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SOSIS

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

METODE. Waktu dan Tempat

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN (Artocarpus altilis) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT, ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

OPTIMASI KONSENTRASI PENGEMULSI TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SISKA SANITA

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

METODE. Materi. Rancangan

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

METODOLOGI PENELITIAN

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

PENGARUH KONSENTRASI TAPIOKA PADA BERAS VARIETAS MENTIK (Oryza sativa var. Mentik) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA RICE PAPER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT JAGUNG (Zea mays l), KACANG HIJAU DAN UBI JALAR KUNING TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 1981

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. gedang di daerah Jawa, galuh di daerah Sumatra, harias di daerah Kalimantan,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

Pengaruh Komposisi Tepung Tapioka Terhadap Kualitas Rengginang Dari Ampas Tahu Beberapa Varietas Kedelai

I. PENDAHULUAN. bahan bakunya banyak jenis kerupuk yang dapat dihasilkan seperti kerupuk ikan,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI PENGGANTI BLENG (BORAKS) DALAM PEMBUATAN KERUPUK TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA KERUPUK KARAK Disusun Oleh : NISA UL LATHIFAH J 300 120 034 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI PENGGANTI BLENG (BORAKS) DALAM PEMBUATAN KERUPUK TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA KERUPUK KARAK Oleh: Nisa Ul Lathifah *), Eni Purwani **), Pramudya Kurnia **) *Mahasisiswa DIII Program Studi Ilmu Gizi FIK UMS **Dosen Program Studi Ilmu Gizi FIK UMS Abstrak Pendahuluan : Karak atau yang biasa disebut dengan kerupuk nasi, maupun puli merupakan kerupuk yang banyak di kenal oleh masyarakat. Secara tradisonal pembuatan kerupuk karak menggunakan bahan baku beras dan bleng atau boraks. Boraks termasuk bahan berbahaya dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan makanan, sehingga untuk menggantikan boraks digunakan tepung tapioka yang diperbolehkan dan lebih aman. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengembangan dan daya terima kerupuk karak dengan penambahan tepung tapioka sebagai pengganti bleng atau boraks. Metode Penelitian : Rancangan Penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yaitu penggunaan substitusi tepung tapioka (10%, 20%, dan 30%). Data tingkat pengembangan dan daya terima dianalisis dengan menggunakan uji statisti one way anova dengan tingkat kepercayaan 95% dan kemudian dilanjutkan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengembangan kerupuk karak dipengaruhi oleh substitusi tepung tapioka. Substitusi tepung tapioka 20% menunjukkan tingkat pengembangan tertinggi yaitu 29.36%. kerupuk karak dengan substitusi tepung tapioka 20% merupakan kerupuk karak yang paling disukai. Saran : Saran dalam pembuatan kerupuk karak dapat menggunakan substitusi tepung tapioka diatas 30% atau dibawah 10% Kesimpulan : Tidak terdapat pengaruh penambahan tepung tapioka sebagai pengganti bleng (boraks) terhadap tingkat pengembangan dan daya terima pada kerupuk karak. Kata kunci : Tepung Tapioka, Tingkat Pengembangan, Daya Terima, Kerupuk Karak

ABSTRACT Background : Karak or commonly known as rice chips, or puli is chips that familiar in society. Traditionally making karak chips use rice and bleng or borax. Borax is belong as hazardous material and prohibited used in making of food product, so to replace borax, used tapioca which enable and more savety. Purpose : The purpose of this research to investigate the level of development and acceptance karak chips with tapioca as a substitution of bleng or borax. Method : Completely randomize designed was used with variation of substitution level, were 10%, 20% and 30%. Data were analyzed using one way anova with level of confidence 95% and followed by DMRT (Duncan Multiple Range Test). Result : The results showed that the level of development karak chips affacted by substitution of tapioca. 20% substitution of tapioca showed the highest level of development that is 29.36%. karak chips with 20% substitution of tapioca is the most preferred karak chips. Suggest : Suggestions in the manufacture of karak chips can use tapioca substitution above 30% or below 10%. Conclusion : there was no effect of tapioca as a substitution bleng or borax on level development and acceptance karak chips. Keywords : Tapioca, Level Of Development, Acceptance, Karak Chips PENDAHULUAN Karak atau yang biasa disebut dengan kerupuk nasi, gendar maupun puli merupakan kerupuk yang sangat familiar dan digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bleng atau boraks adalah salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan. Boraks merupakan senyawa kimia yang yang berbentuk serbuk hablur kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Cahyadi, 2009). Penambahan boraks pada makanan biasanya untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, memberikan rasa gurih dan kepadatan terutama pada jenis makanan yang mengandung pati (Saparinto dan Hidayati, 2010). Dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 722/MenKes/Per/IX/88 boraks dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan makanan karena boraks merupakan racun bagi semua sel sehingga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Bleng masih banyak digunakan bebas oleh masyarakat Indonesia yang ditambahkan pada makanan, diantaranya pada kerupuk karak. Bleng banyak digunakan masyarakat karena harganya yang relatif murah. Selain itu penambahan bleng pada pembuatan kerupuk karak adalah untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan dan sebagai pengikat adonan. Boraks oleh pemerintah dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan produk

makanan karena adanya dampak buruk bagi kesehatan jika mengkonsumsi boraks, sehingga perlu adanya pengganti boraks pada pembuatan kerupuk karak agar lebih aman dikonsumsi oleh masyarakat dan tidak merubah karakteristik asli dari kerupuk karak tersebut. Bahan lokal yang sering digunakan sebagai bahan baku atau campuran pada berbagai macam produk makanan salah satunya yaitu tepung tapioka. Pada pembuatan kerupuk karak, tepung tapioka mempunyai peranan penting. Penggunaan tepung tapioka tersebut memungkinkan kerupuk untuk mengembang 3 5 kali lipat pada saat digoreng. Sementara, harga tepung tapioka hanyalah sebesar 60% - 75% dari harga kulaitas beras menengah. Sehingga dengan demikian, pengeluaran biaya pada pembuatan kerupuk karak dapat ditekan (Indraswari, 2007). Menurut Daftar Analisis Bahan Makanan (2010), unsur-unsur gizi yang terkandung dalam 100 g tepung tapioka yaitu Energi 352 (kal), Protein 0.5 (g), Lemak 0.3 (g) dan Karbohidrat 86,9 (g). Tepung tapioka memiliki daya ikat yang tinggi dan kemampuannya dalam membentuk struktur sangat kuat. Adonan tepung tapioka berbentuk kental, mudah kering dan kadar airnya berkurang karena tepung tapioka bersifat higrokopis dan menyerap air. Tepung tapioka tersusun atas dua komponen yang tidak larut dalam air yaitu amilosa 23% dan amilopektin 77%. Dua komponen ini dapat menyerap air dan mengembang jika ditambahkan dengan air dan dilakukan pemanasanan. Proses tersebut disebut dengan gelatinisasi (Nanin, 2011). Amilosa dan amilopektin memberikan pengaruh daya kembang terhadap kerupuk. Amilopektin berfungsi meningkatkan daya kembang kerupuk, sedangkan amilosa bersifat sebaliknya yaitu mengurangi daya kembang kerupuk (Nanin,2011). Hasil penelitian Hijrahati (2014), menyatakan bahwa variasi penambahan tepung tapioka sebagai pengganti bleng (boraks) menghasilkan kerupuk gendar dengan sifat fisik yang berbeda yaitu pada rasa, Sifat fisik warna, aroma dan tekstur kerupuk gendar dengan tambahan tepung tapioka tidak berbeda dengan penambahan bleng, yaitu kerupuk gendar dengan penambahan tepung tapioka 25%. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penambahan tepung tapioka sebagai pengganti bleng terhadap tingkat pengembangan dan daya terima kerupuk karak. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (eksperimental research) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembangan dan daya terima kerupuk karak dengan substitusi tepung tapioka. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Pembuatan kerupuk karak, mengukur tingkat pengembangan dan uji daya terima. Tempat penelitian ini adalah di laboratorium Ilmu Pangan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan January-Juli 2015.

Rancangan Penelitian Rancangan penelitian memacu berdasarkan penelitian Hijrati (2014), bahwasanya sifat fisik tekstur kerupuk karak yang memiliki persamaan dengan kerupuk karak dengan penambahan bleng yaitu menggunakan penambahan tepung tapioka 25%, sehingga penambahan tepung tapioka yang digunakan diatas dan dibawah 25%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 variasi penambahan tepung tapioka. Variabel Penelitian Variabel Bebas : Variasi tepung tapioka pada pembuatan kerupuk karak. Variabel Terikat : Tingkat pengembangan dan daya terima kerupuk karak. Variabel Kontrol : bumbu, nasi dan proses. Prosedur pembuatan kerupuk karak yaitu: a. Nasi putih, bawang putih yang telah dihaluskan, garam dan terasi dicampur menjadi satu kemudian dicampuri dengan tepung tapioka b. Adonan dikukus selama kurang lebih 60 menit, kemudian ditumbuk sampai halus, diamkan sampai adonan dingin. c. Adonan diiris 2 mm. d. Kerupuk nasi dijemur menggunakan sinar matahari selama 2 hari hingga kering. e. Digoreng hingga berwarna kecoklatan. f. Ditiriskan kembali agar minyak goreng hilang. Prosedur pengukuran tingkat pengembangan yaitu : a. Disiapkan adonan kerupuk karak sebelum dan sesudah digoreng kemudian diukur rata-rata panjang kerupuk menggunakan penggaris. b. Setelah didapatkan hasilnya kemudian dihitung menggunakan rumus tingkat pengembangan. TP = x 100% Keterangan : TP : tingkat pengembangan a : panjang kerupuk sebelum penggorengan b : panjang kerupuk setelah penggorengan Pengujian daya terima dilakukan 30 orang panelis agak terlath yang sehat jasmani, rohani, tidak dalam keadaan lapar dan kenyang, dan bersedia menjadi panelis. Analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah UJI ANOVA satu arah dengan tingkat keperceyaan 95% program SPSS Versi 16. HASIL PENELITIAN Tingkat Pengembangan Tingkat pengembangan kerupuk karak yang disubstitusi tepung tapioka 10%, 20%, dan 30% dapat dilihat pada gambar berikut. Tingkat pengembangan kerupuk karak (%) 30 29 28 27 26 25 24 29.3 29.36 25.91 10 20 30 substitusi tepung tapioka (%) Tingkat pengembangan kerupuk karak dengan substitusi tepung tapioka 20% memiliki tingkat pengembangan paling tinggi sebesar 29.36% dan diikuti substitusi tepung

tapioka 10% dengan tingkat pengembanga sebesar 29.3%, namun pada kerupuk karak denga substitusi tepung tapioka 30% mengalami penurunan. Tingkat pengembangan pada kerupuk dipengaruhi oleh ratio amilosa dan amilopektin pada tepung tapioka. Amilopektin memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan amilosa yaitu 77% sedangkan amilosa sebesar 23%. Kandungan amilopektin yang lebih tinggi memberikan pengaruh terhadap tingkat pengembangan kerupuk (Nanin, 2011). Pengembangan volume kerupuk terjadi pada proses penggorengan. Pengembangan ini dapat terjadi karena terbentuknya rongga-rongga udara pada kerupuk yang digoreng sehingga menyebabkan air yang terikat dalam gel (kerupuk mentah) menguap (Nurhayati, 2007). Daya Terima Tabel 1. Presentase Panelis Secaara Keseluruhan Terhadap Kerupuk Karak Substitusi Frekuensi Panelis (%) Tepung 5 4 3 2 1 Tapioka 10% 13.3 40 12 6.7-20% 10 50 33.3 3.4-30% 13.3 40 43.3 3.4 - Berdasarkan Tabel 1, diperoleh keterangan bahwa hasil uji daya terima kesukaan keseluruhan terhadap kerupuk karak dengan substitusi tepung tapioka 30% memiliki daya terima yang lebih disukai dan yang tidak disukai yaitu kerupuk karak dengan substitusi tepung tapioka 10%. Penilaian kesukaan keseluruhan dipengaruhi oleh kenampakan warna, aroma, rasa dan tekstur kerupuk karak secara keseluruhan. Simpulan 1. Tingkat pengembangan tertinggi ditunjukkan oleh kerupuk karak yang disubstitusi tepung tapioka 20% yaitu 29.36%. Tingkat pengembangan terendah ditunjukkan oleh kerupuk karak yang disubstitusi tepung tapioka 30% yaitu 25.91% 2. Hasil uji daya terima pada kerupuk karak yang paling disukai berdasarkan warna adalah dengan substitusi tepung tapioka 20%, aroma 20%, rasa 10%, tekstur 30% dan kesukaan keseluruhan 30%. Kerupuk karak yang tidak disukai berdasarkan warna adalah dengan substitusi tepung tapioka 10%, aroma 30%, rasa 30%, tekstur 20% dan kesukaan keseluruhan 10%. 3. Tidak ada pengaruh substitusi tepung tapioka terhadap tingkat pengembangan kerupuk karak. 4. Tidak ada pengaruh substitusi tepung tapioka terhadap daya terima kerupuk karak. Saran 1. Pada proses pembuatan adonan kerupuk karak, tepung tapioka yang digunakan sebagai pengsubtitusi, hendaknya tidak di tambahkan dengan air, karena hasil adonan akan lebih kenyal dan sulit untuk dilakukan pemotongan. 2. Formulasi tepung tapioka bisa ditambahkan pada pembuatan kerupuk karak.

DAFTAR PUSTAKA Cahayadi, Wisnu. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi aksara. DKBM. 2010. Daftar Komposisi Bahan Makanan Untuk Kalangan Sendiri. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Hijrati, Nur. 2014. Variasi Penambahan Tepung Tapioka Sebagai Pengganti Bleng (Boraks) Dalam Pembuatan Kerupuk Gendar Ditinjau Dari Sifat Fisik, Organoleptik Dan Masa Simpan. Prgram Studi Gizi Poltekkes Yogyakarta. Yogyakarta. Indraswari, H. 2007. Kerupuk Puli Masa Kini. Yogyakarta : Kanisius. Nanin, Wahyuningtiyas. Produksi Pembuatan Kerupuk Dengan Substitusi Pisang Kepok Kuning. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Nurhayati, A. 2007. Sifat Kimia Kerupuk Goreng Yang Diberi Penambahan Tepung Daging Sapi Dan Perubahan Bilangan Tba Selama Penyimpanan. Skripsi. IPB. Bogor. Saparinto, C. Dan Hidayati. 2010. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta : Kanisius.