TUGAS AKHIR. ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEORI PENDUKUNG

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX)

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Aplikasi WiMAX. Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda. Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH...

BAB 2 LANDASAN TEORI

STANDARISASI FREKUENSI

Dukungan yang diberikan

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

BAB II LANDASAN TEORI

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA. Disusun Oleh : Ahya Amalina ( )

Komunikasi dan Jaringan

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

Komunikasi dan Jaringan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX

BAB II TEORI-TEORI WIMAX

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX ALEX KRISTIAN SITEPU

BAB I PENDAHULUAN. mungkin untuk menciptakan segala sarana yang dapat digunakan untuk. Telekomunikasi di dalam era globalisasi sekarang ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS)

ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity)

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi

1 BAB I PENDAHULUAN. yang relatif dekat dengan stasiun pemancar akan menerima daya terima yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

Pertemuan-1. Konsep Dasar Jaringan Komputer

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

A I S Y A T U L K A R I M A

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS.

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

TASK 1 JARINGAN KOMPUTER

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3

Bab 1. Pengenalan Wireless L A N

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

MEDIA TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA. No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan

Global System for Mobile Communication ( GSM )

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi sangat berkembang pesat saat ini, seiring dengan

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi

BAB I. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 95/DIRJEN/2008 TENTANG

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline)

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

TUGAS AKHIR ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : FARIDA FAIQOH NIM : 41405110153 Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Telekomunikasi Pembimbing : Ir. A.Y. Syauki, MBAT. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2007

LEMBAR PENGESAHAN ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP & BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 & S-OFDMA Disusun Oleh : Nama : FARIDA FAIQOH NIM : 41405110153 Program Studi : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Telekomunikasi Menyetujui, Pembimbing Koordinator TA (Ir. A.Y. Syauki, MBAT) ( Ir. Yudhi Gunardi, MT ) Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro (Ir. Budiyanto Husodo, M.sc) iii

ABSTRAKSI ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi saat ini sangat pesat, hal tersebut seiring dengan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas yang tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah, memuaskan, dan mengejar efisiensi di semua aspek. Jaringan nirkabel (wireless) saat ini lebih populer dan terus dikembangkan karena memiliki beberapa keuntungan yaitu fleksibilitas, mobilitas, mudah dikembangkan, biaya lebih murah, dan memiliki pesat data yang tinggi. Standar 802.16 dikembangkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), yang disebut WirelessMAN, memberikan perspektif baru dalam mengakses internet dengan kecepatan tinggi tanpa tergantung pada jaringan kabel atau modem. Tahun 2002 terbentuk forum Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) yang mengacu pada standar 802.16 dan bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. Teknologi WiMAX lebih murah dibandingkan dengan teknologi broadband lain seperti digital subscriber line (DSL) atau kabel modem. Aspek mobilitas berperan penting melihat kebutuhan dan karakteristik masyarakat saat ini. Untuk menganalisa aspek mobilitas dari WiMAX diambil standar 802.16a sebagai WiMAX koneksi tetap dan standar 802.16e sebagai WiMAX koneksi bergerak dengan faktor pendukung mode akses OFDM 256 dan S-OFDMA. Standar 802.16a memerlukan perangkat eksternal tambahan dan antena luar untuk dapat menangkap isyarat dari stasiun basis. Kondisi ini tentu sangat sulit bagi perangkat dengan standar 802.16a dapat bergerak sehingga koneksi yang dimaksudkan adalah koneksi tetap. Standar 802.16e hanya membutuhkan kartu jaringan pada peralatannya seperti pada laptop atau kartu yang sudah terintegrasi pada telepon selular. Kondisi ini tentu sangat memudahkan pengguna untuk bergerak aktif tanpa terbatasi oleh CPE. OFDM 256 dan S-OFDMA sangat mendukung WiMAX karena lebih efisien dalam penggunaan frekuensi, tanpa interferensi. Hal tersebut berpengaruh baik terhadap kondisi NLOS yang sangat diperlukan WiMAX diantaranya pada kedua standar yang digunakan yaitu standar 802.16a dan standar 802.16e. OFDM 256 digunakan pada standar 802.16a sebagai WiMAX koneksi tetap dan S-OFDMA digunakan pada standar 802.16e sebagai WiMAX koneksi bergerak. Dengan adanya standar 802.16 ini diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah yang ada seperti last mile problem dan aspek mobilitas sebuah jaringan sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses internet nirkabel dengan memuaskan. iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR ISTILAH... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Maksud dan Tujuan... 2 1.5 Metodologi Penulisan... 2 1.6 Sistematika Penulisan... 3 BAB II DASAR TEORI... 5 2.1 Pendahuluan... 5 2.2 Pengertian WiMAX... 6 2.3 Standar IEEE 802.16 (WiMAX)... 8 2.4 Jenis-jenis Standar IEEE 802.16... 8 2.4.1 Standar 802.16.... 9 2.4.2 Standar 802.16a... 9 2.4.3 Standar 802.16b... 10 2.4.4 Standar 802.16c... 10 2.4.5 Standar 802.16d... 10 2.4.6 Standar 802.16e... 10 2.5 Mode Akses OFDM... 11 vii

2.6. Mode Akses S-OFDMA... 14 BAB III PEMBAHASAN... 17 3.1. Gambaran Umum Teknologi WiMAX... 17 3.2. Prinsip Kerja Teknologi WiMAX... 18 3.3. Keuntungan WiMAX... 19 3.4. Implementasi Teknologi WiMAX... 20 3.5. Struktur Lapisan... 23 3.5.1 Lapisan Fisis (Physical Layer... 24 3.5.2 Lapisan Kontrol Akses Media (MAC... 27 3.6. Standar IEEE 802.16a (WiMAX Koneksi Tetap)... 28 3.6.1 Lapisan Fisis... 29 3.6.2 Spektrum Frekuensi... 29 3.6.3 Kondisi Kanal... 30 3.6.4 Modulasi... 32 3.6.5 Arsitektur Topologi... 33 3.6.6 Pesat Bit... 35 3.6.7 Lebar-bidang Kanal... 35 3.6.8 Radius Sel... 36 3.7. Standar IEEE 802.16e (WiMAX Koneksi Bergerak)... 36 3.7.1 Lapisan Fisis... 37 3.7.2 Spektrum Frekuensi... 37 3.7.3 Kondisi Kanal... 37 3.7.4 Arsitektur Topologi... 38 3.7.5 Modulasi... 39 3.7.6 Pesat Bit... 40 3.7.7 Lebar-bidang Kanal... 40 3.7.8 Radius Sel... 40 BAB IV ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA... 41 4.1 Perbandingan WiMAX Standar IEEE 802.16a (Koneksi Tetap) dengan IEEE 802.16e (Koneksi Bergerak) 41 viii

4.2 Standar 802.16a (WiMAX Koneksi Tetap)... 42 4.3 Standar 802.16e (WiMAX Koneksi Bergerak)... 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 55 5.2 Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN... 59 ix

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Perbandingan IEEE 802.16a dengan 802.16e pada lapisan fisis... 41 Tabel 4.2 Lapisan Fisis Parameter OFDM 256... 45 Tabel 4.3 Parameter OFDM 256 pada BW 20 MHZ dan CP 1/8... 46 Tabel 4.4 Parameter S-OFDMA... 50 xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Standar-standar Komunikasi Wireless dari Tingkat PAN (Personal Area Network) sampai WAN (Wide Area Network)... 7 Gambar 2.2 Jenis-jenis Standar IEEE 802.16... 11 Gambar 2.3 Pembagian frekuensi pembawa OFDM 256 sub-pembawa... 13 Gambar 2.4 Spektrum OFDM... 13 Gambar 2.5 Sub-pembawa OFDM... 14 Gambar 2.6 Format OFDMA... 15 Gambar 2.7 Pembagian kanal frekuensi pembawa OFDMA... 16 Gambar 3.1 Grafik prediksi perkembangan penggunaan WiMAX di berbagai benua dari tahun ke tahun... 18 Gambar 3.2 Trafik yang terjadi pada teknologi WiMAX... 19 Gambar 3.3 Teknologi WiMAX memungkinkan aplikasinya yang luas untuk berbagai keperluan... 22 Gambar 3.4 Topologi WiMAX dalam area perkotaan dan pedesaan... 23 Gambar 3.5 Struktur lapisan WiMAX... 24 Gambar 3.6 Perambatan LOS... 26 Gambar 3.7 Perambatan NLOS... 27 Gambar 3.8 Zona Fresnel LOS... 30 Gambar 3.9 Perambatan NLOS... 31 Gambar 3.10 Arsitektur topologi jaringan PMP... 34 Gambar 3.11 Topologi jala... 34 Gambar 3.12 Grafik perkiraan perkembangan pelanggan tetap dan bergerak 36 Gambar 3.13 Layanan NLOS untuk pelanggan berpindah dan bergerak... 38 Gambar 3.14 Arsitektur PMP pada standar 802.16e... 39 Gambar 3.15 Bagan Pengirim dan Penerima RF pada WiMAX... 39 Gambar 4.1 Visualisasi aplikasi layanan 802.16a... 43 Gambar 4.2 Visualisasi area cakupan 802.16a... 44 x

Gambar 4.3 Visualisasi evolusi WiMAX... 47 Gambar 4.4 Visualisasi aplikasi layanan 802.16e... 48 Gambar 4.5 Visualisasi area cakupan 802.16e... 49 xi

DAFTAR ISTILAH BPSK : (Binary Phase Shift Keying). Salah satu jenis modulasi digital, dimana informasi yang dibawa akan mengubah fasa sinyal carrier. Broadband : Memiliki bandwidth lebih besar dari 1 MHz dan mendukung pesat data lebih besar dari 1,5 Mbps BS : (Base Station). Stasiun pengirim dan penerima yang diletakkan pada lokasi yang tetap melayani satu atau lebih SS. Peralatan yang menyediakan koneksi, manajemen, dan kontrol untuk SS. BWA : (Broadband Wireless Access). Akses nirkabel yang memiliki koneksi broadband. IEEE : (Institute Electrical and Electronic Engineer). Suatu organisasi professional dimana salah satu aktivitasnya mengembangkan standar-standar komunikasi dan jaringan. IEEE 802.16 : Standar IEEE yang mendefinisikan antar muka udara dengan sistem fixed BWA serta mendukung layanan multimedia. Interoperability : Kemampuan jaringan yang berbeda-beda untuk berkomunikasi dan bekerja sama melalui standar yang telah dispesifikasikan. xiii

ISP : (Internet Service Provider). Penyedia layanan akses internet. LOS : (Line of Sight). Transmisi saling pandang antara antena stasiun pengirim dan penerima dimana tidak ada penghalang antara keduanya. MAC : (Media Access Control). Layer yang berada pada model OSI sebelum physical layer yang berfungsi pengontrolan dan pengaksesan media fisik. NLOS : (Non Line of Sight). Teknik pentransmisian tidak saling pandang sehingga antara antena stasiun pengirim dan penerima tidak perlu melihat satu sama lain. PAN : (Personal Area Network). Jaringan internet yang memiliki cakupan yang kecil yaitu 10-20 meter. PHY : (Physical). Layer yang menyediakan sarana pengiriman paket-paket data sepanjang jalur komponen fisik. QoS : (Quality of Service). Pengukuran level layanan yang diterima pada pengguna jaringan yang berusaha untuk menyediakan layanan yang lebih baik untuk penggunanya. QAM : (Quadrature Amplitude Modulation). Teknik modulasi digital yang merupakan gabungan antara teknik modulasi phasa dan modulasi amplitudo. xiv

QPSK : (Quadrature Pulse Shift Keying). Salah satu jenis modulasi digital, dimana informasi yang dibawa akan mengubah fasa sinyal carrier yang mempunyai 4 level sinyal. SS : (Subscribe Station). Peralatan yang menyediakan koneksi antara peralatan pelanggan dan BS. WiMAX : (Worldwide Interoperability for Microwave Access). Suatu spesifikasi untuk komunikasi data wireless. Spesifikasi WiMAX terdapat dalam IEEE 802.16. WiMAX adalah suatu penyempurnaan WiFi, WiMAX dapat berkomunikasi pada jauh hingga 5 Miles (kurang lebih 8 Kilometer) pada kecepatan transfer data 10 Mbps. WiFi : (Wireless Fidelity). Suatu spesifikasi transfer data WLAN. WiFi terdapat dalam IEEE 802.11 yang memiliki jarak komunikasi wireless yang pendek, spesifikasi 802.11g dapat mencapai kejauhan hingga 100 meter dengan kecepatan 54 Mbps. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan inovasi teknologi di bidang telekomunikasi saat ini semakin berkembang pesat. Perubahan itu selaras dengan perubahan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah, memuaskan, dan mengejar efisiensi di semua aspek. Jaringan nirkabel (wireless) saat ini lebih populer dan terus dikembangkan. Jaringan nirkabel memiliki beberapa keuntungan yaitu fleksibilitas, mobilitas, mudah dikembangkan, biaya lebih murah, dan pesat yang tinggi dalam komunikasi data. IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) mengembangkan suatu standar 802.16 yang dinamakan dengan WirelessMAN yang memberikan persfektif baru dalam pengaksesan berpesat tinggi yang tidak tergantung pada jaringan kabel. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) mengacu pada standar 802.16 yang dibentuk pada tahun 2001 dan bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global. Standar WiMAX memberikan kemudahan dalam akses internet untuk area metropolitan dengan hanya mendirikan beberapa stasiun basis (Base Station, BS) yang dapat meliputi jutaan pelanggan (Subscriber Station, SS) dan menjangkau area hingga radius 50 km. Teknologi WiMAX menjadi solusi untuk kota atau daerah pedesaan yang belum berkembang dalam penyediaan akses Internet. Pada perkembangannya hingga saat ini, standar WiMAX telah mengalami berbagai pengembangan untuk memperbaiki berbagai kelemahan yang dimilikinya. Disamping itu masing-masing varian yang ada memiliki perbedaaan tersendiri terutama pada lapisan fisisnya. Varian-varian standar IEEE 802.16 yang hingga saat ini terus dikembangkan dan direvisi diantaranya IEEE 802.16 (standar awal), IEEE 802.16a, IEEE 802.16b, IEEE 802.16c, IEEE 802.16d, IEEE 802.16e, IEEE 802.16f, IEEE 802.16g, dan IEEE 802 16h. 1

2 Varian standar IEEE 802.16 yang dikembangkan oleh IEEE memiliki kekhususan masing-masing. Aspek mobilitas menjadi titik penting dalam perkembangan standar tersebut mengingat sangat tingginya mobilitas pengguna saat ini. Standar IEEE 802.16a dan 802.16e mewakili varian standar yang lain dalam hubungannya dengan aspek mobilitas. Kemampuan WiMAX standar IEEE 802.16a dengan koneksi secara tetap (fixed) dan WiMAX standar IEEE 802.16e dengan koneksi bergerak (mobile) menentukan spesifikasi penggunaan, kinerja, dan layanan yang dapat disediakan oleh masing-masing standar. 1.2 Rumusan Masalah Dengan adanya beberapa masalah yang perlu diatasi seperti last mile problem atau masalah rentang jarak terakhir antara rumah atau kantor pengguna dan jaringan penyedia layanan broadband dan juga tingginya mobilitas pengguna pada saat ini maka penulis mengajukan tema yaitu tentang Aspek Mobilitas WiMAX Koneksi Tetap & Bergerak dengan Faktor Pendukung Mode Akses OFDM 256 & S-OFDMA. 1.3 Batasan Masalah Ruang lingkup pembahasan tugas akhir ini yaitu penjelasan dasar mengenai teknologi WiMAX, perbandingan aspek mobilitas WiMAX standar IEEE 802.16a (koneksi tetap) dan 802.16e (koneksi bergerak) pada struktur lapisan fisis dengan salah satu faktor pendukung modulasi yang dibatasi pada parameter-parameter modulasi yang digunakan pada masing-masing standar yaitu OFDM 256 pada WiMAX standar IEEE 802.16a (Koneksi Tetap) dan S-OFDMA pada standar 802.16e (Koneksi Bergerak). 1.4 Maksud dan Tujuan Tulisan ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan gambaran dan analisa tentang WiMAX dengan standar IEEE 802.16a (koneksi tetap) dan IEEE 802.16e (koneksi bergerak) dari aspek mobilitas pada struktur lapisan fisis

3 terutama dilihat dari parameter-parameter mode akses yang digunakan pada masing-masing standar. 1.5 Metodologi Penulisan Dalam penulisan skripsi ini digunakan studi literatur dengan sumbersumber acuan yang digunakan yaitu buku-buku teori telekomunikasi, majalahmajalah komunikasi, jurnal-jurnal komunikasi, karya tulis, dan situs-situs Internet yang mendukung dan relevan. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis akan membagi masalah menjadi beberapa pokok masalah secara garis besar sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN; berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR; berisi tentang pengertian WiMAX, jenis-jenis standar pada WiMAX dan dasar teori tentang mode akses terutama mode akses OFDM dan S-OFDMA. BAB III PEMBAHASAN; berisi uraian tentang pokok bahasan teknologi WiMAX termasuk prinsip kerja, keuntungan dan implementasi WiMAX. Dan juga perbandingan secara umum pada WiMAX standar 802.16a (koneksi tetap) dan standar 802.16e (koneksi bergerak). BAB IV ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 & S-OFDMA; berisi analisa dan pembahasan mengenai perbandingan antara kedua standar yang dibandingkan dari aspek mobilitasnya (masih dalam perbandingan pada lapisan fisis) terutama

4 dengan pendukung parameter mode akses yang digunakan sehingga dapat memberikan layanan yang optimal bagi pengguna disertai dengan visualisasi untuk memberikan gambaran mengenai kemampuannya. BAB V PENUTUP; berisi kesimpulan mengenai perbandingan WiMAX standar IEEE 802.16a (koneksi tetap) dan IEEE 802.16e (koneksi bergerak) dilihat dari sudut pandang mobilitas yang didukung oleh parameter mode akses yang digunakan serta saran-saran untuk pengembangannya.

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Dalam perkembangannya teknologi komunikasi mengalami inovasi dan kemajuan yang sangat pesat dan cepat dibanding bidang-bidang lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa perangkat komunikasi menjadi sesuatu yang vital dalam kehidupan yang semakin kompleks dengan mobilitas yang tinggi. Seiring kemajuan teknologi, masyarakat pada saat sekarang ini lebih sering menggunakan teknologi nirkabel (wireless) untuk komunikasi data bahkan video dan suara, dengan pertimbangan bahwa komunikasi dengan menggunakan teknologi ini memiliki area cakupan yang luas, biaya yang relatif lebih murah daripada menggunakan media saluran sewa (leased line), implementasi yang relatif lebih mudah hanya dengan membeli perangkat modem router, dan banyak faktor pendukung lainnya. Oleh sebab itu semakin banyak masyarakat yang membutuhkan koneksi Internet yang lebih baik tanpa mengeluarkan banyak biaya. Semakin banyaknya peminat maka infrastruktur yang diperlukan juga harus terus dibangun, tetapi hal ini menjadi hambatan jika pembangunan tersebut dilakukan di tengah-tengah kota besar yang padat, sehingga dibutuhkan sebuah teknologi yang dapat mengurangi hambatan tersebut. Kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan koneksi Internet bidang-lebar (broadband) yang hebat dan murah akan terwujud dengan tersedianya teknologi bidang-lebar menggunakan media nirkabel yang lebih fleksibel, lebih mudah dalam implementasinya, dan lebih murah. Teknologi nirkabel bidang-lebar ini disebut dengan akses nirkabel bidang-lebar (Broadband Wireless Access, BWA), dengan standar teknologi yang mendasarinya bernama WiMAX. WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan terjadinya jalur komunikasi Internet dua arah dari jarak puluhan kilometer. Dengan memanfaatkan gelombang radio, teknologi ini dapat dipakai dengan 5

6 frekuensi yang berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan pemakaian frekuensi di negara masing-masing pengguna. 2.2 Pengertian WiMAX WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. Perbedaan antara WiFi (Wide Fidelity) dan WiMAX terdapat pada standar teknis yang tergabung di dalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European Telecommunication Standards Institute) HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok untuk keperluan jaringan lokal menggunakan nirkabel (Wireless Local Area Network, WLAN), sedangkan WiMAX menggabungkan standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN yang merupakan standar teknis untuk jaringan metropolitan menggunakan nirkabel (Wireless Metropolitan Area Network, WMAN). Keunggulan WiMAX tidak serta merta menggantikan teknologi WiFi yang sudah ada, namun dapat digunakan secara berdampingan. Namun pada akhirnya, WiMAX akan menggantikan teknologi WiFi karena secara teknis WiMAX memiliki keunggulan yang dibutuhkan untuk kondisi masyarakat dan kemajuan teknologi saat ini. Keunggulan yang sangat mencolok adalah jarak jangkauannya yang lebih luas dan pesat transfer data yang lebih tinggi. Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya yaitu Amerika dan sekitarnya sedangkan standar ETSI banyak digunakan di daerah Eropa dan sekitarnya sehingga WiMAX dibuat agar teknologi ini dapat digunakan secara global. Secara teknis WiMAX memiliki fitur yang belum dimiliki oleh teknologi WiFi. Dengan menggunakan standar IEEE 802.16 yang digabungkan dengan ETSI HiperMAN, WiMAX dapat melayani pasar yang lebih luas. Gambar 2.1 merupakan standar global yang dipakai di dunia mulai dari PAN (Personal Area Network) sampai dengan WAN (Wide Area Network).

7 Gambar 2.1 Standar-standar Komunikasi Wireless dari Tingkat PAN (Personal Area Network) sampai WAN (Wide Area Nework). [Yu, 2005] PAN (Personal Area Network) memiliki jarak jangkauan yang sangat pendek (hanya beberapa meter) dan pesat transfer datanya kurang dari 1 Mbps. Salah satu produknya adalah Bluetooth yang menggunakan standar IEEE 802.15 dan ETSI HiperPAN. Sedangkan LAN (Local Area Network) memiliki jarak jangkauan hingga beberapa ratus meter dengan pesat data 2 54 Mbps. Biasanya digunakan untuk akses Internet dan mobilitasnya rendah. Standar yang digunakan adalah IEEE 802.11 dan ETSI HiperLAN. WiMAX sendiri berada pada wilayah MAN (Metropolitan Area Network) dengan jarak jangkauan yang cukup jauh dan pesat datanya lebih dari 22 Mbps. Standar yang digunakan adalah IEEE 802.16 dan ETSI HiperMAN. WAN (Wide Area Network) yang merupakan jaringan terbesar dapat menjangkau jarak yang jauh, mendukung mobilitas dan keamanan yang tinggi namun pesat bitnya hanya berkisar 10 384 kbps. Standar yang digunakan adalah IEEE 802.20 (baru dibahas di IEEE) dan GSM Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi jenis bidang-lebar lewat media nirkabel atau BWA. Pada masa mendatang segala sesuatu yang

8 berhubungan dengan teknologi BWA kemungkinan akan diberi sertifikasi WiMAX. Standar WiMAX dibentuk oleh gabungan industri perangkat nirkabel dan kepingan (chip) komputer di seluruh dunia. Perusahaan besar ini bergabung dalam suatu forum kerja yang merumuskan standar interkoneksi antar teknologi BWA yang mereka miliki pada produk-produknya. 2.3 Standar IEEE 802.16 (WiMAX) Standar IEEE 802.16 yang dikenal juga dengan WiMAX dirancang untuk menyediakan akses jaringan Internet nirkabel pada area metropolitan. Saat ini jaringan Internet nirkabel WiFi menggunakan standar komunikasi IEEE 802.11 dan yang paling banyak dipakai adalah IEEE 802.11b dengan kecepatan 11 Mbps dan area cakupannya yang tidak lebih dari ratusan meter saja. WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan terjadinya jalur Internet dua arah dari jarak puluhan kilometer. Dengan memanfaatkan gelombang radio, teknologi ini bisa dipakai dengan frekuensi berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan pemakaian frekuensi di negara pengguna. Pada awalnya standar IEEE 802.16 beroperasi pada frekuensi 10-66 GHz dan memerlukan menara garis pandang (tower line of sight), tetapi pengembangan IEEE 802.16a yang disahkan pada bulan Maret 2004, menggunakan bidang frekuensi yang lebih rendah yaitu 2-11 GHz. Penggunaan frekuensi yang lebih rendah ini didasari oleh beberapa alasan diantaranya sebagai berikut. 1. Tidak memerlukan komunikasi garis pandang (Line of Sight, LOS). 2. Mudah diatur. 3. Cakupan area yang dapat diliput sekitar 50 km. 4. Pesat transfer data mencapai 70 Mbps. 2.4 Jenis-Jenis Standar IEEE 802.16 Jenis-jenis standar IEEE 802.16 (WiMAX) dimaksudkan untuk mengembangkan kinerja dan kemampuan teknologi yang digunakannya agar menjadi lebih optimal serta penggunaan yang luas.

9 2.4.1 Standar IEEE 802.16 Standar ini aslinya adalah standar IEEE 802.16-2001 yang dipublikasikan pada bulan Desember 2001 dan dikembangkan untuk sistem BWA PMP (point to multipoint) dalam daerah frekuensi 10-66 GHz. Standar yang dilengkapi pada Oktober 2001 dan disetujui pada Desember 2001 ini melingkupi lapisan kontrol akses media (Media Access Control, MAC) dan lapisan fisis (Physical Layer, PHY). Standar ini menyediakan komunikasi LOS antara stasiun basis (Base Station, BS) dan stasiun pelanggan (Subscriber Station, SS). Pesat transfer data sebesar 32-134 Mbps yang menggunakan skema modulasi QPSK (Quadrature Phase Shift Keying), 16-QAM (Quadrature Amplitude Modulation) dan 64-QAM. Standar 802.16 tidak menyediakan mobilitas sehingga dalam hal ini perangkat nirkabel yang digunakan tetap (fixed). Lebar-bidang (bandwidth) frekuensi kanal yang digunakan 20, 25 dan 28 MHz. 2.4.2 Standar IEEE 802.16a Untuk mengembangkan jangkauan dan daya jualnya, maka standar IEEE 802.16 direvisi menjadi IEEE 802.16a. Standar teknis 802.16a inilah yang banyak digunakan oleh perangkat-perangkat dengan sertifikasi WiMAX. Pengembangan standar 802.16a disetujui pada tahun 2003 dengan menggunakan daerah frekuensi yang lebih rendah yaitu 2-11 GHz, sehingga mudah diatur dan tidak memerlukan LOS antara stasiun basis dan stasiun pelanggan. Kecepatan transfer data sebesar 70-100 Mbps. Skema penjamakan yang digunakan yaitu OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) dengan modulasi sub-pembawa 256-QPSK, 16-QAM, 64-QAM, dan 256-QAM. Standar ini juga menyediakan mobilitas tetapi menggunakan perangkat tetap dan berpindah (nomadic). Lebar-bidang frekuensi kanal yang digunakan 1,5-20 MHz. Perubahan yang sangat signifikan antara standar 802.16 dengan 802.16a yaitu terletak pada lebar frekuensi operasinya. Standar 802.16 beroperasi pada daerah 10-66 GHz, sedangkan 802.16a menggunakan daerah frekuensi yang lebih rendah yaitu 2 11 GHz sehingga memungkinkan komunikasi NLOS. Kelemahan komunikasi frekuensi rendah ini adalah semakin kecil kapasitas lebar-bidang dari

10 koneksi yang dilakukan. Akan tetapi, ukuran kanal-kanal frekuensi yang fleksibel dengan daerah yang lebar merupakan keunggulan dari 802.16a. 2.4.3 Standar IEEE 802.16b Standar IEEE 802.16b merupakan perluasan aspek kualitas layanan (Quality of Service, QoS) dalam transmisi. Standar ini menawarkan tingkat layanan yang masing-masing berbeda untuk tipe trafik yang berbeda seperti untuk suara dan video waktu nyata (real time). 2.4.4 Standar IEEE 802.16c Standar IEEE 802.16c dirancang untuk memperbaiki interoperability dalam daerah frekuensi 10-66 GHz. Standar ini disetujui pada Desember 2002. Revisi protokol pada standar 802.16c untuk mengoreksi beberapa galat (error) dan inkonsistensi yang terdapat pada versi pertamanya (IEEE 802.16). 2.4.5 Standar IEEE 802.16d Standar ini disertifikasi pada tahun 2005 dengan menggunakan bidang frekuensi 2-11 GHz (lisensi) dan 10-66 GHz (tak berlisensi). Standar IEEE 802.16d dikenal juga dengan standar IEEE 802.16.2004 atau RevD. Pada dasarnya standar ini menggabungkan standar IEEE 802.16(2001), 802.16a, 802.16b dan 802.16c yang mampu memberikan layanan secara tetap dan berpindah sehingga dapat mencakup daerah-daerah sub-urban, urban, perumahan daerah pinggiran (rural) dan WiFi Backhaul. Dengan kapasitas kanal hingga 70 Mbps, standar 802.16d dapat mencakup area hingga berjarak 30 km pada kondisi LOS dan 5 km jika dalam kondisi NLOS dengan antarmuka udara (air interface) yang digunakan adalah OFDM atau OFDMA. 2.4.6 Standar IEEE 802.16e Standar ini memiliki tambahan fitur dengan menyediakan mobilitas serta mendukung komunikasi NLOS antara stasiun basis dan stasiun pelanggan. Pesat

11 datanya hingga 15 Mbps dengan menggunakan skema penjamakan Scalable OFDMA. Lebar-bidang kanal yang digunakan bervariasi antara 1,25 MHz hingga 20 MHz, namun biasanya yang digunakan untuk frekuensi lebar-bidang kanal adalah sebesar 5 MHz. Kapasitas kanal dapat mencapai 35 Mbps. Standar 802.16e dirancang untuk beroperasi pada kondisi tetap maupun bergerak. Pada operasi bergerak standar ini dirancang dapat menangani pengguna yang bergerak hingga kecepatan 120 km/jam. Standar 802.16e dapat mencakup area hingga radius 10 km lebih pada kondisi NLOS. Standar 802.16e ini dapat menjembatani kebutuhan pengguna akan koneksi Internet dengan mobilitas yang tinggi. Di samping standar yang telah dikemukakan di atas, masih terdapat beberapa standar lagi diantaranya IEEE 802.16f, 802.16g, dan 802.16h yang berhubungan dengan taraf manajemen jaringan. Dari penjelasan terdahulu, maka varian standar IEEE 802.16 dapat dideskripsikan sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Jenis-jenis Standar IEEE 802.16[ Sayeed, 2005] 2.5 MODE AKSES OFDM Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih

12 rendah, sehingga informasi tadi dapat disampaikan. Modulasi itu sendiri diperlukan diantaranya untuk meminimalisasi interferensi sinyal pada pengiriman informasi yang menggunakan frekuensi sama atau berdekatan dan juga sinyal termodulasi dapat dimultiplexing dan ditransmisikan melalui sebuah saluran transmisi. Standar IEEE 802.16a (WiMAX koneksi tetap) menggunakan mode akses OFDM. OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik meningkatkan pesat transmisi dengan memanfaatkan penjamakan (multiplexing). OFDM menggunakan satu kanal frekuensi yang dipecah-pecah ke dalam subkanal sub-kanal. Kemudian semua sub-kanal tersebut dijamakkan ke dalam satu kanal jamak. Istilah orthogonal dalam OFDM mengandung makna hubungan matematis antara frekuensi-frekuensi yang digunakan. Dengan persamaan matematika bisa diekspresikan sebagai berikut, dua buah kumpulan sinyal bisa dikatakan orthogonal bila, Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Pada dasarnya ada tiga pilihan OFDM yang dapat digunakan, yaitu OFDM dengan satu pembawa, OFDM dengan 256 sub-pembawa, OFDMA dengan 2048 sub-pembawa. Dari ketiga jenis ini, OFDM 256 sub-pembawa menjadi pilihan yang sangat dominan dalam semua teknologi nirkabel termasuk selular. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2.3 simbol OFDM terdiri atas tipe-tipe pembawa-pembawa yaitu: 1. data carrier : untuk transmisi data, 2. pillot carrier : berbagai keperluan lain, 3. null carrier : untuk pita pengaman (guard band) dan pembawa DC.

13 Gambar 2.3 Pembagian frekuensi pembawa OFDM 256 sub-pembawa. [IEEE Computer Society, 2003] Dari Gambar 2.3 dapat dilihat sebagian dari 256 sub-pembawa OFDM digunakan untuk sub-pembawa pita pengaman sedangkan untuk sub-pembawa frekuensi tengah tidak digunakan karena rentan terhadap isyarat frekuensi radio (RF). Pada WiMAX hanya 200 sub-pembawa yang digunakan. Sebanyak 192 pembawa untuk data yang menggunakan modulasi BPSK (Binary Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature PSK), 16 QAM (Quadrature Amplitude Modulation) ataupun 64 QAM, dan 8 pembawa untuk pembawa pemandu (pillot carrier) yang menggunakan modulasi BPSK.55 (28 Low & 27 High) subpembawa digunakan untuk Guard band. Gambar 2.4 Spektrum OFDM [Sayeed, 2005] Pada Gambar 2.4 terlihat berapa isyarat informasi digabungkan dan saling tegak lurus satu sama lainnya pada sistem OFDM. Lebar-bidang yang tersedia

14 dapat dibagi menjadi bidang sempit yang sangat banyak sehingga dapat menampung banyak kanal untuk komunikasi. Teknologi OFDM mendukung operasi kanal secara NLOS dan dapat mengatasi penyebaran tunda serta pudaran akibat lintasan jamak. Bentuk gelombang OFDM yang saling tegak lurus dapat menghilangkan interferensi antar simbol (Inter Simbol Interference, ISI). Pada WiMAX, OFDM banyak sekali digunakan untuk mendukung kinerja sistem yang optimal untuk kondisi NLOS. Pada Gambar 2.5 pembawa pemandu selalu dimodulasi dengan BPSK dan pembawa data dimodulasi dengan BPSK (Binary Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature PSK), 16 QAM (Quadrature Amplitude Modulation), atau 64 QAM. Gambar 2.5 Sub-pembawa OFDM [Agilent Technologies, 2005] Sistem OFDM dapat dibentuk menggunakan lebar-bidang dari 1,5 MHZ hingga 20 MHz. Tanpa memperhatikan lebar-bidang, simbol selalu berisi 200 pembawa. Untuk sistem dengan lebar-bidang yang sempit, sub-pembawa ditempatkan sangat berdekatan yang menyediakan periode panjang simbol yang relatif (periode simbol adalah 1 per jarak sub-pembawa). Penempatan subpembawa yang sangat dekat dengan periode simbol yang panjang dapat mengatasi pelemahan kanal seperti pudaran akibat lintasan jamak. 2.6 MODE AKSES S-OFDMA Jenis akses penjamakan lain yang digunakan pada WiMAX adalah OFDMA (Orthogonal Frequency Division with Multiple Access). Secara umum OFDMA sama dengan OFDM hanya saja jumlah sub-pembawanya lebih banyak dan dapat diatur sesuai keperluan sehingga OFDMA biasa disebut dengan

15 SOFDMA (Scalable OFDMA) yang digunakan pada WiMAX standar 802.16e (koneksi bergerak). Jumlah sub-pembawa yang digunakan adalah 512, 1024, atau 2048 FFT (Fast Fourier Transform). Ukuran FFT yang lebih besar dapat menanggulangi penyebaran tunda yang lebih besar sehingga tahan terhadap pudaran karena lintasan jamak yang merupakan karakteritik perambatan NLOS. Gambar 2.6 Format OFDMA [Sayeed, 2005] Gambar 2.6 menggambarkan format kanal spektrum OFDMA dengan pembagian sub-kanal sub-kanal. Setiap sub-kanal yang berisi isyarat informasi dari stasiun pelanggan (SS A, B atau C) dikelompokkan pada sub-pembawa subpembawa. Setiap sub-pembawa mencuplik isyarat informasi dari tiap pelanggan yang kemudian dikelompokkan (group) dan ditambah dengan pembawa pemandu. Daerah waktu (time) dibagi dalam simbol-simbol FFT. Pada dasarnya modulasi yang digunakan pada standar 802.16e sama saja dengan standar 802.16a yaitu mengunakan modulasi BPSK, QPSK, dan QAM hanya saja pada standar 802.16e mengikutkan akses jamak pada teknik transmisinya sehingga dikenal dengan nama OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access). Disamping itu, OFDMA ini dapat diatur skala subpembawanya sehingga sering disebut SOFDMA (Scalable OFDMA).

16 Kemampuan dasar SOFDMA memberikan area liputan yang sama dengan OFDM 256. SOFDMA menambahkan sub-kanalisasi (subchannelization) untuk memperbaiki kinerja dalam ruangan dan keleluasaan liputan pelanggan. SOFDMA menawarkan kinerja sistem yang tinggi dengan memperkenalkan sub-kanal uplink dan downlink. SOFDMA memberikan kinerja yang bagus pada aplikasi bergerak penuh, dengan permutasi sub-pembawa yang lebih sederhana dan waktu yang ditetapkan untuk alokasi sub-kanal yang diberikan sehingga sangat bagus diimplementasikan untuk kondisi tetap, berpindah, maupun bergerak. Seperti terlihat pada Gambar 2.7, OFDMA terbagi atas beberapa tipe pembawa yang sama dengan OFDM seperti data carrier, pillot carrier, dan null carrier. Perbedaan yang tampak pada SOFDMA adalah adanya penambahan subkanal untuk memperbaiki kinerja dalam ruang. Gambar 2.7 Pembagian kanal frekuensi pembawa OFDMA. [IEEE Computer Society, 2004] Penggunaan SOFDMA ini memberikan kelebihan tersendiri bagi layanan bergerak WiMAX. Pada perangkat CPE dengan nirkabel tetap dimungkinkan untuk menggunakan perangkat modem yang sama seperti yang digunakan komputer pribadi atau PDA. Di samping itu stasiun basis juga akan menggunakan perangkat yang sama yang dikembangkan untuk titik akses WiMAX dengan biaya rendah

BAB III PEMBAHASAN DAN PRINSIP KERJA 3.1 Gambaran Umum Teknologi WiMAX Jaringan Internet nirkabel dengan cakupan yang lebih luas dari jaringan sebelumnya, sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Menara yang dipasang di tengah kota metropolitan sebagai pusat akses Internet (hotspot) menyebabkan seorang pemakai laptop, komputer, telepon genggam, hingga PDA (Personal Digital Assistant) yang menggunakan kartu nirkabel (wireless card) bisa terkoneksi dengan Internet, bahkan di tengah sawah atau pedesaan yang masih dalam area cakupan 50 kilometer [Guice dan Munoz, 2004]. Hal ini dapat terjadi karena teknologi WiMAX yang menggunakan standar baru IEEE 802.16. Pengguna tidak akan kesulitan dalam mengulur berbagai macam kabel, apalagi WiMAX mampu menangani sampai ribuan pengguna sekaligus. Prediksi perkembangan pemakai yang menggunakan WiMAX akan terus berkembang dari tahun ke tahun seperti terlihat pada Gambar 3.1. Pada grafik tersebut, untuk tahun 2003 penggunaan WiMAX baru berkembang di Eropa dan Amerika dan jumlah pelanggan totalnya tak sampai setengah juta pelanggan. Tahun 2006 meningkat pesat dengan tumbuhnya teknologi ini disemua benua. Eropa dan Amerika secara siginifikan bersaing dalam pengembangan WiMAX, sementara itu Asia dan Afrika mulai mengembangkan penggunaan teknologi WiMAX. Prediksi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah pelanggan total diseluruh dunia akan mencapai angka 12 juta pelanggan. Eropa, Amerika dan Asia diperkirakan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam implementasi teknologi WiMAX. 17

18 Gambar 3.1 Grafik prediksi perkembangan penggunaan WiMAX di berbagai benua dari tahun ke tahun. [Gabriel, 2003] Teknologi WiFi dan WiMAX akan saling melengkapi. WiFi untuk jangkauan jarak dekat di seputar kampus atau kantor sedangkan WiMAX untuk memfasilitasi sebuah kota dengan akses Internet nirkabel. Pada akhirnya diperkirakan hampir semua laptop, PDA, dan piranti ICT (Information and Communication Technology) lainnya akan cocok dengan fitur WiFi dan WiMAX. 3.2 Prinsip Kerja Teknologi WiMAX Teknologi WirelessMAN / IEEE 802.16 / WiMAX dapat meliputi area sekitar 50 kilometer, dengan ratusan pelanggan akan dialokasikan isyarat dan kanal untuk mentransmisikan data dengan pesat mencapai 155 Mbps. Prinsip kerja dari WiMAX ini secara umum digambarkan sebagai berikut: 1. Pelanggan mengirimkan data dengan pesat 2 155 Mbps dari stasiun pelanggan ke stasiun basis. 2. Stasiun basis akan menerima isyarat dari berbagai pelanggan dan mengirimkan pesan melalui nirkabel atau kabel ke switching center melalui protokol IEEE 802.16.

19 3. Switching center akan mengirimkan pesan ke penyedia layanan Internet (Internet Service Provider, ISP) atau PSTN (Public Switched Telephone Network). Ketiga bagian tersebut di atas secara blok dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Trafik yang terjadi pada teknologi WiMAX Pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa pelanggan pemukiman (residential subscriber) dan pelanggan perkantoran (office building subscriber) berfungsi sebagai stasiun pelanggan, menara antena serta perangkatnya sebagai stasiun basis dan switching center sebagai pengatur pilihan koneksi ke ISP. 3.3 Keuntungan WiMAX Teknologi WiMAX memiliki beberapa keuntungan dibanding dengan teknologi lainnya seperti WiFi yaitu: 1. Para produsen mikroelektronik akan mendapatkan lahan baru untuk dikerjakan, dengan membuat kepingan-kepingan yang lebih umum yang dapat dipakai oleh banyak produsen perangkat nirkabel untuk membuat BWA. Para produsen perangkat nirkabel tidak perlu mengembangkan solusi end-to-end bagi penggunanya, karena sudah tersedia standar yang jelas. 2. Operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dengan kompatibilitas yang lebih tinggi.

20 3. Pengguna akhir akan mendapatkan banyak pilihan dalam koneksi Internet. WiMAX merupakan salah satu teknologi yang dapat memudahkan kita untuk koneksi dengan Internet secara mudah dan berkualitas. 4. Memiliki banyak fitur yang selama ini belum ada pada teknologi WiFi dengan standar IEEE 802.11. Penggabungan standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN diharapkan dapat melayani pangsa pasar yang lebih luas. 5. Dari segi liputannya yang mencapai 50 kilometer, WiMAX sudah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberadaan WirelessMAN. Kemampuan untuk mengirimkan data dengan pesat transfer yang tinggi dalam jarak jauh akan menutup semua celah bidang-lebar yang tidak dapat terjangkau oleh teknologi kabel dan DSL (Digital Subscriber Line). 6. Dapat melayani para pelanggan baik yang berada pada posisi LOS maupun yang memungkinkan untuk NLOS. 3.4 Implementasi Teknologi WiMAX WiMAX memang dirancang untuk melayani para pengguna baik yang memakai antena tetap (fixed antenna), yang sering berpindah-pindah tempat (nomadic) maupun yang bergerak aktif (mobile). WiMAX tidak hanya bisa melayani para pengguna dengan antena tetap saja, misalnya pada gedung-gedung di perkantoran, rumah tinggal, toko-toko dan sebagainya, tetapi bagi para pengguna antena dalam ruang, notebook, PDA, PC yang sering berpindah tempat dan perangkat bergerak lainnya juga cocok dengan dengan standar-standar yang dimiliki WiMAX. Perangkat WiMAX juga mempunyai ukuran kanal yang bersifat fleksibel, sehingga sebuah stasiun basis dapat melayani lebih banyak pengguna dengan daerah spektrum frekuensi yang berbeda-beda. Dengan ukuran kanal spektrum yang dapat bervariasi ini, sebuah perangkat stasiun basis bisa lebih fleksibel dalam melayani pengguna. Daerah spektrum teknologi WiMAX yang termasuk lebar didukung oleh pengaturan kanal yang fleksibel, sehingga para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan stasiun basis selama mereka berada dalam daerah operasi stasiun basis. Fasilitas QoS juga diberikan oleh teknologi WiMAX. Sistem

21 kerja MAC pada lapisan data link yang connection oriented memungkinkan digunakan untuk komunikasi video dan suara. Pemilik ISP juga dapat membuat berbagai macam produk yang dapat dijual dengan memanfaatkan fasilitas ini, seperti membedakan kualitas layanan antara pengguna rumahan dengan pengguna tingkat perusahaan, membuat lebar-bidang yang bervariasi, fasilitas tambahan dan masih banyak lagi. Aplikasi standar WiMAX untuk berbagai keperluan ditunjukkan pada Gambar 3.3 berikut ini. Di antara aplikasi standar WiMAX digunakan saat ini adalah sebagai berikut: 1. Layanan T1 yang ditujukan untuk daerah perusahaan dan bisnis kecil.t1 merupakan format transmisi data melalui kabel telepon dengan PCM (Pulse Code Modulation) 24 kanal yang dipakai di Jepang dan Amerika Utara. Pesat transfer datanya adalah 1544 kbps. 2. Layanan ISP untuk koneksi Internet. 3. Backhaul untuk jaringan WLAN. 4. Backhaul sementara untuk kegiatan tertentu seperti acara olah raga, konferensi dunia, dan lain sebagainya. 5. Layanan untuk daerah pemukiman dan SOHO (Small Ofiice/Home Office). 6. Layanan bergerak dengan pembagian sel untuk komukasi bergerak. 7. Pengembangan teknologi WiMAX untuk negara-negara berkembang.

22 Gambar 3.3 Teknologi WiMAX memungkinkan aplikasinya yang luas untuk berbagai keperluan Beberapa topologi dan pilihan backhauling yang telah didukung oleh teknologi WiMAX, antara lain saluran kabel backhauling dan koneksi titik ke titik (Point to Point, PTP). Pada Gambar 3.4 terlihat empat buah stasiun basis (Base Station) yang meliputi 4 sektor/kawasan didaerah perkotaan (urban) dan sebuah stasiun pengulang (repeater) sebagai pengumpulan (aggregation) isyarat yang akan dikirimkan ke wilayah pedesaan (rural area). Komunikasi antar stasiun basis dapat menggunakan nirkabel maupun serat optis.

23 Gambar 3.4 Topologi WiMAX dalam area perkotaan dan pedesaan. [Laurence dkk, 2004] Pada Gambar 3.4, masing-masing stasiun pelanggan (rumah atau gedung) yang berhubungan dengan stasiun basis berada dalam kondisi LOS (home with LOS terminals) maupun NLOS (building with NLOS terminals dan home with NLOS terminals). Stasiun basis memiliki daerah cakupan tertentu (radio link covered area) sesuai dengan kondisi kanal dan topologinya. 3.5 Struktur Lapisan Struktur lapisan yang difokuskan pada teknologi ini yaitu lapisan kontrol akses media (Media Access Contro layer, MAC) dan lapisan fisis (Physical layer, PHY) serta terdapatnya sub-lapisan keamanan (privacy sublayer) yang terdapat antara kedua lapisan tersebut. Pendesainan kedua lapisan inilah yang membedakan antara teknologi WiMAX dan teknologi lainnya.

24 Struktur lapisan teknologi WiMAX dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Struktur lapisan WiMAX [Yu, 2005] 3.5.1 Lapisan Fisis (Physical Layer) Masing-masing varian standar pada WiMAX memiliki antarmuka udara yang berbeda pada lapisan fisis yaitu pada daerah frekuensi yang digunakan. Akan tetapi tetap menggunakan protokol MAC yang sama. Secara umum ada dua jenis daerah frekuensi yang digunakan pada WiMAX yaitu: a. Frekuensi 10 66 GHz Standar awal WiMAX menggunakan daerah frekuensi 10-66 GHz yang hanya mampu mendukung koneksi secara LOS dengan cakupan areanya hanya beberapa kilometer saja. Pesat data yang sanggup diberikan mencapai 120 Mbps dengan lebar-bidang frekuensi yang digunakan biasanya 25 atau 28 MHz. Keunggulan daerah frekuensi ini adalah ketersediaan lebar-bidang yang berlimpah dibanding dengan daerah frekuensi yang lebih rendah. Di samping itu daerah frekuensi ini dapat menyediakan lebar-bidang hingga beberapa ratus MHz.

25 b. Frekuensi 2 11 GHz Frekuensi 2-11 GHz digunakan standar WiMAX pada varian yang lebih tinggi seperti IEEE 802.16a dan IEEE 802.16e. Isyarat dengan menggunakan daerah frekuensi ini tentu memiliki kelebihan tersendiri dibanding daerah frekuensi yang telah dijelaskan di atas, namun sebagai konsekuensinya ketersediaan lebar-bidang tidak sebanyak pada daerah frekuensi 10-66 GHz. Isyarat pada frekuensi ini mampu menembus dinding, area cakupan yang lebih jauh dibanding frekuensi yang lebih tinggi (mencapai 50 km), mendukung modulasi yang kompleks, lebih kuat, dan spektrum lebih efisien. Karenanya sistem dengan menggunakan frekuensi ini sangat mendukung penggunaan pada kondisi NLOS. Pada standar 802.16 dikenal dua jenis perambatan isyarat yang memiliki karakteristik tersendiri. Kedua jenis perambatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Perambatan garis pandang (Line of Sight, LOS ) Perambatan garis pandang yang biasa disebut LOS mensyaratkan antara stasiun pelanggan dan stasiun basis berada dalam satu garis pandang atau dapat saling melihat. Di samping itu, antara kedua stasiun berlaku zona Fresnel yang sangat mempengaruhi kuat isyarat yang diterima oleh pengguna dan penyedia layanan. Setidaknya lebih dari separuh zona Fresnel ini harus bebas halangan seperti gedung, pepohonan, dan lain sebagainya. Pada Gambar 3.6 terlihat bahwa ada ketentuan yang menyatakan bahwa perambatan yang dilakukan berupa LOS atau NLOS. Apabila jarak antara penghalang dengan lintasan langsung (c1) lebih besar atau sama dengan 0,6 dari jarak zona Freznel pertama ke lintasan langsung (r1) maka perambatan pada daerah ini dinamakan LOS.

26 Gambar 3.6 Perambatan LOS Pada standar WiMAX, perambatan LOS ditetapkan pada standar awal pengembangannya yaitu standar 802.16-2001 yang menggunakan daerah frekuensi yang cukup lebar yaitu 10-66 GHz. Salah satu keuntungan perambatan LOS adalah area liputan yang lebih luas sehingga dapat mencapai daerah pedesaan apabila stasiun basisnya dibangun di tengah kota. b. Perambatan tanpa garis pandang (Non Line of Sight, NLOS ) Perambatan tanpa garis pandang atau NLOS sama sekali tidak mensyaratkan antara stasiun pelanggan dengan stasiun basis saling pandang. Kondisi ini memungkinkan pelanggan dapat menerima isyarat dari stasiun basis disegala tempat. Akan tetapi, area liputannya menjadi semakin sempit dibanding kondisi LOS. Hal ini disebabkan karena isyarat yang diterima pelanggan tidak hanya isyarat pada lintasan langsung tetapi juga isyarat pantulan, hamburan, dan biasan. Pada Gambar 3.7, perambatan NLOS memiliki dua komponen isyarat yang dikirimkan stasiun basis yaitu isyarat langsung dan isyarat tak langsung yang diterima oleh pengguna baik itu pengguna dengan antena tetap, laptop, maupun telepon selular. Isyarat tak langsung bisa dipantulkan oleh bangunan, dibiaskan dan dihamburkan oleh lapisan atmosfer. Perpaduan seluruh isyarat ini memiliki dua kemungkinan yaitu disatu sisi dapat memperkuat isyarat terima, di sisi lain dapat memperlemah isyarat terima. Dengan pertimbangan ini, maka daerah jangkauannyapun semakin kecil. Akan

27 tetapi, karena biasanya frekuensi yang digunakan pada perambatan NLOS yang lebih rendah, maka isyarat tersebut dapat menembus dinding. Perambatan isyarat secara NLOS memungkinkan pengguna menggunakan perangkat komunikasi secara tetap, berpindah atau bergerak aktif. Melihat perkembangan teknologi dan mobilitas penduduk yang tinggi maka perambatan isyarat secara NLOS sangat diperlukan untuk mendukung kebutuhan untuk berkomunikasi baik data, suara maupun video. Gambar 3.7 Perambatan NLOS 3.5.2 Lapisan Kontrol Akses Media (MAC) Lapisan Kontrol Akses Media yang sering disebut dengan Lapisan MAC (Media Access Control Layer) standar IEEE 802.16 didisain untuk dapat membawa dan mengakomodasikan segala macam protokol di atasnya seperti ATM, Ethernet atau IP (Internet Protokol). Pada dasarnya setiap jaringan nirkabel beroperasi dalam medium yang dibagi untuk melakukan pengontrolan akses oleh unit pelanggan ke akses media, transmisi data dalam frame, dan pengelompokan

28 ke dalam akses media. Lapisan MAC bertanggung jawab tentang bagaimana dan kapan stasiun basis atau stasiun pelanggan mentransmisikan isyarat melalui kanal. 3.6 Standar IEEE 802.16a (WiMAX Koneksi Tetap) Tuntutan pertumbuhan akses nirkabel bidang-lebar (Broadband Wireless Access, BWA) telah menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia layanan, walaupun pada awalnya belum memiliki standar global yang pasti. Standar yang dapat disatukan untuk membangun sistem yang lebih efektif menjangkau layanan bisnis dan daerah pemukiman dalam mendukung infrastruktur yang telah dibangun yang sebanding dengan kabel, saluran pelanggan digital (Digital Subscriber Line, DSL), dan serat optis. Keberhasilan yang diraih teknologi WLAN beberapa tahun ini telah digunakan dalam aplikasi-aplikasi BWA. Keterbatasan kapasitas lebar-bidang (bandwidth), pelanggan, jarak, dan masalah lainnya, menyebabkan WLAN hanya sangat bagus dalam ruangan namun sangat jelek untuk luar ruangan. Berdasarkan analisis dan peninjauan ulang yang telah dilakukan, IEEE memutuskan bahwa diperlukan standar yang baru, lebih kompleks, dan dikembangkan secara penuh untuk lingkungan lapisan fisis dan QoS yang disyaratkan oleh BWA serta akses yang dapat mencapai beberapa kilometer. Usaha yang dilakukan oleh IEEE untuk mengembangkan standar baru ini, mencapai puncaknya dalam persetujuan akhir spesifikasi antarmuka udara (air interface) 802.16a pada Januari 2003. Standar ini telah diterima oleh industriindustri yang berkompeten dalam mendukung peralatan dan perlengkapannya. Kebanyakan anggota WiMAX aktif pada standar IEEE 802.16a maupun IEEE 802.11. Standar IEEE 802.16a memberikan kinerja yang bagus serta didesain dari awal untuk bisa memberikan layanan yang dapat diatur, jarak jangkauan yang luas, dan komunikasi nirkabel berkapasitas pembawa (carrier) yang tinggi.

29 3.6.1 Lapisan Fisis Standar 802.16a didesain beroperasi pada sistem dengan bidang 2-11 GHz. Penggunaan frekuensi yang lebih rendah ini mendukung kemampuan untuk operasi kanal tanpa garis pandang (Non Line of Sight, NLOS) yang tidak mungkin dilakukan pada bidang frekuensi yang lebih tinggi. Berbagai tambahan fitur baru pada lapisan fisis standar ini meningkatkan kinerja sistem, sehingga layanan akses tetap yang diberikan menjadi lebih baik dan mampu memberikan koneksi data berpesat tinggi. Diantara fitur yang ditambahkan itu adalah penggunaan OFDM (Orthogonal Frequency Divison Multiplexing) 256 sub-pembawa (subcarrier). Format isyarat OFDM mampu mendukung kinerja NLOS dengan mempertahankan efisiensi spektral pada aras yang tinggi pada penggunaan spektrum yang tersedia. 3.6.2 Spektrum Frekuensi Standar IEEE 802.16a menggunakan spektrum frekuensi yang lebih rendah dibanding standar awal yang didefinisikan oleh IEEE. Spektrum frekuensi yang digunakan adalah 2-11 GHz [Eklund dkk, 2002]. Isyarat pada daerah frekuensi ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan frekuensi yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk menembus dinding, kinerja NLOS, area cakupan yang lebih jauh dan luas dibanding frekuensi yang lebih tinggi, mendukung lebih banyak modulasi kompleks, dan efisiensi spektrum serta ketegaran yang lebih tinggi. IEEE 802.16a menggunakan OFDM dengan 256 titik. Teknik spektrum tersebar (spread spectrum) dengan OFDM mendistribusikan data melalui sejumlah besar pembawa yang ditempatkan terpisah pada frekuensi yang tepat. Penempatan ini menyediakan ortogonalitas yang mencegah demodulator dari frekuensi-frekuensi yang lain bercampur dengan miliknya sendiri. Keuntungan OFDM diantaranya memiliki efisiensi spektral yang tinggi, kemampuan untuk mengurangi interferens RF, dan distorsi lintasan jamak yang lebih rendah.